Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Makalah ini bertujuan untuk membahas konsep elektron sebagai partikel dan
gelombang, sebuah topik yang memiliki signifikansi penting dalam pemahaman
tentang struktur atom dan sifat materi dalam fisika modern.
Dalam pengembangan pemikiran manusia tentang sifat dasar materi, elektron
memegang peranan kunci sebagai salah satu partikel subatomik yang paling
fundamental. Dalam beberapa dekade terakhir, pemahaman kita tentang sifat
elektron telah berkembang secara signifikan, khususnya dengan munculnya teori
dualitas gelombang-partikel dalam mekanika kuantum.
Makalah ini akan menguraikan konsep dasar tentang elektron sebagai partikel
dan gelombang, serta menjelaskan bagaimana dualitas ini memengaruhi
pemahaman kita tentang struktur atom, reaktivitas kimia, dan aplikasi teknologi
modern. Saya berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang sifat kompleks elektron, dan memberikan kontribusi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta
dalam penyusunan makalah ini, serta kepada pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan dan bimbingan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi pembaca, dan menjadi bagian dari upaya kita untuk terus
mengembangkan pemahaman tentang alam semesta ini.
Akhir kata, saya mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, dan saya berharap agar makalah ini dapat memberikan inspirasi bagi
para pembaca untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang konsep yang menarik ini.
Abd. Aziz
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman tentang sifat dasar materi telah menjadi fokus utama dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang fisika. Salah satu
titik teoritis yang paling fundamental adalah sifat partikel dasar seperti
elektron, yang memainkan peran kunci dalam membentuk struktur atom dan
memahami perilaku materi pada tingkat subatomik.
Pada awalnya, model atom Bohr-Rutherford menggambarkan elektron
sebagai partikel diskrit yang mengorbit inti atom dalam lintasan terdefinisi.
Namun, eksperimen interferensi dan difraksi menunjukkan bahwa elektron
juga memiliki sifat gelombang yang memungkinkannya untuk menunjukkan
pola interferensi yang khas.
Dengan munculnya mekanika kuantum, konsep dualitas gelombang-
partikel diperkenalkan, menunjukkan bahwa partikel seperti elektron dapat
dijelaskan baik sebagai partikel maupun gelombang, tergantung pada kondisi
eksperimentalnya. Pemahaman tentang dualitas ini telah membawa revolusi
dalam pemikiran kita tentang struktur atom, serta membuka pintu untuk
pengembangan teknologi baru yang didasarkan pada sifat-sifat kuantum
materi.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang elektron sebagai
partikel dan gelombang merupakan langkah penting dalam memahami dasar-
dasar fisika modern dan memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, penelitian dan
pembahasan mengenai dualitas ini terus menjadi fokus utama dalam upaya
memperluas batas-batas pemahaman kita tentang alam semesta ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa itu elektorn?
2. Mengapa elektron dinyatakan sebagai partikel dan gelombang?
3. Bagaimana teori dualisme yang menjelaskan tentang partikel dan
gelombang?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu elektron.
2. Untuk mengetahui mengapa elektron dinytakan sebagai partikel dan
gelombang.
3. Untuk mengetahui bagaimana teori dualisme yang menjelaskan tentang
partikel dan gelombang.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang akan didapatkan dalam makalah ini, yaitu:
1. Agar dapat menjelaskan tentang elektron.
2. Agar dapat menjelaskan tentang elektron sebagai partikel dan
gelombang.
3. Agar dapat bagaimana teori dualisme yang menjelaskan tentang
partikel dan gelombang
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Elektron
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan
umumnya ditulis sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun
substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel
elementer. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massa proton. Momentum
sudut (spin) instrinsik elektron adalah setengah nilai integer dalam satuan ħ,
yang berarti bahwa ia termasuk fermion. Antipartikel elektron disebut sebagai
positron, yang identik dengan elektron, tetapi bermuatan positif. Ketika
sebuah elektron bertumbukan dengan positron, keduanya kemungkinan dapat
saling berhambur ataupun musnah total, menghasilkan sepasang (atau lebih)
foton sinar gama.
Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga partikel lepton
pertama, berpartisipasi dalam interaksi gravitasi, interaksi elektromagnetik
dan interaksi lemah. Sama seperti semua materi, elektron memiliki sifat bak
partikel maupun gelombang (dualitas gelombang-partikel), sehingga ia dapat
bertumbukan dengan partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena
elektron termasuk fermion, dua elektron berbeda tidak dapat menduduki
keadaan kuantum yang sama sesuai dengan asas pengecualian Pauli.
B. Elektron Sebagai Partikel dan Gelombang
Hipotesis kuantum Planck menyatakan bahwa kuantum energi
berhubungan dengan frekuensi melalui persamaan E = hν; pada saat yang
sama, energi dipancarkan dalam paket-paket energi kecil yang disebut kuanta,
dan bukan dalam emisi berkelanjutan. Namun, dalam fisika kuantum,
gelombang tidak didefinisikan—gelombang adalah semacam “awan” orbital
elektron di sekitar atom yang bukan merupakan benda fisik melainkan
representasi probabilitas.
Pada tahun 1923, Louis de Broglie mengajukan hipotesis yang
menyatakan bahwa elektron dan materi terpisah lainnya, yang kemudian
dianggap hanya sebagai partikel material, memiliki sifat gelombang. Dalam
beberapa tahun, hipotesis de Broglie diuji dengan eksperimen celah ganda
yang menunjukkan bahwa aliran elektron bertindak seperti cahaya,
3
membuktikan bahwa de Broglie benar. Pada tahun 1928, Neils Bohr
mengumumkan pemahaman tentang hubungan komplementer antara aspek
gelombang dan aspek partikel dari fenomena yang sama dalam apa yang
dikenal sebagai prinsip saling melengkapi, yang mencerminkan argumennya
tentang tidak perlunya menggunakan kata “gelombang” dan “ partikel” pada
saat yang sama dan larangan pertanyaan seperti “Apa itu cahaya?” dan “Apa
itu elektron?” Menurut Bohr, kita harus membatasi diri pada menanyakan
bagaimana sesuatu diamati berperilaku dalam serangkaian keadaan tertentu,
sebuah solusi yang menyangkal kemungkinan untuk mengatakan sesuatu
yang berarti tentang dunia yang tidak diamati, dan pada saat yang sama,
sebuah batasan. hal ini sama sekali tidak dapat diterima oleh banyak
fisikawan, termasuk Einstein.
Berdasarkan bukti eksperimental, Einstein mengajukan usulan
independent tentang semacam kebangkitan teori sel darah cahaya, termasuk
konsep kuantum aksi dalam bentuk energi atau kuanta cahaya. Pada tahun
1905 ia pertama kali menunjukkan bahwa cahaya, yang kemudian dianggap
sebagai bentuk gelombang elektromagnetik, juga harus dianggap seperti
partikel, yang terlokalisasi dalam paket energi terpisah. Dalam teorinya
tentang efek fotolistrik, ia mengemukakan bahwa ketika cahaya menyinari
benda tertentu, elektron akan dilepaskan; jika foton yang energinya lebih
besar daripada energi elektron mengenai benda padat, elektron tersebut akan
dipancarkan. Teori efek fotolistrik Einstein berkontribusi besar terhadap teori
de Broglie dan merupakan bukti bahwa gelombang dan partikel dapat saling
tumpang tindih. Selain itu, pengamatan Compton mengenai efek Compton
(1922) hanya dapat dijelaskan jika cahaya mempunyai dualitas gelombang-
partikel. Kemudian, pada tahun 1927, sifat gelombang elektron secara
eksperimental ditetapkan oleh Clinton Davisson dan Lester Germer dan
secara independent oleh George Paget Thomson.
Masalah dualitas gelombang-partikel masih belum terpecahkan hingga
saat ini. Dalam mekanika kuantum, sebuah elektron mungkin tampak bagi
kita sebagai partikel atau gelombang tergantung pada bagaimana kita
melihatnya, dan terutama karena elektron dianggap sebagai awan titik tanpa
4
struktur. Saat ini belum ada teori yang mendeskripsikan bentuk atau
memprediksi ukuran elektron, massanya, atau muatannya, atau yang
mengkuantifikasi partikel dalam perhitungan yang berarti atau hubungan
antara elektron sebagai partikel dan elektron sebagai gelombang.
C. Teori Dualisme yang Menjelaskan Tentang partikel dan Gelombang
Teori dualisme yang menjelaskan yang menjelaskan partikel dan
gelombang pertama kali dikemukakan oleh Louis de Broglie melalui
Hipotetisnya pada tahun 1928. Elektron sebagai partikel dan gelombang dapat
dibuktikan karna memenuhi hukum Einstein dan Persamaan Planck. Berikut
adalah Hipotetis Louis de Broglie dan teori Planck yang menjelaskan Tentang
partikel dan gelombang:
1. Hipotetis Louis De Broglie
Esensi dan hubungan fisik antara partikel dan gelombang masih
menjadi masalah yang belum terselesaikan dalam fisika. Louis de
Broglie mengembangkan hipotesis yang berkaitan dengan gelombang
ganda dan perilaku partikel yang dapat diterapkan pada elektron.
Dalam hipotesisnya, ia pertama kali menggunakan persamaan
materi dan energi Einstein:
E = mC2,.....................................................................................(1)
Dimana:
E mewakili energi materi, m massanya, dan c kecepatan cahaya.
Ia kemudian melanjutkan dengan teori Planck, yang menyatakan
bahwa setiap kuantum gelombang mempunyai jumlah energi diskrit
yang diberikan oleh persamaan Planck:
E = jam f,...................................................................................(2)
Dimana:
E melambangkan energi, h Konstanta Plank (6,62607 × 10−34 J∙s) dan
frekuensi ƒ.
Menurutnya, energi yang dihasilkan pada kedua persamaan harus
sama; dengan demikian:
5
Mengganti c/λ dengan ƒ, de Broglie sampai pada persamaan akhir yang
menghubungkan panjang gelombang λ dan momentum partikel mc
dengan kecepatan cahaya:
λ = jam / m c,..............................................................................(5)
Dan
h = m c λ,....................................................................................(6)
E = hFe,.....................................................................................(7)
Fe = E/ H,...................................................................................(8)
6
dimana ƒ e = E/h = 0,511 MeV/h = 8,1866 × 10 − 7 erg/h. Oleh karena
itu, ƒ e = 1,2355 × 10 20 siklus/s.
𝐶
F = 2 𝑅 ,..................................................................................(10)
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Merkli, PG, Missiroli, GF dan Pozzi, G. (1976) Tentang Aspek Statistik Fenomena
Arndt, M., Nairz, O., Vos-Andreae, J., Keller, C., van der Zouw, G. dan Zeilinger,