DOSEN PENGAMPU:
SITI NUR HASANAH, SST.,M.KES
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. SINDY CLAUDIA 2011211013
2. AYUNINGTYAS MEDIANI 2011211015
3. ATIKAH QURRATUL AINI 2011211027
4. MUHAMAD FARHAN 2011211051
5. ELSHA LUKMAN 2011212001
6. AMELIA RAHMADITA INDACAHYANI 2011213039
KELAS A1
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua serta shalawat dan salam yang senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW,
sehingga makalah tentang “Konsep Dasar Kimia dan Termokimia” ini dapat kami susun dengan
lancar.
Rasa terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Biomedik II yaitu
Ibu Siti Nur Hasanah, SST., M.Kes yang telah memberikan amanah kepada kelompok kami untuk
membahas dan menulis makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami mengakui bahwa masih banyak kekurangan yang terkandung
di dalamnya. Kami berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih
memperbaiki makalah ini. Terima kasih.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem ion dan molekul.
2. Mengetahui penamaan senyawa.
3. Mengetahui ikatan ion dan kovalen.
1
4. Mengetahui konsep berat atom, mol dan berat molekul.
5. Mengetahui komposisi molekul.
6. Mengetahui rumus empiris senyawa.
7. Mengetahui persamaan reaksi kimia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
angka yang menunjukkan jumlah muatan. Misalnya yaitu H+ berarti atom hidrogen
yang bermuatan 1+, untuk Ca2+ merupakan kalsium yang bermuatan 2+.
Contoh Al3 , NH4+, Ba2+, Na+, dan lain-lain.
b. Anion
Anion merupakan suatu ion yang membawa muatan negatif yang dikarenakan
jumlah elektron pada suatu spesi lebih besar daripada jumlah elektronnya. Anion
dapat terbentuk karena suatu spesi menarik atau menangkap elektron dari spesi lain
yang kehilangan elektron. Dalam kimia, anion biasa dituliskan dengan tanda “-“
yang sama seperti kation dengan diawali angka yang menunjukkan besar
muatannya.
Contoh Cl–, CH3COO–, CO32-, F–, HPO42-, OH–, dan lain-lain.
Dikarenakan kation dan anion merupakan dua spesi yang membawa muatan listrik
berlawanan, maka kation dan anion akan saling tertarik satu sama lain. Suatu kation dapat
bersaing dengan kation lain dalam mengikat anion, hal tersebut juga berlaku pada anion
yang dapat bersaing dengan anion lain untuk berikatan dengan kation.
Oleh karena itu, kation dan anion dapat dikategorikan sebagai suatu spesi kimia
yang reaktif. Ketika kation dan anion bereaksi atau bergabung, maka dapat terbentuk
suatu senyawa seperti contohnya garam.
2.1.2 Molekul
Molekul adalah sekumpulan yang terikat dan merupakan kesatuan serta mempunyai
sifat-sifat fisika dan kimia yang khas. Gabungan atom-atom sejenis dapat membentuk
molekul unsur, sedangkan gabungan unsur-unsur yang tidak sejenis dapat membentuk
molekul senyawa.
Contoh :
• 1 atom oksigen + 1 atom oksigen = 1 molekul oksigen
• 2 atom hidrogen + 1 atom oksigen = 1 molekul air
2H + O = H2O
Molekul dikatakan bagian terkecil dari benda yang dapat berdiri sendiri. Satu molekul
panjangnya kurang lebih satu per milliyar centimeter (1/100.000.000 cm). Dalam satu benda
4
yang panjangnya satu centimeter, terdapat 1000.000.000 molekul, bayangkan bagaimana
halusnya molekul itu. Bayangkan pula jumlah molekul yang terdapat dalam sehelai rambut,
berapa jumlah molekul dalam tubuh, dan berapa molekul dalam bumi dan ruang angkasa.
Seperti halnya atom, molekul juga mempunyai massa dan bentuknya. Massa molekul
sesuatu zat adalah jumlah massa atom yang membentuknya.
5
2.2.2 Tata Nama Senyawa Biner
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3 N dan rumus kimia air lazim
ditulis sebagai H2 O bukan OH2 .
1. Penamaan Senyawa Biner Ionik
Sistem STOCK : nama logam + (bilangan oksidasi dengan angka romawi) + nama non
logam.
Sistem akhiran: nama logam + akhiran _o atau _i + nama non logam akhiran _o untuk
bilangan oksidasi yang lebih besar, dan akhiran _i untuk bilangan oksidasi yang lebih
kecil.
Contoh: FeO = besi (II) oksida = ferro oksida
Fe2O3 = besi (III) oksida = ferri oksida
2. Penamaan Senyawa Biner Kovalen
Sistem STOCK: nama non logam positip + (bilangan oksidasi dengan angka romawi) +
nama non logam negatif
Sistem awalan: awalan sesuai jumlah atom. Mono di depan tidak perlu disebut.
Contoh: CO2 = karbon (IV) oksida = karbon dioksida
CO = karbon (II) oksida = karbon monoksida
6
Contoh: Cu(OH)Cl = tembaga hidroksi klorida
Al(OH) 2Cl = aluminium dihidroksi klorida
3. Penamaan Senyawa Garam Rangkap
Nama kation pertama + nama kation kedua + nama anion + hidrat diberi
awalan
Contoh: Al2(SO4) 3.MgSO4.8H2O = aluminium magnesium sulfat oktahidrat.
4. Penamaan Senyawa Garam Kompleks Kation
Nama ligan diberi awalan + nama kation pusat + nama anion
Contoh: [Pt(NH3) 4Cl2] SO4 = tetraminadikloroplatinum(IV)sulfat
5. Penamaan Senyawa Garam Kompleks Anion
Nama kation + nama ligan diberi awalan + nama kation pusat + akhiran _at
Contoh: K4[Fe(CN) 4] = kaliumtetrasianoferat(II)
7
maka jumlah mol atom lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan perbandingan mol
seperti pada pernyataan di atas.
Semua atom yang ada dalam rumus kimia merupakan atom-atom yang digabung atau
diikat satu sama lain. Oleh karena itu rumus kimia seringkali tidak menunjukkan atom mana
dalam senyawa yang terikat. Jadi, dalam rumus CHCl3 sama sekali tidak dapat dikatakan
bahwa semua atom terikat langsung ke atom C.
2.3.1 Persen komposisi
Merupakan perbandingan massa dari masing-masing unsur dalam senyawa. Setelah
diketahui jumlah masing-masing atom dalam suatu senyawa, maka melalui rumus kimia
dapat dihitung persen (%) komposisi masing-masing atom dalam senyawa tersebut. Sebagai
contoh K2Cr2O7, perbandingan mol antara atom K dan molekul K 2Cr2O7 adalah 2
berbanding 1, atau dengan kata lain perbandingannya adalah 2 mol K per 1 mol K 2Cr2O7.
Dengan menggunakan massa molar, perbandingan mol tersebut dapat dirubah menjadi
perbandingan massa, yaitu g K per g K2Cr2O7. Perbandingan massa ini menunjukkan jumlah
g K per g K2Cr2O7. Apabila perbandingan ini dikalikan dengan 100, maka perbandingan
dapat dinyatakan sebagai g K per 100 g K2Cr2O7 untuk mengetahui persen komposisi dari
senyawa.
% komposisi atom = jumlah atom x massa molar atom (Ar) x 100
Massa molar total
8
Untuk mengetahui rumus molekul senyawa dari rumus empiris yaitu harus diketahui
terlebih dahulu massa molekul relatifnya.
Setelah jumlah mol diketahui, selanjutnya menentukan massa molekul relatif senyawa
(Mr) yang dapat dihitung melalui massa molar, nilai massa molar juga menyatakan nilai
massa molekul relatif dari senyawa.
9
2 x (CH2O) = C2H4O2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut C2H4O2.
10
Contoh Pembentukan Ikatan Ion :
Natrium tergolong unsur logam dengan energi ionisasi yang relatif rendah. Artinya
mudah melepas elektron. Di lain pihak, klorin adalah unsur nonlogam dengan daya tarik
elektron yang relatif besar. Artinya klorin mempunyai kecenderungan besar untuk menarik
elektron. Ketika natrium direaksikan dengan klorin, klorin akan menarik elektron dan
natrium. Natrium berubah menjadi ion positif (Na+), sedangkan klorin berubah menjadi
ion negatif (Cl-). Ion ion tersebut kemudian mengalami tarik-menarik karena gaya Coulomb
sehingga membentuk NaCl.
Sehingga dapat disimpulkan, ikatan ion terjadi karena adanya suatu gaya elektrostatis
dan ion yang berbeda muatan (positif dan negatif). Hal itu dapat terjadi jika antara unsur
yang direaksikan terdapat perbedaan daya tarik elektron yang cukup besar. Satu unsur
mempunyai gaya tarik elektron yang lemah sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua
unsur tersebut membentuk ion unsurnya. Golongan unsur yang gaya tarik elektronnya relatif
besar adalah unsur nonlogam, sedangkan golongan unsur yang mempunyai gaya tarik
elektron relatif lemah adalah unsur logam. Oleh karena itu, unsur logam dengan unsur
nonlogam umumnya berikatan ion dalam senyawanya.
11
• Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron-elektron yang
berikatan
• Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam.
• Mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.
Dengan aturan oktet, ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O
adalah H memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H
mengikuti kaidah oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom
O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O
12
Macam-macam Ikatan Kovalen :
1) Berdasarkan Jumlah Pasangan
a) Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah suaru ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama
sepasang elektron. Masing masing atom memberikan kontribusi satu elektron untuk
digunakan secara bersama.
13
2) Berdasarkan Kepolarannya
a) Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya
(PEI) cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Senyawa kovalen polar
biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar,
mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol.
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan.
b) Ikatan Kovalen NonPolar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya
(PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen
nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan
nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.
Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak memiliki
perbedaan keelektronegatifan.
Kovalen Polar Kovalen NonPolar
Larut dalam air Tidak larut dalam air
Memiliki pasangan elektron bebas pada Tidak memiliki pasangan elektron bebas
atom pusat pada atom pusat.
Perbedaan keelektronegatifan (0,5 - 2) Perbedaan keelektronegatifan mendekati
nol (0 - 0,5)
Contoh: NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr, Contoh: F2, Cl2, Br 2, I2, O2, H2, N2,
SO3, N2O5, Cl2O5. CH4, SF6, PCl5, BCl3.
14
c) Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk dari pemakaian
bersama elektron yang hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang
lainnya tidak menyumbangkan elektron. Ikatan ini dapat terjadi jika atom
penyumbang memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB).
Konfigurasi atom N pada NH3 sudah stabil yaitu mengikuti aturan oktet, dan
mempunyai sepasang elektron bebas. Sedangkan atom B dalam senyawa BF 3 sudah
memasangkan semua elektron valensinya, namun belum mengikuti konfigurasi oktet
(kurang 2 elektron), sehingga pasangan elektron bebas dari atom N dapat digunakan
secara bersama dengan atom B dari BF3.
Perbedaan ikatan ion, kovalen, dan kovalen koordinasi dapat diperhatikan dari tabel berikut ini:
Perbedaan Ion Kovalen Kovalen Koordinasi
Proses Serah terima Penggunaan bersama Penggunaan bersama
Pembentukan elektron antar pasangan elektron pasangan elektron yang
atom dimana tiap atom hanya berasal dari
menyumbang elektron. salah satu atom
Atom yang Logam + Nonlogam + Nonlogam Nonlogam + Nonlogam
terlibat Nonlogam
Titik leleh dan Tinggi Rendah Rendah
titik didih
Kelarutan Larut dalam air Sukar larut dalam air Sukar larut dalam air
namun sukar larut namun larut dalam namun larut dalam
dalam pelarut pelarut organik pelarut organik
organik seperti
15
aseton, alkhohol,
eter dan Benzena
Daya Hantar Lelehan dan Tidak dapat Tidak dapat
Listrik larutannya menghantarkan listrik menghantarkan listrik
mengantarkan
listrik
Contoh NaCl, LiF, CaO, HF, H2O, PCl3, BCl3, NH4+, SO4-, POCl3,
CaBr 2, AlCl3 CO2 H3NBF3, SO3
16
Massa untuk membentuk 1 mol suatu zat disebut dengan massa molar dan memiliki
satuan gram/mol. Hubungan antara mol dengan massa suatu zat ditunjukan persamaan:
Ternyata angka dari massa molar sama dengan angka yang terdapat pada Ar (jika
partikelnya atom) atau Mr (jika partikelnya molekul).
Ar C = 12 sma; massa molar karbon = 12 g/mol
Mr H2O = 18 sma; massa molar air = 18 g/mol
Sehingga persamaan untuk menentukan mol dapat juga ditulis :
Di mana :
P = Tekanan gas (atm)
V = Volume gas (L)
T = Temperature (K)
R = Tetapan Avogadro (0,082 atm.L/mol.K)
Selain itu ada beberapa kondisi khusus mengenai hubungan antara volume gas dengan
mol (n) yaitu :
a. Pada kondisi standar (T = 00C dan P = 1 atm) atau sering disebut sebagai STP (Standard
Temperature and Pressure)
17
b. Pada kondisi RTP (Room Temperature and Pressure) (T = 250C dan P = 1 atm) berlaku:
c. Pada kondisi suhu dan tekanan yang sama, maka digunakan persamaan
Contoh:
Massa rata-rata 1 atom Fe adalah 56 sma. Berapa massa atom relatif Fe ?
Jawaban :
18
2.6.2 Massa Molekul Relatif (Mr)
Molekul adalah bagian terkecil dari suatu senyawa, merupakan gabungan dari 2 atom
atau lebih sehingga besarannya ditentukan oleh massa atom-atom penyusunnya. Massa
molekul relative merupakan jumlah massa atom dari seluruh atom-atom yang menyusun
molekul. Massa molekul relative diberi lambing Mr dan dirumuskan :
Jadi massa atom molekul suatu senyawa merupakan jumlah massa atom relatif dari
seluruh atom penyusun molekul atau satuan rumus kimia senyawa tersebut.
Contoh :
Hitunglah massa molekul relative Fe 2(SO4)3 jika diketahui Ar Fe = 56 g/mol, S =32 g/mol
dan O = 16 g/mol.
Jawab :
Mr Fe2(SO4)3 = (2 x Ar Fe) + (3 x Ar S) + (12 x Ar O)
= (2 x 56 g/mol) + (3 x 32 g/mol) + (12 x 16 g/mol)
= 112 + 96 + 192 g/mol
= 400 g/mol
Jadi Mr Fe2(SO4)3 adalah 400 g/mol.
19
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandinganterkecil atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun senyawa. Sedangkan, rumusmolekul adalah rumus yamg
menyatakan jumlah atom -atom dari unsur-unsur yangmenyusun satu molekul senyawa.
Rumus Molekul = (Rumus Empiris).
nMr Rumus Molekul = n x (Mr Rumus Empiris)
Keterangan:n = bilangan bulat
Penentuan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa dapat ditempuh dengan
langkah berikut :
a) Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa;
b) Ubah ke satuan mol;
c) Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris;
d) Cari rumus molekul dengan cara: (Mr rumus empiris).n = Mr rumusmolekul, n dapat
dihitung;
e) Kalikan n yang diperoleh dari hitungan dengan rumus empiris.
20
merupakan bilangan bulat. Rumus empiris merupakan rumus yang diperoleh dari percobaan.
Contoh, rumus molekul benzena adalah C6H6, rumus empirisnya adalah CH. Rumus molekul
hidrogen peroksida adalah H2O2, rumus empirisnya HO.
Rumus empiris dapat juga menunjukkan rumus molekul apabila tidak ada informasi
tentang massa molekul relatif dari senyawa itu. Misalnya, NO 2 dapat dikatakan sebagai rumus
molekul jika tidak ada informasi massa molekul relatifnya, tetapi jika massa molekulnya
diketahui, misalnya 92 maka NO2 merupakan rumus empiris karena rumus molekul senyawa
tersebut adalah N2O4.
Persamaan simbol adalah suatu singkatan dalam menguraikan suatu reaksi kimia. Simbol
ini menggunakan rumus kimia dari pereaksi-pereaksi dan hasil reaksi, serta menggunakan
21
tanda tambah (+) dan tanda panah (→). Persamaan reaksi ini menggambarkan hubungan zat-
zat yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Perubahan dari pereaksi menjadi hasil reaksi digambarkan dengan tanda anak panah.
Angka koefisien menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan hasil reaksi. Angka
koefisien dituliskan di depan rumus kimia zat, agar reaksi menjadi setara. Reaksi dikatakan
setara jika jumlah atom di kiri sama dengan jumlah atom di kanan tanda anak panah, sehingga
sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa.
Contoh:
Natrium hidroksida direaksikan dengan asam klorida menghasilkan natrium klorida dan air.
Maka persamaan reaksinya:
Natrium hidroksida + Asam klorida → Natrium klorida + Air
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl (aq) + H2O (aq)
NaOH dan HCl disebut pereaksi/reaktan
NaCl dan H₂O disebut hasil reaksi
Persamaan reaksi yang sempurna disebut juga persamaan reaksi yang telah setara. Syarat-
syarat persamaan reaksi setara sebagai berikut.
a. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
b. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
c. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
d. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar.
e. Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus
kimia.
22
Persamaan reaksi menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang bereaksi dengan jumlah
zat-zat hasil reaksi. Unutuk menyatakannya digunakan rumus kimia zat-zat, koefisien reaksi,
dan wujud zat. Perhatikan contoh berikut:
2Na (s) + Cl₂ (g) → 2NaCl (s)
a. Rumus kimia zat-zat
Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dinyatakan oleh rumus kimianya. Rumus
pereaksi diletakkan di ruas kiri dan hasil reaksi diletakkan di ruas kanan. Kedua ruas
dihubungkan oleh tanda panah yang menyatakan arah reaksi.
b. Koefisien reaksi
Koefisien reaksi menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan produk reaksi.
Pada contoh di atas, 2 molekul Na bereaksi dengan 1 molekul Cl₂ menghasilkan 2 molekul
NaCl. Koefisien reaksi 1 umumnya tidak ditulis.
Koefisien reaksi diberikan agar persamaan reaksi sesuai dengan Hukum Kekekalan
Massa dari Lavoisier, yang menyatakan bahwa:
“ Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
Karena massa suatu zat berbanding lurus dengan jumlah partikel (atom), maka hukum
tersebut dapat pula berarti :
Jumlah atom dari setiap unsur di ruas kanan = Jumlah atom dari setiap unsur di ruas kiri
c. Wujud zat
Meskipun bukan keharusan, terkadang kita perlu mencantumkan wujud zat-zat
yang terlibat dalam suatu reaksi. Wujud zat ditulis dengan singkatan dalam tanda kurung,
sebagai subskrip di belakang rumus kimia zat yang bersangkutan.
Wujud Zat Subskrip
Padat (solid) s
Cair (liquid) l
Gas (gas) g
Larut dalam air (aqueous) aq
23
2.9 Penyetaraan Persamaan Reaksi Kimia
Dasar untuk penyetaraan reaksi kimia adalah hukum kekekalan massa yang dikemukakan
oleh Lavoiser bahwa ”dalam sebuah reaksi, massa zat-zat sebelum bereaksi sama dengan
massa zat sesudah bereaksi”. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada massa yang
hilang selama berlangsung reaksi.
Dalam persamaan reaksi kimia terdapat dua daerah, daerah dimana zat sebelum bereaksi
di sebelah kiri tanda panah dan daerah dimana zat telah bereaksi di sebelah kanan tanda panah.
Di kedua daerah tersebut, kita akan mendapatkan informasi bahwa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama, kesamaan ini dapat ditunjukkan dengan kesetaraan jumlah atom, atau
jumlah massa. Contoh di bawah ini dapat menjelaskan informasi apa saja yang kita dapat dari
sebuah persamaan reaksi
C + O₂ → CO₂
Persamaan reaksi ini benar jika jumlah atom karbon di sebelah kiri tanda panah (sebelum
bereaksi) sama dengan jumlah atom sebelah kanan tanda panah (sesudah reaksi). Demikian
pula dengan atom Oksigen sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Dari gambar di atas
tampak bahwa jumlah atom C di sebelah kiri dan kanan adalah sama, sebanyak 1 buah.
Demikian pula untuk atom O jumlahnya sama yaitu 2 buah. Dengan demikian persamaan
reaksi ini sudah benar.
Informasi lain adalah jumlah massa Karbon dan Oksigen sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama, misalnya terdapat 12 gram karbon dan 32 gram oksigen sebelum bereaksi,
berdasarkan kesetaraan jumlah atom yang sama, maka secara otomatis jumlah zat yang terjadi
juga memiliki komposisi massa yang sama. Senyawa CO2, mengandung 12 gram C dan 32
gram O.
Umumnya persamaan reaksi dituliskan belum sempurna, dimana jumlah atom sesudah
dan sebelum bereaksi belum sama seperti :
N₂ + H₂ → NH₃
Jumlah atom N sebelah kiri tanda panah sebanyak 1 buah, di sebelah kanan tanda panah
1 buah, sehingga yang di sebelah kanan tanda panah dikalikan 2. Akibat perkalian ini jumlah
atom H di sebelah kan menjadi 6 buah, sedangkan di sebelah kiri terdapat 2 buah. Untuk
menyetarakan jumlah atom H, maka atom H sebelah kiri dikalikan 3.
24
Angka pengali yang dipergunakan untuk menyetarakan reaksi, selanjutnya dimasukan ke
dalam persamaan reaksi.
a. Senyawa basa, merupakan senyawa yang dibentuk oleh unsur logam dan dengan gugus
hidroksida (OH).
b. Rumus kimia suatu zat memuat informasi tentang jenis unsur dan jumlah atau
perbandingan atom-atom unsur penyusun zat.
c. Rumus molekul merupakan gabungan lambang unsur yang menunjukkan jenis unsur
pembentuk senyawa dan jumlah atom masing-masing unsur. d. Rumus empiris adalah
rumus kimia yang menyatakan perbandingan atom-atom yang paling kecil.
d. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa zat sebelum reaksi sama dengan
setelah reaksi.
e. Pada persamaan reaksi sebelah kiri tanda panah adalah zat yang bereaksi dan sebelah
kanan tanda panah adalah produk atau zat yang bereaksi.
f. Persamaan reaksi memberikan informasi tentang zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama, kesamaan ini dapat ditunjukkan dengan kesetaraan jumlah atom, atau jumlah
massa.
25
2 Fe + O₂ → Fe₂O₃
3
• Atom O dikiri ada 2 dan dikanan ada 3 maka yang ke kiri kalikan menjadi :
2
3
2 Fe + 2 O₂ → Fe₂O₃
2. Cara Matematika
(a)Fe + (b) O₂ → (c)Fe₂O₃
Fe => a = 2c
O => 2b = 3c
Misalkan
a=1 2b = 3c
a = 2c 𝟏
2b = 3 𝟐
1 = 2c 𝟑
b=𝟒
𝟏
C= 𝟐
Sehingga menjadi :
3 1
Fe + O₂ → Fe₂O₃
4 2
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ion adalah atom atau molekul yang memperoleh atau kehilangan satu atau lebih elektron
sehingga jumlah elektronnya berbeda dengan jumlah proton. Jika jumlah elektron lebih
sedikit dari proton atau kehilangan elektron, maka ion tersebut bermuatan positif.
2. Molekul adalah sekumpulan yang terikat dan merupakan kesatuan serta mempunyai sifat-
sifat fisika dan kimia yang khas. Gabungan atom-atom sejenis dapat membentuk molekul
unsur, sedangkan gabungan unsur-unsur yang tidak sejenis dapat membentuk molekul
senyawa.
3. Tata nama senyawa digunakan untuk memberi nama berbagai macam senyawa yang
didasarkan pada aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).
4. Persen komposisi Merupakan perbandingan massa dari masing-masing unsur dalam
senyawa. Setelah diketahui jumlah masing-masing atom dalam suatu senyawa, maka
melalui rumus kimia dapat dihitung persen (%) komposisi masing-masing atom dalam
senyawa tersebut.
5. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom
lain (James E. Brady, 1990).
6. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990).
7. Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun senyawa. Sedangkan, rumus molekul adalah rumus yang
menyatakan jumlah atom -atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa.
8. Persamaan reaksi didefinisikan sebagai penulisan suatu reaksi atau perubahan kimia yang
mengacu pada hukum-hukum dasar kimia. Setiap perubahan kimia yang terjadi, misalnya
kertas terbakar, besi berubah menjadi berkarat atau yang lainnya, harus dapat kita tuliskan
secara sederhana agar dapat dengan mudah dimengerti.
27
3.2 Saran
Untuk lebih memahami materi ini maka perlu adanya diskusi yang lebih mendalam.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran dari pembaca akan sangat membantu dalam
perbaikan dan pengembangan makalah ini.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
2021 pukul 18.06 WIB
http://yasmanrianto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/29213/KD1_bab4.pdf. Diakses pada
22 Maret 2021 pukul 15.00 WIB.
Putri , Profillia. 2016. Reaksi Kimia. Melalui
https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ALeKk02vozAAnVvob0yTVXAzbq
TDmjbk5w:1616415350789&q=Materi+persamaan+reaksi+kimia+pdf&sa=X&ved=2ah
UKEwjaau28MPvAhVFJHIKHdNMBbI4ChDVAjAOegQICBAB&biw=1366&b
ih=657# Pada 22 Maret 2021 pukul 22.23 WIB.
Rufaida, Anis Dyah., Wulandari, Erna Tri, dan Waldjinah. 2013. Detik-detik
Ujian Nasional Kimia Tahun Pelajaran 2013/2014. Klaten: Intan Pariwara.
Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. Indralaya : Universitas
Sriwijaya.
Wibowo, Heri. 2005. Modul Kimia Konsep Dasar Kimia. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
30