Anda di halaman 1dari 42

KIMIA DASAR

TUGAS MAKALAH

Oleh:

KELOMPOK II

Melani Putria Dewi Sari (105391100122)

Nurafika (105391100822)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Kimia Dasar. Adapun isi dari makalah, yaitu menjelaskan
tentang konsep massa atom dan massa molekul, konsep mol, reaksi kimia dan
persamaan kimia serta penerapan konsep stoikiometri dalam kehidupan sehari
hari.
Penyusun berterima kasih kepada Ibu Rezkawati Saad, S.Si., M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar yang telah memberikan arahan serta
bimbingan dan juga kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak, tak ada
mawar yang tak berduri”. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun
sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang
positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik
dan berdaya guna dimasa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
berperan serta dalam penyusunan tugas makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin.
Makassar, 16 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 3
E. Sistematika Penulisan ........................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Massa Atom dan Massa Molekul ......................................... 5
A.1 Massa Atom ............................................................................. 5
A.2 Massa Atom Suatu Unsur ......................................................... 6
A.3 Massa Atom Relatif (Ar) .......................................................... 6
A.4 Cara Menentukan Massa Atom Relatif Unsur ......................... 7
A.5 Massa Molekul Relatif (Mr) .................................................... 10
B. Konsep Mol ....................................................................................... 11
B.1 Massa Molar ............................................................................. 12
B.2 Volume Molar .......................................................................... 13
B.3 Hubungan antara Mol, Massa Zat, Jumlah Partikel dan
volume gas ............................................................................... 14
B.4 Kesimpulan Konsep Praktis Mol ............................................. 16
C. Reaksi Kimia dan Persamaan Kimia ................................................. 17
C.1 Reaksi Kimia ............................................................................ 17
C.2 Persamaan Kimia ..................................................................... 21
C.3 Persamaan Ion .......................................................................... 23
D. Penerapan Konsep Stoikiometri dalam Kehidupan Sehari-hari ........ 25

iii
D.1 Pengertian Stoikiometri ............................................................ 25
D.2 Konsep Stoikiometri dalam Kehidupan Sehari-hari ................ 26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 35
B. Saran .................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 37

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Massa atom (ma) dari suatu unsur kimia adalah massa suatu atom pada
keadaan diam, umumnya dinyatakan dalam satuan massa atom. Massa atom
sering disinonimkan dengan massa atom relatif, massa atom rata-rata dan
bobot atom. Walaupun demikian, terdapat sedikit perbedaan karena nilai-nilai
tersebut dapat berupa rata-rata berbobot dari massa semua isotop unsur, atau
massa dari satu isotop saja. Untuk kasus suatu unsur yang hanya memiliki
satu isotop dominan, nilai massa atom isotop umumnya lebih dari satu,
perbedaan nilai massa atom dengan bobot atomnya dapat mencapai lebih dari
setengah satuan massa (contohnya klorin). Massa atom suatu isotop yang
langka dapat berbeda dari bobot atom standar sebesar beberapa satuan massa.
Massa atom relatif (Ar) adalah massa atom rata-rata relatif terhadap
setengah dari massa atom karbon-12, dengan perata-rataan berdasarkan
kelimpahan isotop. Ia bersinonim dengan bobot atom.
Molekul merupakan gabungan dari beberapa atom unsur dengan
perbandingan tertentu. Unsur-unsur yang sama bergabung
membentuk molekul unsur, sedangkan unsur-unsur yang berbeda
membentuk molekul senyawa. Massa molekul unsur atau senyawa
dinyatakan oleh massa molekul relatif (Mr). Massa molekul relatif adalah
perbandingan massa molekul unsur atau senyawa terhadap 1/12 × massa atom
C-12.
Mol merupakan jumlah tertentu untuk menyatakan banyaknya suatu
zat yang berukuran mikroskopis. Satu mol menunjukkan banyaknya partikel
yang terkandung dalam suatu zat yang jumlahnya sama dengan jumlah
partikel dalam 12 gram atom C-12. Seorang ilmuwan bernama Avogadro
berhasil menghitung banyaknya partikel dalam 12 gram atom C-12, yaitu
sebanyak 6,02 × 1023 partikel. Sungguh besaran yang tidak dapat dijangkau

1
dengan indera manusia. Bilangan tersebut lebih dikenal sebagai bilangan
Avogadro. Untuk 1 mol zat mengandung 6,02 × 1023 partikel.
Reaksi kimia adalah reaksi perubahan dari zat pereaksi (reaktan)
menjadi zat hasil reaksi (produk). Reaksi kimia terdiri dari reaksi
pembakaran, pembentukan, penguraian, dan penetralan. Reaksi-reaksi
tersebut dipengaruhi oleh jenis reaktan maupun produknya.
Membahas masalah reaksi kimia tidak bisa lepas dari suatu
persamaan. Persamaan tersebut menunjukkan hubungan kuantitatif antara
reaktan dan produk, sehingga disebut sebagai persamaan reaksi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai hal-hal yang
berkaitan dengan stoikiometri, baik yang terdapat di alam, laboratorium,
industri atau pabrik maupun dilingkungan sektar kita. Salah satu contoh
stoikiometri yang ada di lingkungan kita, misalnya makanan yang kita
konsumsi setiap hari setelah dicerna dan diubah menjadi tenaga bagi tubuh.
Contoh lainnya yaitu seorang ibu rumah tangga yang mempunyai hobby
menanam bunga anggrek dan tanaman hias lainnya, dia ingin meyemprot
tanaman kesayangannya dengan pupuk langsung kedaunnya, hal ini membuat
dia harus membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
Stoikiometri behubungan dengan hubungan kuantitatif antar unsur
dalam satu senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi. Istilah itu berasal dari
Yunani, yaitu dari kata stoicheion, yang berarti unsur dan mentron yang
artinya mengukur. Dasar dari semua hitungan stoikiometri adalah
pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul. Oleh karena itu,
stoikiometri akan dimulai dengan membahas upaya para ahli dalam
penentuan massa atom dan massa molekul.
Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi
untuk membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang
mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk
dalam reaksi kimia (persamaan kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani
stoikheion (elemen) dan metriā (ukuran).

2
Stoikiometri didasarkan pada hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum
kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan
berganda.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
a. Bagaimana konsep massa atom dan massa molekul?
b. Bagaimana konsep mol?
c. Bagaimana reaksi kimia?
d. Bagaimana persamaan kimia?
e. Apa saja penerapan konsep stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Menjelaskan konsep massa atom dan massa molekul.
b. Menjelaskan konsep mol.
c. Mejelaskan reaksi kimia.
d. Menjelaskan persamaan kimia.
e. Menjelaskan penerapan konsep stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Mengetahui konsep massa atom dan massa molekul.
b. Mengetahui konsep mol.
c. Mengetahui reaksi kimia
d. Mengetahui persamaan kimia
e. Mengetahui penerapan konsep stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari.

E. Sistematika Penulisan
Pada makalah ini, penyusun menjelaskan mengenai massa atom dan
massa molekul, konsep mol, reaksi kimia dan persamaan kimia, serta

3
penerapan konsep stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai
dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Bab berikutnya yaitu bab dua, penyusun menguraikan secara rinci
berdasarkan data-data yang penyusun peroleh dari buku dan internet mengenai
kajian teori tentang massa atom dan massa molekul, konsep mol, reaksi kimia
dan persamaan kimia, serta penerapan konsep stoikiometri dalam kehidupan
sehari-hari.
Bab ketiga, merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan
saran dalam makalah ini. Pada bagian ini, penyusun menyimpulkan uraian
sebelumnya dan memberikan saran agar para pembaca khusunya para
mahasiswa untuk lebih memahami mengenai massa atom dan massa molekul,
konsep mol, reaksi kimia dan persamaan kimia, serta penerapan konsep
stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Massa Atom dan Massa Molekul


A.1 Massa Atom
Massa atom (ma) dari suatu unsur kimia adalah massa suatu atom
pada keadaan diam, umumnya dinyatakan dalam satuan massa atom.
Massa atom sering disinonimkan dengan massa atom relatif, massa atom
rata-rata dan bobot atom. Walaupun demikian, terdapat sedikit perbedaan
karena nilai-nilai tersebut dapat berupa rata-rata berbobot dari massa
semua isotop unsur, atau massa dari satu isotop saja. Untuk kasus suatu
unsur yang hanya memiliki satu isotop dominan, nilai massa atom isotop
umumnya lebih dari satu, perbedaan nilai massa atom dengan bobot
atomnya dapat mencapai lebih dari setengah satuan massa (contohnya
klorin). Massa atom suatu isotop yang langka dapat berbeda dari bobot
atom standar sebesar beberapa satuan massa.
Atom individu terlalu kecil untuk dilihat, dan jauh lebih
ringan. Namun, dimungkinkan untuk menentukan massa relatif atom
yang berbeda, yaitu, kita dapat menentukan massa atom dibandingkan
dengan atom unsur lain yang digunakan sebagai standar.
Pada tahun 1961, Konferensi Persatuan Internasional Kimia
Murni dan Terapan (IUPAC), diadopsi sebagai standar untuk massa atom
12 isotop unsur karbon (12 C), yang secara konvensional ditetapkan
dengan nilai pasti 12 satuan massa atom.
Satuan massa atom (1 u), yang sesuai dengan massa atom karbon 12
isotop.
Karena itu:
Nilai satu u adalah 1,66 × 10 -24 g, yang secara kasar sesuai dengan
massa proton atau neutron.

5
Contoh:
Ketika kita mengatakan bahwa massa atom dari atom S sama dengan 32
atau 32, kita menyimpulkan bahwa:
– Massa atom dari atom 32 S sama dengan 32 u;
– Massa atom atom 32 S sama dengan 32 kali massa atom C-12.
– Massa atom 32 S sama dengan 2,7 kali massa atom C-12.

A.2 Massa Atom Suatu Unsur


Sebagian besar unsur memiliki isotop. Klorin, misalnya, terdiri
dari campuran dua isotop dengan massa atom, masing-masing, 35 dan 37.
Massa atom klorin diberikan oleh rata-rata tertimbang dari massa isotop:
Karena itu:
Massa atom suatu unsur adalah rata-rata tertimbang massa atom isotop
alami unsur ini.

A.3 Massa Atom Relatif (Ar)


Massa atom relatif (Ar) adalah massa atom rata-rata relatif
terhadap setengah dari massa atom karbon-12, dengan perata-rataan
berdasarkan kelimpahan isotop. Ia bersinonim dengan bobot atom.
Pemilihan atom karbon berdasarkan pada kesepakatan internasional yang
menetapkan bahwa massa isotop karbon – 12 memiliki massa tepat 12
sma (satuan massa atom). Massa atom relatif cukup mudah ditemukan
pada sistem periodik unsur.
Ketika menentukan massa atom, yang menjadi standar adalah
massa 2 atom karbon – 12, yaitu atom karbon yang massanya sebesar 12
sma. Dengan demikian, massa atom yang didapatkan dari pengukuran
adalah massa atom relatif terhadap atom karbon – 12. Berdasarkan
pengukuran, didapatkan massa atom hidrogen sebesar 0.08400 kali relatif
terhadap massa atom C-12.
Jika diperhitungkan maka akan didapatkan massa atom hidrogen
adalah 0,08400 x 12 sma = 1,008 sma. Pengertian massa atom relatif

6
diberi lambang Ar yaitu perbandingan massa dari rata – rata 1 atom
terhadap 1/12 massa atom C12.
Menurut Dalton, massa atom adalah sifat utama unsur yang
membedakan satu unsur dengan yang lain. Karena atom sangat ringan,
maka tidak dapat digunakan satuan gram dan kg untuk massa atom dan
harus dicari suatu atom sebagai massa standar.
Massa atom relatif adalah perbandingan massa satu atom dengan
massa atom standar.
Salah satu syarat massa standar adalah stabil dan murni. Pada
tahun 1960 ditetapkan karbon-12 atau C-12 sebagai standar, sehingga:

C-12 ditetapkan mempunyai massa 12 sma,

A.4 Cara Menentukan Massa Atom Relatif Unsur


Jika Anda mengamati tabel periodik, Anda dapat mengetahui
informasi mengenai massa atom relatif suatu unsur. Tahukah Anda,
bagaimana cara menentukan massa atom relatif unsur-unsur tersebut?
Atom memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga tidak mungkin untuk
menimbang massanya secara langsung. Sampai saat ini, belum ada
timbangan yang dapat mengukurnya. Pada awalnya, massa atom relatif
dibandingkan terhadap atom hidrogen. Akan tetapi, pada 1961 IUPAC
(International Union for Pure and Applied Chemistry) telah menentukan
standar baru dalam penentuan massa atom relatif, yaitu atom karbon-12.
Satuan massa atom suatu unsur ditentukan dengan cara

7
membandingkannya dengan massa atom karbon dengan nomor massa

=12 ( ).

Satuan untuk massa relatif unsur adalah sma (satuan massa atom)

Massa satu atom . Jadi

Contoh:
Massa rata-rata 1 atom unsur X adalah 9,3 × 1023 gram dan massa 1 atom
C-12 adalah 1,99 × 1023 gram. Berapa massa atom relatif (Ar) unsur X
tersebut?
Penyelesaian:

Massa atom suatu unsur yang dibandignkan dengan massa atom

merupakan massa atom rata-rata dari isotop-isotop yang dimiliki


unsur tersebut. Mengapa demikian? Anda telah mengetahui yang
dimaksud dengan isotop. Informasi mengenai adanya isotop inilah yang
dijadikan acuan oleh para ilmuan untuk menentukan massa atom relatif.
Oleh karena suatu unsur dapat tersusun atas beberapa atom yang
memiliki nomor massa yang sama, maka massa unsur ditentukan dengan
cara mengambil rata-rata dari massa atom setiap isotop.

8
Massa atom rata-rata = (% kelimpahan isotop A × massa isotop A +
% kelimpahan isotop B × massa isotop B)
dibagi massa isotop A + massa isotop B

Contoh:
Diketahui di alam terdapat 59,98% isotop A bernomor massa 37 dan
40,02% A yang lain. Jika massa atom relatif A adalah 36,2 maka berapa
massa A yang lain?
Diketahui:
% Kelimpahan A1 = 59,98%
Massa A1 = 37
% Kelimpahan A2 = 40,02%
Massa A1 =…
Ar A = 36,2

Penyelesaian:

Jadi, massa A yang lain adalah 34,8.

9
A.5 Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa molekul relatif (Mr) atau disebut pula massa molekul (m)
adalah massa molekul, yang diukur dalam satuan massa atom (u atau
Da). Molekul berbeda dengan senyawa yang sama mungkin memiliki
massa molekul yang berbeda karena mengandung isotop dari suatu unsur
yang berbeda. Kuantitas terkait yakni massa molekul relatif, seperti yang
didefinisikan oleh IUPAC, adalah rasio massa molekul terhadap satuan
massa atom dan tidak memiliki satuan. Massa molekul dan massa
molekul relatif memiliki definisi yang berbeda tetapi terkait dengan
massa molar. Massa molar didefinisikan sebagai massa suatu zat yang
diberikan dibagi dengan jumlah suatu zat dan dinyatakan dalam g/mol.
Massa molar biasanya merupakan angka yang lebih tepat ketika
berhadapan dengan jumlah substansi makroskopik.
Menurut Dalton, dua unsur atau lebih dapat bergabung
membentuk senyawa dengan perbandingan tertentu. Partikel terkecil
senyawa disebut molekul yang mempunyai massa tertentu. Perbandingan
massa molekul dengan massa standar disebut: massa molekul relatif
(Mr).

Cara menentukan Mr senyawa bila diketahui rumusnya, Mr


senyawa yang diketahui rumusnya ditentukan langsung dari Ar unsur-
unsurnya.
Massa molekul relatif merupakan total keseluruhan dari massa
atom penyusun molekulnya.

Keterangan: x dan y adalah bilangan yang menunjukkan jumlah atom


yang menyusun molekul.

10
Contoh:
Mr dari C2 H6 Jika Ar C = 12 dan Ar H = 1?
Penyelesaian:
Mr dari C2 H6 = 2.Ar C + 6. Ar H
Mr dari C2 H6 = 2(12) + 6(1)
= 30

B. Konsep Mol
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani Stoicheion = unsur dan
metron = mengukur sehingga stoikiometri merupakan istilah yang dipakai
untuk menggambarkan bentuk kuantitatif dari reaksi dan senyawa kimia.
Pada sistem SI, mol merupakan banyaknya suatu zat yang
mengandung entitas dasar (atom, molekul atau partikel lain) sebanyak jumlah
atom yang terdapat dalam tepat 12 gram (atau 0,012 kg) isotop karbon -12.
Jumlah partikel dalam 1 mol zat yaitu:

Angka ini disebut bilangan Avogadro (NA = 6,02 x 1023), yaitu angka
yang menunjukan jumlah partikel dalam 1 mol zat. Jadi lusinannya ahli kimia
adalah mol.
1 mol atom C-12 = 12 gram
1 mol zat = 6,02 x 1023 partikel
Massa dari C-12 adalah massa molar (Ar / Mr) merupakan massa
(dalam gram atau kg) dari 1 mol entitas (spt atom/ molekul) zat.

Contoh:

11
B.1 Massa Molar
Massa molar adalah massa yang dimiliki oleh satu mol zat. Massa
molar memiliki satuan gram/mol. Massa molar suatu unsur sama dengan
Ar gram/mol. Massa molar suatu senyawa sama dengan Mr gram/mol.
Massa 1 mol (massa molar) dari suatu unsur adalah molekul
sebanding dengan Ar atau Mr dari unsur atau senyawa tersebut.

Ar . mol = massa 1 mol unsur X


Mr . mol = massa 1 mol senyawa X
Sehingga dapat dirumuskan:

12
Contoh:

B.2 Volume Molar


Volume molar gas menyatakan volume yang ditempati oleh satu
mol gas pada suhu dan tekanan tertentu.
Keadaan standar (STP = Standart Temperature and Pressure)
adalah keadaan lingkungan pada suhu 0oC dan tekanan 1 atmosfer (atm).
Volume 1 mol gas (volume molar gas) dalam keadaan standar (STP)
besarnya adalah 22,4 liter. Jika VA= volume suatu gas A pada kondisi
standar, sedangkan Vm= volume 1 mol gas pada kondisi standar (22,4
liter) maka:

Pada keadaan tidak standar atau tidak ada pada keadaan suhu 0oC
dan tekanan 1 atmosfer (atm) maka untuk menghitung volume gas
(volume molar gas), yaitu:

13
Keterangan:
P = tekanan T = suhu (Kelvin)
n = jumlah mol V = volume (liter)
R = 0,082 L.atm/mol.K

Contoh:

B.3 Hubungan antara Mol, Massa Zat, Jumlah Partikel dan Volume Gas
Hubungan antara mol, jumlah partikel, massa dan volume gas
(STP) adalah sebagai berikut:

Jika tidak pada STP atau ATP berlaku:


PV = n . R . T
Dengan P = tekenan gas (atmosfer)
V = volume gas (liter)

14
n = mol gas
R = 0,08206 L atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
Jika pada T dan P tertentu terdapat dua jenis gas berlaku:

Dengan n1 dan n2 = mol gas 1 dan mol gas 2


V1 dan V2 = volume gas 1 dan volume gas 2
Hubungan mol dengan jumlah partikel, massa zat dan volume zat pada
keadaan standar adalah:

Sehingga dapat ditulis juga:

Contoh:

15
B.4 Kesimpulan Konsep Praktis Mol
Data Rumus
Massa (gram)

Jumlah partikel

(atom atau molekul)


Volume (liter)
Keadaan standar (STP:T

= 0oC, P = 1 atm)

Keadaan tidak standar


(T≠0oC, P≠1 atm)

R = 0,082 L.atm/mol.K
T = suhu (Kelvin)

16
Keterangan:
m = massa unsur/senyawa (gram)
N = jumlah partikel
V = volume partikel

C. Reaksi Kimia dan Persamaan Kimia


C.1 Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah proses dimana zat baru, yang disebut produk,
terbentuk dari sejumlah zat asal, yang disebut sebagai reaktan. Seringkali
bukti bahwa suatu reaksi kimia terjadi dapat dilihat dengan sederhana
dari adanya perubahan warna, terbentuknya gas atau endapan, dan
adanya pelepasan atau penyerapan panas. Meskipun demikian, kadang-
kadang analisis kimia memerlukan penggunaan alat yang rumit untuk
membuktikan bahwa telah terjadi reaksi kimia.
Kalau unsur kimia dinyatakan dengan simbol kimia dan senyawa
kimia dinyatakan dengan rumus kimia, maka reaksi kimia dinyatakan
dengan persamaan reaksi kimia. Pada persamaan reaksi, rumus untuk
reaktan dituliskan di sebelah kiri dan rumus untuk produk dituliskan di
sebelah kanan. Kedua sisi digabung dengan tanda sama dengan (=) atau
tanda panah (→) sebagai berikut:

Menuliskan persamaan reaksi kimia biasanya dilakukan secara


langsung, meskipun demikian sebenarnya ada tiga tahapan prosedur yang
sistematis yang perlu diperhatikan untuk memudahkan penulisan
persamaan reaksi kimia. Sebagai contoh adalah reaksi antara gas

17
belerang dioksida dan gas oksigen, menghasilkan gas belerang trioksida.
Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tuliskan nama dari reaktan dan produk:
belerang dioksida + oksigen → belerang trioksida
2. Ubahlah nama dari reaktan dan produk menjadi rumus kimia. Rumus
kimia dari belerang dioksida adalah SO2, rumus kimia dari oksigen
adalah O2, dan rumus kimia dari belerang trioksida adalah SO3.

Pada tahap 2 ini dapat dilihat bahwa jumlah O di sebelah kiri tidak
sama dengan di sebelah kanan, di sebelah kiri ada empat O (dua dari
molekul SO2 dan dua dari molekul O2), sedangkan di sebelah kanan
hanya ada tiga O (dari molekul SO3).
3. Setimbangkan rumus kimia untuk memperoleh persamaan reaksi
kimia, dengan mengatur koefisien reaksi.

Tujuan dari menyetimbangkan persamaan adalah untuk menetapkan


bahwa jumlah dari setiap jenis atom tidak berubah, karena atom
tidak dapat dibuat atau dimusnahkan dalam reaksi kimia. Oleh
karena itu maka jumlah setiap atom sebelum dan sesudah reaksi
harus sama. Untuk itu pada tahap 3, jumlah O pada kedua ruas ini
harus disamakan, dengan mengalikan SO2 dan SO3 masing-masing
dengan angka 2 (dua). Angka pengali ini disebut koefisien
stiokiometri atau koefisien reaksi, dan selalu merupakan bilangan
bulat yang sederhana. Apabila tidak dituliskan, seperti di depan O2,
berarti koefisien reaksi rumus kimia tersebut adalah satu. Jadi, secara
keseluruhan, persamaan kimia dapat dibaca sebagai: dua molekul
SO2 dan satu molekul O2 digunakan dan dua molekul SO3

18
dihasilkan. Pada persamaan yang sudah setimbang, ada dua atom S
dan enam atom O pada kedua sisi.
Dalam menyetimbangkan persamaan reaksi, ada tiga hal yang
harus selalu diingat:
a. Persamaan reaksi dapat disetimbangkan hanya dengan mengatur
koefisien reaksi dari senyawa kimia, sejauh yang diperlukan.
b. Jangan pernah menambahkan senyawa lain.
c. Jangan pernah merubah indeks dari rumus kimia senyawa.
Tidak ada teori khusus untuk menyetimbangkan persamaan
reaksi, satu-satunya cara adalah dengan mengatur koefisien reaksi dengan
cara coba-coba. Meskipun demikian, ada satu petunjuk yang dapat
digunakan sebagai pegangan yaitu bahwa dalam menyetimbangkan
persamaan reaksi, setimbangkan terlebih dahulu atom-atom selain H dan
O.
Syarat-syarat terjadinya reaksi kimia adalah:
 Jumlah atom reaktan = jumlah atom produk
 Jika tidak sama maka setarakan dengan menambhakan koefisien
reaksi

Koefisien reaksi menunjukkan :


 Perbandingan mol
 Perbandingan volume
 Perbandingan jumlah partikel

Cara menyelesaikan soal jika diketahui reaksi kimianya:


 Jika hanya terdapat satu data yang diketahui maka dapat langsung
dicari data yang lain (menggunakan perbandingan koefisien reaksi).
 Jika diketahui dua data pada reaktan maka harus ditentukan
pereaksi pembatasnya dengan cara:

19
Contoh:
Perhatikan reaksi berikut !
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Apabila 4 gram logam Mg dimasukkan ke dalam 10 ml
Larutan HCl2 M maka berapa volume gas H2 yang terbentuk dalam
keadaan standar? (Ar Mg = 24; H = 1; Cl = 35,5)
Penyelesaian:
Mencari mol Mg dan HCl

Menentukan reaksi pembatas:


Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
0,17 mol 0,02 mol
Bandingkan dengan koefisien masing-masing sehingga:

Hasil perbandingan koefisien yang lebih kecil adalah HCl sehingga yan
menjadi pereaksi pembatas adalah HCl.
Reaksinya menjadi:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Mula-mula 0,17 mol 0,02 mol - -
Bereaksi . 0,02 = 0,01 0,02 mol 0,01 mol 0,01 mol

Sisa 0,16 mol - 0,01 mol 0,01 mol

20
Volume gas H2 yang terbentuk adalah:
V H2 = mol × 22,4 L/mol
= 0,01 mol × 22,4 L/mol
= 0,224 L
Jadi, volume gas H2 yang terbentuk adalah 0,224 L.

C.2 Persamaan Kimia


Reaksi kimia merupakan suatu proses dimana zat (atau senyawa)
di ubah menjadi satu atau lebih senyawa baru, atau perubahan pereaksi
menjadi hasil reaksi.
Persamaan reaksi menggunakan lambang kimia untuk
menunjukan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung.
Berikut adalah cara menuliskan persamaan kimia:

Suatu reaksi tidak boleh melanggar hukum Kekekalan Massa,


artinya jenis dan jumlah atom sebelum (pereaksi) dan sesudah reaksi
(hasil reaksi) harus sama.

21
Contoh: gas hidrogen (H2) terbakar di udara (yang mengandung O2)
untuk membentuk aiar (H2O).
Hidrogen + Oksigen → Air
H2 + O2 → H2O
Dimana tanda (+) berarti “bereaksi dengan” dan tanda (→ ) berarti
“menghasilkan”. Jadi, dapat dibaca gas hidrogen bereaksi dengan
molekul oksigen menghasilkan air.
Jika diperhatikan jenis atom sebelum dan sesudah reaksi sama
yaitu H dan O. Yang belum sama adalah jumlah atomnya. Agar
memenuhi hukum Kekekalan Massa, maka jumlah tiap-tiap atom
sebelum dan sesudah reaksi harus kita tambah bilangan bulat di depan
masing-masing zat, sehingga jumlah atom-atom tersebut sama, yaitu:
2H2 + O2 → 2H2O
Angka-angka di depan unsur dan senyawa disebut koefisien reaksi
sedangkan angka 1 tidak perlu dituliskan. Persamaan kimia yang setara
ini menunjukan bahwa “dua molekul hidrogen beeaksi dengan satu
molekul oksigen menghasilkan dua molekul air” atau “dua mol molekul
hidrogen bereaksi dengan satu mol molekul oksigen menghasilkan dua
mol molekul air”.
H2 dan O2 pada persamaan disebut reaktan (pereaksi), sedangkan
H2O disebut produk(hasil reaksi).
Dalam persamaan reaksi ada wujud fisik dari reaktan dan produk
menggunakan huruf g (gas), l (cair), s (padat) dan aq (berair).
2HgO(s) → 2Hg(l) + O2(g)

NaCl(s) → NaCl(aq)

Contoh:
Setarakan reaksi berikut:
C6H6 + O2 → CO2 + H2O
Penyelesaian:

22
Misalkan koefisien reaksi
aC6H6 + bO2 → cCO2 + dH2O
cari atom yang hanya terdapat dalam satu senyawa di kiri dan di kanan,
atom tersebut merupakan atom C dan H, jadi:
C: 6a = c
H: 6a = 2d
3a = d
Persamaan reaksi menjadi:
aC6H6 + bO2 → 6aCO2 + 3aH2O
unsur lain yaitu atom O, jadi:
O: 2b = 12a + 3a
2b = 15a
Misalkan a =1 maka: 2b = 15a 6a = c 3a = d
2b = 15 6 =c 3=d
b=

Persamaan reaksi : C6H6 + O2 → 6CO2 + 3H2O

Supaya tidak ada pecahan maka dikalikan 2:


2C6H6 + 15 O2 → 12CO2 + 6H2O

C.3 Persamaan Ion


Persamaan ion total adalah persamaan reaksi dimana senyawa
yang terlibat berbentuk molekul dan rumus molekul ditulis untuk unit
rumus yang netral secara listrik. Sebetulnya yang terjadi adalah bahwa
dalam larutan air banyak senyawa yang terdisosiasi (terurai) menjadi
kation dan anion, sehingga senyawa yang terlibat dalam reaksi adalah
senyawa ion. Supaya dapat menyelesaikan persamaan ion dengan baik
maka terlebih dahulu harus dapat menuliskan hasil penguraian suatu
senyawa dalam larutan air.

23
Sebagai contoh, reaksi antara perak nitrat dan natrium yodida
menghasilkan endapan perak yodida, dapat dinyatakan dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
AgNO3(aq) + NaI(aq) → AgI(p) + NaNO3(aq)
Bagaimana suatu senyawa dalam larutan air dapat menghasilkan endapan
dapat dijelaskan dengan menggunakan fakta bahwa senyawa yang
terlibat dalam reaksi berbentuk senyawa ion. Oleh karena itu keberadaan
senyawa ion ini perlu ditunjukkan dalam persamaan reaksi kimia. Dalam
larutan air perak nitrat (AgNO3) akan terurai menjadi senyawa ion positif
perak (Ag+) dan senyawa ion negatif nitrat (NO3–). Demikian juga
dengan senyawa NaI dalam larutan air akan terurai menjadi senyawa ion
positif natrium (Na+) dan senyawa ion negatif yod (I–). Ion perak kalau
bereaksi dengan ion yod akan menghasilkan endapan perak yodida (AgI).
Dalam bentuk ion, persamaan reaksi menjadi:
Ag+(aq) + NO3–(aq) + Na+(aq) + I–(aq) → AgI(p) + Na+(aq) + NO3–(aq)
Dari persamaan reaksi di atas dapat dilihat bahwa di ruas kiri dan kanan
ada spesies ion yang sama, yaitu NO3– dan Na+. Spesies dalam bentuk
ion yang sama di kedua sisi ini menunjukkan bahwa senyawa ion tersebut
tidak ikut bereaksi. Spesies ion yang sama ini dapat dihilangkan dan
apabila semua spesies ion yang sama dihilangkan maka akan diperoleh
senyawa-senyawa ion yang benar-benar terlibat dalam reaksi, dan disebut
persamaan ion total. Spesies ion yang sama di ruas kiri dan kanan adalah
NO3– dan Na+, kalau keduanya dihilangkan maka persamaan reaksi
menjadi:
Ag+(aq) + I–(aq) → AgI(p)
Contoh lain, pada reaksi logam tembaga dengan larutan perak
nitrat (AgNO3) dihasilkan perak dan larutan tembaga nitrat, Cu(NO3)2.
Cu(p) + Ag+(aq) + NO3–(aq) → Ag(p) + Cu2+(aq) + NO3–(aq)
Pada reaksi ini ion nitrat, NO3–(aq), ada di kedua sisi persamaan sehingga
dapat dihilangkan. Reaksi ion totalnya adalah:
Cu(s) + Ag+(aq) → Cu2+(aq) + Ag(p) (tidak setimbang)

24
Kalau diperhatikan dari jumlah atom-aton sebelum dan sesudah reaksi,
persamaan ion total ini telah setimbang. Akan tetapi kalau dilihat dari
jumlah muatan ionnya, belum setimbang. Persyaratan tambahan untuk
untuk reaksi ion adalah bahwa karena dalam reaksi kimia, muatan listrik
tersimpan (tidak berubah), muatan listrik total sebelum dan sesudahreaksi
harus sama di kedua sisi persamaan ionik total. Untuk reaksi tembaga
dengan ion perak diatas, muatan listrik total sebelum reaksi adalah +1
(dari Ag+) dan sesudah reaksi adalah +2 (dari Cu2+). Oleh karena itu
harus disetimbangkan dengan mengalikan ion Ag+ dengan koefisien
stoikiometri 2. Sebagai akibatnya, Ag menjadi tidak setimbang sesudah
dan sebelum reaksi, oleh karena itu Ag sesudah reaksi juga harus
dikalikan 2.
Cu(s) + 2 Ag+(aq) → Cu2+(aq) + 2 Ag(p)

D. Penerapan Konsep Stoikiometri dalam Kehidupan Sehari-hari


D.1 Pengertian Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari kata Stoicheion yang berarti unsur dan
metrain yang berarti pengukuran. Jadi stoikiometri merupakan aspek
kimia yang menyangkut hubungan berbagai komponen dalam reaksi
kimia dan hubungan kuantitatif diantara komponen tersebut.
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, dimulai
dari pengamatan, kemudian diperoleh data yang selanjutnya didapatkan
keteraturan. Keteraturan yang diperoleh secara eksperimen disebut
hokum. Didalam ilmu kimia telah ditemukan beberapa hukum dasar atau
hukum-hukum pokok ilmu kimia.
Persamaan kimia yang seimbang digunakan dengan cara yang
sama untuk menentukan jumlah satu reaktan yang diperlukan untuk
bereaksi dengan sejumlah reaktan tertentu, atau untuk menghasilkan
sejumlah produk, dan seterusnya. Persamaan kimia yang seimbang
adalah format ringkas untuk menyatakan reaksi kimia apa
pun. Sementara rumus kimia memberikan identitas reaktan dan produk

25
yang terlibat dalam perubahan kimia, koefisien mewakili jumlah relatif
spesies kimia ini, memungkinkan penilaian kuantitatif hubungan antara
jumlah zat yang dikonsumsi dan diproduksi oleh reaksi. Hubungan
kuantitatif ini dikenal sebagai stoikiometri. Secara umum, ini adalah studi
tentang jumlah reaktan dan produk dalam reaksi kimia.
Hukum dasar yang mengatur stoikiometri suatu reaksi kimia
adalah Hukum kekekalan massa. Karena reaksi kimia tidak dapat
menciptakan atau menghancurkan materi, juga tidak dapat mengubah
satu unsur menjadi unsur lain, jumlah setiap unsur harus sama di seluruh
reaksi secara keseluruhan. Hukum fisika inilah yang memungkinkan
semua kalkulasi stoikiometri. Persamaan stoikiometri umum untuk reaksi
kimia apa pun ditulis sebagai:
aA + bB + … → … + yY+ zZ
Ini memberikan informasi bahwa satu mol A bereaksi dengan b
mol B menghasilkan y mol Y dan z mol Z. Koefisien dalam persamaan
ini digunakan untuk menurunkan faktor stoikiometri yang
memungkinkan penghitungan jumlah yang diinginkan. Meskipun
koefisien stoikiometri dapat berupa pecahan, bilangan bulat sering
digunakan dan sering kali lebih disukai. Meskipun tampaknya tidak
penting, stoikiometri adalah inti dari solusi banyak masalah kehidupan
nyata.

D.2 Konsep Stoikiometri dalam Kehidupan Sehari-hari


Berikut kita lihat beberapa contoh bagaimana stoikiometri
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Perhitungan Kimia:
 Pengubahan Mol ke gram atau sebaliknya
 Pengubahan Massa ke Jumlah Partikel Rumus Empiris dan Rumus
Molekul
 Perhitungan Mol zat zat dalam persamaan kimia
 Perhitungan massa zat-zat dalam persamaan kimia

26
Kehidupan Sehari-hari:
 Pengisian aki
 Gejala Kapilaritas pada air
 Teori Kinetik Gas
 Kalorimeter
 Memanaskan/memasak air

Berikut beberapa penjelasan mengenai penerapan konsep


stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari:
1. Desain Kantung udara
Kantung udara atau Airbag adalah fitur keselamatan di dalam
kendaraan yang akan mengurangi dampak tabrakan pada pengemudi
dan penumpang dalam suatu kecelakaan. Saat ini, kantung udara
wajib ada di mobil baru untuk bertindak sebagai perangkat
keselamatan tambahan selain sabuk pengaman. Pengaturan waktu
adalah faktor penting dalam kemampuan kantong udara untuk
menyelamatkan nyawa dalam benturan langsung. Pengoperasian
kantung udara yang efektif memerlukannya untuk mengembang
dengan cepat dengan jumlah (volume) gas yang sesuai dan dalam
milidetik sejak tumbukan awal.
Prinsip sederhana untuk sensor tabrakan adalah bola baja
yang meluncur di dalam lubang yang mulus. Bola ditahan di
tempatnya dengan magnet permanen atau pegas kaku, yang
menghambat gerakan bola saat kendaraan melewati gundukan atau
lubang. Namun, saat mobil melambat dengan sangat cepat, seperti
saat terjadi benturan langsung, bola tiba-tiba bergerak maju dan
menyalakan sirkuit listrik, yang memulai proses menggembungkan
kantung udara. Selama tumbukan, sirkuit listrik mengalirkan arus
listrik melalui jumlah natrium azida NaN3 yang diukur dengan
cermat untuk memulai penguraiannya:
N2 (g) + 2 {Na}

27
Na (s)
Reaksi tersebut menghasilkan gas nitrogen yang dapat
menyebarkan dan mengembangkan sepenuhnya jenis kantong udara
dalam sepersekian detik (0,03–0,1 detik). Di antara banyak
spesifikasi teknik lainnya, jumlah natrium azida yang digunakan
harus sesuai untuk reaksi yang cepat. Ini dilakukan dengan bantuan
penggunaan stoikiometri untuk memperkirakan jumlah natrium azida
padat. Selain itu, badan atau kepala pengemudi (atau penumpang)
juga harus tidak menabrak airbag saat masih menggembung, karena
tekanan internal airbag yang tinggi akan membuat permukaan
sekeras batu. Agar kantung udara melindungi kepala dan badan
dengan udara untuk perlindungan maksimal, kantung udara harus
mulai mengempis (yaitu, menurunkan tekanan internalnya) pada saat
tubuh menghantamnya. Ketika gas nitrogen berhenti menghasilkan,
molekul gas keluar dari kantong melalui ventilasi. Tekanan di dalam
tas berkurang dan, tas mengempis sedikit untuk membuat bantalan
empuk. Dalam 2 detik setelah benturan awal, tekanan di dalam
kantong mencapai tekanan atmosfer.

2. Penggerak Roket
Keingintahuan umat manusia untuk menjelajahi yang tidak
diketahui, menemukan dunia baru, dan mendorong batas
pengetahuan ilmiah dan teknis kami telah bersifat universal dan
bertahan lama. Namun, eksplorasi ruang angkasa merupakan
tantangan yang cukup berat. Saat berpikir untuk mengirim pesawat
ruang angkasa ke planet lain atau ke luar angkasa, kita mengajukan
pertanyaan seperti, “Bagaimana kita bisa melepaskannya?” Memilih
perbandingan bahan bakar yang efisien untuk mengangkat sesuatu
yang seberat roket mungkin terdengar mustahil pada awalnya, tetapi
cukup bisa dilakukan dengan bantuan stoikiometri.

28
Tidak seperti mesin jet yang hanya berisi bahan bakar dan
memiliki oksigen atmosfer yang dapat digunakan untuk oksidasi,
mesin utama banyak roket terutama ditenagai oleh reaksi eksotermik
hidrogen dan oksigen. Menyalakan campuran memulai reaksi kimia
yang kuat yang dengan cepat menghasilkan produk gas dalam
jumlah besar. Gas-gas ini dikeluarkan dari mesin roket melalui
noselnya, memberikan daya dorong yang diperlukan untuk
mendorong muatan berat ke luar angkasa.
Sangat penting untuk berhati-hati mengatur proporsi bahan
bakar dalam roket karena tangki bahan bakar merupakan penyusun
sebagian besar berat roket, dan rasionya harus tepat untuk tenaga
penggerak maksimum dengan massa minimum. Jika roket memiliki
terlalu banyak satu atau reaktan lain di dalamnya, reaktan lainnya
akan dibiarkan tidak terpakai.

3. Scrubber Lithium Hidroksida


Stoikiometri memberikan atmosfer seperti bumi dalam
pesawat ulang-alik di mana astronot dapat bergerak dan bernapas
tanpa pakaian luar angkasa. Meskipun mudah untuk menyediakan
aliran oksigen yang konstan dari tangki bahan bakar di dalam roket,

29
ekstraksi karbon dioksida yang dihembuskan oleh kru adalah salah
satu dari banyak masalah yang belum pernah terjadi sebelumnya
yang muncul ketika manusia memutuskan untuk pergi ke luar
angkasa.

Tubuh manusia dapat bertahan hidup dengan baik bahkan


dalam 15-17% konsentrasi oksigen di udara. Apapun yang kurang
dari ambang batas ini dapat menyebabkan masalah serius dalam
eksplorasi ruang angkasa dan dapat membahayakan keseluruhan
program. Pesawat luar angkasa menggunakan metode penyerapan
untuk menghilangkan karbon dioksida (CO2). Penyerapan karbon
dioksida dilakukan dalam reaksi kimia menggunakan sorben yang
dikenal sebagai litium hidroksida (LiOH). Metode ini mengandalkan
reaksi eksotermik litium hidroksida dengan gas karbon dioksida
untuk menghasilkan padatan litium karbonat (Li2CO3) dan air
(H2O).
LiOH+CO2 → Li2O3+H2OLiOH+CO2 → Li2O3+H2O
Litium hidroksida adalah pilihan yang menarik untuk
penerbangan luar angkasa karena kapasitas penyerapannya yang
tinggi untuk karbon dioksida dan sedikit panas yang dihasilkan
dalam reaksi. Kerugiannya termasuk reaksi kimia yang tidak dapat
dibalik. Hal ini menyebabkan penggantian tabung litium hidroksida
menjadi aktivitas sehari-hari selama penerbangan pesawat ulang-

30
alik. Perhitungan stoikiometri memberikan data yang diperlukan
untuk memastikan penggantian tabung ini secara berkala.

4. Industri Farmasi
Industri farmasi mencakup berbagai macam kimia dengan
stoikiometri sebagai pusatnya. Konsep perhitungan stoikiometri
penting dalam industri ini karena jumlah senyawa harus tepat untuk
menghasilkan jumlah obat yang tepat. Apoteker menggunakan
berbagai besaran pengukuran seperti miligram untuk menentukan
massa bahan aktif dalam obat tertentu. Bergantung pada kondisi
medis pasien, dokter meresepkan dosis miligram tertentu dalam
bentuk resepnya.

Kesalahan dalam mengukur bahan aktif obat tertentu dapat


mengubah secara drastis potensi suatu obat, bahkan mengubah suatu
obat menjadi racun. Kesalahan semacam itu menyebabkan penarikan
obat dari pasar dan dapat menelan biaya jutaan dolar bagi
perusahaan manufaktur. Perhitungan stoikiometri mencegah
kesalahan tersebut dengan memperkirakan secara akurat jumlah
reaktan yang diperlukan untuk menghasilkan bahan aktif yang
diinginkan dari obat tertentu. Penting juga untuk mengambil dosis
obat sesuai resep dokter karena asupan lebih banyak miligram bahan
aktif juga dapat menyebabkan overdosis akut atau kronis.

5. Peran di Bidang Industri


Beberapa produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari, seperti sabun, parfum, pasta gigi, dan lain-lain, diolah dari

31
beberapa reaksi kimia yang dilakukan di industri. Dari ilmuwan yang
membentuk persamaan kimia dasar untuk produk hingga insinyur
kimia yang mensintesis produk tersebut dalam skala besar,
stoikiometri memainkan peran yang sama pentingnya.

Ahli kimia, yang mengembangkan rute sintetis dari produk


apa pun, menghitung mol berlebih dari setiap reagen yang digunakan
dan mol yang terbentuk dari produk yang diinginkan. Mereka
mencoba beberapa proporsi reaktan untuk mendapatkan hasil yang
efisien. Laporan dari ilmuwan laboratorium kemudian dibagikan
dengan ahli kimia, yang akan mencoba mereplikasi ide tersebut
dalam skala yang lebih besar di pabrik percontohan industri. Bahkan
di sana juga, beberapa perubahan stoikiometri dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan identitas merek
yang unik pada produk tersebut.
Dalam industri apapun, biaya merupakan faktor yang
mempengaruhi pasar dan untuk itu diperlukan proses yang
ekonomis. Perhitungan stiokometri memberikan metode yang paling
ekonomis untuk merancang dan mengembangkan produk tertentu

6. Kimia Hijau
Kimia hijau adalah nama lain yang diberikan untuk kimia
berkelanjutan. Ini adalah area yang terutama berfokus pada desain

32
produk dan proses kimia yang bertujuan untuk meminimalkan
penggunaan zat berbahaya bagi lingkungan dan pembentukan
limbah. Salah satu dari dua belas prinsip kimia hijau ditujukan secara
khusus untuk memaksimalkan efisiensi proses untuk mensintesis
produk kimia.

Konsep stoikiometri memainkan peran besar dalam


mensintesis produk akhir yang mengandung bahan awal dalam
proporsi maksimum. Secara umum, proses ini dikenal sebagai
pemaksimalan ekonomi atom. Ini adalah ukuran efisiensi.
Meskipun definisi ekonomi atom sekilas tampak sangat mirip
dengan persen hasil, tetapi sifat ini mewakili perbedaan dalam
efisiensi teoretis dari berbagai proses kimia. Persen hasil dari proses
kimia tertentu, di sisi lain, mengevaluasi efisiensi suatu proses
dengan membandingkan hasil produk yang sebenarnya diperoleh
dengan hasil maksimum yang diprediksi oleh stoikiometri. Sintesis
obat nyeri tanpa resep yang umum, ibuprofen, dengan tepat
menggambarkan keberhasilan pendekatan kimia hijau.

7. Stoikiometri Ekologi
Stoikiometri ekologi adalah studi yang menemukan
bagaimana kandungan kimiawi suatu organisme membentuk
ekologinya. Mirip dengan stoikiometri kimia, stoikiometri ekologi
didasarkan pada batasan keseimbangan massa yang diterapkan pada

33
organisme dan interaksinya dalam ekosistem. Studi ini terutama
berfokus pada antarmuka antara organisme dan sumber dayanya.

Kantong yang digunakan untuk memanipulasi stoikiometri


unsur makanan dan menentukan efeknya pada komunitas
zooplankton.
Komposisi komunitas untuk setiap organisme sering
ditentukan oleh faktor biotik ekosistemnya. Misalnya, dalam sistem
akuatik, stoikiometri nutrisi yang tersedia di sekitar, seperti nitrogen
dan fosfor, digunakan untuk memprediksi komposisi spesies
fitoplankton. Jika suatu spesies organisme tertentu dapat
mempertahankan komposisi komunitas meskipun terjadi perubahan
komposisi kimia dan ketersediaan sumber daya disebut sebagai
homeostasis stoikiometri.

34
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu kimia adalah ilmu berdasarkan percobaan di laboratorium. Hasil
percobaan terhadap massa zat dalam reaksi melahirkan hukum dasar, yaitu
hukum kekekalan massa, perbandingan tetap dan perbandingan berganda.
Berdasarkan hukum ini, Dalton berhasil merumuskan teori tentang materi
yang disebut teori atom Dalton. Teori ini menyatakan unsur terdiri atas atom-
atom yang mempunyai ukuran dan massa yang sama, tetapi berbeda dari atom
unsur lain.
Penelitian terhadap reaksi gas (pada P dan T sama) telah melahirkan
hukum penyatuan volume dan hukum Avogadro. Hukum ini menjadi dasar
lahirnya konsep massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) yang
sangat berguna dalam menentukan rumus senyawa.
Perubahan kimia, disebut reaksi kimia, digambarkan dengan
persamaan reaksi. Zat yang mengalami perubahan, yaitu reaktan, ditulis pada
sisi kiri dan zat yang terbentuk, yaitu produk, ditulis pada sisi kanan dari tanda
panah. Persamaan kimia harus setara dan mengikuti hukum kekekalan massa.
Jumlah atom tiap jenis unsur dalam reaktan dan produk harus sama.
Satu mol adalah sejumlah bilangan Avogadro (6,02 x 1023) dari atom,
molekul atau partikel lain. Mol suatu zat kimia dapat ditentukan dari rumus
dan massanya. Penentuannya bergantung pada keadaan zat, apakah padat, cair,
gas atau larutan.
Suatu senyawa mempunyai rumus molekul, rumus empiris dan struktur
molekul. Rumus molekul dapat diketahui jumlah dan jenis atom yang
bergabung dalam setiap molekul senyawa. Rumus empiris menunjukan
perbandingan paling sederhana dari atom-atom di dalam suatu molekul.
Menghitung massa zat yang terlibat dalam reaksi disebut perhitungan kimia,

35
yaitu mencari kesetaraan mol zat tersebut. Jika mol salah satu zat diketahui
maka yang lain dapat dihitung.
Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bisa menambah wawasan bagi
pembaca. Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi konsep
massa atom dan massa molekul, konsep mol, reaksi kimia dan persamaan
kimia serta penerapan konsep stoikiometri dalam kehidupan sehari hari karena
materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum.

36
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Hiskia, Tupamahu. 1991. Penuntun Belajar Kimia: Stoikiometri dan


Energetika. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Brady, James E dan Fred Senese . 2004. Chemistry: Matter and its Changes. 4th
Edition. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Chang, Raymond. 2002. Chemistry. 7th Edition. New York: Mc Graw - Hill.
Drewes, F dan Kristen Milligen. 2000. How to Study Science. 3id New York: Mc
Graw - Hill.
Heyworth, Rex. M. 2000. Science Discovery 1. Singapore: Pearson Education
Asia Pte, Ltd.
James E. Brady. Tanpa tahun. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1.
Jakarta: Binapura Aksara.
Newmark, Ann.1997. Jendela IPTEK: Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Newmark, Ann.1997. Jendela IPTEK: Materi. Jakarta: Balai Pustaka.
Mc Murry, John dan Robert C. Fay. 2001. Chemistry. New Jersey: Prentice Hall.
Millio, Frank R. 1991. Experiment in General Chemistry. New York: Sauders
College Publishing.
Murov, Steve dan Stedjee Brian . 2000. Experiments and Exercises in Basic
Chemistry. 5th Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Petrucci, Ralph H dan Wiliam Harwood. 1997. General Chemistry Principles and
Modern Application. 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall
Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Sevenair, John P, et al. 1997. Introductory Chemistry. Dubuque: Wm. C. Brown
Communication.
Sherman, Alan dan Sharon J. Sherman. 1996. Basic Concept of Chemistry. 6th
Edition. New Jersey: Houngton Mipplin Company
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

37
Sumber lain:
chem-is-try.org
http://en.wikipedia.org
www.chemogenesis.com

38

Anda mungkin juga menyukai