Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STRUKTUR ATOM

Disusun oleh:
Kelompok 18

Anggota :
1. Eri Ardyansah (03051282227052)

2. Muhammad Yuda Yunada (03051282227058)

3. Doni Sitompul (03051282227060)

4. Ebyd Dandy Akbar Zairin (03051282227054)

5. Faza Mailal Ghipari (03051282227056)

Dosen Pengampuh :
M. Rendana, Ph.D

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaiakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.Semoga apa yang telah kita lakukan hari ini dengan ikhlas dapat
memberikan manfaat di kemudian hari.
Demikian kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna, baik dari segi
fisik maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca sebagai masukan untuk kesempurnaan
makalah Spektrofotometer Serapan Atom ini. Kami berharap semoga makalah
Spektrofotometer Serapan Atom ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama dalam dunia
kebahasaan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNya kepada kita semua.

Indralaya, 24 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ I

DAFTAR ISI ............................................................................................................. II

BAB I ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................... 2
1.3 TUJUAN ............................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 KOMPONEN PENYUSUN ATOM ..................................................... 3


2.2 ORBITAL ATOM ................................................................................. 5
2.3 KONFIGURASI ELEKTRON ATOM .................................................. 6

BAB III ........................................................................................................................ 7

PENUTUP .................................................................................................................... 7

3.1 KESIMPULAN .................................................................................... 7


3.2 SARAN ............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang
bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1,
yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom
oleh gaya elektromagnetik. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama
bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan
jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom
menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur
tersebut.

Orbital atom merupakan perilaku sebuah elektron ataupun sepasang elektron bak
gelombang dalam sebuah atom. Fungsi ini dapat digunakan untuk menghitung probabilitas
penemuan elektron dalam sebuah atom pada daerah spesifik mana pun di sekeliling inti atom.
Secara spesifik, orbital atom menyatakan keadaan-keadaan kuantum yang mungkin dari
suatu elektron dalam sekumpulan elektron di sekeliling atom.

Orbital disusun seiring dengan meningkatnya energi. orbit atom adalah fungsi dari tiga variabel
(dua variabel sudut, dan satu variabel jari-jari r). Penggambaran tersebut sesuai dengan
komponen sudut orbital, tetapi tidaklah sepenuhnya dapat mewakili keseluruhan bentuk orbital
yang ada.

Gagasan bahwa elektron dapat berevolusi di sekeliling ini atom dengan momentum sudut yang
pasti diargumenkan dengan penuh keyakinan oleh Niels Bohr pada tahun 1913, dan fisikawan
Jepang Hantaro Nagaoka pun telah mempublikasi hipotesis perilaku orbit elektron seawal
tahun 1904. Namun adalah penyelesaian persamaan Schrödinger pada tahun 1926 untuk
gelombang elektron pada atom yang memberikan fungsi matematis orbital atom modern.

konfigurasi elektron merupakan suatu susunan elektron-elektron pada sebuah atom,


molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh
pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-
gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi
gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai kompleks. Menurut
interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak bisa ditentukan
kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa dideteksi.
Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang
adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut

Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan
emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli, tidak
boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron
hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan
di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

Terdapat beberapa rumusan masalah yaitu,

1. Apa itu komponen penyusun atom?


2. Apa itu orbital atom?
3. Apa itu konfigurasi elektron?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu,

1. Memahami komponen penyusun atom

2. Mengetahui mengenai orbital atom

3. Memahami konfigurasi electron


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen Penyusun Atom

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Berdasarkan teori atom
Dalton, atom dapat di definisikan sebagai unit terkecil dari suatu unsur yang dapat
melakukan penggabungan kimia. Serangkaian penyelidikan yang ada menunjukan
secara jelas bahwa atom memiliki struktur internal. Atom tersusun atas partikel-
partikel yang lebih kecil lagi, yang disebut partikel subatom. Berdasarkan pada teori
tersebut mengarahkan pada penemuan tiga partikel sub atom yang menjadi komponen
penyusun atom yaitu elektron, proton , dan neutron dimana elektron bermuatan
negatif, proton bermuatan positif, dan neutron bermuatan netral kecuali pada inti
atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron. Elektron pada sebuah atom terikat
pada inti atom oleh gaya elektromagnetik Elektron memiliki sifat seperti gelombang,
tiap elektron akan menghasilkan sejenis gelombang diam dan tidak bergerak relative
terhadap inti yang disebut awan elektron . Sekumpulan atom yang demikian dapat
berikatan satu sama lain, dan kemudian akan membentuk sebuah Molekul. Atom dapat
dikatakan netral apabilan jumlah proton dan elektron yang dimilikinya berjumlah sama
atau setara, sedangkan apabila jumlah proton dan elektron yang berbeda makan atom
akan bermuatan positif atau bermuatan negatif yang disebut disebut dengan ion.

Dari semua partikel yang ada pada subatom , elektron merupakan partikel yang
paling ringan, dengan massa sebesar 9,11 × 10−31 kg dan mempunyai muatan negatif.
Ukuran elektron sangatlah kecil sehingga tidak ada teknik pengukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur ukurannya. Pada subatom proton memiliki muatan positif
serta memiliki massa 1.836 kali lebih berat daripada elektron (1,6726 × 10−27 kg).
Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron atau
(1,6929 × 10−27 kg).
Pada atom baik proton dan neutron terdiri dari partikel elementer yang disebut kuark.
Kuark merupakan golongan partikel ferimon dan merupakan salah satu dari dua bahan
penyusun materi dasar selain lepton. Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark
tersebut memiliki muatan listrik pecahan sebesar +2/3 ataupun −1/3. Pada atom proton
terdiri dari dua kuark naik dan satu kuark turun, sedangkan neutron terdiri dari satu
kuark naik dan dua kuark turun. Dapat diketahuai bahwa perbedaan komponen pada
kuark ini dapat memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua partikel
tersebut.

Berdasarkan komponennya inti atom terdiri atas proton dan neutron yang saling
berikatan di tengah atom. Menurut Rutherford muatan positif atom seluruhnya terdapat
pada inti atom (nucleus). Proton dan neutron disebut juga sebagai nukleon (partikel
penyusun inti). Nukleon terikat oleh gaya Tarik potensial yang disebut gaya kuat
residual. Pada saat itu Nukleon berjarak lebih kecil daripada 2,5 fm, gaya ini biasanya
memiliki gaya Tarik yang lebih kuat daripada gaya elektrostatik yang menyebabkan
proton saling tolak menolak. Nukleun atau inti atom memiliki diameter berkisar antara

10−15 sampai 10−14 m. Jari-jari inti biasannya sama dengan fm,


dengan A adalah jumlah nukleon.

Awan elektron merupakan suatu wilayah dimana tiap elektron akan menghasilkan
sejenis gelombang gaya yang tidak bergerak relatif terhadap inti atom. Perilaku ini
ditentukan oleh orbital atom, yaitu fungsi matematika yang dimana fungsi ini
menghitung probabilitas suatu elektron yang muncul disuatu lokasi ketika posisinya
diukur. Dengan demikian akan ada satu himpunan orbital tertentu yang berada di
sekitar inti, dikarenakan bentuk gelombang lain akan dengan cepat meluruh menjadi
bentuk yang lebih stabil . Elektron pada atom akan ditarik oleh proton yang terdapat
pada inti atom melalui gaya elektromagnetik. Gaya ini akan mengikat elektron pada
sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Semakin dekat suatu elektron dalam inti,
maka akan semakin besar pula gaya atraksinya, sehingga elektron yang berada dekat
dengan pusat sumur berpotensi memerlukan energi yang lebih besar untuk lolos.

Elektron dapat berubah kearah energi yang lebih tinggi dengan menyerap suatu foton,
begitupun sebaliknya elektron dapat turun ke keadaan energi tang lebih rendah dengan
memancarkan energi yang berlebih sebagai foton. Energi yang diperlukan untuk
melepaskan ataupun menambah satu elektron bernilai lebih kecil daripada energi
pengikatan nukleon. Sebagai contoh, hanya diperlukan 13,6 eV untuk melepaskan
elektron dari atom hidrogen. Apabila dibandingkan dengan energi sebesar 2,3 MeV
yang diperlukan untuk memecah inti deuterium. Atom bermuatan listrik netral karena
jumlah proton dan elektronnya yang bernilai sama. Atom yang memiliki kekurangan
ataupun kelebihan elektron akan disebut sebagai ion. Elektron yang berada paling
luar dari inti atom dapat ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lain. Dengan
demikian atom dapat saling berikatan membentuk molekul.

2.2 Orbital Atom

Pada tahun 1913 Niels Bohr berargument bahwa elektron mengelilingi atom berdasarkan
lintasannya. Menurut Roberst S. Mulken dalam spectroscopy, Molecylar Orbitals , And
Chemical Bonding, orbital atom merupakan suatu fungsi dari persamaan schrodiger suatu
elektron didasarkan pada suatu gaya Tarik pada inti elektron dengan mempertimbangkan
tolakan rata – rata dari semua elektron. Orbital atom merupakan daerah sekitar atom inti atom
yang berkemungkinan dapat menemukan elektron. Orbital juga merupakan Sebuah fungsi
matematika yang dapat menentukan perilaku sebuah elektron ataupun sepasang elektron bak-
gelombang dalam sebuah atom. Berdasarkan fungsi tersebut suatu elektron dapat ditentukan
probabilitasnya dalam sebuah atom pada daerah spesifik di sekitar atom. Oleh kareena itu
orbital atom dapat secara lngsung merunjuk pada suatu daerah sekitar atom yang ditentukan
oleh fungsi matematis kebermungkinan. Secara jelasnya, Orbital atom merupakan keadaan
kuantum yang mungkin dari suatu elektron pada sekumpulan elektron di sekitar atom.
Ketika elektron yang lebih banyak ditambahkan pada suatu atom, makan elektron tambahan
tersebut akan cenderung mengisi volume ruang di sekeliling inti atom secara merata sehingga
awan elektron cenderung membentuk daerah probabilitas penemuan elektron yang berbentuk
bola.

2.3 Konfigurasi Elektron Atom

Konfigurasi elektron merupakan suatu susunan elektron pada sebuah atom, molekul, atau
struktur fisik lainnya. Sama halnya seperti partikel elemental lainnya, elektron patuh pada
hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat bak-partikel maupun bak-gelombang.
Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi suatu elektron tidak dapat
ditentukan kecuali setelah adanya suatu pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa
dideteksi.

Elektron dapat berpindah dari satu aras energi menuju aras energi lain dengan emisi ataupun
absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli, tidak boleh ada
lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya
akan melompati satu orbital ke orbital yang lainnya apabila terdapat kekosongan di dalamnya.

Konfigurasi elektron pertama di kemukakan adalah berdasarkan pada model atom Bohr.
Konfigurasi elektron secara umum merupakan kelopak maupun subkelopak walaupun sudah
terdapat kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekanika kuantum elektron. Berdasarkan asas
larangan pauli, suatu orbital dapat menampung maksimalnya hanya dua elektron. Namun pada
kasus-kasus tertentu, ada beberapa orbital yang memiliki aras energi yang sama dan dapat
dikatakan berdegenerasi. Serta Orbital ini akan dihitung bersama dalam konfigurasi elektron.
Kelopak elektron merupakan sejumlah orbital-orbital atom yang dimana memiliki bilangan
kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d
semuanya merupakan bagian dari kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat menampung
2n2 elektron. Pada kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, pada kelopak kedua dapat
menampung 8 elektron, dan kelopak ketiga dapat menampung 18 elektron, demikian
seterusnya.
Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital yang memiliki label orbital yang sama,
yakni memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga orbital 2p membentuk satu subkelopak,
yang mana dapat menampung enam elektron. Jumlah elektron yang dapat ditampung pada
sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1) kemudian subkelopak "s" dapat menampung 2 elektron,
subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan subkelopak "f" 14 elektron.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur atom merupakan suatu materi yang menjadi pembangun suatu atom. Struktur atom
terdiri dari inti atom dan awan elektron, dimana inti atom tersusun atas proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan negatif. Elektron yang terdapat pada atom
akan terikat oleh gaya elektromagnetik pada inti atom. Suatu atom dapat dikatakan netral
apabila memiliki jumlah proton dan elektron yang setara sedangkan atom yang memiliki
jumlah proton atau elektron yang tidak setara disebut dengan ion.

Pada atom elektron akan mengelilingi atom berdasarkan arah lintasannya . Orbital atom
dapat secara lngsung merunjuk pada suatu daerah sekitar atom yang ditentukan oleh fungsi
matematis kebermungkinan. Ketika elektron yang lebih banyak ditambahkan pada suatu
atom, maka elektron tambahan tersebut akan mengisi volume ruang di sekeliling inti atom
secara merata sehingga awan elektron cenderung membentuk daerah probabilitas penemuan
elektron yang berbentuk bola.

Elektron dapat berpindah dari satu aras energi menuju aras energi lain dengan emisi ataupun
absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Elektron hanya akan melompati satu orbital ke
orbital yang lainnya apabila terdapat kekosongan di dalamnya.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak luput dari kesalahan.Kritik dan saran dapat
menunjukkan kepada penulis mengenai kekurangandalam makalah ini, sehingga diharapkan
makalah ini bisa sempurna dan lebih baik lagi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan
saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Haubold, Hans (1998). "Microcosmos: From Leucippus to Yukawa". Structure of the Universe.
Common Sense Science. Diarsipkan dari versi asli . Diakses tanggal 24-10-2022

"Radioactive Decays". Stanford Linear Accelerator Center, Stanford University. Diakses


tanggal 24-10-2022

Stern, David P. (May 16, 2005). "The Atomic Nucleus and Bohr's Early Model of the Atom". NASA
Goddard Space Flight Center. Diakses tanggaL 24-10-2022.

Bohr, Niels (December 11, 1922). "Niels Bohr, The Nobel Prize in Physics 1922, Nobel Lecture".
The Nobel Foundation. Diakses tanggal 24-10-2022

Milton Orchin,Roger S. Macomber, Allan Pinhas, and R. Marshall Wilson(2005)"Atomic Orbital


Theory Dakses tanggal 24-10-2022

Daintith, J. (2004). Oxford Dictionary of Chemistry. New York: Oxford University Press. ISBN 0-
19-860918-3.

The Feynman Lectures on Physics -The Definitive Edition, Vol 1 lect 6 pg 11. Feynman, Richard;
Leighton; Sands. (2006) Addison Wesley ISBN 0-8053-9046-4 Dakses tanggal 24-10-2022

^ Bohr, Niels (1913). "On the Constitution of Atoms and Molecules". Philosophical
Magazine. 26 (1): 476. Dakses tanggal 24-10-2022

IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, edisi ke-2 ("Buku Emas") (1997). Versi koreksi
daring: (2006–) "configuration (electronic)". Dakses tanggal 24-10-2022

^ IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, edisi ke-2 ("Buku Emas") (1997). Versi koreksi
daring: (2006–) "Pauli exclusion principle". Dakses tanggal 25-10-2022

^ Bohr, Niels (1923). "Über die Anwendung der Quantumtheorie auf den Atombau. I.". Z.
Phys. 13: 117. Dakses tanggal 25-10-2022

^ Stoner, E.C. (1924). "The distribution of electrons among atomic levels". Phil. Mag. (6th
Ser.). 48: 719–36. Dakses tanggal 25-10-2022

Anda mungkin juga menyukai