Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Kajian Project Based Learning

Dalam proses mengkaji literatur mengenai penerapan project based learning untuk materi
larutan elektrolit dan non elektrolit diperoleh banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi tersebut. Dari beberapa artikel menggunakan subjek penelitian yang sama yaitu anak
SMA. Metode yang digunakan tiap artikel berbeda beda, ada yang menggunakan wawancara, angket
prasiklus, kajian dokumen, lembar penilaian, dan Tindakan kelas. Untuk meninjau penelitian kita harus
paham betul indicator-indikator yang menunjang keterlaksanaan suatu model pembelajaran.
Dari beberapa artikel yang sudah ditinjau, materi elektrolit dan non elektrolit jika diterapkan
model pembelajaran project based learning memiliki nilai rata – rata nilai lebih besar daripada
menggunakan model pembelajaran biasanya, maka dari itu digunakan model pembelajaran tersebut.
Berikut tahapan-tahapan yang digunakan untuk melakukan model PjBL.
Tahap pertama pertanyaan essensial yaitu pertanyaan yang dapat
memeberikan penugasan proyek diamana pengambilan topik sesuai dengan realita
dunia nyata. Tahap kedua mendesain perencanaan, perencanaan berisi peraturan
pengerjaan, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menyelesaikan
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasi berbagai subjek yang mungkin, serta
alat dan bahan untuk membantu penyelesaian. Tahap ketiga menyusun jadwal yaitu
pembuatan timeline, deadline penyelesain proyek. Tahap keempat, monitor kegiatan
dan perkembangan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa
pada setiap proses. Tahap kelima penilaian, dilakukan untuk mengukur kecapaian
standar mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa dan memberi feedback tentang
tingkat pemahaman yang dicapai oleh siswa. Tahap keenam Evaluasi, siswa
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dikerjakan
(Afriana,2015; Purnomo & Ilyas,2019)
Dari pemaparan tahapan tersebut jika dibandingkan dengan artikel yang telah dikaji
memiliki perbedaan tetapi memiliki inti yang sama hanya saja ada yang lebih terinci
penyebutan sintak nya.
Penerapan PjBL terhadap Berpikir Siswa
Model Pembelajaran PjBL siswa dapat melakukan proyek secara mandiri dalam
kelompoknya sehingga memudahkan siswa dan kelompoknya mengembangkan keterampilan
melakukan riset dan bermanfaat dalam pengembangan keterampilan akademis. Banyaknya
para pendidik menggunakan model pembelajaran ini akan membuat siswa memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tinggi berasal disaat siswa mulai
melakukan proyek menurut sintak PjBL. Siswa akan lebih berpikir kritis dan kreatif untuk
menyelesaikan atau mencari solusi dari masalah yang diproyekkan. Dari model pembelajaran
tersebut siswa mengembangkan dan meningkatkan pengalaman belajar secara langsung. Dari
beberapa artikel yang ditinjau setiap tahapan model PjBL yang sudah di selesaikan dengan baik
itulah menjadi suatu keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa. Hal tersebut sesuai dengan
penyataan beberapa ahli bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk (1)
mampu menginterpretasi makna, (2) mampu menganalisis data, (3) mampu mengevaluasi
kelemahan dan kekuatan (4) mampu menyimpulkan sebuah masalah, dan (5) mampu
mengeksplanasi dalam sebuah permasalahan pembelajaran (Doe, 2001; Fahmi, 2018; Stllman
et al.,2018)

Anda mungkin juga menyukai