Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KIMIA

KESETIMBANGAN KIMIA

Disusun oleh:

Ade Yuliani (NIM: 03011181924014)

Haura Intan Satiti (NIM: 03011181924018)

Dosen Pengajar :

Ir.Pamilia Coniwanti, M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ..................................................................................................................... iii

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ iii

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... iii

1.3. Tujuan ...................................................................................................... iv

1.4. Manfaat .................................................................................................... iv

BAB II ..................................................................................................................... 1

2.1. Definisi dan konsep .................................................................................. 1

2.2. Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ................................... 3

2.2.1. Pengaruh Sifat Dasar Pereaksi .......................................................... 3

2.2.2. Pengaruh konsentrasi ........................................................................ 4

2.2.3. Pengaruh Tekanan dan Volume ........................................................ 5

2.2.4. Pengaruh Suhu .................................................................................. 2

2.2.5. Pengaruh katalis ................................................................................ 2

2.3. Tetapan dan Perhitungan Kesetimbangan Kimia ..................................... 3

BAB III ................................................................................................................... 6

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah kesetimbangan berhubungan dengan apa yang kita sebut


”keseimbangan kimia” akan tetapi, keseimbangan ini merupakan keseimbangan
Mekanik. Dalam keseimbangan mekanik, jika resultan gaya pada suatu benda
sama dengan nol, sehingga sebuah benda dikatakan kesetimbangan mekanik jika
benda tersebut tidak sedang mengalami perubahan dalam gerakannya
(percepatannya sama dengan nol). Lalu bagaimana dengan kesetimbangan kimia
itu

Ketika suatu reaksi kimia berlangsung dalam sebuah wadah yang


mencegah masuk atau keluarnya zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Maka
besaran-besaran (kuantitas-kuantitas) dari komponen-komponen reaksi tersebut
berubah ketika beberapa komponen tersebut digunakan dan komponen lainnya
terbentuk. Akhirnya, ini akan berakhir, setelah komposisinya tetap selama sistem
tersebut tidak terganggu, sehingga sistem tersebut kemudian di katakan berada
dalam keadaan setimbang atau lebih sederhana berada dalam kesetimbangan
dengan kata lain, sebuah reaksi kimia berada dalam kesetimbanagan ketika tidak
ada kecenderungan kuantitas-kuantitas zat-zat peraksi dan zat hasil reaksi untuk
berubah.

Jadi latar belakang penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui


apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia, apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhinya, Tetapan kesetimbangan, perhitungan tetapan kesetimbangan,
dan bagaimana penerapan kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Kesetimbangan Kimia.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
3. Bagaimana tetapan dan cara menghitung kesetimbangan kimia.

iii
1.3. Tujuan
1. Sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas makalah kimia
2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia.
4. Untuk mengetahui seperti apakah tetapan kesetimbangan kimia dan cara
menghitung kesetimbangan kimia.

1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Kesetimbangan Kimia.
2. Dapat mengetahui Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia.
3. Dapat mengetahui Bagaimana tetapan kesetimbangan Kimia dan cara
untuk menghitungnya.
4. Dapat mengetahui penerapan kesetimbangan kimia dalam kehidupan
sehari-hari.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi dan konsep

Kesetimbangan kimia merupakan keadaan di mana laju reaksi maju dan


laju reaksi balik sama besar dan di mana konsentrasi reaktan dan produk tetap
tidak berubah seiring berjalannya waktu. Keadaan kesetimbangan dinamik ini
ditandai dari hanya adanya satu konstanta kesetimbangan. Bergantung pada jenis
spesi yang bereaksi, konstanta kesetimbangan dapat dinyatakan dalam molaritas
(untuk larutan) atau tekanan parsial (untuk gas). Konstanta kesetimbangan
memberi informasi tentang arah akhir dari suatu reaksi reversibel dan konsentrasi-
konsentrasi dari campuran kesetimbangannya.

a. Reaksi Reversibel dan Irreversibel


Reaksi Irreversibel adalah reaksi yang produknya tidak dapat balik
menjadi zat semula atau disebut reaksi satu arah. Untuk mengetahui apakah suatu
reaksi merupakan reaksi reversibel, ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan.

Berikut ciri-ciri reaksi reversibel:


1. Zat hasil reaksi tidak dapat diubah kembali menjadi pereaksi.
2. Antara pereaksi dan hasil reaksi dihubungkan dengan satu arah anak panah.
3. Reaksi berlangsung tuntas. Artinya, reaksi akan berhenti jika salah satu atau
semua pereaksi habis.

Contoh Reaksi Irreversibel dapat dilihat pada contoh berikut

Jika larutan asam klorida (HCL) direaksikan dengan larutan


natrium hidroksida (NaOH), akan dihasilkan larutan natrium klorida (NaCL)
dan air (H2 O). Reaksi yang terjadi antara kedua larutan adalah sebagai
berikut

HCL + NaOH → NaCL + H2 O

Jika dipanaskan sampai jenuh, larutan NaCL darihasil di atas akan


berubah menjadi kristal putih yang rasanya asin. Akan tetapi, jika kita

1
mereaksikan kristal putih tersebut dengan air, tidak akan terbentuk asam
klorida (HCL) dan natrium hidroksida (NaOH)

Reaksi Reversibel adalah reaksi yang produknya dapatbalik menjadi zat


semula atau disebut reaksi bolak balik.

Adapun ciri-ciri reaksi bolak-balik adalah sebagai berikut:

1. Antara pereaksi dan hasil rraksi dihubungkan dengan dua arah anak panah
(↔).
2. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik.

Contoh reaksi bolak balik adalah sebagai berikut.

N2 (𝑔) + 3H2 (g) → 2NH3

Pada awal reaksi, gas N2 dan gas H2 bereaksi membentuk gas NH3 .
Setelah NH3 . terbentuk, zat itu akan terurai menjadi N2 𝑑𝑎𝑛 H2 . Reaksi
penguraian tersebut adalah

2NH3 (𝑔) → N2 (𝑔) + 3H2 (g)

Sehingga kedua reaksi dituliskan menjadi

N2 (𝑔) + 3H2 (g) ↔ 2NH3

b. Konsep Kesetimbangan

Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah. Kebanyakan


merupakan reaksi reversibel. Pada awal proses reversibel, reaksi berlangsung
maju ke arah pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul produk
terbentuk, proses balik mulai berlangsung yaitu pembentukan molekul reaktan
dari molekul produk. Bila laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan
konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu,
maka tercapailah kesetimbangan kimia (chemical equilibrium).

Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Ini dapat dibaratkan


dengan gerakan para pemain ski di suatu resor ski yang ramai, di mana jumlah

2
pemain ski yang dibawa ke atas gunung dengan menggunakan lift kursi sama
dengan jumlah pemain ski yang turun berseluncur. Jadi, meskipun ada
perpindahan pemain ski terus terjadi, jumlah orang di atas dan jumlah orang di
bawah gunung tidak berubah. Perhatikan bahwa reaksi kesetimbangan kimia
melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan produknya. Kesetimbangan
antara dua fasa dari zat yang sama dinamakan kesetimbangan fisis (physical
equilibrium) karena perubahan yang terjadi hanyalah proses fisis. Penguapan air
dalam wadah tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis.
Dalam kasus ini, molekul H-O yang meninggalkan dan yang kembali ke fase cair
sama banyaknya.

2.2. Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia

Seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis bernama Henry Louis Le


Châtelier (1850-1936) menyatakan “ Jika suatu tekanan ekstrenal diberikan
kepada suatu sistem yang setimbangan, sistem ini akan menyesuaikan diri
sedemikian rupa untuk mengimbangi sebagian tekanan ini pada saat sistem
mencoba setimbang kembali. “. Pernyataan itu lebih dikenal dengan asas Le
Châtelier. Kata “tegangan”(stress) di sini berarti perubahan konsentrasi, tekanan,
volume, atau suhu yang menggeser sistem dari keadaan setimbangnya.

Berdasarkan asas Le Châtelier berarti faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kesetimbangan Kimia Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi keadaan
kesetimbangan; atau lebih tepatnya, jumlah relatif reaktan dan produk. Perubahan
tekanan dan volume mungkin dapat memberikan pengaruh yang sama terhadap
sistem gas pada kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah
nilai konstanta kesetimbangan Katalis dapat mempercepat tercapainya keadaan
kesetimbangan dengan mempercepat reaksi maju dan reaksi baik, tetapi katalis
tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan.

2.2.1. Pengaruh Sifat Dasar Pereaksi

Banyaknya relatif pereaksi dan produk pada kesetimbangan sangat


beraneka untuk reaksi kimia yang berlainan.

3
Contoh reaksi maju umum:

A₂ + B₂ → 2AB ΔGᵣᵒ Negatif (1)

dan reaksi lawannya

2AB → A₂ + B₂ ΔGᵣᵒ Positif (2)

Karena perubahan entalpi bebas standar untuk reaksi maju adalah negatif.
Maka reaksi 1 mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk terjadi daripada
reaksi 2. Selisih kecenderungan untuk bereaksi dihubungkan sebagian dengan
kuat ikatan dalam pereaksi dan produk, dan sebagian dengan entropi zat-zat ini.
Maka sistem kesetimbangan yang diuraikan oleh kedua reaksi diatas adalah

A₂ + B₂ ↔ 2AB

2.2.2. Pengaruh konsentrasi

Konsentrasi reaktan atau pereaksi memengaruhi pergeseran kesetimbangan.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Jika ada penambahan konsentrasi pada salah satu pereaksi, kesetimbangan


akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, jika ada penambahan konsentrasi
produk, kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
2. Jika ada pengurangan konsentrasi salah satu pereaksi, kesetimbangan akan
bergeser ke kiri. Sebaliknya, jika ada pengurangan konsentrasi produk,
kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
3. Jika ada pengurangan konsentrasi semua zat yang terlibat reaksi, misalnya
dengan pengenceran atau memperbesar volume, kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang jumlah molekulnya banyak.

4
Atau secara singkat Jika konsentrasinya diperbesar pada salah satu zat maka
reaksi bergeser dari arah zat tersebut, sedangkan bila konsentrasinya
diperkecil maka reaksi akan bergeser ke arah zat tersebut.

2.2.3. Pengaruh Tekanan dan Volume

Perubahan tekanan biasanya tidak mempengaruhi konsentrasi spesi yang


bereaksi dalam fase terkondensasi (dalam larutan berair) sebab cairan dan padatan
pada dasarnya tidak dapat dimampatkan. Sebaliknya, konsentrasi gas sangat
dipengaruhi oleh perubahan tekanan.

Persamaan PV = nRT
𝑛 𝑛
P = RT V= RT
𝑉 𝑃

Jadi, P dan V berbanding terbalik. Semakin besar tekanan, semakin kecil volume.
dan sebaliknya. Perhatikan juga, bahwa suku (n/V) ialah konsentrasi gas dalam
mol per liter. dan konsentrasinya ini berbanding lurus dengan tekanan.

Dengan demikian, jika tekanan diperbesar maka reaksi akan bergeser ke


arah jumlah mol gas yang lebih kecil dan begitu pula sebaliknya.

Ketika pada sistem ditambahkan tekanan, maka reaksi sistem adalah


mengurangi tekanan. Mengurangi tekanan berarti mengurangi jumlah molekul
sehingga pergeseran kesetimbangan ke arah pihak reaksi yang mempunyai
koefisien lebih kecil. Contoh penambahan tekanan pada reaksi:

N2 (𝑔) + 3H2 (g) ↔ 2NH3


Pada pihak reaktan mempunyai koefisien 4, sedangkan pihak produk
mempunyai koefisien 2. Karena penambahan tekanan, berarti kesetimbangan
bergeser ke pihak reaksi yang mempunyai koefisien lebih kecil. Oleh karena itu,
pada reaksi di atas, kesetimbangan bergeser ke arah kanan. Artiya, konsentrasi
NH3 akan bertambah ketika ada penambahan tekanan. Demikian juga ketika
volume diperkecil, maka konsentrasi NH3 menjadi bertambah

5
2.2.4. Pengaruh Suhu

Suhu dapat mempengaruhi konstanta kesetimbangan. Dalam suatu reaksi


reversible , laju salah satu reaksi yang berlawanan umumnya bertambah lebih
banyak dibanding laju reaksi yanng lain, bila suhu dinaikkan. karena kenakan
temperatur mempengaruhi kestabilan relatif pereaksi dan produk, maka kenaikan
temperatur mengubah harga tetapan kesetimbangan itu sendiri.

Pembentukan NO₂ dari N₂O₄ adalah prosesendodermik:

N₂O₄ (g) → 2NO₂ (g) ΔHᵒ = 58,0 kJ

Dan reaksi baliknya adalah proses eksotermik:

2NO₂(g) → N₂O₄(g) ΔHᵒ = -58,0 kJ

Pada kesetimbangan, pengaruh kalor adalah nol karena tidak ada reaksi
bersih. Apa yang terjadi jika sistem kesetimbangan dipanaskan pada volume tetap.

Karena proses endotermik menyerap kalor dari lingkungan proses


pemanasan akan menyebabkan terurainya molekul N₂O₄ menjadi NO₂.

N₂O₄ (g) ↔ 2NO (g)

Akibatnya konstanta kesetimbangan yaitu meningkat dengan


meningkatnya suhu.

NO₂
Kᶜ = [ N₂O₄] ²

Ringkasnya, peningkatan suhu menghasilkan reaksi endotermik dan


penurunan suhu menghasilkan reaksi eksotermik.

2.2.5. Pengaruh katalis

Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan


reaksi maju dan reaksi balik dengan sama kuatnya. Jadi keberadaan katalis tidak

2
mengubah konstanta keseimbangan , dan tidak menggeser posisi sistem
kesetimbangan.

Penambahan katalis pada reaksi yang tidak tergantung pada


kesetimbangan akan meningkatkan laju reaksi dan reaksi balik yang
meningkatkan kesetimbangan keseimbangan lebih cepat. Campuran
kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis, tetapi kita harus
menunggu lama agar kesetimbangan terjadi.

Asas Le Châtelier banyak diterapkan dalam proses industri. Lihat proses


Haber dalam sintesis amonia

N₂(g) + 3H₂ (g) ↔ 2NH₃ ΔHᵒ = -92,6 kJ

Karena reaksi maju mengurangi jumlah mol gas, reaksi ini dilangsungkan
pada tekanan yang sangat tinggi, antara 500 atm dan 1000 atm, untuk
memaksimumkan perolehan, Sifat eksotermik dari pembentukan amonia
menyiratkan bahwa proses harus dilakukant pada suhu yang rendah. Namun,
proses ini dilakukan pada sekitar 500ᵒ C dengan katalis, untuk meningkatkan laju
reaksi karena konstanta kesetimbangan akan lebih kecil pada suhu tinggi. Dalam
praktiknya, reaksi tidak dapat mencapai kesetimbangan karena amonia terus-
menerus dipindahkan dari campuran reaksi sehingga reaksi bersih selalu bergeser
dari kiri ke kanan.

2.3. Tetapan dan Perhitungan Kesetimbangan Kimia

Hukum Kesetimbangan Kimia dikemukakan oleh Guldberg dan Waage


pada tahun 1866. Hukum kesetimbangan kimia ini dikenal juga dengan istilah
Hukum Aksi Massa. Dalam hukum tersebut dikemukakan bahwa pada suhu dan
tekanan tertentu perbandingan hasil kali konsentrasi zat-zat disebelah kanan
persamaan reaksi akan sama dengan dengan konsentrasi zat-zat sebelah kiri yang
masing-masing dipangkatkan dengan koefesien reaksinya adalah tetap. Zat-zat di
sebelah kanan adalah zat hasil reaksi sedangkan zat-zat di sebelah kiri adalah zat
pereaksi.

3
Contoh reaksi:

Untuk menentukan ukuran seberapa jauh suatu reaksi berlangsung (K), digunakan
persamaan berikut:

Harga K menunjukkan banyaknya hasil reaksi yang terbentuk. Tetapan K ini akan
membentuk tetapan kesetimbangan (K) sehingga terbentuk Kc,Kp dan Kx. Kc
menyatakan kesetimbangan molar (larutan dan gas), Kp menyatakan
kesetimbangan tekanan parsial (gas) dan Kx menyatakan kesetimbangan dalam
frasi mol (larutan dan gas).

1. Kc (konsentrasi molar)
Persamaan konsentrasi molar yaitu:

2. Kp (tekanan Parsial)
Persamaan yang digunakan untuk menentukan tekanan parsial adalah:

3. Kx (fraksi mol)
Untuk menentukan fraksi mol suatu reaksi digunakaan persamaan berikut:

4
Kp dan Kc memiliki hubungan, hubungan Kp dan Kc tersebut ditentukan
menggunakan persamaan berikut:

∆n merupakan hasil pengurangan antara jumlaah mol gas hasil reaksi dengan
jumlah mol gas reaktan. Jika :

Sedangkan hubungan antara Kp dan Kx dinyatakan dengan persamaan berikut ini:


Kp = Kx P∆n, Dengan P adalah tekanan total

Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain. Dalam
disosiasi juga terdapat kesetimbangan (baik homogen maupun heterogen). Untuk
menyatakan perbandingan antara banyaknya zat-zat yang terurai dengan
banyaknya zat mula-mula, dipakai istilah derajat disosiasi yang diberi lambang
(α).

5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesetimbangan adalah keadaan di mana laju reaksi maju dan laju reaksi balik
sama besar dan di mana konsentrasi reaktan dan produk tetap tidak berubah
seiring berjalannya waktu.

Faktor- faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan adalah


sifat dasar pereaksi, konsentrasi, tekanan dan volume, suhu, katalis.
Untuk mencapai kesetimbangan perlu beberapa syarat khusus, yaitu reaksinya
dapat balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis. Sistem tertutup merupakan
sistem reaksi di mana baik zat-zat yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tetap
dalam sistem. Sistem tertutup tidak selamanya harus terjadi dalam wadah tertutup,
kecuali pada reaksi gas. Keadaan setimbang adalah suatu keadaan dimana dua
proses yang berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus menerus,
tetapi tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.

Perubahan kimia reversibel membentuk produk-produk yang dapat bertindak


untuk menghasikan (kembali) pereaksi aslinya, Suatu keadaan kesetimbangan
kimia terjadi dalam suatu sistem reversibel bila reaksi maju dan balik berlangung
pada laju yang sama Jika kecenderungan salah satu reaksi yang berlawanan untuk
terjadi sangat dominan pada suatu temperatur, maka reaksi keseluruhan dikatakan
berjalan sempurma dalam arah itu. Kuantitas relatif pereaksi dan produk pada
kesetimbangan bergantung padal tat zat-zat yang teribat dan pada keadaan sistem,
tetapi tidak pada arah darimana ke setimbangan itu didekati.

Tetapan kesetimbangan untuk suatu reaksi tertentu biasanya ditulis dalam


koni sentras-konscntrasi spesi yang terlbat; pada guatu temperatur tertentu tetapan
itu sama, Tak peduli bagaimana konsentrasi-konsentrasi individu itu diubah.
Makin kuat kecenderungan suatu reaksi berjalan ke suatu arah, makin besar
tetapan kesetimbangan untuk reaksi seperti yang ditulis dalam arah itu. Tetapan
kesetimbangan untuk suatu reakst dalam mana jumlah stoikiometrik mol pereaksi

6
sama dengan jumlah mol produk, tak mempunyai dimensi, dan volume bejana
reaksi tak perlu diketahui untuk menghitung tetapan itu.

Perubahan tekanan mempengaruhi konsentrasi relatif pereaksi dan produk


pada kesetimbangan hanya jika jumlah stoikiometrik mol pereaksi gas tidak sama
dengan jumlah mol produk gas. Sesuai dengan asas Le Chatelier, suatu kenaikan
tekanan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang menghasilkan volume gas
yang lebih rendah. “ Namun tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Untuk
reaksi yang melibatkan pereaksi dan produk gas, merupakan kelaziman untuk
menggunakan tetapan kesetimbangan, Kp yang ditulis dalam tekanan parsial gas-
gas.

Kesetimbangan yang melibatkan hanya satu fase homogen (gas atau cairan)
disebut kesetimbangan homogen. Yang melibatkan dua atau lebih adalah
kesetimbangan heterogen. Karena konsentrasi cairan murni atau zat padat murni
apa saja pada hakekatnya konstan sepanjang suatu reaksi, konsentrasi ini tidak
dimasukkan dalam rumus tetapan kesetimbangan sebagai faktor terpisah,
melainkan dimasukkan ke dalam tetapan itu.

Tetapan kesetimbangan untuk suatu reaksi dihubungkan langsung ke


perubahan energi bebas standar untuk reaksi itu, untuk suatu temperatur tertentu
yang satu dapat dihitung dari yang lain. Pada kesctimbangan perubahan energi
bebas sistem adalah nol. Sesuai dengan asas Le Chatelier, suatu kenalkan
temperatur akan menggeser kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor
(reaksi endoterm); ini dikenal sebagai hukum van’t Hoff. Mengubah temperatur
juga mengubah harga tetapan kesetimbangan itu sendiri, karena laju reaksi naju
dan reaksi balik cenderung tak sama diubahnya, Suatu katalis mengubah kedua
laju ini dengan sama, jadi katalis mengubah laju keseluruhan untuk tercapainya
kesetimbangan, tetapi tidak mengubah tetapan kesetimbangan

7
DAFTAR PUSTAKA

Brady, E. James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1 Jakarta:
Erlangga.
Chang, Raymond. 2005 Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga. Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Keenan,W. Charles. 1999. Kimia Untuk Universitas. Edisi keenam. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai