Anda di halaman 1dari 27

TIPE TIPE GAYA KEMIMPINAN

Disusun oleh :

Iza Humairah

NIM :

17010073

Stikes Medika Nurul Islam

SIGLI

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta segala rahmat,
berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tipe- tipe gaya kepemimpinan”.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik
dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran guna perbaikan dalam pembuatan makalah di hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini semoga dapat di terima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Atas semua ini penulis ucapkan terimakasih dan semoga diberkati dan di ridhoi
Allah SWT.

Sigli, 17 Mei 2020


Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………..1
B. Tujuan Pembahasan………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………3

A. Pengertian Gaya Kepemimpinan………………………………………………….3


B. Teori Gaya Kepemimpinan………………………………………………………..4
C. Indikator Gaya Kepemimpinan…………………………………………………...5
D. Tipe- tipe Gaya Kepemimpinan…………………………………………………...6
E. Gaya kepemimpinan yang sesuai diterapkan di ruang rawat rumah sakit......21
berdasarkan hasil penelitian

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..23

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..23

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………...24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti adalah sifat, kapasitas
dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari kepemimpinan sendiri
sangat luas dan bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang menjelaskannya.
Menurut Charteris-Black (2007), definisi dari kepemimpinan adalah “leadership is
process whereby an individual influence a group of individuals to achieve a
common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang dimiliki oleh seorang
leader. Teory kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu dan
sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam mengenai topic ini
yang dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah
organisasi atau kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah
organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. Memahami
dengan baik mengenai konsep kepemimpinan sangat membantu seseorang dan
organisasi bekerja lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan kondisi yang
diinginkan. Pembagian konsep kepemimpinan dalam berbagai aspek telah banyak
dilakukan oleh para peneliti dan ahli. Pembagian style kepemimpinan yang paling
dasar dan sekaligus mendasari perkembangan klasifikasi kepemimpinan sampai saat
ini adalah berdasarkan hasil penelitian Lewin (1939). Beliau membagi style
kepemimpinan menjadi 3 kategori utama yaitu autocratic leadership, democratic
leadership, dan delegative leadership. Masing – masing kategorie ini mempunyai
karakteristik dan ciri khas yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
B. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui definisi dari gaya kepemimpinan.
2. Mengetahui teori dan indicator gaya kepemimpinan
3. Mengetahui tipe tipe tiap gaya kepemimpinan juga karakteristiknya serta kelebihan dan
kekurangannya.
2

4. Mengetahui gaya kepemimpinan yang sesuai diterapkan di ruang rawat rumah sakit.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gaya Kepemimpinan


Gaya kepemimpinan adalah suatu cara, pola dan kemampuan tertentu yang
digunakan oleh seorang pemimpin dalam bersikap, berkomunikasi dan berinteraksi
untuk mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan orang lain atau
bawahan agar bisa melakukan suatu pekerjaan sehingga mencapai suatu tujuan.
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu
pemimpin dengan pemimpin yang lainnya, dan bukan suatu keharusan bahwa suatu
gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih buruk dibanding gaya kepemimpinan
lainnya.
Gaya kepemimpinan menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung,
mengenai keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya
gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin saat
mencoba untuk memengaruhi kinerja bawahannya. Berikut definisi dan pengertian
kepemimpinan menurut para ahli dari beberapa sumber buku:
1. Menurut Kartono (2008), gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan,
tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam
berinteraksi dengan orang lain.
2. Menurut Supardo (2006), gaya kepemimpinan adalah suatu cara dan proses
kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai
suatu misi, tugas atau suatu sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara
yang lebih masuk akal.
3. Menurut Rivai (2014), gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang
digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi
tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

3
4. Menurut Hasibuan (2013), gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin
untuk mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan organisasi. 
5. Menurut Thoha (2010), gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain atau bawahan.
B. Teori Gaya Kepemimpinan
Menurut Istijanto (2006), gaya kepemimpinan seseorang umumnya berdasarkan
dua pertimbangan, yaitu:
1. Kepemimpinan atas dasar struktur. Kepemimpinan yang menekankan struktur
tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan dimana meliputi tugas pokok,
fungsi, tanggung jawab, prestasi kerja dan ide (gagasan). 
2. Kepemimpinan berdasarkan pertimbangan. Kepemimpinan yang menekankan
gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian atas dukungan terhadap
bawahan dimana meliputi peraturan, hubungan kerja dan etika.
Sedangkan menurut Purnomo dan Wijayanti (2013), gaya kepemimpinan
bersumber dari beberapa teori, yaitu:
1. Teori Bakat (traits). Teori yang mencari karakter atau kepribadian, sosial, fisik,
atau intelektual yang membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Bakat
(traits) di-definisikan sebagai kecenderungan yang dapat diduga, yang
mengarahkan perilaku individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas. 
2. Teori Perilaku. Teori perilaku kepemimpinan, yaitu teori-teori yang
mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dari bukan
pemimpin. Kebanyakan perilaku kepemimpinan yang digambarkan oleh
bawahan sebagai struktur prakarsa (initiating structure) dan pertimbangan
(consideration), yaitu mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan para
bawahan. 

4
3. Teori Situasional. Gaya situasional yang dikaitkan dengan tugas dan hubungan.
Yang dimaksud dengan gaya situasional dikaitkan dengan tugas dan hubungan,
yaitu bahwa seorang manajer atau pemimpin akan menggunakan gaya tertentu,
tergantung pada apa yang menonjol, tugas atau hubungan.
C. Indikator Gaya Kepemimpinan
Menurut Kartono (2008), gaya kepemimpinan seseorang dapat dilihat dan
dinilai dari beberapa indikator sebagai berikut:
1. Kemampuan Mengambil Keputusan. Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat. 
2. Kemampuan Memotivasi. Kemampuan Memotivasi adalah Daya pendorong
yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk
menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau keterampilan) tenaga
dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. 
3. Kemampuan Komunikasi. Kemampuan Komunikasi Adalah kecakapan atau
kesanggupan penyampaian pesan, gagasan, atau pikiran kepada orang lain
dengan tujuan orang lain tersebut memahami apa yang dimaksudkan dengan
baik, secara langsung lisan atau tidak langsung.
4. Kemampuan Mengendalikan Bawahan. Seorang Pemimpin harus memiliki
keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan
menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada
tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk di dalamnya
memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang
bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam.
Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.

5
5. Tanggung Jawab. Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab kepada
bawahannya. Tanggung jawab bisa diartikan sebagai kewajiban yang wajib
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan
jawab dan menanggung akibatnya. 
6. Kemampuan Mengendalikan Emosional. Kemampuan Mengendalikan
Emosional adalah hal yang sangat penting bagi keberhasilan hidup kita. Semakin
baik kemampuan kita mengendalikan emosi semakin mudah kita akan meraih
kebahagiaan.
D. Tipe- tipe Gaya Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2014), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan, yaitu
sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian
besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut
sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya
ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk
memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung
melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban
dari bawahan adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada
saran dan bantahan dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara
mutlak kepada pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu
arah).
Contoh pemimpin diktaktor Adolf Hitler, Muammar Khadafi, Saddam
Husein, Husni Mubarak dan lain-lain. Ciri-ciri nya yaitu :
a) Menghimpun sejumlah perilaku yang bersifat terpusat pada pemimpin
(sentralistik) sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali anggota
organisasi dan kegiatannya untuk mencapai tujuan organisasi.

6
b) Didasari oleh salah satu kebutuhan manusia yang disebut kekuasaan, sebagai
bagian dari kebutuhan realisasi/aktualisasi diri di dalam kebutuhan sosial
psikologis yang memotivasi seseorang berbuat sesuatu yang dilakukan dengan
menunjukkan kekuasaanya.
c) Pemimpin dengan semua kekuasaan di tangannya merupakan pihak yang
memiliki hak, trutama dalam mengambil keputusan dan hak itu tidak pernah
didelegasikan kepada bawahannya.
d) Keputusan dan perintah pimpinan dianggap selalu benar, sehingga bila terjadi
kegagalan, yang salah adalah bawahan bukan pimpinan.
e) Kekuasaan pimpinan digunakan untuk mengintimidasi dan menekan bawahan,
diikuti pengawasan ketat.
Berikut ada beberapa kelebihan dan kekurangan gaya kemimpinan
demokratis, yaitu:
a) Kelebihan:
 Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak pemimpin,
tak ada bantahan dari bawahan.
 Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila
terjadi kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk menegur.
 Mudah dilakukan pengawasan.
b) Kelemahan:
 Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari
pemimpin.
 Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena
bawahan tidak merasa nyaman.
 Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi perbedaan pendapat,
pemimpin akan menganggapnya sebagai pembangkangan dan kelicikan.
 Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak diberikan
kesempatan mengajukan pendapat.

7
 Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang
berlebihan.
 Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan hukuman bahkan
pemecatan dari atasan.
 Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah perintah
yang diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
2. Kemimpinan Partisipasi
Kepemimpinan Partisipasi adalah apabila dalam kepemimpinan-nya
dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi,
menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi
bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Bawahan harus berpartisipasi
memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Kepemimpinan Delegasi
Kepemimpinan Delegasi apabila seorang pemimpin mendelegasikan
wewenangnya kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,
bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau
leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan
mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan
kepada bawahan.
Sedangkan menurut Sutikno (2014), gaya kepemimpinan terbagi menjadi
beberapa tipe, yaitu:
1. Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak
pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain
dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin otokratik
akan menunjukkan sikap yang menonjolkan keakuannya, dan selalu
mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak mau
menerima saran dan pandangan bawahannya.

8
2. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodoh ( Laisez Faire)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan
otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan
perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang
pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan
membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Disini seorang
pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil.
Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka
membiarkan bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan
koreksi. Tentu saja dalam kepemimpinan inisangatlah mudah terjadi kekacauan
dan bentrokan. Pemimpin tak menjalankan perannya dengan baik.
Berikut ciri- ciri gaya kepemimpinan laisez faire, yaitu:
a) Berpandangan bahwa anggota organisasinya mempu mandiri dalam membuat
keputusan atau mamppu mengurus diri sendiri, dengan sesedikit mungkin
memberikan pengarahan/petunjuk.
b) Pemimpin membiarkan kelompoknya memantapkan tujuan dan keputusannya.
c) Pemimpin memberi sedikit dukungan untuk melakukan usaha secara
keseluruhan.
d) Pemberian kebebasan pada anggota untuk bertindak tanpa
control/pengawasan, kecuali jika diminta.
Gaya kepemimpinan yang termasuk dalam kepemimpinan bebas ini adalah:
a) Gaya kepemimpinan Agigator
1) Didominas oleh perilaku yang menimbulkan konflik/pertentangan anatr
anggota, bahkan dengan pihak luar organisasi. Perilaku ini didasari
kehendak pimpinan untuk memperoleh sesuatu yang menguntungkan
dirinya sendiri dari pertentangan yang sengaja diciptakan.
2) Kepemimpinan dijalankan dengan adu domba, menghasut, menyebar
fitnah, menciptakan konflik non fungsional. Kondisi ini tercipta diawali

9
dengan memberi kebebasan pada setiap anggota untuk membuat keputusan
melaksanakannya. Setiap pendapat yang berbeda mendapat dukungan dari
sejumlah anggota sebagai pengikutnya.
3)  Banyak yang ditemui di bidang politik yang dilakukan dengan
menciptakan situasi saling mencurigai, tidak percaya, saling menjatuhkan.
Jadi kepemimpinan agiator adalah kepemimpinan yang memiliki
kemampuan memecah belah anggota untuk kepentingan dirinya sendiri
sebagai pemimpin.
b) Gaya kepemimpinan symbol
1) Pada dasarnya dijalankan tanpa memimpin dalam arti sebenarmya karena
tidak melakukan usaha mempengaruhi anggota. Kepemimpinannya sekedar
ditempatkan, dihormati, dan disegani sebagai symbol puncak di lingkungan
organinsasi. Bisa terjadi karena, tradisi, keturunan, nama besar, dsb.
2) Pemimpin tidak memiliki dan tidak menjalankan wewenang, tidak
memikul tanggung jawab karena dilimpahkan sepenuhnya pada pemimpin
pelaksana.
3) Sering difungsikan sebagai penasehat, sehingga bebas untuk digunakan
atau tidak oleh pemimpin pelaksana.
Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan gaya kepemimpinan laisez faire,
yaitu:
a) Kelebihan:
 Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa bersikap mandiri
dan memiliki inisiatif.
 Pemimpin tidak memiliki dominasi besar
 Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan tugas
b) Kelemahan:
 Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka hati karena tidak
ada control.

10
 Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
 Tujuan organisasi akan sulit tercapai apabila bawahan tidak memiliki
inisiatif yang tepat dan dedikasi tinggi.
3. Tipe Paternalistik
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam
kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan
kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu
berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai
tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian
terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya.
Menurut Hadari (2003) gaya paternalistic adalah gaya kepemimpinan yang
diwarnai oleh sikap kebapakan dalam arti bersifat melindungi, mengayomi dan
menolong anggota organisasi. Pemimpin menjadi tempat bertanya dan tumpuan
haraan pengikutnya dalam menyelesaikan masalah-masalah. Menurut Sondang
(1991) dalam Hadari (2003) tipe kepemimpinan peternalistik banyak ditemui
pada masyarakat agraris, tradisional. Popularitas pemimpin paternalistik
disebabkan oleh: (1) kuatnya ikatan primordial, (2) extended family system, (3)
kehidupan masyarakat yang ka,unalistik, (4) peran adat istiadat yang sangat kuat,
dan (5) hubungan pribadi dan rasa hormat yang sangat tinggi pada orang tua.
Menurut Hadari (2003), gaya atau perilaku kepemimpinan paternalistic
dilihat dari kepemimpinan yang bersidat melindungi, secara tradisional
cenderung termasuk tipe kepemimpinan otoriter karena anggota harus mematuhi
setiap aturan yang ditetapkan pemimpin. Apabila dilihat dari perkembangan
kehidupan masyarakat, kepemimpinan ini termasuk tipe kepemimpinan
demokrais karena pemimpin demokratis karena pemimpin tidak mementingkan
diri sendiri dan merupakan tempat bertanya bago anggota, termasuk dalam hal
memberi kesempatan anggota mengungkapkan ide/gagasan-gagasannya.

11
Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa
bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan
sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik
memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan kesempatan
pada bawahan untuk mengambil keputusan. Contoh pemimpin paternalistik
adalah seorang guru.
Berikut kelebihan dan kelemahan tipe kepemimpinan paternalistic, yaitu:
a) Kelebihan:
 Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusan
 Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan
b) Kelemahan:
 Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi
kesempatan.
 Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena
menganggap dirinya sudah melakukan yang benar.
 Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada
kesempatan untuk mengembangkannya.
4. Tipe kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu
daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang
sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit
mengapa orang tersebut itu dikagumi.
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar
biasa untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila
memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang
dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari cara
mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.

12
Contoh pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John F Kennedy,
Martin Luther King, Soekarno dan lain-lain.
Gaya kepemimpinan karismatik adalah gaya atau perilaku kepemimpinan
yang bersandar pada karakteristik kualitas kepribadian yang istimewa sehingga
mampu menciptakan kepengikutan pada pemimpin sebagai panutan, yang
memiliki daya tarik yang sangat memukau, dengan memperoleh pengikut yang
banyak (Hadari, 2003).
Menurut Robbins (1996) kepemimpinan karismatik adalah kemampuan
kepemimpinan yang luar biasa atau heroic dalam mengamati perilaku-perilaku
tertentu.
Yukl (1998) mengidentifikasikan indikator kepemimpinan karismatik
sebagai berikut:
a) Pengikut meyakini kebearan pemimpinnya dalam memimpin.
b) Pengikut menerima gaya kepemimpinan pimpinannya tanpa banyak
bertanya/membantah.
c) Pengikut memiliki rasa kasih sayang kepada pemimpinnya.
d) Pengikut sadar mengikuti perintah pimpinannya.
e) Pengikut diikutsertakan dalam mewujudkan misi perusahaan secara
emosional.
f) Bertujuan mempertinggi kinerja (performance) pengikut.
g)  Pengikut sangat percaya bahwa pemimpinnya mampu mewujudkan misi
organisasi.
House (dalam Robbins, 1996) mengidentifikasi dua indikator kepemimpinan
karismatik, yakni:
a) Kepercayaan diri ( self confident)
b) Memiliki keteguhan dalam keyakinan (have storng conviction) yang luar biasa
tinggi.
Karakteristik utama kepemimpinan karismatik (HAdari, 2003) dijelaskan
sebagai berikut:

13
a) Percaya diri
b) Memiliki visi dan tujuan ideal untuk menformulasi masa depan yang lebih
baik
c)  Memiliki kemampuan untuk mengungkapkan visi secara jelas
d) Keyakinan yang kuat terhadap visi, komitmen bersedia menerima risiko.
e) Perilaku yang ke luar aturan, dalam hal ini cenderung tidak memunculkan
perilaku baru yang kreatif, dikagumi dan sering membuat kejutan.
f) Memiliki kepekaan terhadap lingkungan, mampu menilai lingkungan secara
realistis.
Berikut kelebihan dan kelemahan tipe kepemimpinan karismatik, yaitu:
a) Kelebihan:
 Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas.
 Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih giat.
 Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya yang
berkharisma sehingga bisa dipercaya.
 Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya
semaksimal mungkin
b) Kelemahan:
 Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang beresiko.
 Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa yang
dilakukan pasti benar karena pengikutnya sudah terlanjur percaya.
 Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin yang
berkompeten sulit.
5. Tipe Militeristik
Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam menggerakkan
bawahannya lebih sering mempergunakan sistem perintah, senang bergantung
kepada pangkat dan jabatannya, dan senang kepada formalitas yang berlebih-

14
lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya, dan sukar
menerima kritikan dari bawahannya.
Tipe kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki
disiplin tinggi dan biasanya menyukai hal-hal yang formal. Menerapkan sistem
komando dalam menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah.
Menggunakan pangkat dan jabatan dalam mempengaruhi bawahan untuk
bertindak. Contoh pemimpin militeristik adalah Soeharto.
Berikut kelebihan dan kelemahan tipe kepemimpinan militeristik, yaitu:
a) Kelebihan:
 Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil
keputusan.
 Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi
 Bawahan akan merasa aman dan terlindungi
b) Kelemahan:
 Suasana cenderung kaku karena lingkungan yang formal
 Pemimpin sukar dalam menerima kritikan dan saran dari bawahan
 Bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena banyak aturan dan
sifat keras dari pemimpin.
6. Tipe pseudo-demokratik
Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik.
Pemimpin seperti ini menjadikan demokrasi sebagai selubung untuk memperoleh
kemenangan tertentu. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratik hanya
tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.
Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan
pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus dan samar-samar.
7. Tipe demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan karena
dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana

15
pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan
nasihat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata
sepakat. Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis,
dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan
bertanggung jawab.
Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter.
Disini pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan
yang tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan
seperti saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan
kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam
mengerjakan tugas. Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari
bawahannya. Contoh pemimpin demokratis adalah John F Kennedy, Mahatma
Gandhi dan lain-lain.
Berikut ciri-ciri tipe kepemimpinan demokratis, yaitu:
a) Mengakui dan menghargai manusia sebagai makhluk individual, yang
memiliki perbedaan kemampuan satu dengan yang lain.
b) Memberi hak dan kesempatan sama pada setiap anggota sebagai makhluk
sosial dalam mengaktualisasi diri melalui prestasi masing-masing.
c) Menumbuhkan dan mengembangkan kehidupan bersama disertau saling
menghargai, mengakui, dan menghormati kelebihan dan kekurangan tiap
individu sebagai anggota organisasi.
d) Memberikan perlakuan sama pada tiap individu untuk maju dan
mengembangkan diri dalam persaingan yang fair dan sehat.
e) Memikulkan kewajiban dan tanggung jawab yang sama dalam menggunakan
hak masing-masing untuk mewujudkan kehidupan bersama yang harmonis.
f)  Pimpinan selalu dan berusah amengikutsertakan anggota secara aktif sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
g) Keberhasilan pimpinan dengan gaya ini dapat dilihat dari apa yang
dilakukannya terhadap bawahan.

16
Kepemimpinan demokratis dapat bergerak dari titik ekstrim tertinggi yang
menggambarkan gaya kepemimpinan sangat demokratis, sampai dengan titik
ekstrim rendah menjadi gaya otoriter.
Dalam pergeseran tersebut, tipe demokratis berlangsung dalam gaya yang
terdiri dari :
a) Gaya Kepemimpian Birokrat (Bureucrat)
 Pemimpin mengutamakan ketaatan pada peraturan, prosedur, dan
mekanisme kerja. Ketaatan itu lebih diutamakan daripada kerjasama dan
hasil yang akan dicapai.
 Pemimpin yang lebih tinggi menuntut ketaatan pimpinan yang lebih rendah
dalam satu struktur orgaisasi.
 Pemimpin berusaha mengembangkan hubungan informal dalam rangka
mengimbangi hubungan kerja formal yang statis dan kaku, meskipun
dilakukan di luar pelaksanaan tugas oeganisasi.
 Pemimpin dalam mewujudkan dan membina kerjasama dilakukan dengan
orientasi pada posisi atau kedudukan anggota, dengan mengatur posisi
berjenjang dalam tim kerja.
 Pemimpin kurang aktif menciptakan dan mengembangkan kegiatan
organisasi, karena cenderung tidak menyukai perubahan dan
pengembangan, meskipun terbuka bagi bawahan menuangkan ide,
kreatifitas, inisiatif, dan saran.
 Pemimpin lamban dalam mengambil keputusan yang didasarkan atas tata
hubungan kerja sebagai proses kerja yang dibakukan atau sesuai prosedur
yang kaku.
 Pemimpin lebih menyukai pekerjaan rutin yang statis dan beresiko rendah
daripada pekerjaan menantang bagi kemajuan organisasi.
b) Gaya Kepemimpinan Pengembangan (Developer)

17
 Pemimpin sangat mahir dalam menciptakan, mengembangkan dan
emembina kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin lebih
mulai menerapkan fungsi-fungsi manajemen.
 Pemimpin bekerja secara teratur dan bertanggung jawab.
  Pemimpin mau dan mampu mempercayai orang lain dakan melaksanakan
pekerjaan, dengan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab secara
jelas.
 Pemimpin selalu berusaha meningkatkan kemampuan kerja anggotanya.
 Pemimpin memiliki kemampuan dan kemauan positif dalam menghargai,
menghormati dan memberdayakan anggotanya sesuai kemampuan masing-
masing.
 Pemimpin memilki kemauan dan kemampuan membina hubungan
manusiawi yang efektif di dalam atau pun di luar jam kerja.
  Pemimpin meyakini bahwa anggota organisasi merupakan individu yang
mampu bertanggung jawab bila diberi kesempatan sesuai dengan batas-
batas potensi yang diimiliki.
c) Gaya Kepemimpinan Eksekutif (Executive)
 Pemimpin memiliki keyakinan bahwa orang lain khususnya anggota dapat
bekerja dan menjadi pemimpin sebaik dirinnya, sehingga harus dihargai
secara layak dan manusiawi.
 Pemimpin memiliki komitmen tinggi pada kegiatan pengembangan
anggotanya yang berpotensi.
 Pemimpin cenderung memiliki orientasi pada kualitas pelaksanan tugas dan
hasil-hasilnya, dengan menetapkan standar kerja yang tinggi.
 Berdisiplin dalam bekerja
 Pemimpin seleau berusaha menumbuhkan dan mengembangkan pertisipasi
aktif anggotanya.

18
 Pemimpin memiliki semangat yang tinggi, moral, loyalitas dan dedikasi,
sehingga menjadi teladan bangi anggota organisasi.
 Pemimpin memiliki kemampuan menumbuhkan kesadaran dan kesediaan
bekerja keras untuk menjadi anggota organisasi yang sukses tanpa
menekan/memaksa.
 Pemimpin menempatkan dan menghargai anggota sebagai partner, bukan
sekedar bawahan biasa.
 Pemimpin kemampuan mewujudkan kualitas kehidupan kerja (QWL) yang
kondusif.
 Pemimpin memiliki perhatian yang positif dalam menyelesaikan konflik
antar sesama anggota organisasi dan antar bawahan dengan
pimpinan/manajer, terutama konflik non fungsional.
 Terbuka terhadap kritik, saran, pendapat yang dimanfaatkan untuk
memperbaiki kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan
kepemimpinannya.
 Pemimpin memiliki kemempuan membedakan masalah yang perlu atau
tidak perlu diselesaikan di dalam/di luar rapat. Selanjutnya pemimpin
memiliki kemampuan memprioritaskan penyelesaian masalah dari masalah
yang paling penting.
d) Gaya Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator
 Pemimpin menyenangi pembagian dan pembidangan kerja yang jelas
dengan membentuk unit-unit kerja,menciptakan kerjasama yang sistematik.
 Pemimpin bekerjasama secara berencana dengan langkah-langkah yag
sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen.
 Pemimpin sangat mementingkan ketersediaanya data dan atau informasi
yang muakhir untuk dipakai dalam pengambilan keputusan, sehingga
dilaksanakan sistem informasi manajemen yang memuat informasi akurat
sesuai kebutuhan.

19
 Pemimpin memiliki kemampuan mewujudkan kerjasama, ternyata rendah
orientasinya pada hubungan kemanusiaan, sehingga gaya ini cenderung
mudah tergelincir menjadi gaya otoriter yang menuntut ketaatan pada
pemimpin sebagai atasan yang berwenang mwlaksanakan peraturan dalam
kerja.
 Pemimpin dalam kerja atau mengelola organisasi anggotanya berpegang
teguh pada peraturan, baik dari organisasi atasan maupun ditetapkan secara
khusus untuk lingkungan organisasinya. Peraturan dijadikan dasar untuk
menolak gagasan, inisiatif, kreativitas, inovasi dan sebagainya dengan
alasan tidak sesuai dengan peraturan. Penyebab utamanya adalah pemimpin
tidak senang dengan perubahan yang dianggapnya mengganggu stabilitas
organisasi.
 Pemimpin mampu meyakinkan anggota bahwa ide, kreativitas, inovasi dan
sebagainya yang datang dari dirinya harus dilaksanakan secara bertanggung
jawab.
e) Gaya Kepemimpinan Resmi (Legitimate/Headmanship)
 Gaya ini termasuk bagian dari gaya kepemimpinan demokratis, diantaranya
disebut Kepala Kantor, Kepala Biro atau Ketua Tim, Ketua Lembaga
Penelitian, Direktur Keuangan dan sebagainya.
Berikut kelebihan dan kelemahan tipe kepemimpinan demokratis, yaitu:
a) Kelebihan:
 Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku.
 Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan
akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
 Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan
pendapat dan saran
 Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa
mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya

20
 Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
 Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan.
b) Kelemahan:
 Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil
secara musyawarah.
 Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang jelas
berbeda.
 Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan
apabila ego masing-masing anggota tinggi.
E. Gaya kepemimpinan yang sesuai diterapkan di ruang rawat rumah sakit
berdasarkan hasil penelitian.
Proses pelayanan keperawatan dirumah sakit khususnya di ruang rawat inap
dipimpin oleh seorang kepala ruangan yang bertindak sebagai pelaksana tugas
perawat dan membawahi perawat pelaksana(Soeroso, S, 2003).
Dalam menjalankan tugasnya kepala ruangan memiliki gaya kepemimpinan
tersendiri dalam memimpin. Dalam mencapai tujuan organisasi seorang pemimpin
mampu menentukan gaya kepemimpinan sesuai situasi dan kondis yang ada
didalam organisasi.
Untuk menyamakan persepi antara tujuan individu dengan tujuan organisasi.
untuk mencapai suatu tujuan. Gaya tersebut dapat digunakan oleh pemimpin untuk
menilai kinerja staf atau bawahannya satu persatu (Bachtiar, 2004).
Terpenuhinya kebutuhan anggota oleh gaya kepemimpinan kepala ruangan yang
sesuai dengan situasi dan kondisi beroganisasi dapat membantu menciptakan
efektivitas kerja yang positif dan memberikan semangat bagi anggota dalam
organisasi (Handoko, T Hani, 2003).
Hasil penelitian yang dilakukan di Ruang rawat inap RSU dr. Slamet Garut dari
74 responden yang diteliti diketahui bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan
sebagian besar bergaya kepemimpinan demokratis (56.8%), sedangkan sisanya

21
memiliki gaya kepemimpinan otokratis (25.7%), dan laissez fie (17.6%). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mamonto, dkk (2013)
yang menyatakan bahwa sebagian besar responden memilih gaya demokratis
(84.9%) dan sisanya memilih gaya Otokratis (15.1%) dan tidak ada yang memilih
gaya laissez fire.
Hasil yang sama diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Hardiansyah
(2013) tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja
perawat yang menunjukan sebagian besar responden memilih terhadap gaya
kepemimpinan demokratis.
Ciri kepemimpinan demokratis yaitu: dalam pengambilan keputusan pemimpin
tidak mengambil keputusan secara sepihak akan tetapi mau mendengarkan saran
dan masukan bawahan.
Seorang pemimpin yang demokratis menganggap bawahannya sebagai pribadi
yang dapat mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik serta mandiri.
Hubungan antara pimpinan dan bawahan bersifat professional baik sebagai atasan
dengan bawahan ataupun sebagai rekan kerja atau relasi (Swanburg, 2001).
Perawat pelaksana lainnya mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangan
di instalasi rawat inap penyakit dalam adalah otoriter/autokratis berdasarkan hasil
penelitian dalam hal pengambilan keputusan, wewenang dan perencanaan selalu
bersifat satu arah, bawahan dipandang belum matang/dewasa, kebutuhan bawahan
kurang diperhatikan dan pelaksanaan tugas didasarkan adanya ketakutan, ancaman
dan sanksi (Swanburg, 2001). Hasil penelitian tidak didapatkan orang yang
mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangan termasuk tipe Liberal/Laissez
faire belum matang/dewasa, kebutuhan bawahan kurang diperhatikan dan
pelaksanaan tugas didasarkan adanya ketakutan, ancaman dan sanksi (Swanburg,
2001).

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang dimiliki oleh seorang leader.
Teory kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu dan sudah
banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam mengenai topic ini yang
dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi
atau kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah organisasi
dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. Memahami dengan
baik mengenai konsep kepemimpinan sangat membantu seseorang dan organisasi
bekerja lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan kondisi yang
diinginkan. Pembagian konsep kepemimpinan dalam berbagai aspek telah banyak
dilakukan oleh para peneliti dan ahli. Pembagian style kepemimpinan yang paling
dasar dan sekaligus mendasari perkembangan klasifikasi kepemimpinan sampai saat
ini adalah berdasarkan hasil penelitian Lewin (1939)

23
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini. (2008) Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Supardo, Susilo. (2006). Kepemimpinan, Dasar-dasar dan Pengembangannya.


Yogyakarta: Andi offset.

Rivai, Z., Veithzal, dkk. (2014). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Hasibuan, Malayu. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Thoha, Miftah.( 2010). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

Istijanto.( 2006). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Purnomo, F.X. Setio Edy dan Wijayanti, Ratna.( 2013). Analisis Pengaruh Perilaku
Kepemimpinan Instruktif, Konsultatif, Partisipatif dan Delegatif terhadap Kinerja
Karyawan. Semarang: Universitas Semarang.

Kuntoro, Agus. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta:Nuha


Medika

24

Anda mungkin juga menyukai