Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Hukum Dasar Kimia”


Untuk Memenuhi Tugas Kimia
Yang Dibina Oleh : Ayyul Hizbaini, S.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5 :


 Khizanul Aftan
 Mila Fadila Agustin
 Ulufki Hamza
 Hatika Rahma

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH

SMK AL-HIDAYAH ARJASA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT berkat


limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Hukum Dasar Kimia”.

Dengan sepenuh hati kami menyadari dan merasakan betapa besar bantuan
dari berbagai pihak manapun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
pembuatan Makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dan
saran demi kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini kami buat,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.

Arjasa, 14 September 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Makalah.....................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Persamaan Reaksi...................................................................................................6
B. Hukum Kekekalan Massa (Antoine Lavoisier).......................................................7
C. Hukum Perbandingan Tetap (Proust).......................................................................8
BAB III..............................................................................................................................9
KESIMPULAN..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Reaksi kimia berjalan menurut aturan atau kaidah-kaidah tertentu. Kaidah-


kaidah atau aturan-aturan dasar yang mendasari suatu prosses reaksi kimia
disebut sebagai hukum-hukum dasar kimia. Dengan hukum-hukum dasar
kimia, kita dapat memahami serta dapat memprediksi proses reaksi kimia.

Hukum-hukum dasar kimia terdiri dari Hukum Kekekalan Massa (Antoine


Lavoisier), Hukum Perbandingan Tetap (Joseph Louise Proust), Hukum
Perbandingan Kelipatan (Dalton), Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac),
Hipotesis Avogadro (Amadeo Avogadro).

Perhitungan mengenai massa atau volume pereaksi yang diperlukan untuk


memperoleh sejumlah massa atau volume hasil reaksi yang dikehendaki
merupakan pengetahuan yang sangat penting, terutama dalam kimia yang
selalu memperhitungkan banyaknya bahan baku yang diperlukan untuk
menghasilkan sejumlah produk yang dikehendaki.

Pengetahuan tentang hukum-hukum dasar kimia sangat diperlukan dalam


melakukan suatu perhitungan kimia. Oleh karena itu, maka disusunlah makalah
yang menganalisis ditemukannya hukum-hukum dasar kimia ini.

B. Rumusan Masalah
 Apa itu Persamaan Reaksi?
 Bagaimana proses ditemukannya Hukum Kekekalan Massa (Antoine
Lavoisier)?
 Bagaimana proses Hukum Perbandingan Tetap (Joseph Louise Proust)?
C. Tujuan Makalah
 Untuk Mengetahui apa itu persamaan reaksi
 Untuk Mengetahui ditemukannya Hukum Kekekalan Massa (Antoine
Lavoisier)
 Untuk Mengetahui ditemukannya Hukum Perbandingan Tetap (Joseph Louise
Proust)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persamaan Reaksi

Persamaan reaksi atau persamaan kimia adalah penulisan simbolis dari sebuah
reaksi kimia. Rumus kimia pereaksi ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus
kimia produk dituliskan di sebelah kanan. Koefisien yang ditulis di sebelah kiri
rumus kimia sebuah zat adalah koefisien stoikiometri, yang menggambarkan
jumlah zat tersebut yang terlibat dalam reaksi relatif terhadap zat yang lain.
Persamaan reaksi yang pertama kali dibuat oleh ahli iatrokimia Jean Beguin pada
1615.

Representasi grafis dari persamaan reaksi


pembakaran metana

Dalam sebuah persamaan reaksi, pereaksi


dan produk dihubungkan melalui simbol
yang berbeda-beda. Simbol → digunakan
untuk reaksi searah, ⇆ untuk reaksi dua
arah, dan ⇌ untuk reaksi kesetimbangan. Misalnya, persamaan reaksi pembakaran
metana (suatu gas pada gas alam) oleh oksigen dituliskan sebagai berikut

CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O

Seringkali pada suatu persamaan reaksi, wujud zat yang bereaksi dituliskan dalam
singkatan di sebelah kanan rumus kimia zat tersebut. Huruf s melambangkan
padatan, l melambangkan cairan, g melambangkan gas, dan aq melambangkan
larutan dalam air. Misalnya, reaksi padatan kalium (K) dengan air (2H2O)
menghasilkan larutan kalium hidroksida (KOH) dan gas hidrogen (H2), dituliskan
sebagai berikut

2K (s) + 2H2O (l) → 2KOH (aq) + H2 (g)

Selain itu, di paling kanan dari sebuah persamaan reaksi kadang-kadang juga
terdapat suatu besaran atau konstanta, misalnya perubahan entalpi atau konstanta
kesetimbangan. Misalnya proses Haber (reaksi sintesis amonia) dengan perubahan
entalpi (ΔH) dituliskan sebagai berikut

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) ΔH = -92.4 kJ/mol.

Suatu persamaan disebut setara jika jumlah suatu unsur pada sebelah kiri
persamaan sama dengan jumlah unsur tersebut di sebelah kanan, dan dalam reaksi
ionik, jumlah total muatan harus setara juga.
B. Hukum Kekekalan Massa (Antoine Lavoisier)
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoiser
adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu system tertutup akan
konstan mekipun terjadi berbagai macam proses di dalam system tersebut. Dalam
system tertutup, massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama (tetap
atau konstan).
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukumkekekalan massa adalah
massa dapat berubah bentuk, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Umtuk
suatu proses kimiawi di dalam suatu system tertutup, massa dari reaktan harus sama
dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antonie Lavoiser pada tahun 1789.
Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai Bapak Kimia Modern.
Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa
dan telah membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit
dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat
dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam merubah alkemi
menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah
hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif transformasi
senyawa. Studi ini membawa kepada ide
bahwa semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap
elemen tetap.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia,
teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas special,
kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang
tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada
beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terihat adanya perubahan massa
menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik
atau energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam
suatu sistem yang mendapat atau mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang
sangat sedikit akan tercipta atau
hilang dari sistem. Namun, demikian dalam hampir seluruh peristiwa yang
melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena
massa yang berubah sangatlah sedikit.

“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”


C. Hukum Perbandingan Tetap (Proust)
Salah satu sifat yang membedakan senyawa dengan campuran, yaitu senyawa
memiliki susunan yang tetap. Hal ini diungkapkan oleh Joseph Louis Proust,
seorang ahli Kimia dari Perancis yang kini dikenal sebagai Hukum Perbandingan
Tetap atau Hukum Proust, yang berbunyi:

“Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa adalah selalu tetap


walaupun berasal dari daerah yang berbeda dan
dibentuk dengan cara yang berbeda.”

Misalnya, besi (Fe) direaksikan dengan belerang (S) membentuk besi (III) sulfida
dan massa reaktan, produk, dan sisa reaktan seperti yang tertera pada tabel
berikut:

Fe (g) S (g) Fe2S3 Sisa (g)


7 4 11 -
8 4 21 S=1
14 9 22 S=1
22 1 33 S=2, Fe=1
4

Dari rata-rata di atas dapat diketahui bahwa setiap 7 gram besi beraksi dengan 4
gram belerang. Hal ini menunjukkan massa besi dan belerang yang ada dalam
Fe2S3 selalu tetap, yaitu 7 : 4. Perbandingan massa unsur dalam senyawa dapat
ditentukan dengan cara mengalikan atom dengan atom relatif masing-masing
unsur.
BAB III
KESIMPULAN

Hukum-hukum dasar kimia seperti yang dibahas di atas mempunyai peranan yang
penting dalam ilmu kimia, yaitu sebagai pondasi atau dasar dari segala perhitungan
rumus kimia yang kita gunakan sehari-hari. Hukum-hukum tersebut antara lain;
Hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap, Hukum Perbandingan
Berganda, Hukum Perbandingan Volume, Hukum Boyle, Hukum Kesamaan Gas,
Hukum Gas Ideal.
Hukum Kekekalan Massa dikemukakan oleh Antonie Lavoiser pada tahun 1789
menyatakan bahwa massa sebelum dan massa sesudah reaksi selalu sama. Dengan
kata lain, hukum ini menyatakan bahwa dala reaksi kimia, suatu materi tidak dapat
diciptakan aaupun dimusnahkan.
Hukum Perbandingan Tetap dikemukakan oleh Joseph Proust pada tahun 1799.
Proust menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa adlah
selalu tetap walaupun
berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengan unsur yang tetap.
Hukum Perbandingan Berganda dikemukakan oleh John Dalton (1766-17844)
Menyatakan bahwa “Jika dua unsur dapat membentuk satua atau lebih senyawa,
maka perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah
unsur lain yang tertentu masanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”
Hukum Perbandingan Volume yang dikemukakan oleh Gay Lussac menyatakan
bahwa “Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sman, perbandingan volume gas-
gas pereaksi dengan gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan
sederhana.” Dengan kata lain pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama,
perbandingan volume gas-gas sama dengan perbandingan koefisien dalam reaksi
yang sama.
Hukum Kesamaan Gas yang dikemukakan oleh Amedeo Avogadro menyatakan
bahwa “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama
akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.” Pernyataan ini dapat
dirumuskan dengan P1V1=P2V2.

Hukum Boyle adalah hukum gas yang dikemukakan oleh Boyle. Boyle
menyatakan bahwa bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding
terbalik dengan
tekanannya. Pernyataan diatas dapat dirumuskan dengan P = 1/V, sedangkan V =
1/ P.
Hukum Gas Ideal (1834) merupakan penggabungan antara hukum Boyle dan
hukum Gay Lussac. Sehingga kedua hukum tersebut dapat dirumuskan V =RTn/P
atau PV = nRT dengan keterangan V menyatakan volume, P menyatakan tekanan,
n menyatakan mol, R menyatakan konstanta (0,082) dan T menyatakan
temperatur.

DAFTAR PUSTAKA

Harnanto, Ari. 2009. Kimia. Jakarta : Pusat Perbukuan

Program Studi Pendidikan Kimia. 2009. Sejarah Kimia Bahan Ajar. Lampung :
Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai