Disusun oleh
KELOMPOK I
SULISTIANI THAMRIN
SHAFWAN MONANDA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis
ilmiah dengan judul KESETIMBANGAN KIMIA. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah
karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat
berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan.
Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam
menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk
membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,
oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih
baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya
ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................................15
B. Saran .........................................................................................................................15
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
glukosa
Reaksi pembakaran bahan bakar bensin menghasilkan energi untuk
menjalankan kendaraan. Reaksi perkaratan logam (misal besi) terjadi karena
reaksi antara logam dengan oksigen di udara. Amoniak merupakan hasil industri
kimia yang sangat penting. Reaksi kesetimbangan nitrogen dan hidrogen pada
kondisi standar (STP) menghasilkan amoniak dengan kualitas yang kurang baik.
Produk amoniak dikembangkan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi.
Dari reaksi-reaksi tersebut, apakah zat hasil reaksi dapat kembali lagi
menjadi zat semula? Apakah glukosa dapat kembali menjadi klorofil? Apakah
energi yang dihasilkan untuk menggerakkan kendaraan dapat kembali lagi
menjadi bensin? Apakah besi berkarat dapat kembali menjadi besi yang bersih
seperti semula? Reaksi-reaksi tersebut merupakan reaksi kimia satu arah
(ireversibel), yaitu reaksi kimia di mana zat-zat hasil reaksi tidak dapat kembali
lagi menjadi zat-zat semula.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan
adalah reaksi dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah
pembentukan produk. Sesaat setelah produk tersebut, pembentukan reaktan
produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah
sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai. Harus diingat
bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai
reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut
kesetimbangan fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika. Dalam
peristiwa ini, molekul air yang meninggalkan fase cair adalah sama dengan
jumlah molekul yang kembali ke fase cair.
Pada reaksi tersebut, jika perbandingan mol Mg dan HCl yang direaksikan
adalah 1:2 maka Mg dan HCl habis bereaksi. Reaksi yang seperti ini disebut
reaksi satu arah atau irreversible. Adakalanya pada reaksi kimia, reaktan tidak
habis bereaksi, walaupun zat yang direaksikan sama dengan perbandingan
koefisiennya. Contohnya adalah pada campuran gas nitrogen dan hidrogen jika
dipanaskan menghasilkan gas amonia sesuai dengan persamaan reaksi.
Dalam hal ini reaksi tidak hanya berlangsung dari kiri ke kanan tetapi juga
dari kanan ke kiri. Reaksi yang berlangsung dari kiri ke kanan maupun dari kanan
ke kiri disebut reaksi dapat balik atau reversible. Jika laju reaksi ke kiri sama
dengan laju reaksi ke kanan maka terjadi kesetimbangan.
Pada peristiwa reaksi satu arah, zat-zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi
kembali membentuk zat pereksi. Ciri-ciri reaksi satu arah adalah sebagai berikut.
d. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis.
Contoh :
Pada reaksi tersebut Zn habis bereaksi dengan HCl menghasilkan ZnCl2 dan gas
H2. ZnCl2 dan gas H2 tidak dapat bereaksi kembali membentuk Zn dan HCl.
Pada reaksi dua arah, zat-zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali
membentuk zat pereaksi. Reaksi kesetimbangan kimia dapat terjadi bila reaksi
yang terjadi merupakan reaksi dapat balik (reversible) . Ciri-ciri reaksi dapat balik
adalah sebagai berikut:
· Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari kiri kekanan dan dari kanan ke
kiri.
· Reaksi tidak pernah berhenti karena komponen zat tidak pernah habis.
Contoh :
Apabila pada reaksi dapat balik laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke
kanan akan terjadi kesetimbangan kimia.
C. Keadaan Kesetimbangan
a. Kesetimbangan Homogen
Contoh:
2NO2(g) ⇌ N2O4(g)
Contoh:
Contoh:
Contoh :
H2O(g) ⇌ H2O(l)
Contoh :
Contoh :
D. Pergeseran Kesetimbangan
1. Pengaruh Konsentrasi
A+B⇌C
Jika ada usaha untuk menambah konsentrasi dari salah satu zat pada reaksi
setimbang, akan terdapat reaksi yang mengkonsumsi zat tambahan terrsebut.
Sebaliknya, jika ada usaha untuk mengurangi konsentrasi salah satu zat pada
reaksi setimbang, akan terdapat reaksi untuk menambah zat yang dikurangi
tersebut.
2. Pengaruh Volume
A+B⇌C
Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk mengubah
volume sistem, maka akan ada reaksi ke arah jumlah mol zat yang lebih besar atau
jumlah mol yang lebih kecil. Usaha untuk menaikkan volume sistem sama dengan
3. Pengaruh Tekanan
A + B --> C
Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk mengubah
tekanan sistem, maka ada reaksi ke arah jumlah mol gas yang lebih besar atau
jumlah gas yang lebih kecil. Jika usaha yang dilakukan adalah menaikkan tekanan
sistem, kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol terkecil. Sebaliknya, jika
usaha yang dilakukan adalah menurunkkan tekanan sistem, kesetimbangan akan
bergeser ke jumlah mol terbesar. engaruh tekanan berlawanan dengan pengaruh
volume:
Jika jumlah angka koefisien ruas kiri dan ruas kanan sama maka
penambahan atau pengurangan tekanan tidak akan menggeser
kesetimbangan.
4. Pengaruh Suhu
5. Pengaruh Katalis
E. Ketetapan Kesetimbangan
aA + bB → cC + dD
Tetapan kesetimbangan (K) untuk reaksi tersebut pada suhu tertentu dapat
dinyatakan dengan persamaan.
Kc =([CO2])/([CaCO3])
Contoh Soal:
Kc = K1
Kc = K3
mA + nB ⇌ pC + qD
Kc = Pc PD PA PB
Jika diketahui tekanan total suatu reaksi gas maka tekanan parsial tiap-tiap zatnya
dapat ditentukan :
Kp = Kc (RT) n
dimana n adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien gas
kiri).
Contoh:
Pada suhu 300o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan parsial CO2, jika tekanan
total dalaun ruang 5 atm!
Jawab:
Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan parsial gas CO2 = (5 – x)
atm.
Kp = (PCO)2 / PCO2 = x2 / (5 – x) = 16 x = 4
3. Kesetimbangan Disosiasi
Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain. Dalam
disosiasi juga terdapat banyaknya zat mula-mula, dipakai istilah derajat disosiasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Sekian materi dari pemakalah, apabila terdapat kesalahan pemakalah memohon
maaf dengan sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA