Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH BIOMEDIK II

“KONSEP DASAR KIMIA DAN TERMOKIMIA”

DOSEN PENGAMPU:
SITI NUR HASANAH, SST.,M.KES

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. SINDY CLAUDIA 2011211013
2. AYUNINGTYAS MEDIANI 2011211015
3. ATIKAH QURRATUL AINI 2011211027
4. MUHAMAD FARHAN 2011211051
5. ELSHA LUKMAN 2011212001
6. AMELIA RAHMADITA INDACAHYANI 2011213039

KELAS A1

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua serta shalawat dan salam yang senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW,
sehingga makalah tentang “Konsep Dasar Kimia dan Termokimia” ini dapat kami susun dengan
lancar.
Rasa terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Biomedik II yaitu
Ibu Siti Nur Hasanah, SST., M.Kes yang telah memberikan amanah kepada kelompok kami untuk
membahas dan menulis makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami mengakui bahwa masih banyak kekurangan yang terkandung
di dalamnya. Kami berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih
memperbaiki makalah ini. Terima kasih.

Padang, 23 Maret 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I ...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................1
BAB II .............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................3
2.1 Pengenalan Sistem Ion Dan Molekul .................................................................................3
2.2 Tata Nama Senyawa ...........................................................................................................5
2.3 Komposisi Molekul ............................................................................................................7
2.4 Ikatan Ion Dan Ikatan Kovalen .........................................................................................10
2.5 Konsep Mol ......................................................................................................................16
2.6 Massa Atom Relatif Dan Massa Molekul Relatif .............................................................18
2.7 Penentuan Rumus Empiris Dan Rumus Molekul .............................................................19
2.8 Persamaan Reaksi Kimia ..................................................................................................21
2.9 Penyetaraan Persamaan Reaksi Kimia .............................................................................24
BAB III ..........................................................................................................................................27
PENUTUP .....................................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................27
3.2 Saran .................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang hakikat pengetahuannya
berdasarkan fakta, hasil pemikiran, dan hasil penelitian yang dilakukan para ahli. Ilmu kimia
juga merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari materi dan perubahan baik proses alami
maupun percobaan di laboratorium.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang di peroleh dan dikembangkan bedasarkan eksperimen
yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala - gejala alam
khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan
energitika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat
yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat yang
melibatkan keterampilan dan penalaran.
Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip,
hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh karena itu, pembelajaran kimia harus
memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses (Depdiknas, 2008:11).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja sistem ion dan molekul ?
2. Bagaimana penamaan senyawa ?
3. Bagaimana ikatan ion dan kovalen ?
4. Bagaimana konsep berat atom, mol, dan berat molekul ?
5. Bagaimana komposisi molekul ?
6. Bagaimana rumus empiris senyawa ?
7. Bagaimana persamaan reaksi kimia ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem ion dan molekul.
2. Mengetahui penamaan senyawa.
3. Mengetahui ikatan ion dan kovalen.

1
4. Mengetahui konsep berat atom, mol dan berat molekul.
5. Mengetahui komposisi molekul.
6. Mengetahui rumus empiris senyawa.
7. Mengetahui persamaan reaksi kimia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Sistem Ion Dan Molekul


2.1.1 Ion
Ion adalah atom atau molekul yang memperoleh atau kehilangan satu atau lebih elektron
sehingga jumlah elektronnya berbeda dengan jumlah proton. Jika jumlah elektron lebih
sedikit dari proton atau kehilangan elektron, maka ion tersebut bermuatan positif.
Namun jika jumlah elektron lebih banyak dari proton atau menerima elektron, maka ion
tersebut bermuatan negatif. Penulisan ion biasanya diikuti dengan tanda positif atau negatif
sesuai dengan muatan ion tersebut.
Sebagai contoh, atom Na pada kondisi normal memiliki 11 elektron untuk memenuhi
seluruh subkulit. Pada kondisi tertentu, ketika di sekitar Na terdapat elemen lain yang
bersifat menarik elektron dari Na, seperti ketika Na dicampurkan dengan Cl yang mampu
menarik elektron.
Pada kondisi tersebut, elektron dari Na akan tertarik ke Cl sehingga Na kehilangan satu
buah elektron menjadi hanya memiliki 10 elektron. Ketika Na hanya memiliki 10 elektron,
maka jumlahnya lebih sedikit daripada proton yang dia miliki sehingga atom Na akan
bermuatan positif. Sedangkan pada Cl yang telah menarik satu elektron dari Na, akan
menjadi negatif karena memiliki elektron yang lebih banyak daripada protonnya.
Suatu molekul atau senyawa yang tidak hanya terdiri dari satu jenis atom juga dapat
mengalami ionisasi. Contohnya yaitu nitrat (NO3) yang terdiri dari 1 atom nitrogen dan 3
atom oksigen. Pada kondisi tersebut, nitrat akan berada dalam bentuk anion atau bermuatan
negatif sehingga pada umumnya nitrat akan dituliskan sebagai NO 3–.
1. Jenis dan Contoh Ion
Ion dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kation dan anion :
a. Kation
Kation adalah suatu ion yang membawa muatan positif yang disebabkan karena
jumlah proton dalam suatu spesi lebih banyak daripada jumlah elektronnya. Kation
pada umumnya terbentuk akibat dari suatu spesi yang kehilangan satu atau lebih
elektronnya. Rumus untuk kation ditunjukkan dengan tanda “+” dengan diawali

3
angka yang menunjukkan jumlah muatan. Misalnya yaitu H+ berarti atom hidrogen
yang bermuatan 1+, untuk Ca2+ merupakan kalsium yang bermuatan 2+.
Contoh Al3 , NH4+, Ba2+, Na+, dan lain-lain.
b. Anion
Anion merupakan suatu ion yang membawa muatan negatif yang dikarenakan
jumlah elektron pada suatu spesi lebih besar daripada jumlah elektronnya. Anion
dapat terbentuk karena suatu spesi menarik atau menangkap elektron dari spesi lain
yang kehilangan elektron. Dalam kimia, anion biasa dituliskan dengan tanda “-“
yang sama seperti kation dengan diawali angka yang menunjukkan besar
muatannya.
Contoh Cl–, CH3COO–, CO32-, F–, HPO42-, OH–, dan lain-lain.

Dikarenakan kation dan anion merupakan dua spesi yang membawa muatan listrik
berlawanan, maka kation dan anion akan saling tertarik satu sama lain. Suatu kation dapat
bersaing dengan kation lain dalam mengikat anion, hal tersebut juga berlaku pada anion
yang dapat bersaing dengan anion lain untuk berikatan dengan kation.
Oleh karena itu, kation dan anion dapat dikategorikan sebagai suatu spesi kimia
yang reaktif. Ketika kation dan anion bereaksi atau bergabung, maka dapat terbentuk
suatu senyawa seperti contohnya garam.

2.1.2 Molekul
Molekul adalah sekumpulan yang terikat dan merupakan kesatuan serta mempunyai
sifat-sifat fisika dan kimia yang khas. Gabungan atom-atom sejenis dapat membentuk
molekul unsur, sedangkan gabungan unsur-unsur yang tidak sejenis dapat membentuk
molekul senyawa.
Contoh :
• 1 atom oksigen + 1 atom oksigen = 1 molekul oksigen
• 2 atom hidrogen + 1 atom oksigen = 1 molekul air
2H + O = H2O
Molekul dikatakan bagian terkecil dari benda yang dapat berdiri sendiri. Satu molekul
panjangnya kurang lebih satu per milliyar centimeter (1/100.000.000 cm). Dalam satu benda

4
yang panjangnya satu centimeter, terdapat 1000.000.000 molekul, bayangkan bagaimana
halusnya molekul itu. Bayangkan pula jumlah molekul yang terdapat dalam sehelai rambut,
berapa jumlah molekul dalam tubuh, dan berapa molekul dalam bumi dan ruang angkasa.
Seperti halnya atom, molekul juga mempunyai massa dan bentuknya. Massa molekul
sesuatu zat adalah jumlah massa atom yang membentuknya.

2.2 Tata Nama Senyawa


Tata nama senyawa digunakan untuk memberi nama berbagai macam senyawa yang
didasarkan pada aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).
2.2.1 Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi menyatakan banyaknya elektron dari suatu atom yang terlibat dalam
pembentukan ikatan. Bilangan oksidasi ini dikenal juga sebagai valensi. Bilangan oksidasi
juga menunjukkan muatan suatu ion dalam senyawa. Bilangan oksidasi yang benar adalah
yang sesuai dengan aturan yang lebih dahulu dari enam aturan berikut:
1. Atom atau unsur bebas, bilangan oksidasinya = 0
2. Dalam suatu molekul senyawa atau satuan rumus kimia, jumlah bilangan oksidasi semua
atom adalah = 0, sedangkan dalam sebuah ion, jumlah bilangan oksidasinya = muatan
ion.
3. Dalam senyawanya, logam alkali (IA) bilangan oksidasinya = + 1, dan logam alkali
tanah (IIA) bilangan oksidasinya = + 2.
4. Dalam senyawanya, bilangan oksidasi H = + 1, dan bilangan oksidasi F = − 1.
5. Dalam senyawanya, bilangan oksidasi O = − 2.
6. Dalam senyawa biner dengan logam, golongan VIIA bilangan oksidasinya = −1,
golongan VIA bilangan oksidasinya = −2, dan golongan VA bilangan oksidasinya = −3.
Contoh:
• Dalam HCl : H = + 1, Cl = − 1
• Dalam LiH : Li = + 1, H = − 1
• Dalam NO : N = + 2, O = − 2
• Dalam NO2 : N = + 4, O = − 2
• Dalam NH3 : N = − 3, H = + 1

5
2.2.2 Tata Nama Senyawa Biner
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3 N dan rumus kimia air lazim
ditulis sebagai H2 O bukan OH2 .
1. Penamaan Senyawa Biner Ionik
Sistem STOCK : nama logam + (bilangan oksidasi dengan angka romawi) + nama non
logam.
Sistem akhiran: nama logam + akhiran _o atau _i + nama non logam akhiran _o untuk
bilangan oksidasi yang lebih besar, dan akhiran _i untuk bilangan oksidasi yang lebih
kecil.
Contoh: FeO = besi (II) oksida = ferro oksida
Fe2O3 = besi (III) oksida = ferri oksida
2. Penamaan Senyawa Biner Kovalen
Sistem STOCK: nama non logam positip + (bilangan oksidasi dengan angka romawi) +
nama non logam negatif
Sistem awalan: awalan sesuai jumlah atom. Mono di depan tidak perlu disebut.
Contoh: CO2 = karbon (IV) oksida = karbon dioksida
CO = karbon (II) oksida = karbon monoksida

2.2.3 Penamaan Senyawa Garam


Nama kation + nama anion
Contoh: NaCl = natrium klorida
Na2SO4 = natrium sulfat
1. Penamaan Senyawa Garam Asam
H dibaca hidrogen atau hidro dan diberi awalan. Awalan mono tidak perlu disebut.
Contoh: CaHPO4 = kalsium hidrogen fosfat = kalsium hidrofosfat
KH2PO4 = kalium dihidrogen fosfat = kalsium dihidrofosfat
2. Penamaan Senyawa Garam Basa
OH dibaca hidroksi dan diberi awalan. Awalan mono tidak perlu disebut.

6
Contoh: Cu(OH)Cl = tembaga hidroksi klorida
Al(OH) 2Cl = aluminium dihidroksi klorida
3. Penamaan Senyawa Garam Rangkap
Nama kation pertama + nama kation kedua + nama anion + hidrat diberi
awalan
Contoh: Al2(SO4) 3.MgSO4.8H2O = aluminium magnesium sulfat oktahidrat.
4. Penamaan Senyawa Garam Kompleks Kation
Nama ligan diberi awalan + nama kation pusat + nama anion
Contoh: [Pt(NH3) 4Cl2] SO4 = tetraminadikloroplatinum(IV)sulfat
5. Penamaan Senyawa Garam Kompleks Anion
Nama kation + nama ligan diberi awalan + nama kation pusat + akhiran _at
Contoh: K4[Fe(CN) 4] = kaliumtetrasianoferat(II)

2.3 Komposisi Molekul


Molekul adalah sekumpulan yang terikat dan merupakan kesatuan serta mempunyai
sifat-sifat fisika dan kimia yang khas. Berdasarkan kutipan di atas maka molekul itu ada karena
adanya atom-atom, yaitu apabila atom terasosiasi dengan sesama jenisnya atau dengan atom
lain (tak sejenis) maka terjadinya molekul. Gabungan atom ± atom sejenis dapat membentuk
molekul unsur, sedangkan gabungan unsur-unsur yang tidak sejenis dapat membentuk molekul
senyawa.
Salah satu contoh, yaitu Triklorometana atau sering lebih dikenal sebagai kloroform
adalah senyawa yang digunakan sebagai pembius. Kloroform mempunyai rumus kimia CHCl3
dengan massa molekul 119,5.
Pada kloroform, unsur-unsur yang ada dalam senyawa adalah C, H, dan Cl. Sedangkan
jumlah relatif atom dari masing-masing unsur adalah: atom C dan H masing-masing adalah 1,
dan atom Cl adalah tiga. Dalam rumus kimia, untuk setiap mol senyawa, indeks angka pada
masingmasing atom merupakan perbandingan mol dari atom-atom tersebut. Maka, per mol
kloroform mengandung: 1 mol atom C, 1 mol atom H, dan 3 mol atom Cl. Hal ini dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: 1 mol CHCl3 ≈ 1 mol C ≈ 1 mol H ≈ 3 mol Cl.
Dengan demikian apabila diketahui jumlah mol dari salah satu atom dalam suatu senyawa,

7
maka jumlah mol atom lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan perbandingan mol
seperti pada pernyataan di atas.
Semua atom yang ada dalam rumus kimia merupakan atom-atom yang digabung atau
diikat satu sama lain. Oleh karena itu rumus kimia seringkali tidak menunjukkan atom mana
dalam senyawa yang terikat. Jadi, dalam rumus CHCl3 sama sekali tidak dapat dikatakan
bahwa semua atom terikat langsung ke atom C.
2.3.1 Persen komposisi
Merupakan perbandingan massa dari masing-masing unsur dalam senyawa. Setelah
diketahui jumlah masing-masing atom dalam suatu senyawa, maka melalui rumus kimia
dapat dihitung persen (%) komposisi masing-masing atom dalam senyawa tersebut. Sebagai
contoh K2Cr2O7, perbandingan mol antara atom K dan molekul K 2Cr2O7 adalah 2
berbanding 1, atau dengan kata lain perbandingannya adalah 2 mol K per 1 mol K 2Cr2O7.
Dengan menggunakan massa molar, perbandingan mol tersebut dapat dirubah menjadi
perbandingan massa, yaitu g K per g K2Cr2O7. Perbandingan massa ini menunjukkan jumlah
g K per g K2Cr2O7. Apabila perbandingan ini dikalikan dengan 100, maka perbandingan
dapat dinyatakan sebagai g K per 100 g K2Cr2O7 untuk mengetahui persen komposisi dari
senyawa.
% komposisi atom = jumlah atom x massa molar atom (Ar) x 100
Massa molar total

2.3.2 Rumus molekul senyawa


Rumus Molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom – atom dari unsur – unsur
yang menyusun satu molekul senyawa. Ringkasnya, rumus molekul menyatakan susunan
sebenarnya dari molekul zat.
1. Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu molekul air terdapat dua atom
hidrogen dan satu atom oksigen.
2. Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam satu molekul glukosa terdapat 6
atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
RM = (massa rumus empiris)
n = jumlah kelipatan

8
Untuk mengetahui rumus molekul senyawa dari rumus empiris yaitu harus diketahui
terlebih dahulu massa molekul relatifnya.

2.3.3 Contoh Soal Penggunaan Rumus Molekul :


Diketahui suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH2O. jika sebanyak 4,2 gram
senyawa diuapkan pada 345 K dan 1 atm, diperoleh volume uap sebesar 2,5 L. Bagaimana
rumus molekul senyawa tersebut?
Diketahui :
M = 4,2 gram
T = 435 K
P = 1 atm
V = 2,5 L
Jawab :
Asumsikan gas senyawa bersifat ideal maka jumlah mol uap dicari menggunakan
persamaan gas ideal, yaitu:

Setelah jumlah mol diketahui, selanjutnya menentukan massa molekul relatif senyawa
(Mr) yang dapat dihitung melalui massa molar, nilai massa molar juga menyatakan nilai
massa molekul relatif dari senyawa.

Dengan demikian massa molekul relatif adalah 60 sma.


Massa molekul relatif merupakan kelipatan dari massa rumus empiris. Dari rumus
empiris, diketahui senyawa tersusun dari saru atom C, dua atom H dan satu atom O. Dengan
demikian:
Mr = n x (Ar C + 2 Ar H + Ar O)
60 = n x (12 + 2 + 16)
60 = n x 30
n=2
dengan n = 2, rumus molekul senyawa tersebut adalah:

9
2 x (CH2O) = C2H4O2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut C2H4O2.

2.4 Ikatan Ion Dan Ikatan Kovalen


2.4.1 Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom
lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron
(logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah
melepaskan elektron berubah menjadi ion positif.
Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif.
Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang
disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa
ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam.
Ciri-ciri Ikatan Ion :
• Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion negatif.
• Ikatan ion terjadi antara unsur logam (unsur yang melepas elektron) dengan unsur
nonlogam (unsur yang menagkap elektron).
• Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari satu atom ke atom yang
lain (membentuk ion positif dan negatif).
• Mempunyai beda keelekronegatifan yang besar.

Sifat-Sifat Senyawa Ion :


• Titik didih dan titik lelehnya tinggi.
• Mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam senyawa-senyawa organik. Misalnya
alkohol, benzena dan petroleum eter.
• Kristalnya keras tetapi rapuh/mudah patah.
• Penghantar panas yang baik.
• Padatannya tidak menghantarkan listrik, tetapi lelehan maupun larutannya dapat
menghantarkan listrik (elektrolit).
• Berwujud padat pada suhu kamar

10
Contoh Pembentukan Ikatan Ion :
Natrium tergolong unsur logam dengan energi ionisasi yang relatif rendah. Artinya
mudah melepas elektron. Di lain pihak, klorin adalah unsur nonlogam dengan daya tarik
elektron yang relatif besar. Artinya klorin mempunyai kecenderungan besar untuk menarik
elektron. Ketika natrium direaksikan dengan klorin, klorin akan menarik elektron dan
natrium. Natrium berubah menjadi ion positif (Na+), sedangkan klorin berubah menjadi
ion negatif (Cl-). Ion ion tersebut kemudian mengalami tarik-menarik karena gaya Coulomb
sehingga membentuk NaCl.

Sehingga dapat disimpulkan, ikatan ion terjadi karena adanya suatu gaya elektrostatis
dan ion yang berbeda muatan (positif dan negatif). Hal itu dapat terjadi jika antara unsur
yang direaksikan terdapat perbedaan daya tarik elektron yang cukup besar. Satu unsur
mempunyai gaya tarik elektron yang lemah sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua
unsur tersebut membentuk ion unsurnya. Golongan unsur yang gaya tarik elektronnya relatif
besar adalah unsur nonlogam, sedangkan golongan unsur yang mempunyai gaya tarik
elektron relatif lemah adalah unsur logam. Oleh karena itu, unsur logam dengan unsur
nonlogam umumnya berikatan ion dalam senyawanya.

2.4.2 Ikatan Kovalen


Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara
dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom nonlogam).
Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan
pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur
nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh:
H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut
senyawa kovalen.
Ciri-ciri ikatan kovalen :

11
• Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron-elektron yang
berikatan
• Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam.
• Mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.

Sifat- Sifat Senyawa Kovalen :


• Pada suhu kamar, umunya berupa gas, cairan, atau padatan dengan titik leleh rendah.
• Gaya antarmolekul nya lemah meskipun ikatan kovalen merupakan ikatan yang kuat.
• Larut dalam pelarut non polar.
• Padatan, leburan atau larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Contoh Pembentukan Ikatan Kovalen


Pembentukan ikatan dalam molekul H2 tidak melalui pelepasan dan penyerapan
elektron. Sebagai unsur nonlogam, atom-atom hidrogen mempunyai daya tarik elektron
yang cukup besar. Oleh karena peasangan elektron yang terbentuk ditarik oleh kedua inti
atom hidrogen yang berikatan, kedua atom tersebut menjadi saling terikat. Ikatan yang
terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron ini yang dimaksud dengan
ikatan kovalen.

Dengan aturan oktet, ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O
adalah H memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H
mengikuti kaidah oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom
O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O

12
Macam-macam Ikatan Kovalen :
1) Berdasarkan Jumlah Pasangan
a) Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah suaru ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama
sepasang elektron. Masing masing atom memberikan kontribusi satu elektron untuk
digunakan secara bersama.

b) Ikatan Kovalen Ganda (Rangkap)


Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan penggunaan bersama
2 pasangan elektron (4 elektron ) oleh dua atom yang saling berikatan. Dengan kata
lain, terdapat dua pasangan elektron. CO2 dan O2 merupakan contoh ikatan kovalen
ganda.

c) Ikatan Kovalen Rangkap Tiga


Ikatan kovalen ini di sebut rangkap tiga karena setiap ada ikatan atom melibatkan 3
pasang (6 buah ) elektron valensi.

13
2) Berdasarkan Kepolarannya
a) Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya
(PEI) cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Senyawa kovalen polar
biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar,
mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol.
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan.
b) Ikatan Kovalen NonPolar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya
(PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen
nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan
nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.
Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak memiliki
perbedaan keelektronegatifan.
Kovalen Polar Kovalen NonPolar
Larut dalam air Tidak larut dalam air
Memiliki pasangan elektron bebas pada Tidak memiliki pasangan elektron bebas
atom pusat pada atom pusat.
Perbedaan keelektronegatifan (0,5 - 2) Perbedaan keelektronegatifan mendekati
nol (0 - 0,5)
Contoh: NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr, Contoh: F2, Cl2, Br 2, I2, O2, H2, N2,
SO3, N2O5, Cl2O5. CH4, SF6, PCl5, BCl3.

14
c) Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk dari pemakaian
bersama elektron yang hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang
lainnya tidak menyumbangkan elektron. Ikatan ini dapat terjadi jika atom
penyumbang memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB).

Konfigurasi atom N pada NH3 sudah stabil yaitu mengikuti aturan oktet, dan
mempunyai sepasang elektron bebas. Sedangkan atom B dalam senyawa BF 3 sudah
memasangkan semua elektron valensinya, namun belum mengikuti konfigurasi oktet
(kurang 2 elektron), sehingga pasangan elektron bebas dari atom N dapat digunakan
secara bersama dengan atom B dari BF3.

Perbedaan ikatan ion, kovalen, dan kovalen koordinasi dapat diperhatikan dari tabel berikut ini:
Perbedaan Ion Kovalen Kovalen Koordinasi
Proses Serah terima Penggunaan bersama Penggunaan bersama
Pembentukan elektron antar pasangan elektron pasangan elektron yang
atom dimana tiap atom hanya berasal dari
menyumbang elektron. salah satu atom
Atom yang Logam + Nonlogam + Nonlogam Nonlogam + Nonlogam
terlibat Nonlogam
Titik leleh dan Tinggi Rendah Rendah
titik didih
Kelarutan Larut dalam air Sukar larut dalam air Sukar larut dalam air
namun sukar larut namun larut dalam namun larut dalam
dalam pelarut pelarut organik pelarut organik
organik seperti

15
aseton, alkhohol,
eter dan Benzena
Daya Hantar Lelehan dan Tidak dapat Tidak dapat
Listrik larutannya menghantarkan listrik menghantarkan listrik
mengantarkan
listrik
Contoh NaCl, LiF, CaO, HF, H2O, PCl3, BCl3, NH4+, SO4-, POCl3,
CaBr 2, AlCl3 CO2 H3NBF3, SO3

2.5 Konsep Mol


Satu mol menyatakan jumlah zat suatu sistem yang mengandung sejumlah besaran
elementer (atom, molekul, dan ion) yang setara dengan banyaknya atom yang terdapat dalam
12 gram tepat isotop Karbon-12 (C-12). Jumlah besaran elementer tersebut disebut sebagai
tetapan Avogadro dan dilambangkan dengan R. Besarnya tetapan Avogadro ditentukan secara
eksperimen, dan harga tetapan Avogadro sebesar 6,02×1023 partikel.
2.5.1 Hubungan mol dengan jumlah partikel
Jadi 1 mol apapun memiliki jumlah partikel yang sama yaitu sebanyak 6,02×1023
partikel.
• 1 mol air mengandung 6,02×1023 molekul H2O
• 1 mol gas oksigen mengandung 6,02×1023 molekul O2
• 1 mol natrium mengandung 6,02×1023 atom Na
• 2 mol natrium mengandung 2×6,02×1023 atom Na
Sehingga hubungan mol (n) dengan jumlah partikel dapat ditunjukkan persamaan :

2.5.2 Hubungan mol dengan massa suatu zat


1 mol zat apapun menunjukkan jumlah partikel yang sama, tetapi kalo kita ukur
massanya maka 1 mol zat yang berbeda umumnya memiliki massa yang berbeda.
• 1 mol karbon massanya 12 gram
• 1 mol air massanya 18 gram
• 1 mol gas oksigen massanya 32 gram

16
Massa untuk membentuk 1 mol suatu zat disebut dengan massa molar dan memiliki
satuan gram/mol. Hubungan antara mol dengan massa suatu zat ditunjukan persamaan:

Ternyata angka dari massa molar sama dengan angka yang terdapat pada Ar (jika
partikelnya atom) atau Mr (jika partikelnya molekul).
Ar C = 12 sma; massa molar karbon = 12 g/mol
Mr H2O = 18 sma; massa molar air = 18 g/mol
Sehingga persamaan untuk menentukan mol dapat juga ditulis :

2.5.3 Hubungan mol dengan volume gas


Pada suhu dan tekanan tertentu akan selalu berlaku bahwa semakin besar volume suatu
gas maka jumlah partikel dalam gas tersebut juga akan semakin banyak yang artinya jumlah
mol gas akan semakin besar. Hubungan volume gas dengan mol secara umum ditunjukkan
oleh suatu persamaan yang biasa dikenal sebagai persamaan gas ideal.

Di mana :
P = Tekanan gas (atm)
V = Volume gas (L)
T = Temperature (K)
R = Tetapan Avogadro (0,082 atm.L/mol.K)

Selain itu ada beberapa kondisi khusus mengenai hubungan antara volume gas dengan
mol (n) yaitu :
a. Pada kondisi standar (T = 00C dan P = 1 atm) atau sering disebut sebagai STP (Standard
Temperature and Pressure)

17
b. Pada kondisi RTP (Room Temperature and Pressure) (T = 250C dan P = 1 atm) berlaku:

c. Pada kondisi suhu dan tekanan yang sama, maka digunakan persamaan

2.6 Massa Atom Relatif Dan Massa Molekul Relatif


2.6.1 Massa Atom Relatif (Ar)
Atom adalah bagian terkecil dari unsur-unsur. Untuk mempermudah perhitungan massa
atom, maka ditetapkan massa atom C-12 sebagai standar yaitu 78 atom karbon yang
massanya 12 sma. 1 satuan massa atom (sma) = 1/12 x massa 1 atom C-12.
Atom-atom unsur yang sama mempunyai massa berbeda disebut isotop. Jadi massa atom
bukan merupakan massa salah satu isotop saja tetapi merupakan massa rata-rata seluruh
atom di alam. Massa atom yang di dapat dari pengukuran merupakan perbandingan massa
rata-rata 1 atom zat dengan 1/12 x massa 1 atom C-12.
Massa atom relatif memiliki satuan g/mol, diberi lambang Ar dan dirumuskan :

Contoh:
Massa rata-rata 1 atom Fe adalah 56 sma. Berapa massa atom relatif Fe ?
Jawaban :

18
2.6.2 Massa Molekul Relatif (Mr)
Molekul adalah bagian terkecil dari suatu senyawa, merupakan gabungan dari 2 atom
atau lebih sehingga besarannya ditentukan oleh massa atom-atom penyusunnya. Massa
molekul relative merupakan jumlah massa atom dari seluruh atom-atom yang menyusun
molekul. Massa molekul relative diberi lambing Mr dan dirumuskan :

Jadi massa atom molekul suatu senyawa merupakan jumlah massa atom relatif dari
seluruh atom penyusun molekul atau satuan rumus kimia senyawa tersebut.

Contoh :
Hitunglah massa molekul relative Fe 2(SO4)3 jika diketahui Ar Fe = 56 g/mol, S =32 g/mol
dan O = 16 g/mol.
Jawab :
Mr Fe2(SO4)3 = (2 x Ar Fe) + (3 x Ar S) + (12 x Ar O)
= (2 x 56 g/mol) + (3 x 32 g/mol) + (12 x 16 g/mol)
= 112 + 96 + 192 g/mol
= 400 g/mol
Jadi Mr Fe2(SO4)3 adalah 400 g/mol.

2.7 Penentuan Rumus Empiris Dan Rumus Molekul


Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-masing unsur
yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat ditunjukkan dengan angka
indeks. Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan rumus molekul.

19
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandinganterkecil atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun senyawa. Sedangkan, rumusmolekul adalah rumus yamg
menyatakan jumlah atom -atom dari unsur-unsur yangmenyusun satu molekul senyawa.
Rumus Molekul = (Rumus Empiris).
nMr Rumus Molekul = n x (Mr Rumus Empiris)
Keterangan:n = bilangan bulat

Penentuan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa dapat ditempuh dengan
langkah berikut :
a) Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa;
b) Ubah ke satuan mol;
c) Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris;
d) Cari rumus molekul dengan cara: (Mr rumus empiris).n = Mr rumusmolekul, n dapat
dihitung;
e) Kalikan n yang diperoleh dari hitungan dengan rumus empiris.

Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan menggambarkan perubahan-perubahan


kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia secara tepat, singkat dan langsung, kita gunakan
lambang-lambang kimia dan rumus-rumus kimia. Secara umum dikenal rumus empiris dan
rumus molekul.
Rumus empiris adalah suatu senyawa yang menyatakan nisbah (jumlah) terkecil jumlah
atom yang terdapat dalam senyawa tersebut, sedangkan rumus yang sebenarnya untuk semua
unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Sebagai contoh karbon dioksida terdiri dari
1 atom C dan 2 atom O, maka rumus empirisnya CO2. Hidrogen peroksida yang mempunyai
2 atom H dan 2 atom O memiliki rumus molekul H2O2 rumus empirisnya HO.
Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat, tetapi umumnya untuk
zat anorganik, unsur logam atau hidrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan non logam
atau metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat organik aturan yang umum
berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P.
Rumus paling sederhana dari suatu molekul dinamakan rumus empiris, yaitu rumus
molekul yang menunjukkan perbandingan atom-atom penyusun molekul paling sederhana dan

20
merupakan bilangan bulat. Rumus empiris merupakan rumus yang diperoleh dari percobaan.
Contoh, rumus molekul benzena adalah C6H6, rumus empirisnya adalah CH. Rumus molekul
hidrogen peroksida adalah H2O2, rumus empirisnya HO.
Rumus empiris dapat juga menunjukkan rumus molekul apabila tidak ada informasi
tentang massa molekul relatif dari senyawa itu. Misalnya, NO 2 dapat dikatakan sebagai rumus
molekul jika tidak ada informasi massa molekul relatifnya, tetapi jika massa molekulnya
diketahui, misalnya 92 maka NO2 merupakan rumus empiris karena rumus molekul senyawa
tersebut adalah N2O4.

2.8 Persamaan Reaksi Kimia


Persamaan reaksi didefinisikan sebagai penulisan suatu reaksi atau perubahan kimia yang
mengacu pada hukum-hukum dasar kimia. Setiap perubahan kimia yang terjadi, misalnya
kertas terbakar, besi berubah menjadi berkarat atau yang lainnya, harus dapat kita tuliskan
secara sederhana agar dapat dengan mudah dimengerti. Oleh sebab itu perubahan-perubahan
kimia diubah menjadi persamaan reaksi.
Persamaan reaksi adalah persamaan yang menggambarkan hubungan zat-zat kimia yang
terlibat sebelum dan sesudah reaksi kimia. Persamaan reaksi dinyatakan dengan rumus kimia
zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi, angka koefisien, dan fase/wujud zat.
Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi/reaktan dituliskan di sebelah kiri tanda anak
panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi atau produk reaksi dituliskan di sebelah kanan tanda anak
panah.
Suatu persamaan reaksi kimia dapat ditulis dengan dua cara, yaitu persamaan perkataan
dan persamaan simbol. Persamaan perkataan adalah persamaan kimia yang memberi nama
pereaksi-pereaksi dan nama hasil reaksinya, misalnya hidrogen bereaksi dengan oksigen
menghasilkan air.

Persamaan simbol adalah suatu singkatan dalam menguraikan suatu reaksi kimia. Simbol
ini menggunakan rumus kimia dari pereaksi-pereaksi dan hasil reaksi, serta menggunakan

21
tanda tambah (+) dan tanda panah (→). Persamaan reaksi ini menggambarkan hubungan zat-
zat yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Perubahan dari pereaksi menjadi hasil reaksi digambarkan dengan tanda anak panah.
Angka koefisien menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan hasil reaksi. Angka
koefisien dituliskan di depan rumus kimia zat, agar reaksi menjadi setara. Reaksi dikatakan
setara jika jumlah atom di kiri sama dengan jumlah atom di kanan tanda anak panah, sehingga
sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa.

Contoh:
Natrium hidroksida direaksikan dengan asam klorida menghasilkan natrium klorida dan air.
Maka persamaan reaksinya:
Natrium hidroksida + Asam klorida → Natrium klorida + Air
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl (aq) + H2O (aq)
NaOH dan HCl disebut pereaksi/reaktan
NaCl dan H₂O disebut hasil reaksi

Persamaan reaksi yang sempurna disebut juga persamaan reaksi yang telah setara. Syarat-
syarat persamaan reaksi setara sebagai berikut.
a. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
b. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
c. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
d. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar.
e. Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus
kimia.

Untuk membuat persamaan reaksi menjadi setara diperbolehkan mengubah jumlah


rumus kimia (jumlah molekul atau satuan rumus), tetapi tidak boleh mengubah rumus kimia
zat-zat yang terlibat persamaan reaksi. Jumlah satuan rumus kimia disebut koefisien.

22
Persamaan reaksi menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang bereaksi dengan jumlah
zat-zat hasil reaksi. Unutuk menyatakannya digunakan rumus kimia zat-zat, koefisien reaksi,
dan wujud zat. Perhatikan contoh berikut:
2Na (s) + Cl₂ (g) → 2NaCl (s)
a. Rumus kimia zat-zat
Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dinyatakan oleh rumus kimianya. Rumus
pereaksi diletakkan di ruas kiri dan hasil reaksi diletakkan di ruas kanan. Kedua ruas
dihubungkan oleh tanda panah yang menyatakan arah reaksi.

b. Koefisien reaksi
Koefisien reaksi menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan produk reaksi.
Pada contoh di atas, 2 molekul Na bereaksi dengan 1 molekul Cl₂ menghasilkan 2 molekul
NaCl. Koefisien reaksi 1 umumnya tidak ditulis.
Koefisien reaksi diberikan agar persamaan reaksi sesuai dengan Hukum Kekekalan
Massa dari Lavoisier, yang menyatakan bahwa:
“ Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
Karena massa suatu zat berbanding lurus dengan jumlah partikel (atom), maka hukum
tersebut dapat pula berarti :
Jumlah atom dari setiap unsur di ruas kanan = Jumlah atom dari setiap unsur di ruas kiri

c. Wujud zat
Meskipun bukan keharusan, terkadang kita perlu mencantumkan wujud zat-zat
yang terlibat dalam suatu reaksi. Wujud zat ditulis dengan singkatan dalam tanda kurung,
sebagai subskrip di belakang rumus kimia zat yang bersangkutan.
Wujud Zat Subskrip
Padat (solid) s
Cair (liquid) l
Gas (gas) g
Larut dalam air (aqueous) aq

23
2.9 Penyetaraan Persamaan Reaksi Kimia
Dasar untuk penyetaraan reaksi kimia adalah hukum kekekalan massa yang dikemukakan
oleh Lavoiser bahwa ”dalam sebuah reaksi, massa zat-zat sebelum bereaksi sama dengan
massa zat sesudah bereaksi”. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada massa yang
hilang selama berlangsung reaksi.
Dalam persamaan reaksi kimia terdapat dua daerah, daerah dimana zat sebelum bereaksi
di sebelah kiri tanda panah dan daerah dimana zat telah bereaksi di sebelah kanan tanda panah.
Di kedua daerah tersebut, kita akan mendapatkan informasi bahwa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama, kesamaan ini dapat ditunjukkan dengan kesetaraan jumlah atom, atau
jumlah massa. Contoh di bawah ini dapat menjelaskan informasi apa saja yang kita dapat dari
sebuah persamaan reaksi
C + O₂ → CO₂
Persamaan reaksi ini benar jika jumlah atom karbon di sebelah kiri tanda panah (sebelum
bereaksi) sama dengan jumlah atom sebelah kanan tanda panah (sesudah reaksi). Demikian
pula dengan atom Oksigen sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Dari gambar di atas
tampak bahwa jumlah atom C di sebelah kiri dan kanan adalah sama, sebanyak 1 buah.
Demikian pula untuk atom O jumlahnya sama yaitu 2 buah. Dengan demikian persamaan
reaksi ini sudah benar.
Informasi lain adalah jumlah massa Karbon dan Oksigen sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama, misalnya terdapat 12 gram karbon dan 32 gram oksigen sebelum bereaksi,
berdasarkan kesetaraan jumlah atom yang sama, maka secara otomatis jumlah zat yang terjadi
juga memiliki komposisi massa yang sama. Senyawa CO2, mengandung 12 gram C dan 32
gram O.
Umumnya persamaan reaksi dituliskan belum sempurna, dimana jumlah atom sesudah
dan sebelum bereaksi belum sama seperti :
N₂ + H₂ → NH₃
Jumlah atom N sebelah kiri tanda panah sebanyak 1 buah, di sebelah kanan tanda panah
1 buah, sehingga yang di sebelah kanan tanda panah dikalikan 2. Akibat perkalian ini jumlah
atom H di sebelah kan menjadi 6 buah, sedangkan di sebelah kiri terdapat 2 buah. Untuk
menyetarakan jumlah atom H, maka atom H sebelah kiri dikalikan 3.

24
Angka pengali yang dipergunakan untuk menyetarakan reaksi, selanjutnya dimasukan ke
dalam persamaan reaksi.
a. Senyawa basa, merupakan senyawa yang dibentuk oleh unsur logam dan dengan gugus
hidroksida (OH).
b. Rumus kimia suatu zat memuat informasi tentang jenis unsur dan jumlah atau
perbandingan atom-atom unsur penyusun zat.
c. Rumus molekul merupakan gabungan lambang unsur yang menunjukkan jenis unsur
pembentuk senyawa dan jumlah atom masing-masing unsur. d. Rumus empiris adalah
rumus kimia yang menyatakan perbandingan atom-atom yang paling kecil.
d. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa zat sebelum reaksi sama dengan
setelah reaksi.
e. Pada persamaan reaksi sebelah kiri tanda panah adalah zat yang bereaksi dan sebelah
kanan tanda panah adalah produk atau zat yang bereaksi.
f. Persamaan reaksi memberikan informasi tentang zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama, kesamaan ini dapat ditunjukkan dengan kesetaraan jumlah atom, atau jumlah
massa.

Langkah-langkah menyetarakan persamaan reaksi kimia:


a. Tulis persamaan reaksinya
b. Tetapkan daerah sebelah kiri dan kanan tanda panah
c. Hitung jumlah atom sebelah kiri, dan setarakan atom di sebelah kanannya
d. Jika belum setara kalikan dengan sebuah bilangan agar setara
e. Gunakan bilangan tersebut sebagai koofisien
f. Tuliskan kembali persamaan reaksi lengkap dengan koefisiennya.

Contoh-Contoh Penyetaraan Persamaan Reaksi Kimia


Setarakan reaksi :
Fe + O₂ → Fe₂O₃
Jawab :
1. Cara Langsung
• Atom Fe di kiri ada 1 dan dikanan ada 2, maka dikiri kalikan 2 menjadi

25
2 Fe + O₂ → Fe₂O₃
3
• Atom O dikiri ada 2 dan dikanan ada 3 maka yang ke kiri kalikan menjadi :
2
3
2 Fe + 2 O₂ → Fe₂O₃

• Agar tidak ada pecahan, maka kalikan 2 menjadi :


4 Fe + 3O₂ → 2 Fe₂O₃ (setara)

2. Cara Matematika
(a)Fe + (b) O₂ → (c)Fe₂O₃
Fe => a = 2c
O => 2b = 3c

Misalkan
a=1 2b = 3c
a = 2c 𝟏
2b = 3 𝟐
1 = 2c 𝟑
b=𝟒
𝟏
C= 𝟐

Sehingga menjadi :
3 1
Fe + O₂ → Fe₂O₃
4 2

Agar tidak pecahan, maka kalikan 4 menjadi :


4 Fe + 3O₂ → 2 Fe₂O₃ (setara)

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Ion adalah atom atau molekul yang memperoleh atau kehilangan satu atau lebih elektron
sehingga jumlah elektronnya berbeda dengan jumlah proton. Jika jumlah elektron lebih
sedikit dari proton atau kehilangan elektron, maka ion tersebut bermuatan positif.
2. Molekul adalah sekumpulan yang terikat dan merupakan kesatuan serta mempunyai sifat-
sifat fisika dan kimia yang khas. Gabungan atom-atom sejenis dapat membentuk molekul
unsur, sedangkan gabungan unsur-unsur yang tidak sejenis dapat membentuk molekul
senyawa.
3. Tata nama senyawa digunakan untuk memberi nama berbagai macam senyawa yang
didasarkan pada aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).
4. Persen komposisi Merupakan perbandingan massa dari masing-masing unsur dalam
senyawa. Setelah diketahui jumlah masing-masing atom dalam suatu senyawa, maka
melalui rumus kimia dapat dihitung persen (%) komposisi masing-masing atom dalam
senyawa tersebut.
5. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom
lain (James E. Brady, 1990).
6. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990).
7. Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun senyawa. Sedangkan, rumus molekul adalah rumus yang
menyatakan jumlah atom -atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa.
8. Persamaan reaksi didefinisikan sebagai penulisan suatu reaksi atau perubahan kimia yang
mengacu pada hukum-hukum dasar kimia. Setiap perubahan kimia yang terjadi, misalnya
kertas terbakar, besi berubah menjadi berkarat atau yang lainnya, harus dapat kita tuliskan
secara sederhana agar dapat dengan mudah dimengerti.

27
3.2 Saran
Untuk lebih memahami materi ini maka perlu adanya diskusi yang lebih mendalam.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran dari pembaca akan sangat membantu dalam
perbaikan dan pengembangan makalah ini.

28
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Joshua. 2015. Makalah Kimia Ikatan Kimia. Universitas Tarumanegara.


Diakses melalui
https://www.academia.edu/9027631/MAKALAH_KIMIA_IKATAN_KIMIA
pada tanggal 21 Maret 2020 Pukul 21.00 WIB
Diakses pada https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-ion/ tanggal 21 Maret 2020 Pukul 21.10
WIB
Diakses pada https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-kovalen/ tanggal 21 Maret 2020 Pukul
21.30 WIB
Forum Tentor Indonesia. 2019. The King : Bedah Kisi- Kisi SBMPTN Saintek 2020.
Yogyakarta : Forum Edukasi.
http://digilib.unimed.ac.id/20708/9/10%20NIM%204123331011%20BAB%20I.pdf diakses pada
22 Maret 2021. Pukul 12.46 WIB.
http://ebook.itenas.ac.id/repository/bd2a83a90c450806381fb085c18e95f4.pdf. Diakses pada 22
Maret 2021 pukul 21.34 WIB.
https://id.scribd.com/document/379538358/Pengertian-Ikatan-Ion diakses pada 22 Maret 2021
pukul 21.12
https://id.scribd.com/document/396836324/makalah-ikatan-kovalen diakses pada 22 Maret 2021
pukul 21.26
https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/tnama_kim1_1.pdf diakses pada 22 Maret 2021
pukul 22.00
https://media.neliti.com/media/publications/287703-atom-dan-molekul-berdasarkan-ilmu-kimia-
ad6631f7.pdf diakses pada 22 Maret 2021 pukul 21.00
http://repository.uki.ac.id/3071/8/Lampiran.pdf diakses pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 17.44
WIB
https://www.pakarkimia.com/pengertian-ion/ diakses pada 22 Maret 2021 pukul 22.14
https://www.ruangguru.com/blog/mengetahui-cara-menentukan-rumus-molekul-senyawa.
Diakses pada 22 Maret 2021 pukul 21.00 WIB.
https://www.zenius.net/prologmateri/kimia/a/1223/konsep-mol diakses pada tanggal 22 Maret

29
2021 pukul 18.06 WIB
http://yasmanrianto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/29213/KD1_bab4.pdf. Diakses pada
22 Maret 2021 pukul 15.00 WIB.
Putri , Profillia. 2016. Reaksi Kimia. Melalui
https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ALeKk02vozAAnVvob0yTVXAzbq
TDmjbk5w:1616415350789&q=Materi+persamaan+reaksi+kimia+pdf&sa=X&ved=2ah
UKEwjaau28MPvAhVFJHIKHdNMBbI4ChDVAjAOegQICBAB&biw=1366&b
ih=657# Pada 22 Maret 2021 pukul 22.23 WIB.
Rufaida, Anis Dyah., Wulandari, Erna Tri, dan Waldjinah. 2013. Detik-detik
Ujian Nasional Kimia Tahun Pelajaran 2013/2014. Klaten: Intan Pariwara.
Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. Indralaya : Universitas
Sriwijaya.
Wibowo, Heri. 2005. Modul Kimia Konsep Dasar Kimia. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai