Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Proyek Mata Kuliah Kesetimbangan Fasa dan
Kimia
“Dosen Pengampu : Dr. Adilah Aliyatulmuna, S.T.,M.T.”
Disusun oleh
Kelompok 3 Offering D:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya
untuk menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah Project Kesetimbangan
Kimia”. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesetimbangan Fasa
dan Kesetimbangan Kimia. Informasi yang terbaru diharapkan mampu menjadi salah
satu bahan untuk menambah wawasan bagi para pembaca. Kami mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I.......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang....................................................................................................4
1.3. Tujuan Rumusan Masalah....................................................................................4
BAB II........................................................................................................................ 5
DASAR TEORI........................................................................................................... 5
BAB III....................................................................................................................... 7
METODE KERJA.......................................................................................................7
3.1 Alat dan Bahan....................................................................................................7
3.2 Cara Kerja...........................................................................................................8
3.3 Diagram Alir.......................................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................... 12
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.........................................................12
4.1 Data Pengamatan................................................................................................12
4.2 Perhitungan.......................................................................................................12
4.3 Pembahasan.......................................................................................................15
BAB V....................................................................................................................... 18
PENUTUP................................................................................................................. 18
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................18
5.2 Saran................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
Lampiran.................................................................................................................. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
DASAR TEORI
Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi
balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada
setiap zat tinggal pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan
mencapai suatu titik ketika konsentrasi zat-zat pereaksi dan produk tidak lagi berubah
dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari pereaksi menjadi
produk dan dari produk menjadi pereaksi, tetapi tanpa perubahan nettfe
konsentrasinya (Stephen, 2002: 96). Hukum kesetimbangan yaitu : bila suatu reaksi
dalam keadaan setimbang, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi
dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap. Tetapan
kesetimbangaan bagi suatu reaksi adalah khas untuk setiap reaksi dan harganya tetap
pada suhu tertentu. Artinya setiap reaksi akan mempunyai harga tetapan
kesetimbangan yang cenderung tidak sama dengan reaksi lain meskipun suhunya
berubah (Unggul, 2006: 111).
Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan proses
kesetimbangan. Contohnya: perubahan wujud cair, reaksi kesetimbangan dalam
tubuh, dan reaksi kesetimbangan dalam mulut. Pada umumnya reaksi-reaksi kimia
tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik (reversible), dan hanya sebagian kecil
saja yang berlangsung satu arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke
arah pembentukan produk. Segera setelah terbentuk molekul produk terjadi reaksi
sebaliknya, yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju
reaksi ke kanan dan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah
maka kesetimbanganreaksi tercapai (Dewi, 2009). Kebanyakan reaksi kimia
berlangsung secara reversible (dua arah) yaitu hasil reaksi dapat berubah kembali
menjadi pereaksinya hingga konsentrasi reaktan dan produk konstan. Reaksi kimia
mencapai kesetimbangan jika laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri
sehingga tidak terjadi lagi perubahan dalam sistem kesetimbangan. Persamaan reaksi
2
kesetimbangankimia dapat dituliskan dengan mencantumkan panah bolak balik.
Panah tersebut menyatakan bahwa reaksi berlangsung dua arah (Kencanawati,2012).
Secara umum kesetimbangan dalam reaksi kimia dapat dibagi menjadi dua,
yaitu kesetimbangan statis dan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan statis terjadi
ketika semua gaya yang bekerja pada objek bersifat seimbang, yaitu tidak ada gaya
yang dihasilkan. Sementara itu, kesetimbangan dinamis diperoleh ketika semua gaya
yang bekerja pada objek bersifat seimbang, tapi objeknya sendiri bergerak. Pada
persamaan reaksi kesetimbangan kimia setiap terjadi reaksi ke kanan, maka zat-zat
produk akan bertambah,sementara zat-zat reaktan berkurang. Sebaliknya, reaksi juga
dapat bergeser ke arah reaktan sehingga jumlah produk berkurang. Akibatnya terjadi
lagi reaksi ke arah kanan. Demikian ini terjadi terus-menerus, sehingga secara
mikroskopis terjadi reaksi bolak-balik (dua arah) pada reaksi kesetimbangan. Keadaan
seperti ini dikatakan bahwa kesetimbangan bersifat dinamis. Keadaan dinamis hanya
terjadi dalam sistem tertutup (Ablinda, 2020). Menurut Hidayat 2012, Perubahan
kondisi percobaan dapat mengganggu kesetaraan dan menggeser posisi
kesetimbangan sehingga produk yang diinginkan bisa terbentuk lebih banyak atau
kurang. Ada suatu aturan umum yang membantu kita memprediksi kearah mana
reaksi kesetimbangan akan bergeser bila terjadi perubahan konsentrasi, tekanan,
volume, atau suhu. Aturan ini dikenaldengan asas Le Chatelier, yang menyatakan
bahwa:
“jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada suatu sistem yangsetimbang, sistem
ini akan menyesuaikan diri sedemikian rupa untukmengimbangi sebagian tekanan ini
pada saat sistem mencoba setimbangkembali.” Secara singkat, Asas Le Chatelier
dapat disimpulkan sebagai berikut : Reaksi = -Aksi
3
1. Perubahan Konsentrasi, jika dalam suatu sistem kesetimbangan konsentrasi
salah satu komponen dalam sistem ditambah maka kesetimbangan akan
bergeser dari arah penambahan itu, dan jika salah satu komponen dikurangi
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
4
BAB III
METODE KERJA
3.1.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet
3. Labu ukur
4. Ember
5. Tabung reaksi
6. Botol semprot
7. Kertas pH universal
3.1.2 Bahan
1. CH3COOH
2. Aquades
5
3.3 Diagram Alir
Alat Praktikum
Hasil
CH3COOH 1 mL
CH3COOH 2 mL
6
CH3COOH 3 mL
CH3COOH 5 mL
7
CH3COOH 10 mL
CH3COOH 15 mL
mL
- diambil CH3COOH atau asam cuka sebanyak 10 mL menggunakan pipet.
- dimasukkan dalam labu ukur 100 mL.
- ditambahkan aquades hingga tanda batas.
- dikeringkan bagian leher labu ukur.
- digojok labu ukur hingga homogen.
- diambil CH3COOH yang telah diencerkan menggunakan pipet tetes dan teteskan ke pH
universal.
- diuji pH nya dengan mengamati perubahan warna pada pH universal.
- dicatat hasil pengukuran pH.
- dimasukkan termometer kedalam labu ukur yang berisi CH3COOH yang telah diencerkan.
- diamati perubahan suhu yang terjadi dan dicatat hasilnya.
Hasil
8
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. 1 ml 2 3 30
2. 2 ml 2 3 30
3. 3 ml 2 3 30
4. 5 ml 2 3 30
5. 10 ml 2 3 30
6. 15 ml 2 3 30
4.2 Perhitungan
Kadar asam asetat dalam cuka makan atau cuka apel sebesar 6 % sehingga dapat
diperoleh konsentrasi CH3COOH sebesar 1 M dengan menggunakan rumus perhitungan
sebagai berikut :
% × p× 10
M= Mr
Ket : M = molaritas
% = Persentase larutan
p = massa jenis larutan
Mr = Massa molekul relatif zat terlarut
% × p× 10
M CH3COOH = Mr
g
6 ×1 ×10
mL
M CH3COOH = g
60
mol
12
M CH3COOH = 1 M
Saat asam cuka diencerkan dengan aquades 100 mL maka diperoleh nilai konsentrasinya,
perhitungan sebagai berikut :
M 1. V 1× M 2. V 2
13
1 M . 15 mL ¿ M2 . 100 mL
M2 = 0,15 M
Selanjutnya perhitungan penentuan kesetimbangan asam (ka) dari beberapa zat yang
sudah diencerkan, perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:
Ka=¿ ¿ ¿
α=
√ Ka
[ HA ]
Ket : α = derajat ionisasi
Ka = Kesetimbangan asam / tetapan ionisasi
HA = Konsentrasi asam lemah
√ √ √
−4 −5 −5
10 5× 10 3,3× 10
α= α= α=
0,01 0,02 0,03
α =0,1 α =0,05 α =0,0331
α=
√ 2× 10−5
0,05
α=
√ 10−5
0,10
α=
√ 6,67 ×10−6
0,15
α =0,02 α =0,01 α =0,0210
4.3 Pembahasan
Pengenceran larutan merupakan proses menurunkan konsentrasi larutan dengan
menambahkan zat pelarut seperti air kedalam larutan yang pekat sehingga terjadi penurunan
14
konsentrasi dari semula pekat menjadi lebih encer. Pada prinsipnya pengenceran hanya
menambahkan pelarut saja sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan
jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dari percobaan tersebut diperoleh hasil
pengencerannya adalah 0,01 M; 0,02 M; 0,03 M; 0,05 M; 0,10 M; 0,15 M.
Tetapan kesetimbangan asam basa merupakan tingkat kekuatan asam diaman
memberikan ukuran tingkat kemudahan suatu ion hidrogen yang dapat dilepaskan dari spesies
yang bersangkutan. Pada asam tetapannya diidentifikasi sebagai tetapan ionisasi asam, Ka
dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut :
Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa pengenceran asam cuka
(CH3COOH) larutannya memiliki pH <7 artinya semakin pekat larutan yang diencerkan maka
pHnya akan semakin asam. Pengenceran terhadap asam menghasilkan kesetimbangan asam
demikian pula pada senyawa basa akan menghasilkan kesetimbangan basa. Pengenceran
dilakukan berbeda-beda ,hal ini menjelaskan bahwa pengenceran dapat menyebabkan
terjadinya perubahan suhu. Semakin encer suatu larutan maka semakin rendah suhunya ,dari
teori ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh bertolak-belakang dengan teori yang ada.
Setelah pengamatan suhu yang diperoleh mengalami perubahan suhu yang rata-rata sama
yaitu 30oC. Hal ini mungkin diakibatkan oleh adanya kesalahan pada saat praktikum dan juga
faktor tempat yang ada pada dataran rendah atau dataran tinggi. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan kurang akuratnya atau kurang tepatnya data yang diperoleh,yaitu:
1. pembacaan nilai skala pada termometer yang kurang tepat
2. kesalahan dalam pemipetan
3. penggunaan termometer yang keliru
4. alat yang digunakan kurang baik
Tempat yang digunakan praktikum pun juga menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan
suhu. Karena jika kita melakukan praktikum di tempat yang bisa dibilang merupakan dataran
tinggi maka suhu akan menyesuaikan pada suhu tempat tersebut sehingga sulit untuk bisa
tepat suhu ruang yaitu 25oC.
15
Nilai Ka dari konsep teoritis adalah jika konsentrasi berubah harga Ka tetap, namun yang terjadi
pada pengamatan adalah kebalikannya, konsentrasi berubah harga Ka juga berubah. Nilai Ka
akan semakin kecil jika larutan semakin diencerkan.
Perubahan derajat ionisasi akan semakin kecil jika larutan makin encer. hal ini dibuktikan
dalam percobaan yang telah dilakukan dalam hal ini sesuai dengan pernyataan “Hukum
Pengenceran Ostwald” yaitu “Bila larutan berisi elektrolit lemah diencerkan volumenya, maka
derajat ionisasi elektrolit akan mengecil”.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan antara lain :
1. Perubahan konsentrasi
jika dalam sistem kesetimbangan ditambahkan lebih banyak reaktan atau produk, reaksi akan
bergeser ke sisi lain untuk menghabiskannya. Sebaliknya, jika sebagian reaktan atau produk
diambil, reaksi akan bergeser ke sisinya untuk menggantikannya.
2. Perubahan suhu
Secara umum, memanaskan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke sisi
endotermis. Sebaliknya, mendinginkan campuran reaksi menyebabkan kesetimbangan
bergeser ke sisi eksotermis.Temperatur berubah maka harga Kc berubah.
4. Peranan Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tapi tidak ikut bereaksi. Sesuai dengan
fungsinya mempercepat reaksi maka akan mempercepat tercapainya proses kesetimbangan,
dengan cara mempercepat reaksi maju dan reaksi balik sama besar. Fungsi katalisator pada
awal reaksi (sebelum kesetimbangan tercapai). Jika kecepatan reaksi maju = kecepatan reaksi
balik maka katalis berhenti berfungsi.
Macam-macam indikator pH ialah :
1. Indikator pH universal adalah indikator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang
memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1 – 14. Indikator universal ada yang berupa
larutan larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indikator universal tersebut selalu
dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1 – 14
2. Indikator bahan alam sebagai bahan tambahan yang berwarna dapat digunakan sebagai
indikator asam basa, misalnya daun mahkota bunga, kembang sepatu, bougenvil, mawar, dan
16
lain-lain, kunyit dan bit.Ekstra bahwa bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam
larutan asam dan basa. Contoh daun mahkota bunga mawar, untuk larutan asam berwarna
merah dan larutan basa berwarna biru.
3. Indikator kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan
menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa.
Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya, untuk larutan asam, jika diuji
dengan kertas lakmus merah maka warnanya akan tetap, sedangkan diuji dengan kertas
lakmus biru maka warna akan berubah menjadi warna merah. Untuk larutan basa, jika diuji
dengan kertas lakmus merah maka warna akan berubah jadi warna biru, sedangkan diuji
dengan kertas lakmus biru maka warnanya akan tetap.
4. pH meter mempunyai electrode yang di celupkan kedalam larutan yang akan diukur pH-
nya, nilai pH dapat langsung diketahui melalui tampilan layar digital pada alat tersebut.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa yaitu :
1. pH yang diperoleh pada percobaan rata-rata sama yaitu pH sebelum adalah 2 dan pH
setelah diencerkan adalah 3.
2. Pengaruh pengenceran terhadap nilai Ka asam yaitu nilai Ka akan berubah dengan
konsentrasi yang juga berubah.
3. Pengaruh suhu yaitu pengenceran terhadap suhu larutan yang telah kami lakukan
percobaan mendapatkan hasil suhu yang tetap yaitu 30oC.
4. Derajat ionisasi asam semakin kecil jika larutan yang diencerkan artinya derajat ionisasi
asam berbanding lurus dengan faktorr pengenceran.
5.2 Saran
Demikianlah makalah yang kelompok kami buat. Semoga dalam pembuatan makalah
yang berjudul “Project Kesetimbangan Kimia” diharapkan teman - teman pembaca
mendapat tambahan ilmu yang bermanfaat. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan ejaan dan penulisan kata yang kurang jelas. Kelompok kami sangat mengharap
kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
kelompok kami, kami ucapkan terima kasih.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ablinda, Novitalia. (2020). Modul Pembelajaran SMA Kimia Kelas XI. Palembang : SMA N 5
Palembang.
Kencanawati, Cok Istri Putri Kusuma. (2012). Diktat Mata Kuliah Kimia Dasar. Bukit
Jimbaran: Universitas Udayana.
Myranthika, Fadillah Okty. (2020). Modul Pembelajarn SMA Kimia Kelas XI. Surabaya: SMA
Negeri 13 Surabaya.
Tim Konsultan Kimia. (2003). Modul Kesetimbangan Kimia. Bandung: FPTK UPI
19
Lampiran
20
Cuka apel Aquades
21
Proses percobaan
22
pH sebelum 2 dan pH sebelum 2 dan suhu yang diperoleh suhu yang diperoleh
setelah diencerkan setelah diencerkan pada percobaan 1 pada percobaan 2
pH 3 pH 3 dengan CH3COOH 1 dengan CH3COOH 2
mL adalah 30oC mL adalah 30oC
suhu yang diperoleh suhu yang diperoleh suhu yang diperoleh suhu yang diperoleh
pada percobaan 3 pada percobaan 4 pada percobaan 5 pada percobaan 6
dengan CH3COOH 3 dengan CH3COOH 5 dengan CH3COOH dengan CH3COOH
mL adalah 30oC mL adalah 30oC 10 mL adalah 30oC 15 mL adalah 30oC
23