Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KIMIA TERAPAN

STRUKTUR ATOM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Kimia Terapan

Dosen Pengampu: Ida Umarul Mufidah, S.T.,M.Si dan Eka Fitriani Ahmad, S.Si, Msi,

M.KKK

Disusun Oleh : Kelompok 3

Adillya Putri Banowati 022020002

Octa Rianti Adiningsih 022020027

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN
2020
Lembar Pembagian Tugas

TTD Ketua
No. Nama Tugas TTD
Kelompok
1. ADILLYA  Mencari materi tentang:
Model Atom
PUTRI -Model-model atom (Dalton,
Thompson, Rutherford, Niels
BANOWATI Bohr, Mekanika Gelombang)
-Lambang atom
(022020002) -Nuklida (Isotop, Isoton, Isobar)
Dasar-dasar teori kuantum
klasik
-Hukum Moseley
-Keterbatasan teori Bohr
Kelahiran mekanika kuantum
-Sifat gelombang partikel
-Prinsip ketidakpastian
-Persamaan schodinger
-Orbital
Bilangan Kuantum
-Bilangan Kuantum
 Membuat makalah
 Membantu membuat PPT (
menambahkan gambar dan
kekurangan materi)
 Merapikan dan merevisi
makalah
2. OCTA  Mencari materi tentang:
Penemuan elektron
RIANTI Model Atom
-Ukuran atom
ADININGSIH -Penemuan inti atom
Dasar-dasar teori kuantum
(022020027) klasik
-Spektrum atom
-Teori Bohr
-Spektra Atom Hidrogen
 Membuat PPT
 Membantu membuat makalah
(membuat lampiran, daftar
pustaka, dan kesimpulan)
 Merapikan dan merevisi
makalah

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Kimia Terapan mengenai
Struktur Atom. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida Umarul
Mufidah,S.T.,M.Si & Ibu Eka Fitriani Ahmad, S.Si, Msi, M.KKK selaku dosen
pengampu mata kuliah Kimia Terapan karena telah membimbing serta membantu
penyusun dalam proses penyelesaian makalah ini.
Tujuan dari makalah ini selain untuk pemenuhan tugas mata kuliah Kimia
Terapan adalah untuk mendapatkan ilmu bagi penyusun selaku mahasiswa maupun
pembaca, khususnya untuk Mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan mengenai
Struktur Atom.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,


baik dari penyusunan kalimat maupun penataan Bahasa. Oleh karena itu, penyusun
menerima segala saran dan kritik baik dari pembaca maupun dosen untuk
penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat terutama dalam penambahan ilmu mengenai materi Struktur Atom.

Trenggalek, 6 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PEMBAGIAN TUGAS………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL…………………………………………….. iv
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah...…………………………………………………………. 1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….. 2
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………… 2
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 3
A. Perkembangan Teori Atom…………………………………………………. 3
B. Partikel Penyusun Atom…………………………………………………….. 3
C. Model Atom…………………………………………………………………... 4
D. Dasar-dasar Teori Kuantum Klasik………………………………………… 12
E. Kelahiran Mekanika Kuantum………………………………………………. 14
F. Bilangan Kuantum…………………………………………………………… 15
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………… 18
A. Kesimpulan……..…………………………………………………………….. 18
B. Saran…………………………………………………………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 19
LAMPIRAN………………………………………………………………………. 20

iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Halaman

Gambar 1.1 Tabung Sinar Katoda…………………………………………..... 3


Gambar 1.2 Tabung Sinar terusan (modifikasi tabung Crookies)……… 4
Gambar 2.1 Ukuran atom dan ukuran partikel penyusunnya…………… 5
Gambar 2.2 Percobaan hamburan partikel α Rutherford………………… 5
Gambar 2.3 Model Atom Dalton……………………………………………..... 6
Gambar 2.4 Skema Tabung Sinar Katoda…………………………………… 7
Gambar 2.5 Model Atom Thomson…………………………………………… 7
Gambar 2.6 Model Atom Rutherford…………………………………………. 8
Gambar 2.7 Model Atom Bohr…………………………………………………. 8
Gambar 2.8 Perpindahan elektron dalam atom hydrogen……………….. 9
Gambar 2.9 Lambang atom……………………………………………………. 10
Tabel 1.1 Contoh Isotop………………………………………………………… 11
Tabel 1.2 Contoh Isobar………………………………………………………… 11
Tabel 1.3 Contoh Isoton………………………………………………………… 11
Gambar 3.1 Percobaan gas hidrogen pada tabung bertekanan rendah
untuk mengamati spektrum atom hydrogen……………………………….. 13
Gambar 3.2 Visualisasi orbital. Batas orbital atom hidrogen dan atom
mirip hidrogen dapat digambarkan dengan tingkat kepercayaan yang
anda mau………………………………………………………………………….. 15
Tabel 2.1 Nilai Bilangan Kuantum Utama Dan Nomor Kulit……………… 16
Tabel 2.2 Nilai Bilangan Kuantum Azimut dan Subkulit………………….. 16
Tabel 2.3 Jumlah Elektron Maksimum dalam Subkulit…………………… 17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala sesuatu benda dalam alam ini mempunyai unsur dan partikel dalam
penyusunannya. Suatu zat atau benda memiliki beberapa partikel dalam menyusun
dirinya, mulai dari partikel dalam ukuran makro hingga partikel yang berukuran mikro.
Dalam partikel berukuran mikro, zat-zat itu akan tersusun atas partikel yang lebih kecil
lagi sehingga pada akhirnya tidak dapat dibagi lagi. Partikel itulah yang disebut
dengan atom.
Konsep atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus. Atom berasal dari
kata atomos (dalam bahasa Yunani a = tidak, tomos = dibagi), jadi atom merupakan
partikel yang sudah tidak dapat dibagi lagi. Menurut Dalton konsep atom Democritus
ini tidak bertentangan dengan Hukum Kekekalan Massa dan Hukum Kekekalan
Energi, sehingga Dalton membuat teori tentang atom yang salah satunya adalah
materi tersusun atas partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
Tetapi konsep atom Dalton belum memuaskan para ilmuwan pada masa itu.
Ditemukannya elektron, proton, neutron, dan radioaktivitas dalam
atom menyebabkan timbulnya teori baru tentang atom. Mulai dari teori atom
Thomson, Rutherford, Bohr, Mekanika Kuantum, dan masih banyak lagi

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimanakah perkembangan teori atom?
2. Bagaimanakah deskripsi struktur atom?
3. Bagaimana penggabaran model atom?
4. Bagaimana dasar-dasar teori atom klasik?
5. Bagaimana kelahiran mekanika kuantum?
6. Bagaimana macam-macam dari bilangan kuantum?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Terapan.
2. Menambah wawasan tentang struktur atom.
3. Mengetahui perkembangan teori atom.
4. Mengetahui penggabaran model atom.
5. Mengetahui dasar-dasar teori atom klasik.
6. Mengetahui kelahiran mekanika kuantum.
7. Mengetahui macam-macam dari bilangan kuantum.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya
ilmiah.
2. Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3. Sebagai bahan bacaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teori Atom
Teori atom pada awalnya dikemukakan untuk menjelaskan reaksi kimia. Teori
atom ini dimulai dengan teori atom Dalton yang menjelaskan adanya hukum
kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap, serta mampu meramalkan adanya
hukum kelipatan perbandingan atau hukum perbandingan berganda. Selanjutnya
untuk dapat menjelaskan sifat-sifat atom lainnya, seperti spektrum atom, sifat magnet
dan listrik, serta bagaimana cara atom berikatan membentuk senyawa kimia,
berkembanglah model-model atom menurut Thomson, Rutherford, Bohr dan melalui
pedekatan mekanika kuantum. Model-model tersebut terutama mengemukakan
struktur atom yang berkaitan dengan kebolehjadian menemukan posisi elektron di
dalam volume ruang atom.

B. Partikel Penyusun Atom


Berdasarkan teori atom Dalton, dapat didefinisikan atom sebagai unit terkecil dari
suatu unsur yang dapat melakukan penggabungan kimia. Tetapi, penyelidikan yang
dimulai pada tahun 1850-an dan dilanjutkan pada abad kesembilan belas secara jelas
menunjukkan bahwa atom sesungguhnya memiliki struktur internal: yaitu, atom
tersusun atas partikelpartikel yang lebih kecil lagi. Penelitian tersebut mengarah pada
penemuan tiga partikel sub-atom elektron, proton, dan neutron (Chang, 2003).
a. Elektron
Keberadaan dan sifat-sifat elektron diketahui berdasarkan percobaan sinar katoda
yang dilakukan oleh Sir William Crookes pada tahun 1879. Dalam percobaanya,
Crookes menggunakan alat yang digunakan tabung sinar katoda. Dapat dilihat pada
Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Tabung Sinar Katoda

3
Tabung sinar katoda terdiri dari tabung kaca bertekanan sangat rendah. Pada tabung
tersebut dipasang dua elektroda. Elektroda yang dihubungkan ke kutub negatif dari
sumber listrik disebut katoda, sedangkan yang dihubungkan dengan kutub positif
disebut anoda. Pengamatan terhadap sinar katoda menunjukkan bahwa sinar
tersebut dapat dibelokkan mendekati kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan
bahwa sinar katoda bermuatan negatif. Partikel-partikel sinar katoda oleh G.J Stoney
diberi nama elektron (Sunarya, 2010).
b. Proton
Keberadaan proton dapat dibuktikan oleh Eugen Goldstein melalui percobaan dengan
tabung Crookes. Pada gambar tabung crookes, Goldstein membuat lubang pada
katoda kemudian diisi gas hidrogen bertekanan rendah. Setelah dihubungkan dengan
sumber arus listrik searah bertegangan tinggi, pada bagian belakang katoda terbentuk
seberkas sinar. Tabung sinar terusan dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Tabung Sinar terusan (modifikasi tabung Crookies)


Goldstein berpendapat bahwa ketika tabung crookes dihubungkan dengan arus
searah terbentuk sinar katoda (elektron) yang bergerak menuju anoda. Dalam
perjalanannya, elektron-elektron tersebut bertumbukan dengan gas hidrogen yang
terdapat dalam tabung, mengakibatkan gas hidrogen terurai menjadi atomatom
hidrogen bermuatan positif. Berkas sinar positif oleh Goldstein dinamakan sinar
terusan atau sinar positif (Sunarya, 2010). Partikel-partikel bermuatan positif tersebut
disebut proton (Chang, 2003).
c. Neutron
Model struktur atom Rutherford menyisakan sebuah masalah penting yang belum
terpecahkan. Diketahui bahwa hidrogen, atom yang paling sederhana, mengandung
hanya satu proton dan bahwa helium mengandung dua proton. Jadi perbandingan
massa atom helium dan hidrogen adalah 2:1. Tapi dalam kenyataannya,
perbandingannya adalah 4:1. Rutherford dan rekan-rekannya mempostulatkan bahwa
pasti terdapat jenis partikel subatom yag lain di dalam inti atom; pembuktiannya
diberikan oleh James Chadwick (1932) ketika menembakkan partikel α ke selembar
tipis berilium, logam tersebut memancarkan radiasi yang berenergi sangat tinggi yang

4
serupa dengan sinar –ϒ. Percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar itu
sesungguhnya terdiri atas partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar
daripada massa proton. Chadwick menyebutnya neutron (Chang, 2003).

C. Model Atom
 Ukuran atom

Ketakterbagian atom mulai dipertanyakan Sebagai pendekatan volume atom dapat


diperkirakan dengan membagi volume 1 mol padatan dengan konstanta Avogadro.

Gambar 2.1 Ukuran atom dan ukuran partikel penyusunnya

 Penemuan inti atom

Rutherford mengusulkan adanya inti atom berdasarkan ketertarikannya pada struktur


atom, asal radiasi radioaktif kemudian ia menembaki lempengan tipis logam dengan
berkas paralel partikel a yang kemudian ditemukan bahwa partikel a adalah inti atom
He. Menurut Rutherford, muatan positif atom terpusat di bagian pusat (dengan jari-jari
terhitung sekitar 10-12 cm), sementara muatan negatif terdispersi di seluruh ruang
atom. Partikel pusat ini disebut inti atom.

Gambar 2.2 Percobaan hamburan partikel α Rutherford

5
 Perkembangan model-model atom
a) Model Atom Dalton
Pada abad kelima SM, filusuf Yunani Democritus mengungkapkan keyakinannya
bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi,
dan diberi nama atomos (berarti tidak dapat dibelah atau dibagi). Pada tahun 1808
John Dalton merumuskan definisi yang presisi tentang blok penyusun materi yang
tidak dapat dibagi lagi atau disebut atom. Hasil karya Dalton menandai bahwa awal
era modern dalam bidang kimia. Hipotesis tentang sifat materi yang merupakan
landasan teori atom Dalton dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua unsur
tertentu adalah identik, yaitu mempunyai ukuran, massa, dan sifat kimia yang
sama. Atom satu unsur tertentu berbeda dari atom semua unsur yang lain.
2) Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih.
3) Dalam reaksi kimia terjadi reaksi pemisahan, penggabungan, atau penyusunan
ulang atom-atom, reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan atau
pemusnahan atom-atom (Chang, 2003)

Gambar 2.3 Model Atom Dalton

b) Model Atom Thomson


J.J. Thomson melakukan penyelidikan terhadap atom dengan menggunakan tabung
sinar katoda. Dengan alat ini Thomson menemukan elektron sebagai partikel sub
atomik dalam atom pada 1896. Sinar dari katoda dilewatkan melalui celah sempit pada
anoda. Pada daerah tertentu dari tabung dipasang pelat deflektor yang dihubungkan
dengan kutub baterai. Jika hubungan dengan baterai pada pelat deflaktor diputuskan,
maka jalannya sinar katoda adalah lurus. Tetapi ketik baterai dipasang, maka sinar
katoda dibelokkan pada daerah tersebut mendekati kutub positif baterai. Percobaan
ini membuktikan bahwa sinar katoda bermuatan negatif. Hal ini disajikan dalam
Gambar 2.4.

6
Gambar 2.4 Skema Tabung Sinar Katoda
Atom merupakan bola bermuatan positiif dengan muatan negatif elektron tersebar
merata di dalamnya seperti kismis di dalam roti. Berikut Gambar 2.5 model atom
Thomson.

Gambar 2.5 Model Atom Thomson

c) Model Atom Rutherford


Rutherford mengajukan teori atomnya, yaitu:
1. Sebagian besar atom berupa ruang kosong, sehingga semua massa atom
terpusat pada inti atom yang sangat kecil.
2. Atom disusun dari inti atom yang bermuatan positip dan elektron-elektron yang
bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom.
3. Seluruh proton terpusat di dalam inti atom.
4. Banyaknya proton di dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi
inti atom, ketika atom bersifat netral.
Dari teorinya, Rutherford memodelkan atom sebagaimana pada sistem tata surya,
yaitu elektronelektron bergerak mengelilingi inti atom seperti planetplanet mengitari
matahari. Satu keberatan dari postulat Rutherford adalah selama elektron bergerak
dalam suatu orbit, maka ada percepatan menuju ke pusat, elektron ini secara kontinyu
mengemisikan radiasi dan secara berangsur- angsur akan melepaskan energi yang
akhirnya akan jatuh ke dalam inti. Hal ini adalah tidak mungkin terjadi karena atom itu

7
stabil lagi pula model ini tidak dapat memperoleh data dari penelitian spektrum atom
unsur- unsur.

Gambar 2.6 Model Atom Rutherford

d) Model Atom Bohr


Rutherford menyatakan bahwa atom dibangun oleh inti atom bermuatan positif
dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif. Elektron dalam atom tidak diam, melainkan
berputar secara terus-menerus mengelilingi inti atom dengan percepatan tetap. Jika
tidak demikian, elektron akan tertarik ke inti. Gerakan elektron mengelilingi inti
merupakan syarat untuk dapat menerangkan spektra atom, seperti spektra hidrogen.
Model atom Rutherfod tidak dapat menerangkan energi yang dilepaskan dalam bentuk
radiasi, karena pada setiap perputaran elektron dengan percepatan tetap, elektron
akan kehilangan energi yang pada akhirnya akan tertarik ke inti. Perilaku ini seperti
menimbulkan gerakan berbentuk spiral yang berakhir yang berakhir dengan jatuhnya
elektron ke inti. Ada penyataannya atom bersifat mantap dan stabil. Pada tahun 1913,
Neils Bohr menyatakan bahwa kegagalan tersebut dapat diperbaiki dengan
menerapkan hipotesis Planck tentang mekanika kuantum untuk menjelaskan model
atom.

Gambar 2.7 Model Atom Bohr

8
Penjelasan Bohr diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
1) Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini merupakan keadaan stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan elektron dalam mengelilingi inti atom. Gerakan elektron
dalam lintasan stasioner dijelaskan dengan hukum mekanika klasik.
2) Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan atau diserap
oleh atom.
3) Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan stasioner yang
lain disertai dengan perubahan energi yang besarnya sama dengan persamaan
Planck, ∆E= h v.
4) Lintasan stasioner yang dibolehkan memiliki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
yang disebut momentum sudut (Sunarya, 2010).
Model atom hidrogen menurut Bohr ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Perpindahan elektron dalam atom hidrogen

e) Model atom mekanika gelombang


Pada tahun 1924, Louis de Broglie ahli fisika Prancis pemenang hadiah Nobel tahun
1929, menyimpulkan bahwa elektron dalam atom dapat dipandang sebagai partikel
dan gelombang. Sebagai akibat dualistis sifat elektron, Heisenberg pemenang hadiah
nobel untuk bidang fisika tahun 1926 mengemukakan azas ketidakpastian, yakni tidak
mungkin mengetahui secara bersamaan kedudukan dan kecepatan gerak elektron.
Dengan alasan ini lintasan elektron yang digambarkan Bohr tidak mungkin ada. Yang
dapat dikatakan adalah elektron dalam atom mempunyai kebolehjadian ditemukan
dalam ruang-ruang tertentu dalam atom yang disebut orbital. Gagasan bahwa elektron
berada dalam orbital-orbital di seputar inti atom merupakan model atom yang
mutakhir.

9
 Lambang atom

Gambar 2.9 Lambang atom

a) Nomor Atom

Nomor atom suatu unsur menunjukkan jumlah proton yang terdapat dalam atom.
Nomor atom (disingkat NA) diberi lambang Z. Nomor atom suatu unsur merupakan
ciri khas atom unsur tersebut. Muatan atom suatu unsur selalu netral oleh karena itu,
jumlah proton selalu sama dengan jumlah elektron. Dengan demikian, hubungan
antara nomor atom, proton, dan elektron dapat dituliskan sebagai berikut.

Nomor atom = Z = NA = jumlah proton = jumlah elektron

Atom oksigen bernomor atom 8, berarti memiliki 8 proton dan 8 elektron. Atom neon
bernomor atom 10, artinya neon memiliki 10 proton dan 10 elektron. Jadi, jika nomor
atom berbeda, unsurnya juga berbeda.

b) Nomor massa

Nomor massa menggambarkan massa partikel-partikel penyusun atom, yaitu massa


proton, massa elektron, dan massa neutron. Massa elektron sangat kecil
dibandingkan massa proton dan neutron sehingga massa elektron ini dapat diabaikan.
Nomor massa (NM) diberi notasi A dan didefinisikan sebagai jumlah proton dan jumlah
neutron. Hubungan antara nomor massa, proton, dan neutron dapat dituliskan
sebagai berikut.

Nomor massa = A = jumlah proton + jumlah neutron

Jadi, A adalah nomor massa yang ditulis di kiri atas (superskrip) dan Z adalah nomor
atom yang ditulis di kiri bawah (subskrip).

 Nuklida
a) Isotop

Isotop adalah atom-atom yang memiliki nomor atom sama, tetapi nomor massanya
berbeda. Nomor atom ditentukan oleh jumlah proton. Jumlah proton dalam isotop-

10
isotop adalah sama, yang berbeda hanyalah jumlah neutronnya. Perhatikan contoh
isotop berikut ini:

Tabel 1.1 Contoh Isotop

b) Isobar

Isobar adalah atom-atom yang memiliki nomor massa sama, tetapi nomor atom
berbeda. Sifat kimia setiap isobar sangat berbeda karena unsurnya memang berbeda.
Satu-satunya kesamaan isobar adalah massanya sehingga spektrometri massa
(teknik pengukuran massa atom/molekul) tidak dapat membedakannya. Contoh:

Tabel 1.2 Contoh Isobar

c) Isoton

Isoton adalah atom-atom yang memiliki jumlah neutron sama, tetapi jumlah protonnya
berbeda. Isoton-isoton memiliki massa dan sifat yang berbeda. Contoh:

Tabel 1.3 Contoh Isoton

11
12
D. Dasar-dasar Teori Kuantum Klasik
 Spektrum atom

Apabila logam atau senyawa dipanaskan di pembakar, warna khas logam akan
muncul (reaksi nyala). Apabila warna ini dipisahkan dengan prisma, beberapa garus
spektra akan muncul dan panjang gelombang setiap garis khas untuk logam yang
digunakan. Bila gas ada dalam tabung vakum, dan diberi beda potensial tinggi, gas
akan terlucuti dan memancarkan cahaya. Pemisahan cahaya yang dihasilkan dengan
prisma akan menghasilkan garis spektra diskontinyu, karena panjang gelombang
cahaya khas bagi atom, spektrum ini disebut spektrum atom.

 Teori Bohr
Elektron dalam atom diizinkan pada keadaan stasioner tertentu. Setiap keadaan
stasioner berkaitan dengan energi tertentu. Tidak ada energi yang dipancarkan bila
elektron berada dalam keadaan stasioner ini. Bila elektron berpindah dari keadaan
stasioner berenergi tinggu ke keadaan stasioner berenergi rendah akan terjadi
pemancaran energi. Jumlah energinya, h v, sama dengab perbedaan energi antara
kedua stasioner tersebut. Dalam keadaab stasioner manapun, elektron bergerak
dalam orbit sirkular sekitar ini Elektron diizinkan bergerak dengan suary momentum
sudut yang merupakan kelipatan bilangan bulat h/2 phi

 Spektra Atom Hidrogen


Transisi elektron dari kulit bernergi tinggi (kulit luar) menuju kulit dengan energi yang
lebih rendah (kulit lebih dalam) akan menghasilkan pancaran cahaya atau foton
dengan panjang gelombang yang berbeda tergantung dari seberapa besar selisih
energi antar kulit. Untuk dapat mempelajari spektrum atom ini diperlukan sebuh alat
yang namanya spektrometer. Untuk dapat mempelajari spektrum setiap atom, para
ilmuwan memulai pengamatan dari spektrum sederhana yang dihasilkan dari transisi
elektron atom hidrogen.

Atom hidrogen merupakan atom yang memiliki struktur paling sederhana yaitu terdiri
atas 1 elektron dan satu proton. Kesederhanaan dari struktur ini menghasilkan
spektrum yang sederhana pula sehingga lebih mudah untuk diamati dan dipelajari.
Untuk dapat mengamati spektrum atom hidrogen dilakukanlah suatu percobaan
dengan menggunakan gas hidrogen pada tabung bertekanan rendah seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.

13
Gambar 3.1 Percobaan gas hidrogen pada tabung bertekanan rendah untuk
mengamati spektrum atom hydrogen.

 Hukum Moseley
Fisikawan Inggris Henry Gwyn Jeffreys Moseley (1887-1915) mendapatkan, dengan
menembakkan elektron berkecepatan tinggi pada anoda logam, bahwa frekuensi
sinar-X yang dipancarkan khas bahan anodanya. Spektranya disebut dengan sinar-X
karakteristik. Ia menginterpretasikan hasilnya dengan menggunakan teori Bohr, dan
mendapatkan bahwa panjang gelombang λ sinar- X berkaitan dengan muatan listrik Z
inti. Menurut Moseley, terdapat hubungan antara dua nilai ini (hukum Moseley; 1912).

• 1/λ = c(Z-s)2

c dan s adalah tetapan yang berlaku untuk semua unsur, dan Z adalah bilangan bulat.
Moseley dengan benar menginterpretasikan nilai Z berkaitan dengan muatan yang
dimiliki inti. Z tidak lain adalah nomor atom.

 Keterbatasan teori Bohr

Keberhasilan teori Bohr begitu menakjubkan. Teori Bohr dengan sangat baik
menggambarkan struktur atom hidrogen, dengan elektron berotasi mengelilingi inti
dalam orbit melingkar. Kemudian menjadi jelas bahwa ada keterbatasan dalam teori
ini. Seetelah berbagai penyempurnaan, teori Bohr mampu menerangkankan spektrum
atom mirip hidrogen dengan satu elektron seperti ion helium He
Namun, spektra atom atom poli-elektronik tidak dapat dijelaskan. Selain itu, tidak ada
penjelasan persuasif tentang ikatan kimia dapat diperoleh. Dengan kata lain, teori
Bohr adalah satu langkah ke arah teori struktur atom yang dapat berlaku bagi semua
atom dan ikatan kimia. Pentingnya teori Bohr tidak dapat diremehkan karena teori ini

14
dengan jelas menunjukkan pentingnya teori kunatum untuk memahami struktur atom,
dan secara lebih umum struktur materi.

E. Kelahiran Mekanika Kuantum


 Sifat Gelombang Partikel
Di paruh pertama abad 20, mulai diketahui bahwa gelombang elektromagnetik, yang
sebelumnya dianggap gelombang murni, berperilaku seperti partikel (foton).
Fisikawan Perancis Louis Victor De Broglie (1892-1987) mengasumsikan bahwa
sebaliknya mungkin juga benar, yakni materi juga berperilaku seperti gelombang.

Dengan meningkatnya ukuran partikel, panjang gelombangnya menjadi lebih pendek.


Jadi untuk partikel makroskopik, particles, tidak dimungkinkan mengamati difraksi dan
fenomena lain yang berkaitan dengan gelombang. Untuk partikel mikroskopik, seperti
elektron, panjang gelombang materi dapat diamati. Faktanya, pola difraksi elektron
diamati (1927) dan membuktikan teori De Broglie.

 Prinsip Ketidakpastian
Fisikawan Jerman Werner Karl Heisenberg (1901-1976) menyatakan tidak mungkin
menentukan secara akurat posisi dan momentum secara simultan partikel yang
sangat kecil semacam elektron. Untuk mengamati partikel, seseorang harus
meradiasi partikel dengan cahaya. Tumbukan antara partikel dengan foton akan
mengubah posisi dan momentum partikel. Heisenberg menjelaskan bahwa hasil kali
antara ketidakpastian posisi ∆x dan ketidakpastian momentum ∆p akan bernilai sekitar
konstanta Planck: ∆x∆p = h. Hubungan ini disebut dengan prinsip ketidakpastian
Heisenberg.

 Persamaan Schodinger
Fisikawan Austria Erwin Schrödinger (1887-1961) mengusulkan ide bahwa
persamaan De Broglie dapat diterapkan tidak hanya untuk gerakan bebas partikel,
tetapi juga pada gerakan yang terikat seperti elektron dalam atom. Dengan
memperuas ide ini, ia merumuskan sistem mekanika gelombang. Pada saat yang
sama Heisenberg mengembangkan sistem mekanika matriks. Kemudian hari
kedua sistem ini disatukan dalam mekanika kuantum.

Dalam mekanika kuantum, keadaan sistem dideskripsikan dengan fungsi gelombang.


Schrödinger mendasarkan teorinya pada ide bahwa energi total sistem, E dapat

15
diperkirakan dengan menyelesaikan persamaan. Karena persamaan ini memiliki
kemiripan dengan persamaan yang mengungkapkan gelombang di fisika klasik, maka
persamaan ini disebut dengan persamaan gelombang Schrödinger.

 Orbital

Gambar 3.2 Visualisasi orbital. Batas orbital atom hidrogen dan atom mirip
hidrogen dapat digambarkan dengan tingkat kepercayaan yang anda mau.

Atom tersusun atas inti atom dan elektron. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan
positif dan neutron yang bermuatan netral. Adapun elektron yang terletak di luar inti
atom, bermuatan negatif dan bergerak mengelilingi inti atom. Menurut Teori Atom
Bohr, elektron-elektron beredar mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu
tanpa menyerap atau membebaskan energi. Lintasan elektron menunjukkan tingkat
energi elektron tersebut. Lintasan ini disebut orbit atau kulit tempat elektron beredar.
Kulit tempat elektron beredar terdiri atas beberapa subkulit. Pada setiap subkulit
terdapat orbital-orbital yang ditempati elektron-elektron. Secara sederhana, hubungan
antara kulit, subkulit, dan orbital dapat diibaratkan sebagai perumahan, rumah, dan
kamar. Kulit atom (perumahan) tersusun atas orbital-orbital (kamar-kamar).

F. Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum menggambarkan kedudukan atau posisi elektron suatu atom dan
membedakannya dari elektron yang lain. Keberadaan elektron dalam atom dikaitkan
dengan empat bilangan kuantum. Ada empat bilangan kuantum, yaitu bilangan

16
kuantum utama, bilangan kuantum azimut, bilangan kuantum magnetik, dan bilangan
kuantum spin.

a) Bilangan kuantum utama (n)

Menentukan ukuran dari orbital. Bilangan kuantum ini menentukan tingkat energi yang
memiliki harga n = l, 2, 3, Dari nilai n yang dimiliki elektron dapat diketahui nomor kulit
yang ditempati elektron tersebut. Semakin jauh dari inti atom, nilai n semakin besar
sehingga tingkat energinya semakin besar pula. Elektron-elektron yang memiliki nilai
n sama terletak pada kulit yang sama.

Tabel 2.1 Nilai Bilangan Kuantum Utama Dan Nomor Kulit

b) Bilangan kuantum azimut (l)

Bilangan kuantum azimut (l) disebut juga bilangan kuantum orbital. Bilangan kuantum
ini dapat menentukan bentuk ruang dari orbital. Bilangan kuantum (l) memiliki harga
sebagai berikut. l = 0,1,2,3,…(n-1). Harga / biasanya dinyatakan dengan huruf sebagai
berikut.

I = 0, yaitu huruf s (sharp) I = 2, yaitu huruf d (diffuse)


I = 1 , yaitu huruf p (principal) I = 3, yaitu huruf f (fundamental)

Tabel 2.2 Nilai Bilangan Kuantum Azimut dan Subkulit

c) Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik (m) menentukan orientasi orbital dalam ruang sehingga
disebut juga bilangan kuantum orientasi orbital. Untuk setiap harga I akan memiliki
harga m sebanyak (2l + 1) dengan rentang nilai m = -l, …,0,…,+l

Untuk l = 0 (elektron pada s) maka m = 0


Untuk l = 1 (elektron pada p) maka m = -1,0,+1

17
Untuk I = 2 (elektron pada d) maka m = -2,-1,0,+1,+2
Untuk I = 3 (elektron pada f) maka m = -3,-2,-1,0,+1,+2,+3

d) Bilangan Kuantum Spin (s)

Dengan menggunakan alat spektroskopi yang daya pisahnya sangat tinggi, akan
tampak setiap garis spektrum yang terdiri atas sepasang garis yang sangat
berdekatan. Menurut Uhlenbeck dan Goudsmit (1925), elektron memiliki momen
magnetik sehingga elektron berputar pada sumbunya dan menghasilkan sudut spin.
Harga bilangan kuantum spin (s) adalah -1/2 dan +1/2.

Jumlah elektron maksimum dalam subkulit dapat diketahui dari jumlah orbital yang
dimiliki subkulit tersebut. Jumlah elektron maksimum = 2 x jumlah orbital

Tabel 2.3 Jumlah Elektron Maksimum dalam Subkulit

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari subbab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
atom telah banyak menghasilkan berbagai perspektif definisinya dari beberapa
ilmuwan dan telah banyak mengalami perkembangan dari masa ke masa karena
adanya penelitian yang lebih lanjut, mulai dari tahun 1803 oleh John Dalton, 1897 oleh
Joseph John Thomson, 1911 oleh Ernest Rutherford, 1900 oleh Max Planck, 1913
oleh Niels Bohr, 1924 oleh Louis de Broglie, dan 1927 oleh Werner Heisenberg. Selain
itu, atom tersusun atas proton, elektron dan neutron serta memiliki nomor atom dan
nomor massa atom. Unsur atom juga memiliki harga bilangan kuantum yang terdiri
atas bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimuth, bilangan kuantum magnetik
dan bilangan kuantum spin. Elektron pada atom memiliki konfigurasi dan cara
penulisan konfigurasi elektron tersebut harus sesuai dengan Prinsip Aufbau, Kaidah
Hund dan Larangan Pauli.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penulisan karya ilmiah ini
yaitu :
1. Sebaiknya pihak universitas lebih banyak menyediakan literatur dalam bentuk e-
book mengenai struktur atom, baik dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa
Inggris untuk mempermudah saat perkuliahan daring seperti ini.
2. Sebaiknya pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi
penulisan karya ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam
menemukan bahan atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar
mahasiswa lebih termotivasi untuk membaca buku/e-book.
3. Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi struktur atom karena
materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan
untuk pengambilan SKS berikutnya.
4. Kami berharap untuk kedepannya ilmu pengetahuan selalu berkembang dan
bermanfaat. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menjadi salah satu contoh
bentuk dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Ed. 3 Jilid 1. Erlangga.
Jakarta

Lehmann, Walter J. 1972. Atomic and Molecular Structure. Canada: John Wiley and
Sons, Inc.

Takeuchi, Yashito. 2006. Pengantar Kimia (terjemahan oleh ismunandar). Tokyo


Iwanami Shoten, Publishers. Tokyo.

Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: Yrama widya

Harnanto, Ari, dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Partana, Crys Fajar, dan Antuni Wiyars. 2009. Mari Belajar Kimia Jilid 2 untuk SMA-
MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA dan
MA. Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Syarifuddin dan Nuraeni. 2004. Ikatan Kimia. _____ : Gajah Mada Press.

Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, et. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas
XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Das Salirawati, Fitria Meilina K., dan Jamil S.2006. Belajar Kimia Secara Menarik

Nana Sutresna .2006. KIMIA untuk Sekolah Menengah Atas

20
LAMPIRAN

 Pertanyaan dari Alya Wulan Naziha Aryani (022020003)


Izin bertanya ke kelompok 3.
Saya Alya Wulan Naziha Aryani dengan NIM 022020003.
Pertanyaannya adalah lambang atom hydrogen menunjukkan nomor massa nya 1 dan
nomor atomnya juga 1. Maka jumlah protonnya adalah 1, lalu berapa jumlah
neutronnya ?

Jawaban:
Neutron berasal dari pengurangan Massa atom dengan nomor atom. Bisa kita
ketahui bahwa Massa atom Dan nomor atom Hidrogen adalah 1. Jadi neutronnya
adalah 0 atau tidak memiliki neutron. Maka dari itu atom Hidrogen disebut
sebagai atom yang paling ringan karena intinya Hanya terdiri atas 1 proton dan
tidak memiliki neutron

 Pertanyaan dari Prima Ayu Pramesthy (022020028)


Izin bertanya kepada kelompok tiga.
Sebelumnya, saya Prima Ayu Pramesthy dengan NIM 022020028
Pertanyaannya adalah:
Pada pembahasan tentang model atom J. J. Thompson (slide 6) dijelaskan bahwa
"atom merupakan bola padat bermuatan positif dan negatif pada atom tersebut
jumlahnya sama." Setahu saya model atom Thompson sering disebut dengan model
"Bolu Kismis" dengan kismis seolah sebagai elektron dan bolunya seolah sebagai
atom. Nah, saya kurang paham dengan kalimat 'jumlahnya sama.' Bisa tolong
dijelaskan kembali maksud dari kalimat tersebut? Terima kasih.

Jawaban:
Muatan positif dan negatif di dalam sebuah atom itu besarnya sama sehingga
secara keseluruhan atom tersebut bermuatan netral. Muatan positif berada di
bola tersebut sedangkan muatan negatifnya terdapat pada elektron-elektron
yang seperti kismis tersebut, sehingga ketika muatan positif dan negatifnya
sama, atom akan bermuatan netral sehingga elektron-elektron di dalamnya
dapat berterbangan, sehingga dapat disebut dengan roti kismis.

21
 Pertanyaan dari Arya Wangsa Mahendra (022020007)
Arya Wangsa Eka Mahendra (022020007) izin bertanya ke kelompok 3, tadi
dikatakan bahwa E dapat diperkirakan dengan menyelesaikan persamaan, nah
contoh persamaannya seperti apa? Lalu contoh persamaan scrodhinger dalam
kehidupan sehari" apa?

Jawaban:
Seandainya kita tidak memiliki Persamaan Schrodinger, kita tidak akan pernah
dapat membuat transistor. Transistor memerlukan pengetahuan mengenai
pengisian elektron dalam atom semacam Silikon atau Germanium.
Mengapa transistor begitu penting? Teknologi kita saat ini bersandar pada
kemampuan rekayasa elektronika pada skala nano...kemampuan untuk
membelokkan elektron dan menentukan kapan ia dapat mengalir, juga
kemampuan untuk memperkuat sebuah sinyal listrik, semua ini tidak akan
mungkin tanpa transistor setidaknya dalam ukuran nano.

 Pertanyaan dari Linda Kristina Uli (022020020)


saya linda kristina uli dengan NIM 022020020 izin bertanya kepada kelompok
penyaji apakah elektron bisa berpindah dari kulit luar ke kulit dalam sebuah atom?
terimakasih sebelumnya

Jawaban:
Bisa, elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit lainnya dengan
memancarkan energi atom menyerap energi. Energi yang dipancarkan atau
diserap ketika elektron berpindah-pindah kulit disebut sebagai foton. Energi
yang di bawah foton ini bersifat diskrit atau satu. Jika suatu atom menyerap
energi maka energi ini digunakan elektron untuk berpindah kulit dari tingkat
energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Pada saat elektron kembali ke
posisi semula akan dipancarkan dengan energi yang sama. Jadi hanya pada
kulit elektron tertentu dengan tingkat energi tertentu yang dapat bergerak.

Tambahan dari Farhans Daniel Desrianto

22
Barangkali pada materi konfigurasi elektron dari kelompok 3 masih ada 1 aturan yang
belum dijelaskan, yakni aturan setengah penuh. Aturan ini menyatakan bahwa suatu
elektron dapat berpindah ke orbital lain untuk mencapai susunan yang lebih stabil.
Aturan penuh/setengah penuh ini diterapkan untuk konfigurasi elektron yang memiliki
akhir yaitu pada sub-kulit d.

Sebagai contoh yaitu pada atom Cu yang memiliki konfigurasi akhir pada orbital 3d.
Jika kita menggambarkan konfigurasi Cu tanpa aturan penuh/setengah penuh yaitu
memiliki konfigurasi berikut:
Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9

Karena adanya aturan setengah penuh, maka konfigurasi Cu menjadi :


orbital 3d cenderung mengambil elektron dari 4s untuk mencapai total 10 elektron.
Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10

23

Anda mungkin juga menyukai