Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KIMIA
(STRUKTUR ATOM DAN IKATAN KIMIA)

OLEH:
RAHMADI SAPUTRA

NO
NAMA NIM
.
1 NURJANNAH
2 RAHMI DEWI H0416006
3. FIRNADINA
4. SUMARLIN
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT, yang mana telah
melimpahkan nikmat-Nya kepada kita semua yang berupa kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dari matakuliah kimia
ini dengan baik. Dimana di dalamnya membahas masalah “ATOM”. Kami hanya
menyinggung salah satu dari bagian materinya yaitu “STRUKTUR ATOM DAN
IKATAN KIMIA”.
Di dalam makalah ini akan membahas mengenai pengetahuan dasar
Mitokondria seperti definisi, fungsi dan struktur. Mudah-mudahan dari makalah
ini, pembaca sekiranya akan menemukan pengetahuan baru dari materi yang
dibahas di dalamnya, agar pembuatan makalah ini tidak hanya sia-sia, namun juga
bermanfaat bagi pembaca.
Tidak ada satupun di dunia ini yang sempurna, oleh karena itu kami
menyadari ada banyak kekurangan dari makalah yang kami buat, entah itu
kekurangan dari materinya atau dari sistematika penyusunan makalanya. Itu di
karenakan kurangnya pengetahuan kami sebagai pemula. Dari kekurangan
makalah kami, kami sangat membutuhkan kritik maupun saran dari pihak yang
berhak atas penilaian makalah ini, untuk dijadikan pembelajaran dalam
pembuatan makalah kedepannya. Terima kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
D. Manfaat penulisan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mitokondria................................................................................2
B. Fungsi Mitokondria .....................................................................................3
C. Struktur Mitokondria....................................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................5
B. Saran ............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, baik

itu makhluk hidup yang paling kecil maupun yang paling besar. Makhluk hidup

yang paling kecil disini adalah sel.

Seperti yang kita ketahui, sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup.

Sel dilengkapi dengan bagian-bagian sel yang disebut organel. Salah satu dari

organel sel ialah mitokondria. Mitokondria adalah salah satu organel sel yang

berperan penting sebagai pabrik energi yang menghasilkan energi bagi sel.

Mitokondria memiliki struktur yang kecil dan tersusun atas empat bagian.

Komposisi utama dari mitokondria sendiri adalah protein.

Untuk pembahasan yang lebih lanjut mengenai mitokondria, mari kita

simak materi pada BAB selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang akan di bahas pada bab selanjutnya yaitu sebagai

berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan mitokondria?

2. Apa fungsi dari mitokondria?

3. Bagaimana struktur mitokondria?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui arti dari mitokondria.

2. Dapat mengetahui fungsi dari mitokondria.

1
3. Mengetahui struktur mitokondria.

D. Manfaat Penulisan

1. Dapat memahami lebih dekat mengenai mitokondria.

2. Memahami dan mengekpresikan fungsi dari mitokondria.

3. Dapat dijadikan referensi belajar untuk materi mitokondria.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Atom

Istilah atom dalam ilmu sains tentunya tidak asing lagi di dengar. Atom

adalah partikel terkecil penyusun materi. Dimana atom memiliki struktur atau

partikel utama yaitu: elektron, proton dan neutron. Inti atom terdiri dari proton

dan neutron, proton dan neutron pada inti atom yang disebut nukleus,

kumpulan proton dan neutron yang terdapat pada inti atom disebut nukleon.

Sedangkan elektron-elektron bergerak mengelilingi inti pada lintasan tertentu.

Lintasan-lintasan elektron dalam atom sering disebut kulit atom. Kulit

atom di bagi lagi menjadi subkulit atom. Di dalam subkulit atom terdapat

ruang-ruang yang disebut orbital, di dalam orbital inilah tempat kemugkinan

besar elektron ditemukan, dimana tiap orbital maksimal ditempati oleh dua

elektron.

Gambar 2.1: atom dan struktur pada dalam atom

2
1. Elektron

Pada tahun 1838, Michael Faraday mengemukakan bahwa atom

mempunyai muatan listrik. Atom-atom gas hanya dapat menghantarkan

listrik dan menyala terang pada tekanan rendah dan tegangan tinggi.

Tahun 1858, Heinrich Geissler dan Julius Plucker membuat percobaan

dengan mengunakan dua plat logam. Plat yang bermuatan positif disebut

anode dan plat yang bermuatan negatif disebut katode. Kedua plat

kemudian ditempatkan dalam tabung gelas yang dihampakan, dimana

kemudian kedalamnya dimasukkan gas bertekanan rendah. Ketika

dihubungkan dengan listrik tegangan tinggi, maka timbullah pancaran

sinar dari katode menuju anode. Sinar itulah yang disebut sinar katode.

Kemudian pada tahun 1891, George J. Stoney menamakan partikel sinar

katode dengan nama elektron.Selanjutnya pada tahun 1897, Joseph John

Thomson mengganti katode yang digunakan Geissler dan Plucker dengan

berbagai macam logam yang ternyata menghasilkan sinar katode yang

sama. Hal ini membuktikan bahwa memang betul bahwa elektron

merupakan partikel penyusun atom. J.J Thomson juga berhasil

menemukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron yaitu C

g-1. Hasil eksperimen Thomson ditindaklanjuti oleh Robert Andrew

Millikan pada tahun 1908 yang dikenal dengan Model Percobaan Tetes

Minyak Millikan, yang berhasil menemukan muatan elektron yaitu sebesar

1,6.10-19 Coulumb.
Berdasarkan ekperimen tersebut di atas, maka massa elektron (m) dapat

ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Maka:

Massa elektron (m) = 9,11.10-28g

Sehingga massa elektron adalah 9,11.10-28 gram, harga ini kira-kira

massa atom hidrogen.

2. Proton

Tahun 1886, Eugene Goldstein membuat percobaan yang sama seperti

yang dilakukan J.J Thomson, tetapi dengan memberi lubang pada katode

dan mengisi tabung dengan gas hidrogen. Dari percobaan ini didapat sinar

yang diteruskan merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif (dalam

medan listrik dibelokkan ke kutub negatif) yang disebut sinar anode. Sinar

anode yang bermuatan positif ini selanjutnya disebut proton.

Apabila muatan proton adalah 1,6022.10-19 C, maka massa proton dapat

ditentukan sebagai berikut :

Maka:

Massa proton (m) = 1,6726.10-24 g

Sehingga massa proton adalah 1,6726.10-24 gram, harga ini kira-kira

1.836 x massa elektron =1,007276

3. Neutron

Tahun 1932, James Chadwick melakukan ekperimen/percobaan dengan

menembakkan partikel alfa (a) pada lempeng berilium (Be), ternyatamedan

listrik, hal ini membuktikan bahwa ada partikel inti yang


massanyasamadengan proton, tetapi tidak mempunyai muatan sehingga

partikel itu ia beri nama sebagai neutron. Proton dan elektron adalah

partikel penyusun inti atom yang dikenal dengan istilah nukleon.

Kulit atom yang terdapat pada atom memiliki tingkat energi yang

berbeda, inilah yang disebut sebagai electron energy (daya elektron). Di mulai

dari inti terluar, kulit atau tingkat energi pada suatu atom, di beri nomor 1, 2, 3,

... n. kulit terluar mempunyai lebih banyak dibandingkan kulit yang lebih

dalam dan dapat memuat lebih banyak elektron. Kulit atom yang paling dekat

dengan inti dinamakan kulit K (n=1), dan selanjutnya dinamakan kulit L, M, N,

O, dan seterusnya. Kulit ke n terdiri dari sejumlah elektron dengan jumlah

maksimum sebanyak 2n2elektron, dengan n=1, 2, 3, ... jumlah

elektronmaksimum tiap kulit atom, ini biasa disebut sebagai number of

electrons (angka daari elektron) dan energy steps (tahap energi). Perhatikan

gambar berikut:

Gambar 2.2:
1. Konfigurasi elektron

Konfigurasi elektron merupakan cara untuk menggambarkan

penyebaran elektron dalam suatu atom. Penyebaran elektron pada kulit-

kulit atom dilakukan dengan cara mengisi tiap kulit atom dari kulit K, L,

M, N, O dan seterusnya. Kulit pertama dan selanjutnya di isi elektron

sampai batas maksimum. Jika tidak memungkinkan, sisa elektron

ditempatkan pada kulit terluar untuk golongan utama atau pada kulit

kedua terluar untuk golongan transisi.

Dalam konfigurasi elektron, terdapat istilah elektron valensi, yaitu

elektron yang terdapat pada kulit atom terluar. Jumlah elektron valensi

dalam atom menentukan sifat atom tersebut, khususnya sifat kimianya.

Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi yang berbeda terletak dengan

golongan yang berbeda pula. Jadi jumlah elektron valensi suatu atom

unsur menyatakan nomor golongan unsur tersebut, khususnya untuk

unsur-unsur golongan utama.

Sementara itu, unsur-unsur yang mempunyai jumlah kulit yang

sama terletak pada periode yang sama, sehingga jumlah kulit atom unsur

menyatakan nomor periode unsur tersebut.

Berdasarkan konfigurasi elektron dari suatu atom unsur, kita dapat

menggambarkan struktur atom tersebut secara sederhana. Yaitu sebagai

berikut:

a. Unsur-unsur periode pertama


Elektron-elektron atom unsur periode pertama akan menempati satu

kulit saja, yaitu kulit K(n=1). Contohnya Helium yang mempunyai

nomor atom 2 maka 2 elektron Helium akan menempati kulit K saja.

Konfigurasi elektron dan struktur atom sederhana atom Helium

tersebutadalah sebagai berikut: 2He = 2.

b. Unsur-unsur periode kedua

Pada unsur-unsur periode kedua, elektron-elektronnya akan

menempati 2 kulit, yaitu kulit K (n=1) dan kulit L (n=2). Sebagai

contoh, Flour yang mempunyai nomor atom 9, maka konfigurasi

elektron dan struktur atom sederhana atom flour tersebut adalah

sebagai berikut: 9F = 2, 7

c. Unsur-unsur periode ketiga

Pada unsur-unsur periode ketiga, elektron-elektronnya menempati 3

kulit, yaitu K (n=1), L (n=2), M (n=3). Sebagai contoh, Belerang yang

mempunyai nomor atom 16,maka konfigurasi elektron dan struktur

atom sedderhana atom belerang tersebut adalah sebagai berikut:

d. Unsur-unsur periode keempat

Pada unsur-unsur periode keeempat, elektron-elektronnya akan

menempati 4 kulit, yaitu K (n=1), L (n=2), M (n=3), dan N (n=4).

Sebagai contoh, Arsenik yang mempunyai nomor atom 33, maka

konfigurasi elektron dan struktur atom sederhana atom arsenik

tersebut adalah sebagai berikut: 33As = 2, 8, 18, 5


Gambar 2.3: susunan periodik unsur kimia memperlihatkan konfigurasi
elektron dari beberapa unsur, menghitung elektron pada masing-masing unsur,
dan bagaimana banyaknya angka pada jarak lintasan suatu masa.

Daftar susunan unsur kimia atau susunan periodik unsur di atas

meliputi banyak data mengenai unsur dan juga dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat energi. Pada bagian horizontal atau periode dari tabel

diatas, diterangkan bahwa nomor atom untuk masing-masing unsur adalah

sama halnya dengan angka dari proton pada unsur itu dan angka dari

proton sama halnya dengan angka dari elektron karena satu atom secara

elektris netral. Oleh sebab itu, kamu dapat menentukan angka dari elektron

pada satu atom dengan melihatomor atom yang tertulis diatas masing-

masing lambang unsur.

Jika dilihat pada gambar 2.3 kita dapat melihat bahwa unsur

disusun pada suatu order spesifik. Angka dari elektron pada satu atom
netral dari unsur meningkat dari dari kiri ke kanan oleh jarak lintas suatu

masa. Antara lain, periode pertama terdiri dari hidrogen dengan satu

elektron dan helium dengan dua elektron dalam satu tingkat energi.

2. Unsur Keluarga

Unsur dapat di bagi kedalam grup atau keluarga. Masing-masing

kolom dari daftar sussunan unsur kimia pada gambar di atas mengandung

satu unsur keluarga. Hidrogen biasanya dipertimbangkan secara terpisah

sehingga unsur keluarga pertama berawal dari Litium dan Sodium di

kolom pertama. Keluarga kedua di mulai dari Berilium dan Magnesium

pada kolom kedua, dan seterusnya.

Sama halnya dengan manusia, anggota keluarga sering

mempunyai tampilan dan ciri yang serupa, anggota dari keluarga unsur

mempunyai sifat kimia yang serupa karena mereka mempunyai angka

elektron yang sama dalam tingkat energinya.

a. Gas mulia

Gambar 2.4
Perhatikan gambar 2.4, neon dan unsur-unsur lainnya pada grup 18

memiliki 8 elektron pada tingkat energi luarnya. Tingkat energi

luarnya kukuh stabil sehingga tidak mengkombinasikan dengan muda

terhadap unsur lain. Helium dengan 2 elektron didalam tingkat

energinya sendiri juga stabil. Pada suatu waktu unsur ini

diperkirakan dengan sepenuhnya tidak reaktif, dan oleh karena itu

unsur keluarga ini disebut sebagi gas mulia.

b. Halogen

Gambar 2.5:

Unsur pada grup 17 disebut halogen, model unsur Florin di periode 2

dapat dilihat pada gambar di atas, semuanya seperti anggota keluarga,

klorin memerlukan satu elektron untuk memperoleh satu tingkat

energi luar yang stabil. Lebih mudahnya adalah untuk satu Halogen

ini memperoleh satu elektron untuk membentuk satu ikatan, yang

lebih reaktif, florin adalah unsur keluarga halogen yang paling reaktif

karena tingkat energinya dekat ke inti.


c. Logam alkali

Gambar 2.6

Dari unsur keluarga di grup 1 pada daftar susunan periodik unsur

disebut logam alkali. Anggota prtamanya ialah litium dan sodium,

mereka mempunya satu elektron pada tingkat energi luar. Kita dapat

melihat pada gambar 2.6. pada tingkat energi luar kalium juga

mempunyai satu elektron.

3. Ghjk

B. Ikatan Kimia

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul

dengan cara sebagai berikut:

1. Atom satu melepaskan elektron, sedangkan atom lain menerima elektron

(serah terima elektron)

2. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing

atom yang berikatan.


3. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom

yang berikatan.

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian

kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia

adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk

dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil

yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Maka dari itu, dalam

pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron

seperti pada unsur gas mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi

sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).

Diantara semua unsur yang terdapat di alam ini, hanya unsur-unsur 18

(gas mulia) yang merupakan unsur paling stabil (sukar bersenyawa). Oleh

karena itu, unsur-unsur golongan gas mulia umumnya berada dalam bentuk

atom-atom bebas (gas monoatomik). Menurut Gilbert Newton Lewis dan

Irving Langmuir (ilmuwan Amerika) serta Albrecht Kossel (ilmuwan Jerman),

kestabilan unsur-unsur gas mulia disebabkan karena atom-atom gas mulia

mempunyai konfigurasi elektron yang unik.

1. Bagaimana atom membentuk ikatan

Atom membentuk ikatan dengan menggunakan elektron dari

tingkat energi luarnya. Untuk melakukan pembentukan ikatan ini

mempunyai empat jalan yaitu: dengan kehilangan elektron; memperoleh


elektron; menyatukan elektron; atau dengan berbagi elektron dengan

elemen lain.

2. Jenis-jenis ikatan kimia

a. Ikatan ion

Ikatan kimia yang terbentuk akibat gaya tarik menarik antara ion positif

(kation) dengan ion negatif (anion) disebut sebagai ikatan ion. Jika

atom-atom logam berdekatan atom-atom bukan logam akan terjadi

perpindahan elektron valensi dari atom logam kepada atom bukan

logam. Akibatnya atom logam membentuk kation sedangkan atom

bukan logam membentuk anion. Antara anion dan kation yang

berlawanan muatan akan saling tarik menarik dan terbentuklah ikatan

ion (ikatan elektrovalen).

Gambar 2.7

Atom logam natrium yang mempunyai susunan elektron 2e 8e 1e

sedangkan atom klor mempunyai susunan elektron 2e 8e 7e. Agar

kedua atom di atas mempunyai susunan elektron stabil (oktet) maka

logam natrium akan melepaskan sebuah elektron valensinya, sedangkan


atom klor cenderung untuk menerima elektron yang dilepaskan oleh

natrium tersebut.

Berdasarkan gambara diatas, ion Natrium (Na+) mempunyai

konfigurasi elektron yang menyerupai konfigurasi neon (Ne),

sedangkan ion clorida mempunyai konfigurasi yang menyerupai

konfigurasi argon (Ar), yaitu:

Konfigurasi Ne = konfigurasi Na+ = 2,8

Konfigurasi Ar = konfigurasi Cl- = 2, 8, 8

Gambar 2.8

Atom itu tidak lagi netral karena ia telah kehilangan atau memperoleh

satu elektron yang disebut satu ion. Satu ion sodium diwakili oleh

lambang Na+ dan satu ion clorin diwakili oleh lambang Cl, perhatikan

gambar berikut:
Gambar 2.9

Ion sodium positf dan ion clorid negatif betul-betul ditarik untuk satu

sama lain. Dalam antraksi ini ion yang menggenggam menutup bersam-

sama. Jenis ikatan kimia ini disebut ikatan ion yang bersifat mengikat.

b. Ikatan kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian bersama

pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen

terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap

elektron (semi logam dan bukan logam). Pasangan elektron yang

dipakai bersama dapat berupa sumbangan masing-masing atom

berikatan atau sumbangan salah satu atom yang berikatan.

Ikatan kovalen ini dapat terjadi diantara atom-atom yang sejenis

maupun atom-atom yang berlainan jenis. Molekul yang dihasilkan dari

ikatan kovalen atom-atom sejenis dinamakan dengan molekul unsur,

sedangkan molekul yang dihasilkan dari ikatan kovalen atom-atom

berlainan jenis dinamakan molekul senyawa.

Pada umumnya atom-atom unsur untuk membentuk ikatan kovalen

adalah atom unsur yang mempunyai elektron valensi ≥ 4 (kecuali atom

Hidrogen [H]). Berdasarkan jumlah pasangan elektron, asal pasangan

elektron, dan kedudukan pasangan elektron dalam ikatannya, maka

ikatan kovalen dibedakan menjadi:


1) Ikatan kovalen tunggal, untuk mencapai keadaan stabil(membentuk

konfigurasi duplet), dua buah atom hidrogen (H) dapat saling

bergabung untuk membentuk molekul H2. Ikatan kimia yang terjadi

antara atom-atom H dalam molekul H2 tersebut merupakan ikatan

kovalen tunggal, dua buah atom yang berkatan membentuk satu

pasangan elektron ikatan.

2) Ikatan kovalen rangkap dua, adalah ikatan kimia antara dua buah

atom yang mempunyai dua pasangan elektron ikatan, sehingga

masing-masing atom menyumbangkan dua elektron valensi untuk

digunakan secara bersama.

Gambar 2.10

Pada karbon dioksida, karbon berbagi dua elektron dengan masing-

masing sebesar dua atom oksigen berdirinya dua ikatan ganda.

Masing-masing oksigen atom berbagi dua elektron dengan atom

karbon.

3) Ikatan kovalen rangkap tiga, adalah ikatan kimia antara dua buah

atom atau lebih yang membentuk tiga pasangan elektron ikatan.


Masing-masing nitrogen atom berbagi tiga elektron di

pembentukan satu surat pengikat lipat tiga.

4) Ikatan kovalen polar dan nonpolar

Pada ikatan kovalen terdapat dua pasangan elektron, yaitu

pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB).

Pergeseran letak pasangan elektron ikatan (PEI) dalam sebuah

molekul akan mempengaruhi masing-masing atom yang saling

berikatan dalam molekul tersebut. Elektron merupakan partikel

bermuatan negatif, sehingga mengalami gaya tarik inti yang

bermuatan positif. Jika gaya tarik salah satu inti atom tersebut lebih

besar dari gaya tarik inti atom lainnya, maka dapat menyebabkan

PEI tertarik kesalah satu atom, sehingga salah satu atom dapat lebih

positif atau lebih negatif dibanding yang lain. Pada ikatan kovalen

demikian, dapat dikatakan bahwa molekulnya mengalami polarisasi

muatan listrik. Dalam hal ini, molekul-molekul kovalen yang

terpolarisasi di sebut molekul polar dan ikatannya di sebut ikatan

kovalen polar. Contohnya: HCl, HF, dan HBr.

Selain membentuk molekul-molekul polar, ikatan kovalen juga

dapat membentuk molekul-molekul non-polar. Pada molekul-


molekul kovalen non-polar, pasangan elektron ikatan (PEI) antara

dua atom yang berikatan tertarik sama kuat pada kedua inti atom,

sehingga atom-atom pembentuk molekul-molekul non-polar tidak

terpolarisasi.

c. Ikatan logam

Ikatan logam adalah jenis ikatan kimia yang terjadi ketika adanya gaya

tarik menarik antara ion-ion yang bermuatan positif dengan elektron

valensi yang terdelokalisasi (bergerak bebas). Ikatan logam ini

dijelaskan dalam salah satu teori, yakni teori awan elektron atau lautan

elektron yang ditemukan oleh Drude dan Lorentz.

Menurut teori ini, setiap atom logam yang melepaskan elektron

valensinya akan membentuk awan elektron atau lautan elektron yang

mengelilingi ion positif pada atom yang tidak berubah tempatnya.

Elektron valensi yang dilepas tidak terikat oleh ion-ion logam sehingga

dapat bergerak bebas (terdelokalisasi) pada semua ion logam.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Mitokondria adalah salah satu organel

sel yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga bagi sel. Mitokondria memiliki

empat bagian utama yaitu: outer membrane (membran luar), inner membrane

(membran dalam), cristae (ruang antar membran), serta matriks yang terletak

pada bagian dalam membran.

B. Saran

Sebagai penulis tentunya tidak menginginkan sebuah tulisannya dibuat

begitu saja. Kami berharap makalah ini di gunakan seperlunya bagi pembaca,

agar bisa menemukan sebuah pengetahuan baru melalui makalah yang kami

buat.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://ninoriadi.blogspot.com/2014/09/16.html
http://pengertian.struktur.fungsi.mitokondria.html

iii

Anda mungkin juga menyukai