Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STRUKTUR SENYAWA ANORGANIK

SISTEM PERIODIK UNSUR

OLEH :

KELOMPOK 1

MUSLIMAT F1C1 18 002

RAHILYA SALSADILLA F1C1 18 004

KILA DAYANA PUTRI F1C1 18 006

VITA F1C1 18 008

WA ODE ASTIKA F1C1 18 012

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Struktur senyawa anorganik dengan judul
”Sistem Periodik Unsur”

Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.Meskipun penulis berharap
isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu saja ada
yang kurang.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kendari, 27 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II TIINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 2
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................... 4
A. Muatan Inti Efektif .............................................................................................. 4
B. Sifat-Sifat Periodisitas ......................................................................................... 6
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10
B. Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unsur adalah zat tunggal yang secara kimia tidak dapat diuraikan
lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana. Unsur-unsur yang berada di
alam semesta ini selalu berkembang dan mengalami kemajuan sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang dibuat
oleh manusia.Ketika unsur yang dikenal sudah banyak, para ahli berupaya
membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan
baik.Puncak dari usaha-usaha tersebut adalah terciptanya suatu daftar
unsur-unsur yang disebut sistem periodik unsur.
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan
urutan nomor atom dan kemiripan sifat unsur-unsur tersebut.Hingga tahun
2016, setidaknya 118 unsur telah dikonfirmasi pada tabel periodik unsur
oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).Latar
belakang pembuatan makalah ini adalah untuk memahami sistem periodik
unsur dan beberapa sifat penting sistem periodik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana muatan inti efektif?


2. Apa saja sifat-sifat periodisitas?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :


1. Untuk mengetahui muatan inti efektif
2. Untuk mengetahui sifat-sifat periodisitas.

1
BAB II
TIINJAUAN PUSTAKA

Elektronegatifitas (X) adalah konsep yang sangat penting dalam kimia,


fisika dan cabang ilmu pengetahuan lainnya. Allen telah menyarankan bahwa X
adalah dimensi ke-tiga dari tabel periodik yang hilang. Banyak properti mendasar
yang dapat di pahami dan dimodelkan untuk evaluasi dalam hal X. Seperti
polaritas ikatan dan momen dipol, energi ikatan, kekuatan konstanta, dan efek
induktif. Korelasi luar biasa antara suhu transisi superkonduktor dan X telah
diamati disajikan untuk elemen padat dan superkonduktor suhu tinggi. Korelasi
yang kuat juga telah ditemukan antara X dan pergeseran kimia dalam spektroskopi
NMR dna pergeseran Isomer di Mossebauer spektroskopi. Baru-baru ini konsep
elektronegativitas telah digunakan dalam informatika kimia dan desain material.
(Qteish, 2019).

Batas bawah ke afinitas elektron adalah nol karena keadaan anion yang
paling stabil adalah elektron terikat secara longgar oleh gaya elektrostatik,
termasuk dipol atau objek quadrupole, keadaan valensi afinitas elektron bisa
negatif (Chen, 2004).

Perkiraan ukuran atom ada empat mode berbeda yang dapat digunakan
ukuran atomnya dalam keadaan elementer atau gabungan radius atomnya. Jari-jari
atom suatu unsur dapat dianggap setengah dari jarak atom antara dua atom yang
berdekatan. Ini mungkin berlaku untuk besi, katakanlah dalam keadaan logamnya,
dalam hal ini kuantitasnya dapat dianggap sebagai jari-jari logam atauu besi, atau
ke molekul seperti Cl. Dalam kasus terakhir kuantitasnya adalah jari-jari kovalen
atom klorin. Jika diterapkan dalam molekul O dan N ikatan ganda, jari-jari hanya
akan sesuai untuk atom oksigen dan nitrogen yang berpartisipasi dalam ikatan-
ikatan dalam senyawa mereka. Perbedaan antara ujian ini cukup untuk
menunjukan bahwa beberapa tingkat kehati-hatian diperlukan ketika
membandingkan jari-jari atom berbagai elemen. Yang terbaik adalah mengatasi

2
perbandingan semacam itu dengan elemen yang memiliki jenis ikatan yang serupa
untuk logam.

Dengan meningkatnya tarikan ukuran atom antara inti dan elektron


berkurang lebih sedikit energi yang diperlukan untuk mengionisasi atom. Muatan
nuklir efektif yang lebih besar membuat pemindahan elektron lebih sulit. Dengan
demikian, logam-logam dari golongan I dengan satu elektron adalah yang paling
mudah terionisasi dan yang tertinggi gas dengan konfigurasinya adalah yang
paling sulit untuk diionisasi.

Besarnya muatan nuklir, gaya tarik nukleus untuk elektron secara langsung
sebanding dengan jumlah nuklir. Karenanya, ketika muatan nuklir meningkatkan
daya tarik masuk lipatan dan elektron di pegang lebih erat. Akibatnya, dibutuhkan
lebih banyak energi untuk menghilangkan tron dari atom yang diberikan. Dengan
demikian, energi ionisasi meningkat dengan meningkatnya muatan nuklir.

Efek skrining dari elektron dalam (muatan nuklir efektif). Pengisian nuklir
yang efektif, energi elktron dalam orbital 1s dari atom-atom yang mirip hidrogen
angka Z, diberikan oleh Ze,/8a, sehingga energi berkurag seiring dengan Z
meningkat, sebagai muatan nuklir dan jumlah elektron dalam atom meningkat,
yaitu efek tolakan dari elektron ekstra dan efek peningkatan muatan nuklir harus
diperhitungkan. Ini dilakukan dengan mengganti muatan nuklir aktual Z, dengan
muatan nuklir efektif Z yang merupakan hasiln dari muatan nuklir dan muatan
elektron seperti yang dialami oleh sebuah elektron dalam orbital tertentu.

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. Muatan Inti Efektif

Muatan inti efektif (Zeff) adalah muatan total dari inti atom yang
dirasakan oleh elektron terluar. Muatan inti efektif (Zeff) dinyatakan
dengan :

Zeff = Z- S

Keterangan :

Z = Jumlah proton dalam inti atom atau nomor atom.


S = Konstanta perisai
Konstanta perisai merupakan konstanta yang dihasilkan efek perisai
(efek yang “melindungi” sebagian terhadap gaya tarik inti akibat elektron-
elektron pada kulit redah), besarnya konstanta perisai (S) lebih besar dari
nol tetapi lebih kecil dari Z.Untuk mengetahui nilai S adalah berdasarkan
aturan Slater.Aturan Slater diperlukan karena pada suatu atom dengan
jumlah elektron banyak, elektron yang satu merasakan muatan inti yang
lebih kecil dibandingkan kenyataannya karena adanya efek perisai dari
elektron-elektron lain yang berada lebih dekat dengan inti.

Aturan dalam menghitung konstanta perisai yaitu :

1. Konstanta perisai dapat diperkirakan sebagai penjumlahan atas


kontribusi seluruh elektron-elektron secara individual. Ini karena efek
perisai disebabkan oleh gaya tolak-menolak oleh elektron yang lain
terhadap elektron yang menjadi perhatian.
2. Karena efek perisai sangat bergantung pada lokasi elektron lokasi
elektron-elektron, baik itu di sebelah dalam atau luar dari elektron yang
menjadi perhatian, posisi-posisi relatif dari orbital elektron

4
diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok berikut dan dipisahkan
dengan garis miring.

/1s/2s,2p/3s,3p/3d/4s,4p/4d/4f/5s,5p/5d/5f/

Dari kiri ke kanan, orbital berkembang dari yang terdalam hingga


yang terluar.ns dan np berada pada kelompok yang sama dengan
memperhatikan kesamaan lokasi dari orbital-orbital ini.

3. Elektron dalam kelompok terluar (di kanan dari elektron yang


diperhatikan) tidak meberikan kontribusi pada efek perisai, karena
elektron tersebut tidak terperisai.
4. Kontribusi oleh elektron dalam kelompok yang sama dapat dinyatakan
sebesar 0,35 per satuan muatan, dikarenakan efek perisai yang tidak
lengkap dan berkaitan juga dengan probabilitas relatif dari elektron-
elektron tersebut berada pada daerah yang lebih dalam.
5. Jika elektron yang yang diperhatikan merupakan elektron s atau p,
maka semua elektron dengan nilai kurang satu (n-1) daripada bilangan
perisai kuantum bernilai 0,85 per satuan muatan. Sementara semua
elektron dengan nilai kurang dua dari bilangan perisai kuantum utama
(n-2) bernilai 1,00 per satuan muatan.
6. Jika elektron yang menjadi perhatian merupakan elektron d atau f maka
semua elektron di kiri perisai bernilai 1,00 per satuan muatan.

Konsep Muatan Inti Efektif

Muatan inti efektif mempengaruhi ukuran jari-jari atom, energi


ionisasi, dan afinitas elektron.

 Ukuran Jari-Jari Atom, semakin ke kanan dalam satu periode, jari-jari


atom semakin kecil akibat tarikan muatan inti efektif yang semakin
membesar, dan dalam satu golongan semakin ke bawah semakin besar
karena tarikan muatan inti efektif yang mengecil.

5
 Energi ionisasi, adalah energi minimum (kJ/mol) yang diperlukan
untuk melepaskan satu elektron dari atom gas pada keadaan dasar.
Kecenderungan sifatnya, semakin ke kanan dalam satu periode,
semakin besar energi ionisasinya, semakin ke bawah dalam satu
golongan energi ionisasinya semakin kecil.
 Afinitas elektron, negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika
suatu elektron ditangkap oleh suatu atom dalam keadaan gas untuk
membentuk ion. Kecenderungan sifatnya semakin ke kanan dalam
satu periode, semakin besar energi ionisasinya, semakin ke bawah
dalam satu golongan energi ionisasinya semakin kecil.

B. Sifat-Sifat Periodisitas

Sifat-sifat atom mempunyai suatu keteraturan periodisitas.


Keteraturan ini dapat diprediksi menggunakan tabel periodik unsur dan
dapat dijelaskan dengan menganalisis konfigurasi elektron dari setiap
unsur. Setiap unsur mempunyai kecenderungan mengambil atau
melepaskan elektron valensi untuk mencapai pembentukan oktet.
Kestabilan oktet dapat dilihat dalam gas inert atau gas mulia, yang
termasuk golongan 18 (dulu VIIIA). Ada dua macam keteraturan lainnya
yang penting. Pertama, elektron ditambahkan satu kali dari kiri ke kanan
tabel. Pada peristiwa ini, tarikan inti elektron kulit terluar bertambah, jadi
elektron menjadi dekat ke inti dan mengikat lebih kuat.Kedua, penurunan
kolom pada tabel periodik, elektron terluar menjadi kurang kuat ikatannya
terhadap inti.Hal ini terjadi karena jumlah tingkat energi terisi yang utama
bertambah seiring penurunan unsur pada masing-masing golongan.Salah
satu manfaat penataan unsur-unsur di dalam tabel periodik unsur adalah
pemahaman sifat-sifat kimiawi baik bagi unsur -unsur dalam posisi
periode maupun golongan.Adanya persamaan sifat dan keteraturan
memudahkan untuk mempelajari setiap unsur dalam tabel periodik.
Keteraturan ini menjelaskan sifat periodisitas yaitu antara lain jari-jari
atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan elektronegativitas.

6
 Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan
menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga
pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti
antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung
semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron
semakin kecil.Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom
cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah
proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit
terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap
elektron terluar semakin kuat.
 Energi Ionisasi
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang
mantab, elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai
konfigurasi seperti gas mulia.Namun, untuk melepaskan elektron dari
suatu atom dperlukan energi.Energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari suatu atom di namakan energi ionisasi. Dalam suatu
periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron
terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya, elektron
sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal
ini berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron
dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi
untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi
ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah
makin kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti
makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin
ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.

7
Kekecualian :
Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari
pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari
pada golongan VI A.
 Afinitas Elektron

Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap


apabila suatu atom menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses
penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion
negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron
akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan
tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda
negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron
daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif.Makin
negative nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan
menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil
dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin
mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin
besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin
besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka
atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas
elektron semakin kecil.
 Elektronegativitas

Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik


elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan
adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.

8
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke
bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-
unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan
elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin
kekanan makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode
dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga
kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga
terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan
oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga
kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung
menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif.Jika harga
keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan
membentuk bilangan oksidasi positif.Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Muatan inti efektif (Zeff) adalah muatan total dari inti atom
yang dirasakan oleh elektron terluar. Muatan inti efektif diperoleh dari
jumlah proton dalam inti atom atau nomor atom diurangi konstanta
perisai. Dalam menghitung konstanta perisai itu sendiri diperlukan
beberapa aturan tertentu. Muatan inti efektif juga mempengaruhi
ukuran jari-jari atom, energi ionisasi, dan afinitas elektron.

Sifat-sifat atom mempunyai suatu keteraturan periodisitas yang


dapat diprediksi menggunakan tabel periodik unsur dan dapat
dijelaskan dengan menganalisis konfigurasi elektron dari setiap unsur.
Terdapat beberapa sifat periodisitas yaitu : Dalam suatu golongan,
jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil sedangkan
dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung
semakin kecil; Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin
ke bawah makin kecil, Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai
pada umumnya makin ke kanan makin besar, Kekecualian : Unsur-
unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari
pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar
dari pada golongan VI A; Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-
jari semkain kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar,
sedangkan pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin
besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil; Unsur-unsur
yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil,
karena gaya taik-menarik inti makin lemah sedangkan Unsur-unsur yang
seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin
besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan
VII A (unsur-unsur halogen).

10
B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan


dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chen, E.C.M. dan E.S. Chen, 2004, Molekular elektron affinities and the caculation of the
temperature dependence of the electron-capture detectore response, JOURNAL
OF CHROMATOGRAPOHY,

Qteish, Abdallah, 2019, Electronehgativity scales and electronegativity-bond ionicity


relations: A comparative study, Journal of Physics and Chemistry of Solids,
No. 124 (186).

12
13
14
15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai