Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HUKUM KONSERVASI MASSA ATAU HUKUM KEKELAN MASSA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perancangan alat proses

Oleh :
TABAH (122018002)

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Kiagus Ahmad Roni, M.T
Yuyun Niyati S.T., M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diatas kuasa Allah SWT., karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta umatnya hingga akhir zaman.
Makalah tentang “Hukum Konservasi Massa” ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah perancangan alat proses pada Program Studi Teknik Kimia, Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya mencapai kesempurnaan, hal
ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis yang masih perlu banyak
belajar. Oleh karena itu jika terdapat kekurangan dan kesalahan penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan penulis dalam membuat karya tulis di waktu
yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, 21 April 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
2.1 Pengertian Hukum Kekekalan Massa............................................................ 3
2.2 Sejarah Hukum Kekekalan Massa.................................................................. 5
2.3 Contoh Hukum Kekekalan Massa.................................................................. 9
2.4 Penyimpangan Hukum Kekekalan Massa...................................................... 11
2.5 Cara Pembuktian Hukum Kekekalan Massa.................................................. 13
2.6 Kekekalan Massa VS Penyimpangan............................................................. 14
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 15
3.2 Saran............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum kimia adalah suatu keteraturan dalam ilmu kimia yang berlaku secara
umum. Hukum-hukum kimia perlu dipahami karena merupakan dasar untuk
mempelajari kimia. Hukum-hukum dasar kimia terbagi menjadi lima hukum, yaitu
hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum
Proust), hukum kelipatan berganda (Dalton), hukum perbandingan volum (Gay-
Lussac), dan hipotesis Avogadro. Namun pada makalah ini hanya membahas tentang
hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier).
Seperti ilmu murni lainnya, ilmu kimia pun mengenal beberapa macam hukum.
Salah satunya adalah Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia.
Hukum satu ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kita.
Misalnya, benda yang bentuknya berubah dan terjadi reaksi pada benda tersebut.
Contohnya besi yang mulai berkarat atau kayu yang terbakar. Kemudian pada kayu atau
besi tersebut dilakukan penimbangan dan ditemukan bahwa ada perubahan berat. Baik
besi maupun kayu terasa lebih ringan setelah mengalami perubahan bentuk. Tentunya
kita akan berpikir bahwa massa benda telah berubah. Namun, ternyata anggapan
tersebut ditangkis oleh ilmuwan Prancis. Melalui penemuannya, ia menjelaskan bahwa
materi suatu benda selalu sama, meskipun sudah melewatI berbagai macam proses yang
mempengaruhi bentuknya. Untuk dapat memahaminya lebih mendalam, makalah ini
khusus akan membahas mengeai sejarah, pengertian serta aplikasi Hukum Kekekalan
Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia.
Selanjutnya bunyi hukum ini disebut dengan hukum kekekalan massa atau hukum
Lavoiser. (syukri s.1999:23) “Pada reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama”. Hukum kekekalan massa, kekekalan artinya tidak berubah jika
direaksikan suatu zat dengan zat lain. Baik suatu benda itu di bakar maupun dua zat di
campur, massa zat tersebut akan tetap. Fakta ini sangat menarik sekali bukan, sebagai
contoh selama ini kita beranggapan bahwa massa kayu sebelum dibakar dengan sesudah
dibakar akan berbeda, namun berdasarkan hukum kekekalan massa ini ternyata
anggapan kita ini salah. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui
kebenarannya. Oleh sebab itu penulis akan membahas apa yang dimaksud dengan
massa, sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa, dan
pembuktian hukum kekekalan massa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum konservasi massa atau hukum kekekalan massa ?
2. Bagaimana sejarah hukum konservasi massa atau hukum kekekalan massa ?
3. Bagaimana cara pembuktian hukum konservasi massa atau hukum kekekalan massa ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian hukum konservasi massa atau hukum kekekalan
massa ?
2. Untuk mengetahui sejarah hukum konservasi massa atau hukum kekekalan massa ?
3. Untuk mengetahui cara pembuktian hukum konservasi massa atau hukum kekekalan
massa?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Kekekalan Massa
Dalam suatu hukum Dasar Kimia mengandung metode ilmiah standar pada skala
laboratorium. Hukum dasar kimia mencakup pertanyaan, hukum Lavoisier, hukum Gay-
Lussac, hukum Dalton, hukum Proust, dan hukum Avogadro. Fakta dasar perlindungan
massa ditemukan pada 1756 dengan ilmuwan Rusia M.V. Lomonosov. Mungkin dengan
karena masalah bahasa, karyanya tidak banyak dikenal di Eropa Barat. Pada tahun 1783,
ahli kimia Perancis Antoine Lavoisier melakukan hal yang sama, menggunakan
keseimbangan kimia sebagai menunjukkan bahwa dalam suatu massa reaksi kimia yakni
sama dengan reaktanya.
Hukum Kekekalan Massa  merupakan adanya hukum yang mengatakan bahwa
sistem sistem tertutup bertahan bahkan ketika berbagai proses terjadi dalam sistem
(dengan suatu sistem tertutup massa material sesudah dan sebelum reaksi (konstan atau
tetap). Pernyataan hukum konservasi massa yang umum digunakan adalah bahwa massa
dapat mengubah bentuknya, tetapi tidak dapat dibuat atau dihancurkan. Dalam proses
kimia dalam sistem tertutup, massa reaktan harus sama dengan massa produk. Hukum
konservasi berlaku di bidang-bidang misalnya kimia, mekanika, teknik kimia, dan
dinamika fluida.
Dengan berdasarkan ilmu relativitas khusus, adanya suatu konservasi massa ialah
adanya suatu masalah penghematan energi. Massa partikel yang tersisa dalam sistem
sesuai dengan energi impuls pusat. Dalam beberapa kasus radiasi dikatakan bahwa ada
perubahan massa energi. Ini terjadi ketika objek menjadi energi kinetik atau energi
potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi saling terkait, dalam suatu sistem
yang memperoleh atau melepaskan energi, sejumlah kecil massa dihasilkan atau hilang
dari sistem. Di hampir semua kasus dengan perubahan energi, prinsip konservasi massa
dapat diterapkan karena tidak ada perubahan massa.
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier
adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan
meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang
umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat
berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses
kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa
produk.
Dalam melakukan percobaan ini terlebih dahulu kita mengetahui perubahan yang
mengalami perubahan secara konstan. Perubahan tersebut diantaranya perubahan fisika,
perubahan kimia dan perubahan massa. Perubahan fisika merupakan perubahan yang
terjadi tetapi tidak menghasilkan zat baru, artinya pada peristiwa ini yang berubah hanya
bentuk atau wujud dari benda itu sendiri, sedangkan sifat dan komposisi materi tidak
mengalami perubahan apa-apa. Pembuatan garam ditepi pantai, ini dapat juga dikatakan
sebagai reaksi eksoterm karena bila dipanaskan membentuk gas.
Perubahan kimia merupakan perubahan yang terjadi disertai terbentuknya zat
baru, artinya sifat dan komposisi zat-zatnya mengalami perubahan. Perubahan kimia
biasa juga disebut reaksi kimia misalnya pembuatan alkohol. Reaksi endoterm
merupakan yang menyerap kalor, untuk terjadinya suatu reaksi, sehingga reaksi tidak
terjadi secara spontan. Sedangkan perubahan massa merupakan perubahan yang tetap,
sehingga dapat disimpulkan menurut “Hukum Kekekalan Massa “Baik untuk reaksi
yang stokiometris maupun yang non stokiometris yaitu, Massa zat sebelum dan sesudah
reaksi selalu sama. Sedangkan menurut hukum kekekalan massa dan Lavoisier
mengatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan melalui perubahan
materi apa saja.
Menurut reaksi :
A + B--------C + D
Massa reaksi = Massa hasil reaksi
Untuk dapat mengetahui perubahan massa dapat dilakukan dengan menimbang massa
reaksi.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang
seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas
spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang
tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa
peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal
ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan
sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang
mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan
tercipta/hilang dari sistem. Namun, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan
perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah
sangatlah sedikit.
2.2 Sejarah Hukum Kekekalan Massa
Agustus merupakan bulan kedelapan dalam sistem penanggalan masehi. Orang-
orang yang lahir di bulan agustus akan bernaung dalam zodiak Leo dan Virgo yang
terkenal dengan sifat tegas, perfeksionis, dan memiliki idealisme hidup yang tinggi.
Agustus adalah bulan yang spesial karena pada bulan ini telah lahir dua orang ilmuan
kimia dengan teori yang menjadi hukum dasar kimia, mereka adalah Lavoisier dan
Avogadro. Ilmuan kimia pertama yaitu Antoine-Laurent de Lavoisier atau dikenal
dengan Lavoisier yang lahir di Paris pada tanggal 26 Agustus 1743 dan meninggal di
Place de la Concorde pada tanggal 8 Mei 1794 (usia 50 tahun). Lavoisier merupakan
salah satu ilmuan yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ilmu kimia
dengan menemukan salah satu hukum dasar kimia yang begitu penting yaitu tentang
hukum kekekalan massa serta memberikan penamaan untuk unsur oksigen dan kontribusi
unsur tersebut dalam proses pembakaran. Ilmuan kimia kedua adalah Amedeo
Avogadro atau dikenal dengan Avogadro yang lahir di Turin,Italia pada tanggal 9
Agustus 1776 dan meninggal di Turin pada tanggal 9 Juli 1856 (usia 79 tahun).
Avogadro menemukan teori tentang atom-molekul dan menyadari bahwa unsur-unsur
bisa ada dalam bentuk molekul dan bukan sebagai atom individu. Kontribusi terbesarnya
bagi hukum dasar kimia adalah hukum Avogadro yang menyatakan bahwa volume gas
yang sama di bawah kondisi temperatur dan tekanan konstan akan mengandung jumlah
molekul gas yang sama. (https://www.thefamouspeople.com).
Lavoisier dikenal dengan hukum dasar kimia yang berhubungan dengan massa
suatu unsur ketika mengalami reaksi. Syarat terjadinya reaksi dari suatu zat kimia adalah
adanya interaksi langsung dari kedua zat tersebut dalam suatu sistem. Penelitian di
laboratorium yang dikerjakan oleh Lavoisier sangat sederhana yaitu mereaksikan cairan
merkuri dengan gas oksigen dalam sistem tertutup sehingga menghasilkan merkuri
oksida yang berwarna merah. Apabila merkuri oksida tersebut dipanaskan kembali maka
senyawa tersebut akan terurai
menghasilkan sejumlah merkuri dan
oksigen dengan jumlah massa yang sama
seperti semula.
Hukum kekekalan massa diformulasikan
oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789.
Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut
sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya,
Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah
membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena
adanya gaya buoyan atmosfer bumi.
Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting
dalam mengubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa
senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif
transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses dan
transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.
Gambar 2.2 Apparatus yang digunakan Lavoisier
Hukum Lavoisier dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794)
melalui percobaannya. Salah satu percobaan yang pernah dilakukannya adalah Lavoisier
mereaksikan cairan merkuri (Hg) dengan gas oksigen (O2) dalam suatu wadah di ruang
tertutup sehingga menghasilkan Merkuri oksida (HgO) yang berwarna merah. Apabila
Merkuri oksida (HgO) dipanaskan kembali, maka senyawa tersebut akan terurai
menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah massa yang sama
seperti semula. Selain percobaan itu, Percobaan tersebut membuktikan bahwa massa
suatu benda sebelum dan sesudah bereaksi tetap sama.
Hukum Lavoisier inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum kekekalan massa.
Hukum kekekalan massa berbunyi, “Dalam reaksi kimia, massa zat – zat sebelum reaksi
adalah sama dengan massa zat zat setelah reaksi”. Dengan kata lain, materi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan. dan hukum ini akan berkaitan erat nantinya dengan
penyetaraan suatu persamaan reaksi kimia. Hukum ini sangat berguna bagi ilmu kimia
modern. Hukum Kekekalan Massa dapat terjadi jika sebuah reaksi kimia dilakukan di
tempat tertutup dan tidak ada reaksi yang keluar dari tempat tersebut. Selain itu, zat yang
ada di tempat masih dalam kondisi sama, baik sesudah maupun sebelum terjadi reaksi
kimia.
Sejak dulu disadari bahwa dalam reaksi kimia disertai perubahan energi. Hal ini
telah dirumuskan oleh Einstein, bahwa massa dapat diubah menjadi energi. Berdasarkan
hal itu, Antoine Lavoisier melakukan percobaan untuk menyelidiki apakah perubahan
materi juga disertai perubahan massa atau tidak? Sebab sebelumnya, Priestley melakukan
percobaan pembakaran terhadap oksida logam yang membuahkan teori flogiston.
Menurut teori ini, bila kapur raksa (oksida logam) dibakar akan terbentuk logam raksa
dan suatu gas. Gas tersebut dinamakan udara tak berflogiston, yaitu sesuatu yang
dilepaskan dari materi yang terbakar. Artinya terjadi pengurangan massa.
Untuk mengungkapkan kebenaran teori flogiston, Lavoisier melakukan
pembakaran timah dalam dua keadaan, yaitu pada keadaan wadah terbuka dan pada
keadaan wadah tertutup. Dari percobaan tersebut ditemukan fakta, bila pembakaran
dilakukan dalam wadah terbuka dapat menambah berat zat yang dibakar, tetapi bila
pembakaran dilakukan dalam wadah tertutup, (artinya tidak ada materi lain selain yang
dibakar) tidak menimbulkan perubahan massa. Menurut Lavoisier, pembakaran dalam
wadah terbuka, zat-zat yang terbakar menyerap sesuatu dari udara yang mengakibatkan
terjadinya penambahan massa. Sedangkan dalam wadah tertutup, tidak ada materi yang
diserap maupun dibebaskan, sehingga massa total zat yang terbakar tidak berubah. Dari
percobaan tersebut, Lavoisier menyimpulkan bahwa massa zat-zat sebelum bereaksi
sama dengan massa zat-zat setelah bereaksi. Pernyataan Lavoisier tersebut sampai kini
dikenal sebagai hukum kekekalan massa, yaitu massa zat-zat sebelum dan sesudah
reaksi tidak berubah.
Lavoisier juga menyanggah adanya flogiston sebagaimana dikemukakan oleh
Priestley. Menurutnya, pembakaran di udara tak berflogiston (Lavoisier menyebutnya
gas oksigen) dihasilkan zat-zat yang sama dengan pembakaran diudara berflogiston.
Dari temuan ini, Lavoisier mengemukakan bahwa udara mengandung gas oksigen. Pada
saat pembakaran, terjadi reaksi antara zat yang dibakar dengan oksigen di udara.
Massa adalah ukuran jumlah materi dalam suatu benda. Massa dilambangkan
dengan m atau M.Sedangkan Berat adalah ukuran dari jumlah gaya yang bekerja pada
massa karena percepatan akibat gravitasi. Berat biasanya dilambangkan dengan W.
Berat adalah massa dikalikan dengan percepatan gravitasi (g).
Hukum Kekekalan Massa merupakan prinsip bahwa massa suatu materi tak
pernah berkurang atau bertambah. Hukum ini sangat berguna bagi ilmu kimia modern.
Hukum Kekekalan Massa dapat terjadi jika sebuah reaksi kimia dilakukan di tempat
tertutup dan tidak ada reaksi yang keluar dari tempat tersebut. Selain itu, zat yang ada di
tempat masih dalam kondisi sama, baik sesudah maupun sebelum terjadi reaksi kimia.
Saat sebelum ilmu kimia modern, berkembanglah teori di golongan ilmuwan
menimpa air yang jadi residu bila dipanaskan terus menerus. Kejadian ini bisa
dimaksud kalau air berganti jadi tanah akibat proses pemanasan yang berkepanjangan.
Teori yang lain berkata kalau zat bisa dihilangkan lewat serangkaian proses. Tetapi,
Lavoisier tidak setuju teori tersebut. Lewat percobaannya, dia meyakinkan terdapatnya
teori lain. Salah satu percobaan yang sempat dikerjakannya merupakan memanaskan air
dalam sesuatu wadah. Saat sebelum memanaskannya, dia menimbang terlebih dulu air
beserta tempatnya. Penimbangan ini bertujuan buat mengenali selisih berat saat
sebelum serta setelah dipanaskan. Perihal ini jadi bakal dari statment kalau api tidak
pengaruhi massa barang.
Sehabis dipanaskan, wadah beserta air ditimbang kembali. Berat tempat air
menurun, tetapi berat residu serta air meningkat. Nyatanya, pertambahan air serta residu
sama beratnya dengan pengurangan berat bejana. Tidak hanya percobaan ini, Lavoisier
pula melaksanakan 2 percobaan yang lain memakai timah putih serta raksa. Ketiga
percobaan meyakinkan kalau massa sesuatu barang senantiasa sama. Temuan ini
menjadikan Lovoisier diakui bagaikan ayah Kimia modern sampai saat ini.
Hukum konservasi massa dirumuskan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789.
Akibatnya, sering disebut dengan ayah kimia modern. Mikhail Lomonosov (1748)
sebelumnya telah mengusulkan dan bereksperimen dengan ide-ide serupa. Sebelumnya,
adanya konservasi massa sulit dipahami karena kekuatan ruang di atmosfer Bumi.
Setelah dipahami, dalam suatu hukum konservasi massa telah menjadi kunci penting
untuk mengubah alkimia menjadi kimia modern. Sementara para ilmuwan tahu bahwa
hubungan tidak hilang ketika diukur, mereka mulai mengubah senyawa secara
kuantitatif. Studi ini mengarah pada gagasan bahwa semua proses kimia dan
transformasi berlangsung dalam massa setiap elemen padat.
Hukum konservasi massa (hukum Lavoisier) adalah adanya suatu prinsip bahwa
dalam suatu massa material tidak berkurang atau bertambah. Massa tetap sama
meskipun berbagai reaksi. Lovoisier mengatakannya pada tahun 1785. “Untuk setiap
reaksi kimia, jumlah bahan kimia dikoreksi sebelum dan sesudah reaksi.”

2.3 Contoh Hukum Kekekalan Massa


Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan
oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila reaksi
berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk hidrogen
dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa campuran
hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36 g. Sebagai gamabaran
dari hukum kekekalan massa dalam reaksi kimia adalah sebagai berikut:
1. 1,00 g Natrium + 1,54 g Klorin –> 2,54 g Natrium klorida
2. 2,00 g Natrium + 3,08 g Klorin –> 5,08 g Natrium klorida
3. 3,00 g Natrium + 4,62 g Klorin –> 7,62 g Natrium klorida
Contoh Soal Hukum Konservasi massa
1. Pada pembakaran magnesium dengan oksigen, 1,52 g magnesium tepat bereaksi
dengan 1,00 g oksigen. Berapa gram oksigen yang diperlukan untuk bereaksi dengan
12,2 g magnesium?
Penyelesaian:
Magnesium + Oksigen –> Magnesium oksida
1,52 g magnesium memerlukan 1,00 g oksigen. Maka untuk 12,2 g magnesium
diperlukan oksigen sebanyak (12,2 g magnesium/ 1,52 g magnesium ). 1,00 g oksigen
= 8,03 g Oksigen.
Menurut Einstein, massa dapat diubah menjadi bentuk energi dengan persamaan
E=mc2. Tapi, persamaan ini berlaku bagi massa yang bergerak dengan kecepatan
setara dengan kecepatan cahaya. Dilain pihak hasil penelitian terhadap perubahan
massa yang dilakukan oleh Landolt, pakar kimia Jerman, menemukan bahwa pada
reaksi kimia yang melepaskan energi terjadi perubahan massa sebesar satu persepuluh
juta bagian lebih kecil dari kesalahan pengukuran. Karena itu, dalam reaksi kimia
biasa, perubahan massa menjadi energi dapat diabaikan.

2. Kawat tembaga dibakar dalam pembakaran bunsen sehingga terbentuk tembaga


oksida (CuO). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)
Jika berat Cu semula adalah 32 g dan CuO yang terbentuk 40 g, berapakah berat
O2 yang bereaksi?
Penyelesaian:
Menurut Hukum Kekekalan Massa, dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa.
Oleh karena itu, berat O2 yang bereaksi adalah 40 g – 32 g = 8 g.
32 g Cu(s) + 8 g O2(g) → 40 g CuO(s).

3. Unsur hidrogen dan oksigen bereaksi membentuk air (H2O) dengan perbandingan 1 :
8. Apabila diketahui massa hidrogen yang bereaksi adalah 10 gram, hitunglah berapa
massa air yang dihasilkan.
Penyelesaian:
massa H : massa O = 1 : 8
massa hidrogen yang bereaksi = 10 gram
sehingga perbandingannya 10 gram : massa O = 1 : 8
massa O = 8/1 × 10 gram = 80 gram.
Jadi, massa air yang dihasilkan = 10 gram + 80 gram = 90 gram.
10 g H2(g) + 80 g O2(g) → 90 g H2O(l)

Berikut ini adalah contoh penggunaan hukum Lavoisier :


4. Pada sebuah pembakaran magnesium dengan oksigen, sejumlah 30 gram magnesium
tepat bereaksi dengan 20 gram oksigen, maka pada reaksi tersebut akan dihasilkan
(30+20) gram =50 gram senyawa magnesium oksida.
Jika pada kondisi yang lain direaksikan antara 35 gram magnesium dengan 20 gram
oksigen, ternyata pada akhir reaksi, magnesium oksida yang dihasilkan 50 gram, dan
masih tersisa 5 gram magnesium. Pada kasus ini tetap berlaku juga hukum Lavoisier
karena massa sebelum reaksi (35+20) gram dan massa sesudah reaksi (50+5) gram.
Tetapi penjelasan mengapa tidak semua magnesium bereaksi dengan oksigen
berkaitan dengan hukum kimia lainnya yaitu Hukum Proust.

Berikut ialah adanya suatu contoh dalam penerapan hukum untuk melestarikan massa
(hukum Lavoisier) dalam kimia. Ada campuran cuka (CH3COOH) dan soda cakar (NaOH).
Sebelum mencampur, jangan lupa mempertimbangkan kedua bahan tersebut.
Contohnya ialah:
3 gr NaOH (s) + 20 gr CH3COOH (aq) -> 23 gr produk
Dari hasil tersebut yakni dapat dilihat bahwa adanya suatu reaksi kimia yang terjadi dalam
jumlah besar menghasilkan dalam suatu jumlah zat yang sama seperti sebelum reaksi.
HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
“Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.
Sebagai contoh, jika kita mereaksikan zat A yang memiliki massa 10 gram dengan zat B
(massa 10 gram) sehingga dihasilkan zat C dan D, dimana jumlah massa zat yang
dihasilkan sama dengan jumlah massa yang bereaksi yaitu 20 gram.
Reaksi kimia dituliskan dengan tanda panah, disebelah kiri tanda panah adalah zat-
zat yang bereaksi dan disebelah kanan tanda panah adalah zat hasil reaksi. Hukum ini
diperkenalkan oleh Lavoiser.
Pembuktian reaksi yang menyatakan massa sebelum dan sesudah reaksi sama:
Diketahui bahwa massa sesudah reaksi, merupakan massa total, hal ini berarti
komposisi zat C dan D dapat saja berbeda dengan massa zat A dan B yang berkomposisi
10 gram dan 10 gram. Zat C dan D yang terbentuk mungkin 8 gram dan 12 gram atau
sebaliknya 12 gram dan 8 gram. Hukum kekekalan massa hanya membatasi pada jumlah
zat yang terjadi sama dengan zat sebelumnya, belum menjelaskan tentang senyawa yang
terbentuk.
Hukum yang diajukan oleh Lavoiser belum menjelaskan tentang senyawa yang
dibentuk dan komposisinya. Massalah ini selanjutnya diteliti dan diselesaikan oleh
beberapa ahli lainnya yaitu Proust dan Dalton. Mereka mencoba menjelaskan bagaimana
suatu senyawa terbentuk dan bagaimana komposisinya. Komposisi atau perbandingan
atom-atom dalam suatu senyawa merupakan penciri yang khas untuk molekul tersebut.

2.4 Penyimpangan Hukum Kekekalan Massa


Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka dengan
proses yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti reaksi nuklir.
Salah satu contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energi dalam
jumlah besar pada bintang. Hubungan antara massa dan energi yang berubah dijelaskan
oleh Albert Einstein dengan persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang
terlibat, m merupakan jumlah massa yang terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan
cahaya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada sistem tertutup, karena energi tidak
keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.
Hukum kekekalan menyatakan bahwa properti tertentu yang dapat diukur dari
sistem fisika terisolasi tidak berubah selagi sistem berubah. Berikut ini adalah daftar
sebagian dari hukum kekekalan yang tidak pernah menunjukan tidak tepat. (Sebenarnya,
dalam relativitas umum, energi, momentum, dan momentum sudut tidak kekal karena
ada lekukan umum wakturuang “manifold” yang tidak memiliki simetri pembunuhan
untuk translasi atau rotasi).
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau
antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama
termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi
kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi
ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti
hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih
rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan
zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah
asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti
radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis
zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang
membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk
menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal.
Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita
ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi
karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau
mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada
suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Suatu ‘zat kimia’ dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-
senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy,
biomassa, dll. Berdasarkan serangkaian percobaan Antoine Lavoisier tentang
pembakaran merkuri membentuk merkuri oksida yang selanjutnya bila dipanaskan
kembali akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen yang
jumlahnya sama dengan yang dibutuhkan waktu pembentukan merkuri oksida. Lavoisier
mengemukakan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Hukum
kekekalam massa menyatakan : “ Massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
berlaku untuk semua reaksi kimia dengan menghasilkan zat-zat baru”.
Massa (berasal dari bahasa yunani) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang
digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan
sehari hari, massa biasanya disinonimkan dengn berat. Namun menurut pemahaman
ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan
gravitasi. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan
senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi
disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan
kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri
yang berbeda dari reaktan.
Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan
elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya
konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel
elementer seperti pada reaksi nuklir. Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan
bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan.
Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan
metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di
dalam sel dilakukan.

2.5 Cara Pembuktian Hukum Kekekalan Massa


Penelitian di laboratorium yang dikerjakan oleh Lavoisier sangat sederhana yaitu
mereaksikan cairan merkuri dengan gas oksigen dalam sistem tertutup sehingga
menghasilkan merkuri oksida yang berwarna merah. Apabila merkuri oksida tersebut
dipanaskan kembali maka senyawa tersebut akan terurai menghasilkan sejumlah merkuri
dan oksigen dengan jumlah massa yang sama seperti semula.
Berdasarkan hasil percobaan Lavoisier dapat disimpulkan bahwa massa senyawa
atau unsur sebelum reaksi akan sama dengan masa senyawa atau unsur setelah reaksi jika
hal tersebut terjadi di dalam sistem yang tertutup.  Hasil percobaan inilah yang dikenal
dengan Hukum Lavoisier atau Hukum Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa jumlah
massa zat sebelum dan sesudah reaksi akan selalu sama. Sungguh sebuah teori yang
sangat luar biasa, dari percobaan yang sderhana tetapi dapat menghasilkan suatu teori
yang prinsipal bagi perkembangan ilmu kimia. Hukum dasar kimia ini lah yang
digunakan untuk pemecahan soal-soal reaksi kimia pada pokok bahasan stoikiometri.
Logam merkuri (Hg) + Gas Oksigen (O2) –> Calx Merkuri (HgO)

Gambar 2.2 Percobaan Lavoisier

2.6 Kekekalan Massa Vs Penyimpangan


Jika energi yakni misalnya terhadap atau cahaya panas dibiarkan masuk atau keluar
dari sistem, undang-undang konservasi massa diyakini akan terus bekerja. Ini disebabkan
oleh perubahan massa karena perubahan energi yang sangat kecil. Misalnya ialah
perubahan yang terjadi selama ledakan TNT. Satu gram TNT melepaskan 4,16 kJ energi
saat bertiup. Namun, energi yang terkandung dalam satu gram TNT adalah 90 TJ (sekitar
20 miliar kali lebih banyak). Dari contoh ini dapat dilihat bahwa massa yang hilang
karena pelepasan energi dari sistem lebih kecil (dan kurang terukur) daripada jumlah
energi yang tersimpan dalam massa masalah.
Penyimpangan
Pelanggaran hukum konservasi massal dapat terjadi dalam sistem terbuka dengan
proses yang memiliki dampak signifikan terhadap energi, misalnya reaksi nuklir. Contoh
reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi dari pelepasan energi dalam jumlah besar
ke bintang. Hubungan antara massa dan perubahan energi dijelaskan oleh Albert Einstein
dengan rumus E = m.c2. E adalah jumlah energi yang terkait dengannya, m adalah jumlah
massa yang terlibat dan c adalah kecepatan cahaya konstan. Perhatikan, bagaimanapun,
bahwa massa sistem tidak berubah dalam sistem tertutup karena dalam sebuah energi
yakni tidak berasal dari sistem.

BAB III
PENUTUP

3.1 Penutup
Berdasarkan hasil percobaan Lavoisier dapat disimpulkan bahwa massa senyawa
atau unsur sebelum reaksi akan sama dengan masa senyawa atau unsur setelah reaksi jika
hal tersebut terjadi di dalam sistem yang tertutup.  Hasil percobaan inilah yang dikenal
dengan Hukum Lavoisier atau Hukum Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa jumlah
massa zat sebelum dan sesudah reaksi akan selalu sama. Sungguh sebuah teori yang
sangat luar biasa, dari percobaan yang sderhana tetapi dapat menghasilkan suatu teori
yang prinsipal bagi perkembangan ilmu kimia. Hukum dasar kimia ini lah yang
digunakan untuk pemecahan soal-soal reaksi kimia pada pokok bahasan stoikiometri.

3.2 Saran
Ketika terjadi mekanisme perpindahan massa biasanya terjadi secara cepat maka,
harus dilakukan dengan menjadikan suatu unsur perpindahan massa yang berkonsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah dipengaruhi oleh ciri aliran cairan, seperti pada kasus heat
transfer, mekanisme perpindahan massa terjadi dengan cepat. Jika sejumlah campuran
gas yang terdiri dari dua jenis molekul atau lebih, di mana konsentrasi masing-masing
berbeda, maka masing-masing molekul ini cenderung menuju ke komposisi yang sama
(seragam). Proses ini terjadi secara alami.

DAFTAR PUSTAKA

Douglas, J.M. 1988. Conceptual Design of Chemical Processes. New York : Academy Press.

Sherwood, T.k., R.L. Pigrof dan C.R Wilke. 1975. Mass Transfer. McGrow-hill, New York.

Sudaryatno Sudirham dan Ning Utari. Mengenal sifat- sifat material. Jurnal Sinta vol.7
Maret 2011. Bandung: ITB.

Thomas, William J. 2000. Introduction to Transport Phenomena. Prentice Hall: Upper


Saddle River, NJ.

Welty, James R.; Wicks, Charles E.; Wilson, Robert Elliott. 1976. Fundamentals of
momentum, heat, and mass transfer (2 ed.). Wiley.

Singh, R. Paul., and Heldman ,D.R . 2001 . Introduction to food engineering 3 rd edition.
Academi press. California. USA.

Anda mungkin juga menyukai