Anda di halaman 1dari 21

http://rianaguspratama07.blogspot.com/2016/09/contoh-makalah-kimia-tentang-ikatan.

html

Contoh Makalah Kimia tentang Ikatan Kimia

MAKALAH

IKATAN KIMIA

Kelompok 4

AHMAD RIFAI I11116060

Indriani Dewi I11116316

Alkhaerul hakim I11116330

Rian Aguspratama I 11116323

Muhammad ilham tajuddin I11116301

Yusriani I11116308

Nadira
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi
Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan
untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima
kasih kepada keluarga, ibu guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Dalam makalah ini, kami membahas tentang ”Ikatan Kimia” yang kami buat berdasarkan
refrensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini
diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap
bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.

Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 4 September 2016


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................................... 1


C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan ..................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 3

A. Ikatan kimia ............................................................................................................................................3


B. Pembentukan ikatan kimia ................................................................................................3

C. Jenis-jenis ikatan kimia ............................................................................................................................ 4

BAB III PENUTUP........................................................................................................................................... 12

A. KESIMPULAN ................................................................................................................................................ 12

B. SARAN ............................................................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................................. 13


Bab I
PENDAHULUAN

A. latar belakang

Di dalam dunia ini terdapat sekelompok atom atau molekul yang membentuk suatu senyawa.
Namun kita tidak mengetahui mengapa sekelompok atom atau molekul bisa membentuk suatu
senyawa, maka saat inilah kita harus mempelajari ilmu kimia. Kimia adalah suatu ilmu yang
mempelajari mengenai komposisi,struktur dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga
molekul,serta perubahan atau transformasi serta interaksi untuk membentuk materi yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. kimia juga mempelajari tentang pemahaman sifat dan
interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan.

Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu tinggi),
melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul. Dari fakta ini
dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan
keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.

Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom
tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W.
Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He,
mempunyai 2 elektron valensi, unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas
mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.

Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet. Unsur-unsur
dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai elektron valensi 2 seperti He
disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:

1. melepas atau menerima elektron,

2. pemakaian bersama pasangan elektron.

Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat terbentuk di alam semesta
ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap
atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa –
senyawa di alam ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan
tersebut. Maka dari itu kita harus mempelajari Ikatan kimia ini.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas kita dapat menentukan rumusan masalah antara lain:

1. Apa itu ikatan kimia?


2. Bagaimanakah terbentuknya ikatan kimia?
3. Apa-apa sajakah jenis dari ikatan kimia?

C. Tujuan Penulisan
1. Kita dapat mengetahui apa itu ikatan kimia
2. Kita dapat mengetahui bagaimana terbentuknya ikatan kimia
3. Kita dapat mengetahui jenis jenis ikatan kimia

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini, yaitu :

1. Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah atau
makalah.

2. Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah.

3. Sebagai bahan bacaan.


Bab II
PEMBAHASAN

A. Ikatan kimia
Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa
disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton
Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman (Martin S.
Silberberg, 2000).

Konsep tersebut adalah:

1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk

senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang stabil.

2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil seperti gas
mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron.

3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan

Jadi ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Ikatan kimia dilakukan
dengan cara sebagai berikut : atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain
menerima elektron (serah terima elektron), penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal
dari masing-masing atom yang berikatan dan penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal
dari salah 1 atom yang berikatan.

cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron,

menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara bersama-sama.

Maka dari itu Ikatan kimia adalah ikatan yang terbentuk antar atom atau antar molekul dengan cara
:

a) Atom yang satu melepaskan elektron, sedangakan atom yang lain menerima elektron (serah terima
elektron).
b) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
c) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang berikatan

B. Pembentukan ikatan kimia

Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3
elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.

Contoh:

9F : 2 7 ; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8.

Konfigurasi Ne dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron.


F (2 7) + e– à F- (2 8)

Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki keelektronegatifan tinggi),
maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan elektron secara bersama dalam membentuk
suatu senyawa. Cara Ini merupakan peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen.
Misalnya atom fluorin dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih
cenderung memakai bersama elektron terluarnya.

Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut memberikan elektron kepada atom
lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap elektron, berarti atom itu menerima elektron dari
atom lain. Jadi, susunan elektron yang stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain.

Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron seperti gas mulia
atau 8 elektron pada kulit terluar disebut ”kaidah oktet”.

Sementara itu atom-atom yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki konfigurasi elektron
seperti gas helium disebut ”kaidah duplet”.

Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antar unsur mengadakan hal-hal berikut.

1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).

Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima
elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-
menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.

2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk ikatan kovalen.

3. Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:

a. Ikatan logam,

b. Ikatan hidrogen,

c. Ikatan Van der Waals.

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah guna terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Kestabilan unsur terjadi apabila suatu unsur mengikuti aturan oktet. Aturan Oktet adalah
kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnnya sama seperti gas mulia.
Unsur gas mulia (Gol VIIIA) mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, hanya
unsur Helium).
C. Jenis-jenis ikatan kimia

I. Ikatan ion
Ikatan ion adalah tidak lain hanyalah jenis pembentukan ikatan kimia yang melibatkan transfer
lengkap elektron dari satu atom ke yang lain. Ketika atom akan kehilangan atau bertambah
elektron, mereka menjadi ion yang bermuatan berbeda atau ion bermuatan berlawanan. Ion yang
diisi kemudian tertarik terhadap satu sama lain karena gaya elektrostatik, yang membawa ion
bermuatan sebaliknya bersama-sama, sehingga membentuk ikatan ion.
Contoh yang paling umum dari ikatan ion adalah pembentukan natrium klorida di mana sebuah
atom natrium menggabungkan dengan atom klorida.

Mari kita lihat pada konfigurasi elektronik masing-masing.


Natrium (Na): 2,8,1 dan Klorida (Cl): 2, 8, 7.

Ikatan Ion Nacl


Ikatan Ion pada Natrium klorida (NaCl)

Dengan demikian, kita melihat bahwa sebuah atom klorida membutuhkan satu elektron untuk
mencapai konfigurasi terdekat yaitu gas mulia Argon (2,8,8).

Sebuah atom natrium, di sisi lain, membutuhkan untuk menyingkirkan elektron tunggal di kulit
terluar untuk memperoleh
konfigurasi terdekat mulia yaitu gas Neon (2,8).
Dalam skenario seperti itu, atom natrium menyumbangkan elektron terluar pada atom klorin, yang
hanya membutuhkan satu elektron untuk mencapai konfigurasi oktet. Ion natrium menjadi
bermuatan positif karena kehilangan elektron, sedangkan ion klorida menjadi bermuatan negatif
karena penambahan sebuah elektron tambahan. Ion yang bermuatan berlawanan terbentuk,
tertarik satu sama lain dan mengakibatkan membentuk ikatan ion.
Ciri Karakteristik Ikatan ion
Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang dihasilkan. Ada ada
beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini adalah daftar dari beberapa
karakteristik berikut:

I. Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-logam
cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara logam dan non-logam. Oleh
karena itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya dapat terbentuk antara non-logam, ikatan ion
dapat terbentuk antara logam dan non-logam.
II. Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama non-logam
datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl), natrium merupakan logam sedangkan
klorin adalah non-logam.
III. Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa pelarut polar
lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, memiliki efek pada kelarutan senyawa yang dihasilkan.
IV. Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan homogen, larutan
cenderung untuk menghantarkan listrik.
V. Ikatan ion memiliki efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion cenderung
memiliki titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan ion tetap stabil untuk rentang suhu
yang lebih besar.

II. Ikatan Kovalen


Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi jika adanya penggunaan pasangan elektron secara
bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Dengan kata lain, pasangan elektron ini digunakan
bersama-sama (shared electron / elektron sekutu). Sebagai contoh sederhana adalah adanya ikatan
kovalen yang terjadi antara unsur hidrogen dengan oksigen membentuk air (H2O). Masing-masing ikatan
kovalen mengandung dua elektron, yaitu satu berasal dari hidrogen dan satunya lagi berasal dari
oksigen. Atom berikatan kovalen dengan atom lain untuk mencapai kestabilan. Dengan adanya
"penyekutuan" elektron valensi, atom dapat memenuhi orbital atom terluarnya dan mencapai
kestabilan.

Jenis-jenis Ikatan Kovalen

Ada dua macam ikatan kovalen, yaitu ikatan kovalen polar dan non polar. Perbedaan di antara
keduanya adalah asal pemakaian elektron yang digunakan untuk berikatan. Berikut adalah perbedaan
ikatan kovalen polar dan nonpolar.

i. Ikatan Kovalen Polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika elektron sekutu di antara atom
tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini terjadi ketika satu atom mempunyai elektronegativitas yang
lebih tinggi daripada atom yang lainnya. Atom yang mempunyai elektronegativitas yang tinggi
mempunyai tarikan elektron yang lebih kuat. Akibatnya elektron sekutu akan lebih dekat ke atom yang
mempunyai elektronegativitas tinggi.

Dengan kata lain, akan menjauhi atom yang mempunyai elektronegativitas rendah. Ikatan kovalen polar
menjadikan molekul yang terbentuk mempunyai potensial elektrostatis. Potensial ini akan membuat
molekul lebih polar, karena ikatan yang terbentuk dengan molekul polar lain relatif lemah. Ilustrasi
ikatan kovalen polar seperti contoh berikut ini:

Contoh ikatan kovalen polar


Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang
oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.

Contoh senyawa kovalen polar adalah NH3,PCl3, H2O, dan Cl2O. Perhatikan struktur Lewis untuk senyawa
PCl3 dan H2O berikut:

ii. Ikatan Kovalen Non Polar


Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika atom membagikan
elektronnya secara setara (sama). Biasanya terjadi ketika ada atom mempunyai afinitas elektron yang
sama atau hampir sama. Semakin dekat nilai afinitas elektron, maka semakin kuat ikatannya.

Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada molekul gas, atau yang sering disebut sebagai molekul diatomik.
Ikatan kovalen nonpolar mempunyai konsep yang sama dengan ikatan kovalen polar, yaitu atom yang
mempunyai nilai elekronegativitas tinggi akan menarik elektron lebih kuat. Pernyataan tesebut benar,
namun jika terjadi pada molekul diatom (dimana atom penyusunnya adalah sama) maka
elektronegativitas juga sama. Ilustrasi ikatan kovalen nonpolar seperti contoh berikut ini:

Contoh Ikatan Kovalen non Polar

Misalnya pada Iodine (I). Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen
digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk
muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).

Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk molekul simetris dan bersifat nonpolar adalah CH4, BH3, BCl3,
PCl5, dan CO2. Perhatikan struktur salah satu ikatan kovalen non Polar dari CH4 berikut:

Menurut jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama-sama, ikatan kovalen ini dibagi menjadi:

1. Ikatan kovalen tungggal

Tunggal di sini bermakna elektron yang dikirim bersama antar 2 atom yang berikatan berjumlah
sepasang. Masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron. Coba sobat amati struktur lewis dari
senyawa metana (CH4) seperti gambar di bawah ini
untuk mencapai kestabilan atom C perlu 4 buah elektron dan atom H memerlukan 1 buh elektron untuk
tiap atomnya. Aton karbon bisa mengikat 4 atom karbon secara bersamaan. Setiap ikatan atom C
dengan tom H melibatkan sepasang elektron sehingga dinamakan ikatan kovalen tunggal. Contoh lain
ikatan seperti ini ada pada senyawa asam klorida HCl, asam bromida HBr, amonia NH3.

2. Ikatan kovalen ganda (rangkap 2)

Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan penggunaan bersama 2 pasangan
elektron (4 elektron) oleh dua atom yang saling berikatan. Dengan kata lain, terdapat dua pasangan
elektron ikatan.

pembentukan ikatan kimia pad oksigen

ketika kita belajar biologi pasti akrab dengan senyawa berbentuk gas seperti CO2 dan O2. Keduanya
dibutuhkan makhluk hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuhan. Karbodioksida (CO2) dan oksigen
adalah contoh dari ikatan kovalen ganda yaitu ikatan kovalen yang setiap ikatan antar atomnua
melibatkan 2 pasang elektron (4 buah). Untuk mencapai kondisi stabil, atom karbon (C) memerlukan 4
buah karena ia telah memiliki 4 buah elektron valensi. Atom O memerlukan 2 buah eletron untuk
mencapai kestabilan. Oleh karena itu, 1 atom karbon akan mengikat 2 buah atom oksigen. Masing-
masing ikatan C dengan O melibatkan 2 pasang elektron (ikatan kovalen ganda).

3. Ikatan kovalen rangkap tiga

Sejalan dengan definisi ikatan kovalen tunggal dan rangkap, ikatan ini disebut rangkap tiga karena setip
ada ikatan antar atom melibatkan 3 pasang (6 buah) elektron valensi. Berikut proses pembentukan
ikatan kovalen rangkap 3 pada senyawa unsur N2 antara lain:

a. Atom Nitrogen memiliki nomor atom 7 dengan konfigurasi 2,5


b. Atom Nitrogen memiliki 5 elektron valensi dan guna mencapai kestabilan atomnya akan cenderung
menerima 3 buah elektron.
c. Ketika satu atom N berikatan dengan 1 atom sejenis maka terbentuk satu ikatan kovalen. Masing-
masing atom menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersama. Jadi ada 3 pasang (3 buah) elektron
yang digunakan. Ilustrasinya sebagai berikut

III. Ikatan logam


Logam atau metal mememiliki beberapa karakter umum yaitu wujud padat, menunjukkan kilap,
massa jenis tinggi, titik didih dan titik lebur tinggi, konduktor panas dan listrik yang baik, kuat atau
keras namun mudah dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable) dan direnggangkan (ductile).

Walaupun demikian terdapat beberapa sifat yang menyimpang misalnya raksa pada suhu kamar
merupakan satu-satunya logam yang berwujud padat dan hingga saat ini belum diketahui mengapa
raksa berwujud cair. Selain itu titik leleh beberapa unsur logam sangat rendah yaitu Hg, Cs dan Rb
dengan titik didih berturut-turut adalah -38,83 °C, 29°C dan 39°C dan Li dan K memiliki massa jenis
yang rendah yaitu 0,534 dan 0,86 g/mL. Emas, perak dan platina disebut logam mulia, sedangkan
emas, tembaga dan perak sering disebut sebagai logam mata uang, karena ketiga unsur ini
dipadukan untuk membuat koin-koin mata uang. Dikatakan sebagai logam mulia karena ketiga
logam ini sukar teroksidasi dengan sejumlah besar pereaksi.

Selain dikenal logam mulia dikenal pula logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa
jenis lima atau lebih, dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Raksa, kadmium, kromium dan
timbal merupakan beberapa contoh logam berat. Logam-logam berat dalam jumlah yang banyak
artinya melebihi kadar maksimum yang ditetapkan, sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
karena dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogen).

Berdasarkan sifat umum logam dapat disimpulkan bahwa ikatan logam ternyata bukan merupakan
ikatan ion maupun ikatan kovalen. Ikatan logam didefinisikan berdasarkan model awan elektron
atau lautan elektron yang didefinisikan oleh Drude pada tahun 1900 dan disempunakan oleh
Lorents pada tahun 1923.

Berdasarkan teori ini, logam di anggap terdiri dari ion-ion logam berupa bola-bola keras yang
tersusun secara teratur, berulang dan disekitar ion-ion logam terdapat awan atau lautan elektron
yang dibentuk dari elektron valensi dari logam terkait.

Awan elektron yang terbentuk berasal dari semua atom-atom logam yang ada. Hal ini disebabkan
oleh tumpang tindih (ovelap) orbital valensi dari atom-atom logam (orbital valensi = orbital
elektron valensi berada). Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya dapat berpindah ke
orbital valensi atom tetangganya. Karena hal inilah elektron-elektron valensi akan terdelokaslisasi
pada semua atom yang terdapat pada logam membentuk awan atau lautan elektron yang bersifat
mobil atau dapat bergerak.

Dari teori awan atau lautan elektron ikatan logam didefinisikan sebagai gaya tarik antara
muatan positif dari ion-ion logam (kation logam) dengan muatan negatif yang terbentuk dari
elektron-elektron valensi dari atom-atom logam. Jadi logam yang memiliki elektron valensi
lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan positif yang lebih besar dan awan
elektron dengan jumlah elektron yang lebih banyak atau lebih rapat. Hal ini menyebabkan
logam memiliki ikatan yang lebih kuat dibanding logam yang tersusun dari atom-atom logam
dengan jumlah elektron valensi lebih sedikit.
Misalnya logam magnesium yang memiliki 2 elektron valensi. Berdasarkan model awan elektron,
logam aluminium dapat dianggap terdiri dari ion Al2+ yang tersusun secara teratur, berulang dan
disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron yang dibentuk dari elektron valensi magnesium,
seperti pada Gambar.

Gambar Model awan elektron dari lagom magnesium


Logam dapat dapat ditempa, direntangkan, tidak rapuh dan dapat dibengkokkan, karena atom-
atom logam tersusun secara teratur dan rapat sehingga ketika diberi tekanan atom-atom tersebut
dapat tergelincir di atas lapisan atom yang lain seperti yang ditunjukan pada Gambar.

Gambar perpindahan atom pada suatu logam ketika diberi tekanan atau ditempa

Dari gambar menjelaskan mengapa logam dapat ditempa ataupun direntangkan, karena pada
logam semua atom sejenis sehingga atom-atom yang bergeser saat diberi tekanan seolah-olah tetap
pada kedudukan yang sama. Keadaan ini berbeda dengan ikatan ionik. Dalam kristal ionik, gaya
pengikatnya adalah gaya tarik antar ion yang bermuatan positif dengan ion yang bermuatan negatif.
Sehingga ketika kristal ionik diberi tekanan akan terjadi pergeseran ion positif dan negatif yang
dapat menyebabkan ion positif berdekatan dengan ion positif dan ion negatif dengan ion negatif.
Keadaan ini mengakibatkan terjadi gaya tolak antar ion-ion sejenis sehingga kristal ionik menjadi
retak kemudian pecah.

Sifat-sifat ikatan logam

a) Titik Didih dan Titik Lebur Logam

Titik didih dan titik lebur logam berkaitan langsung dengan kekuatan ikatan logamnya. Titik
didih dan titik lebur logam makin tinggi bila ikatan logam yang dimiliki makin kuat. Dalam sistem
periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran kation logam dan jari-jari atom
logam makin besar.

Hal ini menyebabkan jarak antara pusat kation-kation logam dengan awan elektronnya semakin
jauh, sehingga gaya tarik elektrostatik antara kation-kation logam dengan awan elektronnya
semakin lemah. Hal ini dapat dilihat pada titik didih dan titik lebur logam alkali.

Logam Jari-jari atom Kation Jari-jari kation Titik lebur Titik didih (°C)
logam (pm) logam logam (pm) (°C)

Li 157 Li+ 106 180 1330

Na 191 Na+ 132 97,8 892


K 235 K+ 165 63,7 774

Rb 250 Rb+ 175 38,9 688

Cs 272 Cs+ 188 29,7 690

b) Daya Hantar Listrik Logam

Sebelum logam diberi beda potensial, elektron valensi yang membentuk awan elektron
bergerak ke segala arah dengan jumlah yang sama banyak. Apabila pada logam diberi beda
potensial, dengan salah satu ujung logam ditempatkan elektroda positif (anoda) dan pada ujung
yang lain ditempatkan ujung negatif (katoda), maka jumlah elektron yang bergerak ke anoda lebih
banyak dibandingkan jumlah elektron yang bergerak ke katoda sehingga terjadi hantaran listrik.

c) Daya Hantar Panas Logam

Berdasarkan model awan elektron, apabila salah satu ujung dari logam dipanaskan maka awan
elektron ditempat tersebut mendapat tambahan energi termal. Karena awan elektron bersifat
mobil, maka energi termal tersebut dapat ditransmisikan ke bagian-bagian lain dari logam yang
memiliki temperatur lebih rendah sehingga bagian tersebut menjadi panas.

d) Kilap Logam

Permukaan logam yang bersih dan halus akan memberikan kilap atau kilau (luster) tertentu.
Kilau logam berbeda dengan kilau unsur nonlogam. Kilau logam dapat dipandang dari segala sudut
sedangkan kilau nonlogam hanya dipandang dari sudut tertentu.

Logam akan tampak berkilau apabila sinar tampak mengenai permukaannya. Hal ini disebabkan
sinar tampak akan menyebabkan terjadinya eksitasi elektron-elektron bebas pada permukaan
logam.

Eksitasi elektron yaitu perpindahan elektron dari keadaan dasar (tingkat energi terendah) menuju
ke keadaan yang lebih tinggi (tingkat energi lebih tinggi). Elektron yang tereksitasi dapat kembali
ke keadaan dasar dengan memantulkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Energi yang
dipancarkan inilah yang menyebabkan logam tampak berkilau.

e) Aloi atau Alloy


Logam-logam selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya rangka jendela,
peralatan-peralatan rumuh tangga, rangka pesawat maupun maupun bahan lain yang
menggunakan logam. Bahan-bahan logam tersebut bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam
tetapi telah dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain yang disebut aloi atau sering disebut
lakur atau paduan.

Aloi terbentuk apabila leburan dua atau lebih macam logam dicampur atau leburan suatu logam
dicampur dengan unsur-unsur nonlogam dan campuran tersebut tidak saling bereaksi serta masih
menunjukan sifat sebagai logam setelah didinginkan.

Aloi dibagi menjadi dua macam yaitu aloi selitan dan aloi substitusi. Disebut aloi selitan bila jari-jari
atom unsur yang dipadukan sama atau lebih kecil dari jari-jari atom logam. Sedangkan aloi
substitusi terbentuk apabila jari-jari unsur yang dipadukan lebih besar dari jari-jari atom logam.

Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul.Terjadi melalui ikatan
ion,iktan kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan hidrogen,logam,dan sebagainya. Dalam bentuk
molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Postulat dasar dari teori ini adalah bahwa bila 2 atom
membentuk ikatan kovalen, orbital paling luar salah satu atom mengadakan tumpang tindih dengan
orbital paling luar atom yang lain, dan pasangan elektron yang dimiliki bersama berada di daerah di
mana terjadi tumpang tindih tersebut. Dengan adanya ikatan valensi tersebut maka dapat
dijelaskan sifat fisika maupun kimia dari suatu senyawa atau ion kompleks yang terbentuk dari
ikatan valensi tersebut.

B. Saran

Makalah ini masih banyak kekurangannya,baik segi penulisan dan isi makalah.Oleh sebab itu
penulis harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. (2014).”Jenis Jenis Ikatan Kimia”. http://budisma.net/2014/12/jenis-jenis-ikatan-kimia.hmtl

Anonym. (2016). “Pengertian Ikatan Ion dan Ciri-Cirinya”. http://ilmualam.net/pengertian-ikatan-ion-


dan-ciri-cirinya.html

Budisma. 2014. “Jenis-Jenis Ikatan Kimia”. http://budisma.net/2014/12/jenis-jenis-ikatan-kimia.html, (


diakses pada agustus 2016 )

Utami, Budi., Agung Nugroho Catur Saputro, & Lina Maha. (2016). “KIMIA-1 Untuk SMA/MA kelas X”

Wanibesak. (2011). “Ikatan Logam Sifat-Sifat Logam dan Alloy”.


https://wanibesak.wordpress.com/2011/06/27/ikatan-logam-sifat-sifat-logam-dan-alloy/

Anda mungkin juga menyukai