Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Struktur Atom” ini hingga
akhir. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
September, 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3. Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
2.1 Struktur Atom....................................................................................................... 3
2.1.1 Model Atom................................................................................................. 3
2.2 Partikel Dasar Atom.............................................................................................. 7
2.2.1 Inti Atom...................................................................................................... 7
2.3 Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr................................................................ 14
2.3.1 Dasar-Dasar Teori Kuantum........................................................................ 14
2.4 Model Atom Mekanika Kuantum......................................................................... 17
2.4.1 Dualisme Partikel......................................................................................... 17
2.4.2 Prinsip Ketidakpastian................................................................................. 17
2.4.3 Model Atom Mekanika Kuantum................................................................ 18
2.5 Struktur Elektron Atom Poliatomik...................................................................... 18
2.5.1 Konfigurasi Elektron.................................................................................... 18
2.5.2 Kelopak dan Subkelopak............................................................................. 19
2.5.3 Asas Aufbau................................................................................................. 20
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 26
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud Partikel Dasar Atom ?
2 Apa yang dimaksud Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr?
3 Bagaimana Model Atom Mekanik Kuantum ?
4 Bagaimana Struktur Elektron Atom Poliatomik ?
1.3 Tujuan
1 Agar dapat memahami Struktur Atom dan Sistem Periodik.
2 Untuk mengetahui perkembangan model atom
3 Agar Mahasiswa mampu menerapkan materi ini dalam sebuah pembelajaran.
4 Agar bisa membedakan struktur atom
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kelemahan Model Atom Dalton :
Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom yang berubah akibat
reaksi kimia. Kini ternyata dengan reaksi kimia nuklir, suatu atom dapat
berubah menjadi atom lain.
B Model Atom Thomson
1 Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah model atom
Thomson yang merupakan penyempurnaan dari model atom Dalton.
2 Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar
elektron bagaikan kismis dalam roti kismis.
4
akan berbentuk spiral dan akan kehilangan tenaga/energi dalam bentuk
radiasi sehingga akhirnya jatuh ke inti.
5
Kelemahan Model Atom Niels Bohr :
1 Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang
mengandung satu elektron dan tidak sesuai dengan spektrum atom atau
ion yang berelektron banyak.
2 Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul
melalui ikatan kimia.
6
dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat
ditemukan dengan kemungkinan terbesar.
2.2 Partikel Dasar Atom
2.2.1 Inti Atom
Setelah penemuan proton dan electron, Ernest Rutherford melalukan
penelitian penembakan lempeng tipis emas. Jika atom teridir dari partikel yang
bermuatan positif dan negative maka sinar alfa yang ditembakkan sehaursnya tidak
ada yang diteruskan/menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest
Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep
inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan
zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut :
7
A Proton
Penemu Proton untuk pertama kalinya adalah seorang Fisikawan asal Jerman.
Nama penemu proton ini adalah Eugen Goldstein, dan ia lahir pada tanggal 5
September tahun 1850 di kota Gleiwitz (Gliwice, Polandia). Ia adalah penemu dari
sinar anode dan juga disebut sebagai penemu proton. Ia belajar di Bresiau dan
nantinya di Helmholtz, di Berlin. Goldstein bekerja di Observatorium Berlin dari
tahun 1878-1890, tetapi kebanyakan menghabiskan kariernya di Observatorium
Potsdam, dimana ia menjadi ketua di bagan astrofisika pada tahun 1927. Ia
meninggal pada tahun 1930 dan dikubur di Pemakaman Weibensee, Berlin.
Sejarah Penemuan Proton
Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan
melubangi lempeng katodanya dan gas yang berada dibelakang katode menjadi
berpijar. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode
yang menerobos lubang pada lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau
sinar positif.
8
Pada tahun 1910, Ernest Rytherford Bersama dua orang asistennya, yaitu
Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk
mengetahui kedudukan partikel-partikel didalam atom. Percobaan mereka dikenal
dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas.
9
Jumlah proton dalam int = jumlah electron yang mengelilingi inti → atom
bersifat netral.
Jari – jari atom kira- kira 10−8 cm
Jari – jari inti kira – kira 10−13 cm
Rutherford juga menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral
yang berfungsi untuk mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling
menolak.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom
yang sangat kecil dan bermuatan positif yang dikelilingi oleh electron yang
bermuatan negative.
B Neutron
James Chadwick seorang fisikawan Inggris dianugerahi Penghargaan Nobel
dalam fisika tahun 1935 untuk ‘penemuan neutron”. Dia adalah kepala dari tim
Inggris yang bekerja di Proyek Manhattan selama Perang Dunia II. Dia mendapat
gelar kebangsawanan di Inggris pada tahun 1945 untuk prestasi dalam fisika.
Setelah Perang Dunia I, bergabung dengan Ernest Rutherford di Cambridge.
Ia memakai hamburan partikel sinar alfa untuk membuktikan bahwa nomor atom
suatu unsur kimia sama dengan muatan nuklir. Ia dan Rutherford mengajukan usul
yang menyatakan bahwa dalam inti terdapat partikel tak bermuatan, namun mereka
belum bisa mendeteksi pertikel itu secara eksperimental samapi 1932. Pada tahun
tersebut, Chadwick berhasil memperlihatkan keberadaan neutron.
Sejarah Penemuan Neutron
Neutron merupakan partikel atom yang tidak bermuatan atau netral
ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932. Percobaan Rutherford yang
berhasil menemukan proton dan inti atom masih menyimpan misteri. Jika atom
tersusun atas proton dan electron, jumlah massa proton dan electron seharusnya sama
dengan massa atom. Namun, faktanya saat ini justru memberikan informasi bahwa
jumlah massa proton dan electron lebih kecil dari massa atom.
Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan muatan
lainnya yaitu netral dan beratnya merupakan selisih antara massa atom dan jumlah
10
massa proton dan electron. Dan 20 tahun kemudian, misteri itu akhrnya terpecahkan
oleh seorang ilmuan Inggris yang berhasil menemukan partikel neutron pada tahun
1932.
Percobaan tersebut dilakukan dengan cara menembakkan sinar alfa bermuatan
negative ke logam Berilium. Percobaan ini mendeteksi adanya partkel tidak
bermuatan yang disebut neutron. Massa dari neutron itu sendri adalah 1,67 x 10−24
gram.
C Electron
Joseph John (JJ) Thomson lahir di Inggris dan belajar di Cambridge
University, dimana ia kemudian menjadi professor. Pada tahun 1906, ia
memenangkan Hadiah Nobel dalam fisika untuk penelitiannya tentang bagaimana
gas listrik. Penelitian ini juga menyebabkan penemuan electron.
Sejarah Penemuan Elektron
Dalam penelitiannya, Thomson melewatkan arus melalui tabung sinar katoda,
sebuah tabung sinar katoda adalah tabung gelas yang hampir semua udara telah
dihilangkan. Ini berisi sepotong logam disebut elektroda pada setiap ujung. Satu
elektroda bermuatan negative dan dikenal sebagai katoda. Elektroda lainnya
bermuatan positif dan dikenal sebagai anoda. Ketika tegangan tinggi arus listrik
diterapkan pada ujung play, sinar katoda perjalanan dari kaotda ke anoda.
11
Tabung sinar katoda dengan medan listrik tegak lurus dengan arah sinar
katode dan medan magnetik luar. Lambing U dan S menandakan kutub utara dan
selatan magnet. Sinar katoda yang menumbuk ujung tabung di A dengan adanya
medan listrik, di C adanya medan listrik dan di B dimana tidak ada medan luar atau
ketika pengaruh medan listrik dan medan magnetik saling menghilangkan.
Pada tahun 1897, Thomson mengamati pelat katoda dan pelat anoda dalam
tabung hampa udara yang dialiri listrik tegangan tinggi.
12
Thomson juga mengukur massa partikel yang telah didentifikasi. Dia
melakukan ini dengan menentukan berapa banyak sinar katoda yang membelok
ketika ia memberi variasi tegangan. Ia menemukan bahwa massa partikel adalah
2000 kali lebih kecil dari massa atom terkecil, yakni atom hidrogen. Singkatnya,
Thomson telah menemukan keberadaan partikel yang lebih kecil dari atom. Ini
membantah klaim Dalton bahwa atom adalah partikel terkecil dari materi. Dari
penemuan tersebut, Thomson juga menyimpulkan bahwa electron adalah partikel
dasar dalam atom.
Massa electron = 9,11 x 10−28 g.
a Teori Roti Kismis
Menurut Thomson, atom berbentuk bukat dimana muatan listrik positif yang
tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh electron-elektron yang berada
diantara muatan positif. Elektro-elektron dalam atom diumpamakan seperti
13
butiran kismis dalam roti, maka teori Atom Thomson juga sering dikenal
dengan Teori Roti Kismis.
2.3 Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr
2.3.1 Dasar – dasar teori kuantum
A Pengertian Dasar Teori Kuantum
Secara linguistic, kuantum [jamak: quanta], berasal dari bahasa Latin,
“quantus: yang berarti berapa banyak, atau ukuran banyak sesuatu, yang juga
menjadi asal kata kuantitas (quantity), memiliki arti lebih-kurang sama dengan
“qadarun” dalam bahasa Arab, yang berarti kadar atau ukuran tertentu.
Secara terminology, kuantum [jamak: quanta] dalam fisika, mengandung arti
kantong, kadut, paket, atau bungkusan. Berdasarkan pada Teori Kuantum (Quantum
Theory, QT, QUT) dalam fisika, tenaga atau energi hadir dalam satuan terpisah atau
unit diskrit, sebagai paket energi yang disebut kuantum. Sebagai missal, kuantum
dari tenaga cahaya atau energi radiasi elektromagnetik, dinamakan foton (photon),
sedangkan dalam konteks tertentu, kuantum dari energi nuklir, dinamakan meson.
B Sejarah Dasar Teori Kuantum
Teori Kuantum bermula di 1900 ketika fisikawan Jerman, Max Karl Erns
Ludwig Planck (1858-1947), menjelaskan fenomena pancaran badan hitam (black
body radiation, BBE, BABOR), bahwa energi tak dipancarkan secara rata dan
sinambung, tapi terputus-putus dalam paket-paket dengan jeda tertentu, yang
disebutkan kuantum, sehingga disebut Teori Kuantu Planck (Planck Quantum
Theory, PQT, PLAQUT), dimana kuantitas energi sebanding dengan suatu konstanta
dan sebanding dengan frekuensi radiasi atau berbanding terbalik dengan periode
waktu radiasi, yang dapat dinyatakan secara matematika dalam formula fisika.
E=h.f=h/T
Keterangan:
E : kuantitas energi radiasi, dalam unit Joule (J), 5 dimensi
H : konstanta Planck = 6,625.196 x 10−34 Joule/second (J/s) 6 dimensi
F : frekuensi radiasi, dalam unit Hertz (Hz) atau siklus per sekon (cps), 1 dimensi
T : perioda waktu radiasi, dalam unit second (s), 1 dimensi
14
Teori Kuantum Memiliki 3 Dasar
1. Sifat gelombang materi yang dikembangkan oleh De Broglie (1924)
2. Perasamaan gelombang yang dikembangkan oleh Schrodinger (1927)
3. Prinsip ketidakpastian yang dikembangkan oleh Heisenberg (1927)
C Model Atom Bohr I
Niels Bohr menyempurnakan teori Rutherford yang telah ada sebelumnya.
Kelemahan teori atom Rutherford yaitu: tidak mampu untuk menerangkan mengapa
electron tidak jatuh ke inti atom sebagai akibat gaya elektrostatik inti terhadap
partikel. Berdasarkan asas fisika klasik, electron sebagai partikel bermuatan bila
mengitari inti yang muatannya berlawanan, lintasannya akan berbentuk spiral
sehingga akhirnya jatuh ke inti.
D Model Atom Bohr II
Pada tahun 1913, Niels Henrik David Bohr melalui percobaannya tentang
spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan
electron dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom
hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum
dari Planck.
E Model Atom Bohr III
1) Model atom bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti atom
berukuran sangat kecil dan bermuatan positif di kelilingi oleh electron, yang
mempunyai orbit (kulit atom)
15
Huruf K, L, M dst menyatakan lintasan atau orbit electron pada setiap
tingkat.
Tingkat 1 (n=1) disebut orbit K, n=2 disebut orbit L, dst
Tiap tingkatan energi akan diisi oleh sejumlah electron tertentu
Jumlah electron maksimal setiap tingkat energi adalah 2 n2
Misalnya: pada tingkat energi 1, jumlah electron maksimalnya adalah 2 x 12
= 2, dst
2) Electron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan tertentu yang
diperbolehkan (lintasan yang ada), dan tidak boleh berada diantara dua
lintasan.
Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), electron menempati tingkat
energi terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar.
3) Electron bisa berpindah dari suatu orbit lainnya. Apabila electron berpindah
dari kulit luar ke kulit yang lebih dalam, akan dibebaskan energi dan
sebaliknya akan menyerap energi.
Jika suatu atom dipanaskan atau disinari, electron akan menyerap energi dalam
bentuk foton cahaya yang sesuai sehingga berpindah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Keadaan itu disebut keadaan tereksitasi.
16
Kelemahan Teori Atom Bohr
a Melanggar asas-asas ketidakpastian Heisenberg karena electron mempunyai
jari-jari dan lintasan yang telah diketahui
b Model atom Niels Bohr hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau
ion yang mengandung satu electron
c Tidak dapat menjelaskan efek zeeman (tambahan garis-garis spektrum jika
atom-atom tereksitasi diletakan dalam bidang magnet).
2.4 Model Atom Mekanika Kuantum
2.4.1 Dualisme Partikel
Dalam fisika dan kimia, dualitas gelombang-partikel menyatakan bahwa
cahaya dan benda memperlihatkan sifatgelombang dan partikel. Konsep utama dalam
mekanika kuantum, dualitas menyatakan kekurangan konsep konvensional seperti
"partikel" dan "gelombang" untuk menjelaskan perilaku objek kuantum. Ide awal
dualitas berakar pada perdebatan tentang sifat cahaya dan benda sejak 1600-an,
ketika teori cahaya yang saling bersaing yang diusulkan oleh Christiaan Huygens dan
Isaac Newton.
Melalui hasil kerja Albert Einstein, Louis de Broglie dan lainnya, sekarang ini
diterima bahwa seluruh objek memiliki sifat gelombang dan partikel (meskipun
fenomena ini hanya dapat terdeteksi dalam skala kecil, seperti atom).
2.4.2 Prinsip Ketidakpastian
Adalah werner Heisenberg,fisikawan asal jerman (1901-1976) yang
mengajukan ide ini.selain dari teori ketidakpastian ini, Heisenberg juga berjasa
banyak bagi perkembangan teori kuantum. Misalnya,disertai doctornya mengenai
mekanika gelombang,yang diselesaikannya dalam usia 25 tahun. Heisenberg berhasil
merumuskan persamaan lain mekanika gelombang,sebuah persamaan baru
menggunakan matriks.Pada kemudian hari teorinya ini disebut mekanika
matriks.Berkat jasanya dalam perkembangan Teori Kuantum dan Teori Fisika
lainnya,werner Heisenberg dianugrahkan hadiah Nobel Fisika tahun 1932.
Pada 1927, Heisenberg mengumumkan Teori Ketidakpatian. Isinya adalah
sebagai berikut;Ketika melakukan pengamatan terhadap posisi atau kecepatan suatu
objek, mustahil untuk mengukurnya secara akurat. Ketidakpastian selalu akan
17
muncul dalam pengamatan dan pengukuran dan hasilnya tidak pernah melebihi
seperempat konstanta Planck. Heisenberg’s Uncertainty Principle [1927]
2.4.3 Model Atom Mekanika Kuantum
Sebelumnya kita sudah membalas tentang dualisme gelombang-partikel yang
menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku baik sebagai gelombang maupun
partikel. Dalam skala atomik, electron dapat kita tinjau sebagai gejala gelombang
yang tidak memiliki posisi tertentu di dalam ruang. Posisi sebuah electron diwakili
oleh kebolehjadian atau peluang terbesar ditemukannya electron di dalam ruang.
Demi mendapatkan penjelasan yang dilengkap dan umum dari struktur atom,
prinsip dualism gelombang partikel digunakan. Disini gerak electron digambar
sebagai gejala gelombang. Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunkan
untuk menjelaskan gerak electron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang
menyatakan fungsi gelombang untuk electron. Model atom yang didasarkan pada
prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum.
Persamaan Schrodinger untuk electron di dalam atom dapat memberikan
solusi yang dapat diterima apabila ditetapkan bilangan bulat untuk tiga parameter
yang berbeda yang menghasilkan tiga bilangan kuantum. Ketiga bilangan kuantum
ini adalah bilangan kuantum utama,orbital,dan magnetik. Jadi, gambaran electron di
dalam atom diwakili oleh seperangkat bilangan kuantum ini.
2.5 Struktur Elektron Atom Poliatomik
2.5.1 Konfigurasi Elektron.
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom,
molekul atau struktur fisik lainnya, sama seperti partikel elementer lainnya, elektron
patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel
maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu
ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu
yang bernilai kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi
sebuah elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang
menyebabkannya untuk bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan
mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang adalah proporsional
terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.
18
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang
lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh
karena asas larangan Pauli, tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat
menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu
orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di
dalamnya.Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam
membantu pemahaman struktur tabel periodikunsur-unsur. Konsep ini juga berguna
dalam menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.
19
Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang mempunyai
label orbital yang sama, yakni yang memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga
orbital 2p membentuk satu subkelopak, yang dapat menampung enam elektron.
Jumlah elektron yang dapat ditampung pada sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1);
sehingga subkelopak "s" dapat menampung 2 elektron, subkelopak "p" 6 elektron,
subkelopak "d" 10 elektron, dan subkelopak "f" 14 elektron.
Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak
berasal dari persamaan mekanika kuantum,[n 1] terutama asas larangan Pauli yang
menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai
nilai yang sama pada keempat bilangan kuantumnya.
2.5.3 Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun,
konstruksi") adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr.
Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan
peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum
elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi.
Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18
unsur pertama; ia akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya.
Bentuk modern asas Aufbau menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah
Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.[6][n 2]
20
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Tabel periodik
Bentuk tabel periodic berhubungan dekat dengan konfigurasi electron atom unsur-usnur.
Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi electron [E] ns 2 (dengan
[E] adalah konfigurasi gas inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia.
Kelopak electron terluar atom sering dirunjuk sebagai “kelopak valensi” dana menetukan
sifat-sifat kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia telah
diketahui satu abad sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi electron ada .[n−3 ].
Kelemahan asas Aufbau
Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah tetap,
baik untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia menganggap orbital-
orbital atom sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana dapat diletakkan dua elektron.
Namun, energi elektron dalam orbital atom bergantung pada energi keseluruhan elektron
dalam atom (atau ion, molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk
sebuah sistem dengan elektron lebih dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok
penyelesaian banyak elektron, yang tidak dapat dihitung secara eksak[n 4] (walaupun
21
terdapat pendekatan matematika yang dapat dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).
Ionisasi logam transisi
Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi orbital
atom adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital
lainnya. Jika begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p,
seperti pada hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.
Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk unsur-unsur yang lebih
berat, dan akan semakin sulit untuk menggunakan penjelasan yang sederhana mengenai
pengecualian ini. Adalah mungkin untuk memprediksikan kebanyakan pengecualian ini
22
menggunakan perhitungan Hartree-Fock, yang merupakan metode pendekatan dengan
melibatkan efek elektron lainnya pada energi orbital. Untuk unsur-unsur yang lebih berat,
diperlukan juga keterlibatan efek relativitas khusus terhadap energi orbital atom, karena
elektron-elektron pada kelopak dalam bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Secara umun, efek-efek relativistik ini cenderung menurunkan energi orbital s
terhadap orbital atom lainnya.
Konfigu Konfigu
Konfiguras
Unsur Z rasi Unsur Z Unsur Z rasi
i elektron
elektron elektron
5 [Xe] 9 [Rn]
Serium Torium
8 6s2 4f1 5d1 0 7s2 6d2
[Rn]
Praseodi 5 Protaktin 9
[Xe] 6s2 4f3 7s2 5f2 6
mium 9 ium 1
d1
[Rn]
Neodimiu 6 9
[Xe] 6s2 4f4 Uranium 7s2 5f3 6
m 0 2
d1
[Rn]
Prometiu 6 Neptuni 9
[Xe] 6s2 4f5 7s2 5f4 6
m 1 um 3
d1
23
Samariu 6 Plutoniu 9 [Rn]
[Xe] 6s2 4f6
m 2 m 4 7s2 5f6
6 Amerisi 9 [Rn]
Europium [Xe] 6s2 4f7
3 um 5 7s2 5f7
[Rn]
Gadoliniu 6 [Xe] 9
2 7 1
Kurium 7s2 5f7 6
m 4 6s 4f 5d 6
d1
6 Berkeliu 9 [Rn]
Terbium [Xe] 6s2 4f9
5 m 7 7s2 5f9
4 [Kr] 5s1 7 [Xe]
Niobium Tantalum
1 4d4 3 6s2 4f14 5d3
24
4 [Kr] 5s1 7 [Xe]
Rodium Iridium
5 4d8 7 6s2 4f14 5d7
Paladiu 4 10
7 [Xe] 6s1 4f14
[Kr] 4d Platinum
m 6 8 5d9
4 [Kr] 5s1 7 [Xe] 6s1 4f14
Perak Emas
7 4d10 9 5d10
[Kr] [Xe]
4 8
Indium 5s2 4d10 Talium 6s2 4f14 5d10
9 1
5p1 6p1
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada
Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai membangkitkan minat
terhadap penelitian mengenai model atom. Namun terdapat pula kelemahan yaitu teori
atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://www.danielnugroho.com/science/prinsip-ketidakpastian-heisenberg/
https://id.wikipedia.org/wiki/Dualitas_gelombang-partikel
http://ardyansyah10.co.id/2014/03/struktur-atom-sistem-periodik-dan.html
www.googleimage.com
https://id.wikipedia.orf/wiki/partikel_dasar
https://marisahintya.wordpress.com
www.academia.edu
https://ekaaidha.wordpress.com
dokumen.tips/documents/partikel-dasar-penyusun-atom.html