KEPEMIMPINAN
Disusun Oleh :
NAMA : Hanna Maria Siahaan (4193331041)
DOSEN PENGAMPU : Drs Jamalum Purba M.Si
MATA KULLIAH : Kepemimpinan
Pertama-tama Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan tagihan pembelajaran Critical Book Review yang berjudul Kepemimpinan
dengan pembahasan pokok “Tata Tertib dan Keteraturan Pemimpin Formal dan Informal” dan
“Kepemimpinan Demokratis dan Kepemimpinan Abnormal”.
Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita serta mampu memberi tanggapan serta kritikan terhadap suatu pembahasan
dengan sumber yang berbeda.Penulis menyadari bahwa Critical Book Review yang disusun
masih jauh dari kata kesempurnaan.Masih ada terdapat kekurangan dalam menyusun dan
menyampaikan materi yang sesuai dengan judul topik. Karena itu Penulis sangat menantikan
saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna sempurna nya Critical Book
Review ini.
Akhir kata, Penulis berharap semoga Critical Book Review ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
B. Tujuan
1.Menanambah wawasan serta ilmu pengetahuan rangkaian listrik.
2.Meningkatkan daya analisa dan pengetahuan berkaitan rangkaian listrik.
3.Menguatkan kemampuan melakukan critical book review terhadap suatu buku.
C. Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang critical book review.
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan rangkaian listrik.
3. Untuk mengetahui banyak hal tentang buku.
BAB II
RINGKASAN BUKU
“Tata Tertib dan Keteraturan Pemimpin Formal dan Informal”
Teknik kepemimpinan
Teknik kepemimpinan adalah:
1. Kemampuan dan keterampilan teknis pemimpin dalam menerap teori-teori
kepemimpinan di tengah praktek kehidupan dan dalam organisasi tertentu.
2. Melingkupi konsep-konsep pemikirannya, perilaku sehari-hari, serta peralatan yang
digunakan.
Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang
dipimpin. Kepemimpinan itu muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis
antara pemimpin dan individu yang dipimpin (personal) kepemimpinan ini berfungsi atas dasar:
Kekuasaan pemimpin untuk mengajak mempengaruhi dan menggerakkan orang-orang lain.
Guru melakukan sesuatu demi mencapai tujuan tertentu.
b. Orde,Organisasi, Administrasi
Adminitrasi secara harfiah berasal dari “ad” dan “ministrare” yang berarti mengelola,
mengurus, memelihara, mengendalikan, memerintah.
Organisasi itu dapat disebut sebagai sekumpulan yang tunduk sebagai konvensi
bersama utuk mengadakan kerja sama dan interaksi guna untuk mencpai tujuan bersama.
Dalam kehidupan nyata, kita mengenal aneka macam jenis kepemimpinan, antara lain
ialah:
Kepemimpinan formal dan informal
Kepemimpinan di bidang keagamaan , pendidikan , politik, ketentaraan , business
teknik, pemerintahan, dan lain-lainnya.
Kepemimpinan di bidang swasta.
Manajemen menurut R.W Morell dalam bukunya “Management : Ends and Means”
menuliskan sebagai berikut :
“Manajemen adalah aktivitas dalam organisasi, terdiri dari penentuan tujuan-tujuan
(sasaran) suatu organisasi, dan penentuan sarana-sarana untuk mencapai sasaran secara efektif”
Administrasi menurut Sondang P. Siagian adalah keseluruhan prose kerjasama antara
dua orang manusia atau lebih didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
Pada umumnya, manajemen berperan atau berfungsi :
Merencanakan, mengorganisir, melakukan evaluasi, dan mengontrol segenap aktivitas organisasi
serta administrasi. Maka keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin diraih
bergantung pada : kepemimpinannya, yaitu apakah kepemimpinan tersebut mampu
menggerakkan semua sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana, dana, dan waktu secara
efektif, efisien serta terpadu dalam proses manajemen. Karena itu kepemimpinan merupakan inti
dari organisasi, manajemen, dan administrasi.
KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS dan KEPEMIMPINAN ABNORMAL
A. Pemimpin Demokratis
Pemimpinan demokratis dapat digolongkan dalam :
a. pemimpin demokratis tulen
b. pemimpin demokratis palsu/pura-pura( pseudo-demokratis)
pemimpin demokratis tulen adalah pembimbing yang baik bagi kelompoknya. Dia
menyadari bahwa tugas utamanya, dengan menekankan pekerjaan dan tugas dari semua
anggotanya, dengan menekan tanggung jawab dan kerja sama yang baik kepada setiap
anggotanya.
Dengan demikian , organisasi yang dipimpinnya akan terus berjalan lancar sekalipun
dia tidak ada di tempat. Sebab otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawah , sehingga semua
orang merasa pasti dan aman dan juga merasa senang menunaikan tugas-tugas nya.
Sebaliknya pemimpin pseudo-demokratis pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut: dia memang berusaha untuk berusaha bersifat demokratis. Akan tertapi karena dia
berkarakter lemah, merasa selalu bimbang dan tidak mempunyai pendirian, maka penampilannya
tidak jauh berbeda dengan “ baby auto crat”(oktokrat bayi).
Pemimpin yang demokratis itu bisa berfungsi sebagi katalisator yang bisa mempercepat
proses-proses secara wajar dan membantu pencapaian objek yang ingin dicapai dengan cara yang
paling sesuai, cocok dengan kondisi kelompok tersebut.
Pada kepemimpinan yang otoritas , pemimpin memaksakan rencananya tanpa
berkonsultan dengan kawan-kawannya, dan tidak pernah menjalankan isi sepenuhnya dari
rencananya.
Timbulnya kemudian rasa agresifitas yang ditunjukan kepada pemimpin atau diarah ke
kawan sekerja yang lemah ( dalam posisi lemah ). Bahkan tidak jarang mereka juga melontarkan
agresifitas kepada benda-benda mati, misalnya dengan jalan:
1. merusak barang-barang milik organisasi.
2. mengadakan sabotase.
3. mencuri barang-barang, pesawat-pesawat, onderdil, dan lain-lain.
4. munculnya apati total dari bawahan atau anak buah.
5. orang jadi suka membolos , tidak masuk kerja tanpa memukakan alasan yang
wajar.
6. orang dengan sengaja datang terlambat ke kantor atau dinas.
7. Meninggalkan tugas , desersi
8. Bersikap acuh tak acuh , dan lain-lain
B. kepemimpinan abnormal
Jangan hendaknya kita mengidealisir tokoh pemimpin dengan sebutan-sebutan gagah
perwira, bagus, berkepribadian sekokoh banteng, dengan mata magnetis dan suara menggelegar
bagaikan guruh di langit, berwibawa, jujur seperti dewa, dan atribut lain-lainnya yang muluk-
muluk. Sebab, semua itu adalah “wishful thingking”.
Yang paling penting bagi kita adalah :
a. Kita memerlukan pemimpin yang baik dan bijaksana penuh rasa kemanusiaan.
b. Tidak menempatkan individu-individu yang egoistis dan overambisius.
c. Lebih-lebih lagi tidak mengangkat seorang pemimpin yang tidak mampu mengemban
tanggung jawab.
Sebab, orang yang gila kekuasaan itu adalah orang yang sakit, yang ingin sakit, yang
ingin mengkompesasikan sifat-sifat bawaannya yang inferior ke dalam bentuk penguasaan
terhadap orang lain.
Gila kuasa ini erat kaitannya dengan delinquency atau kejahatan, sebab delinquent itu
selalu cenderung memaksakan keinginan sendiri agar semua orang berbuat seperti yang
diperintahkannya, tanpa mengindahkan hak-hak dan kebebasan insani orang lain.
Efisiensi kepemimpinan itu jangan hanya diukur dengan kriteria materiil-finansiil dan
produktifitas yang mengguntungkan organisasi saja, akan lebih dikaitkan dengan:
- Tujuan human atau manusiawi apa, serta
- Ongkos materiil dan ongkos immaterial seberapa besar yang
- Sudah dikeluarkan oleh organisasi atau lembaga
Betatapun juga pandai dan efisiennya seorang pemimpin dalam satu bidang teknik, bila dia
tidak memiliki keterampilan sosial utuk menjalin komunikasi human dengan bawahan dan
bawahan dan anggota kelompoknya, pastikan orang sedemikian itu bisa membahayakan
kehidupan lembaga atau organisasinya, sebab dia pasti akan:
1. Merusak iklim psikis yang baik.
2. Menurunkan produktifitas dan kegairahan kerja
3. Menambah frustasi para anggota
4. Memperbanyak penderita lahir-batin
5. Menimbulkan penderita-penderita neurosa di kalangan pengikutnya
6. Menambah agresivitas anak buahnya
7. Menimbulkan banyak konflik terbuka dan tertutup
8. Menyebabkan banyak keresahan sosial
Selanjutnya, etik pemimpin yang tidak dapat diingkari itu ialah :
1. Ia bertugas untuk memimpin, mengantur, mengelola, memanagemen
dengan rasa tanggung jawab.
2. Mengarahkan kelompok atau lembaga yang dipimpinnya.