Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ISLAM DAN JARINGAN PERDAGANGAN


ANTAR PULAU””
Disusun Untuk memenuhi tugas Mata pelajaran
SEJARAH INDONESIA
Yang dibina oleh : Bpk. FAISAL ADHIM, S.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


 Didi Susanto
 Yurghi Ghazilul Faiq
 Masidayanti
 Niswatul Hasanah

UPT. DINAS PENDIDIKAN ARJASA


SMA NEGERI 1 ARJASA
SMANSA
Maret 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dengan judul “MAKALAH ISLAM DAN JARINGAN
PERDAGANGAN ANTAR PULAU”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai


perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak.

Arjasa, Maret 2018

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1          Latar Belakang......................................................................................4

1.2          Rumusan Masalah.................................................................................4

1.3          Tujuan....................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................5

2.1 Kedatangan Islam ke Indonesia.................................................................5

2.2 Pola Jaringan Perdaganan dan Pelayaran Antarpulau di Indonesia dan


Hubungannya Dengan Wilayah Lain di Asia Tenggara Sampai Jatuhnya Malaka
Tahun 1511...........................................................................................................6

2.3 Mata Uang yang Digunakan......................................................................7

2.4 Peran Kepulauan Indonesia Dalam Perdagangan dan Pelayaran di Asia


Tenggara...............................................................................................................7

BAB 3 PENUTUP...................................................................................................8

3.1          Kesimpulan............................................................................................8

3.2          Saran......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang


Jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara terbentuk
karena antarpulau saling membutuhkan baran-barang yang tidak ada di tempatnya.
Untuk menunjang terjadinya hubungan itu, para pedagang harus melengkapi diri
dengan pengetahuan tentang angin, navigasi, pembuatan kapal dan kemampuan
diplomasi dagang. Dalam kondisi seperti itu, muncullah saudagar-saudagar dan
syahbandar yang berperan melahirkan dan membangun pusat-pusat perdagangan
di Nusantara.

1.2          Rumusan Masalah


1.      Bagaimana kedatangan Islam ke Indonesia ?
2.      Bagaimana pola jaringan dan pelayaran antarpulau di Indonesia dan
hubungannya dengan wilayah lain di Asia Tenggara sampai jatuhnya Malaka pada
tahun 1511 ?
3.      Apa saja mata uang yang digunakan pada masa itu ?
4.      Bagaimana peran Kepulauan Indonesia dalam perdagangan dan pelayaran di
Asia Tenggara sampai abad ke-18 ?

1.3          Tujuan
1.      Mengetahui kedatangan Islam ke Indonesia ?
2.      Mengetahui pola jaringan dan pelayaran antarpulau di Indonesia dan
hubungannya dengan wilayah lain di Asia Tenggara sampai jatuhnya Malaka pada
tahun 1511 ?
3.      Mengetahui mata uang yang digunakan pada masa itu ?
4.      Mengetahui peran Kepulauan Indonesia dalam perdagangan dan pelayaran di
Asia Tenggara sampai abad ke-18 ?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kedatangan Islam ke Indonesia


Teori yang menerangkan bahwa Islam pertamakali datang ke Indonesia
adalah dari Persi yang beraliran Syiah. Namun, asumsi atau dugaan tersebut tidak
dapat di pertanggungjawabkan.
Dapat disimpulakan bahwa mubaligh-mubaligh Islam pertamakali ke
Indonesia itu datang dari Gujarat (pantai barat India, daerah sebelah barat
Ahambadal). Hal itu diartikan demikian :
Mubaligh-mubaligh itu datang dari Mekkah, Madinah, sebagian dari Yaman,
lalu singgah beberapa saat di Gujarat sebelum meneruskan perjalanan mereka ke
timur (Indonesia, Malaysia dan Filipina). Kemungkinan itu besar juga, mengingat
perjalanan ke timur itu ditempuh dengan perahu-perahu layar mengarungi
samudera Indonesia dan sangat jauh menenpuh perjalanan.
Di sisi lain H. Agus Salim menerangkan antara lain: ”Nyatalah
perhubungandari tanah Islam di barat dengan negeri kita ini sudah ada dari zaman
kebesan khalifah dalam abad 9.” Pada masa itu tidak ada kapal-kapal bangsa lain
dari pada bangsa Islam yang melayari lautan. Bisa dipastikan, bahwa bangsa kita
disini di Sumatera dan Jawa mendapat pelayaran daripada bangsa Islam Arab dan
Hindia itu, yang pertama-tama sekali mendapatkan pedoman dan melahirkan
pelajaran ilmu falak untuk melayari lautan besar. Bansa itu pula yang mula-mula
mengadakan gambar dan peta laut dan memperhatikan pertukaran angin
bermusim-musim.
Bahwa pada abad 3 Hijriah Al Mas’udi telah menyinggahi Nusantara kita.
Bisa diduga bahwa Al Mas’udi bukanlah satu-satunya orang yang menyinggahi
Indonesia. Seperti dikatakan oleh H. Agus Salim bahwa pada abad ke 9 Masehi
(kira-kira abad ke 2 Hirirah) hubungan antara orang-orang Islam dari Arab dengan
Nusantara sudah terjalin. Sebab, seperti yang dikatakan oleh ahli-ahli sejarah pula,
hubungan antar orang-orang Cina di Tiongkok sudah terjalain sebelum itu.
Sangatlah masuk akal bahwa pelayaran antara Arab-Tiongkok pastilah
menyinggahi Nusantara karena menengarungi lautan yang demikian besar dan
jauh itu sangat memerlukan tempat singgah untuk menambah perbekalan dan
menantikan iklim yang baik. Dan Indonesia terletak antara negeri Jazirah Arab
dan Cina.

2.2 Pola Jaringan Perdaganan dan Pelayaran Antarpulau di


Indonesia dan Hubungannya Dengan Wilayah Lain di Asia Tenggara
Sampai Jatuhnya Malaka Tahun 1511
Pelaut-pelaut Nusantara juga telah mengetahui beberapa rasi bintang. Ketika
berlayar pada siang hari, mereka mencari pedoman arah pada pulau-pulau,
gunung-gunung, tanjung-tanjung,atau letak kedudukan matahari di langit. Pada
malam hari mereka memanfaatkan rasi bintang-bintang di langit sebagai pedoman
arahnya. Para pelaut mengetahui bahwa rasi bintang pari berguna sebagai
pedoman mencari arah selatan dan rasi bintang biduk besar menjadi
pedomamnuntuk menentukan arah utara.
Hubungan perdagangan antarpulau di Indonesia sebelum tahun 1550 berpusat
dibeberapa wilayah, antara lain Samudera Pasai, Sriwijaya, Melayu, Pajajaran,
Majapahit Gowa-Tallo, Ternate, dan Tidore.
Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat dan di laut.
Sumber daya alam ini sejak dulu telah dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan
diperdagangkan antarpulau atau antarnegara. Barang dagangan utama yang
mendapat prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu:
a)     Lada, emas, kapur barus, kemenyan, sutera, damar madu,bawang putih,rotan
besi, katun (Sumatera);
b)     Beras, gula, kayu jati (Jawa);
c)      Intan, emas, kayu-kayuan (Kalimantan);
d)     Kayu cendana, kapur barus, beras ternak, belerang (Nusa Tenggara);
e)     Emas, kelapa (Sulawesi); dan
f)       Perak, sagu, pala, cengkih, burung cenderawasih, perahu kei (Maluku dan
Papua).
Pada saat ini cara perdagangan dilakukan melalui sistem barter (tukar
menukar barang dengan barang). Sistem barter umumnya dilakukan oleh para
pedagang daerah pedalaman. Hal ini disebabkan kegiatan komunikasi dengan
daerah-daerah luar kurang lancar.
2.3 Mata Uang yang Digunakan
Beberapa macam mata uang yang sudah beredar pada masa itu adalah:
a.       Drama (Dirham),mata uang emas dari Pedir dan Samudera Pasai;
b.      Tanga, mata uang perak dari Pedir;
c.       Ceiti, mata uang timah dari Pedir;
d.      Cash (Caxa), mata uang emas di Banten;
e.       Picis, mata uang kecil di Cirebon;
f.        Dinara, mata uang emas dari Gowa-Tallo;
g.       Kupa, mata uang emas kecil dari Gowa-Tallo
h.      Benggolo, mata uang timah dari Gowa-Tallo;
i.         Tumdaya, mata uang emas di Pulau Jawa; dan
j.         Mass, mata uang emas di Aceh Darussalam.
Mata uang asing yang telah digunakan dalam kegiatan perdagangan di
Nusantara antara lain Real (Arab). Yuan dan Cash (Cina).
Para pedagang Nusantara, baik dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku,
maupun pulau-pulau lain telah berhasil menjalin hubungan dagang bandar-bandar,
seperti Malaka dan Johor di Semenanjung Malaka; Pattani dan Kra di Thailand;
Pegu di Myanmar (Birma); Campa di Kamboja; Manila di Filipina; Brunei dan
bandar-bandar lain.

2.4 Peran Kepulauan Indonesia Dalam Perdagangan dan


Pelayaran di Asia Tenggara
Munculnya pusat-pusat perdagangan Nusantara disebabkan adanya
kemampuan sebagai tempat berikut ini:
a)     Pemberi bekal untuk berlayar dari suatu tempat ke tempat lain.
b)     Pemberi tempat istirahat bagi kapal-kapal yang singgah di Nusantara.
c)      Pengumpul barang komoditas yang dipergunakan bangsa lain.
d)     Penyedia tempat pemasaran bagi barang-barang asing yang siap disebarkan
keseluruh Nusantara.
Peranan Sriwijaya sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di
Asia Tenggara umumnya dan Nusantara khususnya, kemudian digantikan oleh
kesultanan Samudera Pasai sejak abad ke-13.

BAB 3
PENUTUP

3.1          Kesimpulan

1.      Teori yang menerangkan bahwa Islam pertamakali datang ke Indonesia adalah
dari Persi yang beraliran Syiah.
2.      Mubaligh-mubaligh Islam pertamakali ke Indonesia itu datang dari Gujarat
(pantai barat India, daerah sebelah barat Ahambadal).
3.      Mubaligh-mubaligh itu datang dari Mekkah, Madinah, sebagian dari Yaman,
lalu singgah beberapa saat di Gujarat sebelum meneruskan perjalanan mereka ke
timur (Indonesia, Malaysia dan Filipina).
4.      H. Agus Salim menerangkan antara lain: ”Nyatalah perhubungandari tanah
Islam di barat dengan negeri kita ini sudah ada dari zaman kebesan khalifah dalam
abad 9.”
5.      Pada abad 3 Hijriah Al Mas’udi telah menyinggahi Nusantara kita. Bisa diduga
bahwa Al Mas’udi bukanlah satu-satunya orang yang menyinggahi Indonesia.
6.      Hubungan perdagangan antarpulau di Indonesia sebelum tahun 1550 berpusat
dibeberapa wilayah, antara lain Samudera Pasai, Sriwijaya, Melayu, Pajajaran,
Majapahit Gowa-Tallo, Ternate, dan Tidore.
7.      Mata uang yang digunakan saat masa itu ialah Drama (Dirham), Tanga, Ceiti,
Cash (Caxa), Picis, Dinara, Kupa, Benggolo, Tumdaya, Mass, Real dan Yuan.
8.      Peranan Sriwijaya sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Asia
Tenggara umumnya dan Nusantara khususnya, kemudian digantikan oleh
kesultanan Samudera Pasai sejak abad ke-13.
3.2          Saran
1.      Kita sebagai generasi muda hendaknya melestarikan budaya dan peninggalan
sejarah.
2.      Sebagai negara yang mempunyai posisi strategis yang sering mendapat
pengaruh kebudayaan asing hendaknya kita mampu memfilter sehingga
kebudayaan asli Indonesia itu sendiri tidak hilang.
3.      Sebagai warga Negara yang cinta pada tanah air, hendaknya kita mampu
menerapkan nilai-nilai budaya yang positif agar bangsa kita ini menjadi bangsa
yang berkarakter.
4.      Sebagai manusia yang mempunyai akal dan pikiran kita hendaknya patuh akan
larangan dan perintah Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

www.gurusejarah.com>Home>SejarahIslam>SejarahWajibKelasX
www.slideshare.net/TitaniaIntan/islamdanjaringanperdaganganantarpulau.
hendrikofirman.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai