MATERIAL TEKNIK
DI SUSUN OLEH
Aries Apriyadi
Anafathur Agim
Taufik Rahman
Muhammad Dafid
Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad
SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal
alamin. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan
mengenai Struktur dan Ikatan Atom.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengaharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Nahdlatul Ulama.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Atom
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom
beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.[1] Inti atom
mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan
netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron
pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula
sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul.
Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif
atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan
neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia
atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak
dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada
abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi
menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,
para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di
dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-
prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.
2.2 Inti Atom
Setelah penemuan proton dan electron, Ernest Rutherford melalukan
penelitian penembakan lempeng tipis emas. Jika atom teridir dari partikel yang
bermuatan positif dan negative maka sinar alfa yang ditembakkan sehaursnya tidak
ada yang diteruskan/menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest
Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep
inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan
zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut :
2
Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom
tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi electron yang
bermuatan negative, sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang
dengan massa proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapat diprediksi bahwa ada
partikel lain dalam inti atom.
a. Proton
Penemu Proton untuk pertama kalinya adalah seorang Fisikawan asal Jerman.
Nama penemu proton ini adalah Eugen Goldstein, dan ia lahir pada tanggal 5
September tahun 1850 di kota Gleiwitz (Gliwice, Polandia). Ia adalah penemu dari
sinar anode dan juga disebut sebagai penemu proton. Ia belajar di Bresiau dan
nantinya di Helmholtz, di Berlin. Goldstein bekerja di Observatorium Berlin dari
tahun 1878-1890, tetapi kebanyakan menghabiskan kariernya di Observatorium
Potsdam, dimana ia menjadi ketua di bagan astrofisika pada tahun 1927. Ia meninggal
pada tahun 1930 dan dikubur di Pemakaman Weibensee, Berlin.
3
berpijar. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang
menerobos lubang pada lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar
positif.
Pada tahun 1910, Ernest Rytherford Bersama dua orang asistennya, yaitu Hans
Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui
kedudukan partikel-partikel didalam atom. Percobaan mereka dikenal dengan
hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas.
4
Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa:
• Partikel yang ditembakkan pada lempeng logam emas yang tipis sebagaian
besar diteruskan dan ada sebagian kecil yang dibelokkan dan bahkan ada juga
beberapa diantaranya yang dipantulkan.
• Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson. Partikel yang
terpantul tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang padat di dalam
atom. Dengan demikian atom tersebut tidak bersifat homogen seperti
digambarkan oleh Thomson.
• Menurut pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000
partikel akan memebelok dengan sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
• Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua pertikel diteruskan.
Berarti sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong.
• Partikel yang mengalami pembelokkan ialah partikel yang mendekati inti
atom. Hal tersebut disebabkan keduanya bermuatan positif.
• Partikel yang dipantulkan ialah partikel yang tepat menabrak inti atom.
• Jumlah proton dalam int = jumlah electron yang mengelilingi inti → atom
bersifat netral.
• Jari – jari atom kira- kira 10−8 cm
• Jari – jari inti kira – kira 10−13 cm
• Rutherford juga menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral
yang berfungsi untuk mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling
menolak.
5
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang
sangat kecil dan bermuatan positif yang dikelilingi oleh electron yang bermuatan
negative.
b. Neutron
James Chadwick seorang fisikawan Inggris dianugerahi Penghargaan Nobel
dalam fisika tahun 1935 untuk ‘penemuan neutron”.
Dia adalah kepala dari tim Inggris yang bekerja di Proyek Manhattan selama
Perang Dunia II. Dia mendapat gelar kebangsawanan di Inggris pada tahun 1945
untuk prestasi dalam fisika.
Setelah Perang Dunia I, bergabung dengan Ernest Rutherford di Cambridge. Ia
memakai hamburan partikel sinar alfa untuk membuktikan bahwa nomor atom suatu
unsur kimia sama dengan muatan nuklir. Ia dan Rutherford mengajukan usul yang
menyatakan bahwa dalam inti terdapat partikel tak bermuatan, namun mereka belum
bisa mendeteksi pertikel itu secara eksperimental samapi 1932. Pada tahun tersebut,
Chadwick berhasil memperlihatkan keberadaan neutron.
7
Tabung sinar katoda dengan medan listrik tegak lurus dengan arah sinar
katode dan medan magnetik luar. Lambing U dan S menandakan kutub utara dan
selatan magnet. Sinar katoda yang menumbuk ujung tabung di A dengan adanya
medan listrik, di C adanya medan listrik dan di B dimana tidak ada medan luar atau
ketika pengaruh medan listrik dan medan magnetik saling menghilangkan.
Pada tahun 1897, Thomson mengamati pelat katoda dan pelat anoda dalam
tabung hampa udara yang dialiri listrik tegangan tinggi.
8
Thomson juga mengukur massa partikel yang telah didentifikasi. Dia
melakukan ini dengan menentukan berapa banyak sinar katoda yang membelok
ketika ia memberi variasi tegangan. Ia menemukan bahwa massa partikel adalah
2000 kali lebih kecil dari massa atom terkecil, yakni atom hidrogen. Singkatnya,
Thomson telah menemukan keberadaan partikel yang lebih kecil dari atom. Ini
membantah klaim Dalton bahwa atom adalah partikel terkecil dari materi. Dari
penemuan tersebut, Thomson juga menyimpulkan bahwa electron adalah partikel
dasar dalam atom.
Massa electron = 9,11 x 10−28 g.
2.3 Ikatan Atom
Unsur No Atom K L N M O P
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
9
Rn 86 2 8 18 32 18 8
Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan
bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa
sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia.
Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau
8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet
Contoh: Br + Br Br Br Atau Br - Br
Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai
dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium atau
mengikuti kaidah Duplet.
Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau
elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan
atom lain. Contoh elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.
Unsur – unsur dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk mencapai kestabilan
cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif . unsur – unsur
yang mempunyai kecendrungan membentuk ion positif termasuk unsur elektron positif .
unsur – unsur dari golongan halogen dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap
elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negative. Unsur - unsur yang
demikian termasuk unsur electron negative .
10
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya
interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu:
1. Ikatan antar atom
A. Ikatan ion = heteropolar
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu
senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion dan juga anion.
Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri
dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari
unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan
halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi
oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin
besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat.
Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai
akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik
dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan
sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki titik leleh yang tinggi
c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
11
disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan
geometri molekul.
Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan
elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang
terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk
dari dua pasangan elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan
elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal.
Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma, pi,
delta, dan lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada senyawa
kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap
elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara
atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara
itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit
karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
Gambar Ikatan Kovalen pada metana
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini
berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat
sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.
D. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron
tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua
atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga
dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari
12
elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik
dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom
unsur-unsur logam semata
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Atom merupakan partikel yang tersusun dari proton,neutron,dan elektron
2. Ikatan yang dapat terbentuk adalah ikatan kovalen,ikatan ion dan ikatan logam
3. Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi akibat pemakaian pemasangan
elektron secara bersama-sama oleh dua atom.Ikatan ion adalah ikatan yang
terjadi antara ion positif dan ion negatif dengan gaya tarik menarik
elektrostatis sedangkan ikatan logam adalah ikatan yang terjadi antar atom-
atom logam
14
DAFTAR PUSTAKA
CAHYANA, Ucu. STRUKTUR ATOM.
Achmad, Hiskia dan Tupamalu. 1988. Struktur Atom dan Molekul Sistem
Periodik. Bandung: ITB Press. Anonim. Struktur Atom.
https://adoc.pub/makalah-ikatan-kimia-struktur-atom.html
https://katadata.co.id/intan/berita/6336b0fa65c10/mengenal-struktur-atom-beserta-
muatan-di-dalamnya
https://umsu.ac.id/artikel/teori-atom-pengertian-struktur-dan-perkembangan-4-
macam-model-atom/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/ikatan-kimia/
15
16