Anda di halaman 1dari 9

I.

TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan kita mampu :
Menjelaskan bagaimana pengaruh katalis pada reaksi

II. PERINCIAN KERJA


Mencampurkan larutan KI dan K2S2O8 dengan Na2S2O3 berbeda konsentrasi
dengan menggunakan larutan Kanji sebagai indicator.
Mencampurkan larutan KI dan K2S2O8 dengan Na2S2O3 berbeda konsentrasi
dengan menggunakan Kupri Sulfat (CuSO4) sebagai katalis.
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Gelas Kimia 500 ml
Gelas Kimia 250 ml
Tabung Reaksi Besar
Termometer 100 C
Pipet Ukur 20 ml
Pipet Ukur 10 ml
Pipet Tetes
Bulp
Neraca Analitik
Labu Semprot
b. Bahan
Larutan KI
Larutan K2S2O8
Larutan Na2S2O3
Indikator Kanji
Kristal CuSO4.5H2O
Aquadest

1
1

1
1

1 Buah
1 Buah
12 Buah
2 Buah
Buah
Buah
1 Buah
2 Buah
Buah
Buah

IV. DASAR TEORI


Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses
berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam
satu satua waktu.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju
berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju reaksi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain adalah konsentrasi, luas permukaan,
temperatur, dan katalis.
Pada praktikum ini yang akan dibahas adalah katalis yang mempengaruhi laju
reaksi. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.

Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya
terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.
Gambar 2.4 Energi pengaktifan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis

Berdasrkan Penggunaannya, katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan


utama, yaitu:

Katalis heterogen (Adsorpsi) adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis
heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggi. Umumnya katalis
heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam.
Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat
dipisahkan dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak
proses industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat
berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi. Beberapa logam
ada yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada
permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom
logam dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul
gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan itu. Satu contoh sederhana untuk
katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di
mana pereaksipereaksi (atau substrat ) untuk sementara terjerap. Ikatan
dalam substrat-substrat menjadi sedemikian lemah sehingga memadai
terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen (Pembentukan senyawa antara) adalah katalis yang berada
dalam fase yang sama. Umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi
untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi
membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan
katalisnya.

Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan


katalisnya:
A + C AC

. (1)

B + AC AB + C

. (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan


kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
A + B + C AB + C
Salah satu contoh katalis homogen adalah reaksi fase gas antara berelang
dioksida (SO2) dan oksigen (O2) untuk menghasilkan belerang trioksida (SO3),
yaitu :
2SO2 (g) + O2 (g) SO3 (g)
energi pengaktifan tinggi.

.. (1) Lambat dan mempunyai

Laju reksi tersebut dapat ditingkatkan dengan menambahkan katalis, katalis


yang digunakan adalah nitrogen oksida (NO). Reaksi hadirnya NO sebagai katalis
adalah sebagai berikut :
2NO
NO2

(g)

(g)

+ O2

(g)

+ SO2

2NO2

(g)

SO3

(g)

(g)

(2)

+ NO

(g)

. (3)

Dua reaksi yang lebih cepat menggantikan reaksi yang lebih lambat. NO 2 yang
terbentuk dalam reaksi (2) merupakan senyawa antara darimana NO dihasilkan
kembali dalam reaksi (3).
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi
zat yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju reaksi,
sementara katalis itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara
permanen. Cara kerjanya yaitu dengan menempel pada bagian substrat tertentu
dan pada akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari reaksi, sehingga
reaksi berlangsung dengan cepat.
Ada jenis katalis yang lain yaitu katalis enzim. Katalis enzim ini disebut sebagain
katalis biologis. Banyak reaksi- reaksi penting yang dikatalisis oleh enzim,
misalnya pengubahan karbohidrat atau amilum menjadi glukosa dalam mulut
yang dikatalisis oleh enzim ptyalin. Enzim merupakan molekul protein dengan
bentuk yang karakteristik yang hanya akan mengijinkan molekul-molekul
Pereaksi tertentu berikatan. Reaksi enzimatik ada yang berlangsung secara

homogen, Namun ada pula yang berlangsung secara heterogen. Karakteristik


enzim adalah pada Kespesifikan dan efisiensinya. Dikatakan spesifik karena
reaksi hanya berlangsung pada substrat yang spesifik. misalnya enzim urease
spesifik untuk reaksi hidrolisis urea. Efisiensi enzim berkaitan dengan
kemampuan enzim meningkatkan laju reaksi berlipat ganda dibandingkan tanpa
enzim.
Berdasarkan fungsinya, katalis dibedakan menjadi 2, yaitu :

Katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi.


katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi.

Berdasarkan cara bereaksinya, katalis dibedakan menjadi 2, yaitu :

Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi
terbentuk kembali.
Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media
reaksi saja.

Katalis dapat mempengaruhi terjadinya


diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah
jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan
terjadi. Hal ini disebabkan karena zatmelampaui energi aktivasi.

reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat


menurunkan energi aktivasi, sehingga
katalis, maka reaksi akan lebih mudah
zat yang bereaksi akan lebih mudah

Katalis adalah zat yang mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut
dapat diperoleh kembali. Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan
harga energi aktivasi (Ea). Sedangkan zat yang dapat memperlambat laju reaksi
disebut inhibitor. Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi ia
tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata
lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
Pengaruh katalis dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi
pengaktifan reaksi (Ea). Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi
memberikan suatu mekanisme reaksi alternatif dengan nilai Ea yang lebih
rendah dibandingkan dengan nilai Ea reaksi tanpa katalis. Semakin rendah nilai
Ea maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi halangan Ea yang rendah ini.

Gambar 4. grafik pengaruh katalis terhadap energi pengaktifan (Ea)


Dengan memperhatikan gambar.4 diatas dapat dilihat bahwa tanpa katalis,
energi pengaktifan (Ea) suatu reaksi lebih banyak, sedangkan dengan
menggunakan katalis, Ea menjadi lebih sedikit, sehingga laju reaksi menjadi
lebih cepat. Ini berarti bahwa katalis dapat meningkatkan energi pengaktifan
suatu reaksi, sehingga laju reaksi menjadi semakin besar.

V. PROSEDUR KERJA
a. Penggunaan Larutan Kanji sebagai indicator
Menyiapkan 2 tabung reaksi besar dan diberi label tabung I dan tabung II
Untuk tabung I, ditambahkan 20 ml larutan KI dan kemudian ditambahkan
lagi 10 ml larutan Na2S2O3 0.04 M.
Sedangkan untuk tabung II, ditambahkan larutan 20 ml K2S2O8 0.01 M
dan kemudian ditambahkan 3-5 tetes larutan kanji sebagai indicator
Setelah itu, kedua tabung reaksi besar tadi diukur suhunya menggunakan
thermometer
Setelah suhu kedua tabung reaksi besar sama, langkah selanjutnya
adalah mencampurkan larutan yang ada pada tabung reaksi besar II ke
tabung reaksi besar I
Tepat pada saat pencampuran dimulai, stopwatch juga ikut dijalankan
Stopwatch kemudian dihentikan ketika warna campuran larutan berubah
dari bening ke biru keunguan
Dicatat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch
Mengulangi percobaan 1-8 dengan mengubah konsentrasi K2S2O8
menjadi 0.004 M dan 0.007 M
b. Penggunaan Kupri Sulfat sebagai katalis
Menyiapkan 2 tabung reaksi besar dan diberi label tabung I dan tabung II
Untuk tabung I, ditambahkan 20 ml larutan KI dan kemudian ditambahkan
lagi 10 ml larutan Na2S2O3 0.04 M
Sedangkan untuk tabung II, ditambahkan larutan 20 ml K2S2O8 0.01 M
dan kemudian ditambahkan 0.0049 g Kristal kupri sulfat (CuSO4)
Setelah itu, kedua tabung reaksi besar tadi diukur suhunya menggunakan
thermometer
Setelah suhu kedua tabung reaksi besar sama, langkah selanjutnya
adalah mencampurkan larutan yang ada pada tabung reaksi besar II ke
tabung reaksi besar I
Tepat pada saat pencampuran dimulai, stopwatch juga ikut dijalankan
Stopwatch kemudian dihentikan ketika warna campuran larutan berubah
dari bening ke kuning
Dicatat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch
Mengulangi percobaan 1-8 dengan mengubah konsentrasi K2S2O8
menjadi 0.004 M dan 0.007 M
VI. DATA PENGAMATAN
Volume :
Kalium Iodida
: 10 ml
Kalium Persulfat
: 20 ml
Kalium tiosulfat
: 10 ml
Berat CuSO4 : 0,0049 gram

1. Tanpa Katalis
Tabung I : KI + Tiosulfat
Tabung II : Kalium persulfat + Kanji
Konsentrasi K2S2O8 Waktu
0.07
00:02:56
0.004
00:11:35
0.007
00:05:06
2. Dengan Katalis
Tabung I : KI + Tiosulfat
Tabung II : Kalium persulfat + Kanji + Katalis CuSO 4
Konsentrasi K2S2O8
0.01
0.004
0.007

Waktu
00:00:52
00:05:14
00:01:20

VII.PENGOLAHAN DATA & PEMBAHASAN


a. Pengolahan Data
Penentuan massa kupri sulfat (CuSO4.5H2O BM = 249.55 gmol) 0.0001 M
M=
M=

mol
liter

g /BM
L

g =

M l BM

g =

0.0001 mol l 0.2 l 249.55 g mol

g =

0.0049 g

b. Pembahasan

c.

DAFTAR PUSTAKA

http://batalyonchamistr.blogspot.com/p/pertemuan-ke-3.html
http://nachemist100992.blogspot.com/2012/12/pengaruh-katalis-pada-lajureaksi.html

Anda mungkin juga menyukai