Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat tuntunan dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“Biolistrik pada Tubuh Manusia”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Mata Kuliah
Biomedik, dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Penulis tentang Biolistrik
pada Tubuh Manusia”.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan dalam menyusun Makalah
ini, oleh karena itu sangat di harapkan kritikan dan saran dari Dosen pengampu Mata
Kuliah untuk kesempurnaan Makalah ini.
Penulis yakin bahwa penulisan Makalah ini tidak bisa diselesai dengan baik tanpa
bantuan dan dorongan dari Dosen pengampu Mata Kuliah, oleh sebab itu disampaikan
terimakasih kepada Laurensi Meity Sasube, MBiotech selaku Dosen pengampu Mata
Kuliah, kepada keluarga dan teman-teman yang selalu membantu saya.
Manado, September
2023
Jeremia H. Salainti
i
DAFTAR ISI
b) Pengertian Ion
Ion adalah atom yang bermuatan listrik. Contoh ion antara lain, Na+, OH–, Cl–, Br–,
K+, Ca+, dan masih banyak lagi. Nah, pada unsur natrium (Na) terdapat tanda plus (+)
yang berarti atom tersebut bermuatan positif. Lalu, pada unsur hidroksida (OH)
terdapat tanda minus (-) yang menunjukan atom tersebut memiliki muatan negatif. Ion
akan terbentuk ketika sebuah atom melepas atau menerima elektron.
Jika atom menerima elektron, maka akan berubah menjadi atom bermuatan negatif
(anion). Contohnya, Cl–, Br–, OH–, dsb. Sedangkan, ketika atom melepaskan
elektron, maka atom akan bermuatan positif (kation). Contohnya, Na+, K+, Ca+ , dsb.
Ion negatif adalah jenis partikel atom bermuatan listrik, atau kumpulan atom yang
dibentuk dengan memperoleh satu atau lebih elektron. Jumlah proton dalam atom
dalam ion ini tidak berubah tetapi elektron ekstra memberinya muatan dengan negatif.
Ion bermuatan negatif, juga dikenal secara ilmiah sebagai anion, adalah kebalikan dari
ion positif dan mereka memiliki efek sebaliknya langsung pada kesehatan, suasana
hati, dan tingkat energi ketika kita terpapar. Ion negatif di udara memiliki muatan
negatif yang kuat. Karena sifat ini, mereka secara statis tertarik pada partikel di udara
seperti debu, spora jamur, bulu hewan peliharaan dan polutan mengambang lainnya
dan alergen potensial. Dengan menempel pada polutan dan alergen ini, sehingga
memberi mereka muatan negatif dan, alih-alih melayang di udara, mereka dibumikan
dan jatuh ke lantai atau permukaan terdekat. Bahkan bakteri dan virus yang berputar-
putar di udara di rumah kita dapat dibersihkan dengan ion bermuatan negatif yang
menempel padanya dan mengeluarkannya dari udara yang kita hirup.
3
Ciri Ion Negatif
1. Anion (-) berasal dari kata Yunani (ánō), yang berarti “naik”, yang dapat diartikan
sebagai ion dengan lebih banyak elektron daripada proton, sehingga memberikan
muatan negatif bersih (karena elektron negatif dibebankan dan proton bermuatan
positif).
2. Dengan mendasarkan pada sifat elektron seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
anion (ion bermuatan negatif) lebih besar dari molekul atau atom induknya, karena
kelebihan elektron saling tolak dan menambah ukuran fisik ion, karena ukurannya
ditentukan oleh awan elektronnya.
3. Diukur dengan jari-jari ioniknya, kebanyakan anion besar, seperti yang paling
umum Anion bumi, oksigen. anion memiliki jari-jari lebih besar dari 1,3 × 10-10 m
(1,3 Å). Berdasarkan fakta perbedaan ukuran jaei-jari antara kation dan anion, tampak
jelas bahwa sebagian besar ruang kristal ditempati oleh anion dan kation-kation
tersebut sesuai dengan ruang di antara mereka.
4. Di alam, ion negatif banyak ditemukan, terutama di hutan, di pantai dan paling
dekat dengan air terjun, di mana air yang menabrak adalah penghasil ion alami. Ini
adalah bagian yang baik dari alasan mengapa kita biasanya merasa sangat baik di
tempat-tempat ini dan merasa sulit untuk lelah atau tertekan.
5. Jenis elemennya yaitu berupa non-logam (non-metal). Dalam kimia, yang bukan
logam (atau non-logam) adalah kimia unsur yang sebagian besar tidak memiliki
karakteristik logam. Secara fisik, non-logam cenderung memiliki titik leleh yang
relatif rendah, titik didih, dan kepadatan.
2.3 Depolarisasi
Suatu saraf atau membrane otot pada keadaan isirahat (tidak adanya proses
konduksiimpuls listrik), konsentrasi Na+ lebih banyak di luar sel daripada di dalam
sel. Di dalamsel akan lebih negatif dibandingkan dengan di luar sel. Apabila
perbedaan potensialdiukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membran
sel ini disebut dalamkeadaan potensial, dengan suatu potential membran istirahat -
90m Volt.Apabila suatu rangsangan terhadap membran dengan mempergunakan
listrik, mekanikatau zat kimia, butir-butir membran akan berubah dan beberapa ion
Na+ akanmasukdari luar sel ke dalam sel. Di dalam sel akan menjadi berkurang
negatif daripada di lursel dan potensial membran akan meningkat. Keadaan membran
ini dikatakan menjadi Depolarisasi.
Kesimpulannya depolarisasi merupakan penurunan beda potensial listrik
antaraekstrasel dan intrasel
10
2.4 Hiperpolarisasi
Setelah depolarisasi berakhir, maka ada tahap yang disebut dengan
repolarisasi.Dimana membran menjadi permeable terhadap ion kalium. Berakhirnya
tahapdepolarisasi adalah ketika kanal ion natrium tertutup secara lambat. Intinya
repolarisasiitu beda potensial listrik antara ekstrasel dan intrasel ke polarisasi.Setelah
tahap repolarisasi berakhir, dikenal dengan suatu kondisi yang disebut dengan positive
after potential. Kondisi ini merupakan kondisi potensial membran yang lebihnegatif
dari kondisi istirahat. Terjadi beberapa milidetik setelah berakhirnya potensialaksi.
Hiperpolarisasi itu merupakan peningkatann beda potensial listrik antara ekstraseldan
instrasel.