Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH KIMIA DASAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pemicu 1

Tanggal dikumpulkan 3 November 2017

Disusun oleh: Kelompok 4


Alia Damar
Catherine Nastasya
Gian Varian Setyadi
Lila Maritza
Shamira Ausvy

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
2017
DAFTAR ISI

Lembar Judul

Daftar Isi…………………………………………………………………………i

Daftar Gambar...................................................................................................ii

Daftar Tabel…………………………………………………………………....ii

Bab I

Dasar Teori…………………………………………………………………….2—8

Bab II

Jawaban………………………………………………………………..……..9—35

Bab III

Kesimpulan dan Rekomendasi……………………………………………..…36-37

Daftar Pustaka………………………………………………………………..38

i
DAFTAR GAMBAR

Massa Mol dan Massa Molar………………………………………….........4

Susunan Berkala..............................................................................................17

Sistem Periodik Mendeleev………………………………………………..22

Sakarin dan Siklamat……………………………………………………….26

ii
DAFTAR TABEL

Besaran Pokok………………………………………………………………..13

Besaran Turunan…………………………………………………………….13

iii
BAB I

DASAR TEORI

CARBON NANOTUBES DAN GRAFENA

Carbon nanotube (CNT) dan grafena adalah alotrop/modifikasi struktural (dalam


hal ini berupa tetrahedral dan heksagonal) dari karbon yang memiliki sifat listrik,
mekanik, dan fisik yang unik. Grafena adalah bahan dua dimensi yang pada
dasarnya merupakan satu lapisan grafit dengan atom karbon yang disusun dalam
heksagonal, sarang lebah. Karbon nanotube berlubang, berstruktur silinder, dan
pada dasarnya berupa lembaran graphene digulung menjadi silinder. Sudut di mana
mereka digulung dan diameternya mempengaruhi sifat mereka. CNT dan grafena
memiliki banyak sifat dan telah disarankan untuk berbagai macam aplikasi. Dalam
grafena dan CNT, atom karbon dihubungkan oleh ikatan sp2 yang bahkan lebih
kuat daripada ikatan sp3 yang ditemukan pada berlian. Selain itu, keduanya
memiliki konduktivitas termal yang sangat tinggi, mobilitas elektron, dan
reaktivitas kimia. Keduanya memamerkan fisika yang menarik karena struktur dua
dimensi dan satu dimensi. Karbon nanotube, tergantung pada strukturnya, bisa
berupa semikonduktor dengan bandgap variabel atau logam. CNT dan grafena
diminati untuk berbagai aplikasi. Bahan komposit yang mengandung CNT telah
disarankan untuk banyak kegunaan, seperti dari pakaian dan raket tenis hingga
teknik jaringan, perlengkapan antipeluru dan lift ruang angkasa. aplikasi yang
membutuhkan reaktivitas atau adsorpsi permukaan, seperti penginderaan kimia atau
penyimpanan energi.

PEMANIS BUATAN

Pemanis buatan merupakan salah satu produk yang sangat terkenal di pasaran.
Pemakaian pemanis buatan banyak dipakai pedagang kecil dan industri kecil seperti
industri rumahan karena dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan
jauh lebih murah dibandingkan dengan gula asli. Pemanis buatan hanya sedikit

2
ditambahkan pada makanan untuk memperoleh rasa manis yang kuat. Ada dua
pemanis buatan yang sangat terkenal di dunia industry yaitu siklamat dan sakarin,
keduanya merupakan pemanis buatan yang tingkat toksisitasnya sangat tinggi. Di
Amerika dan Jepang penggunaan siklamat sudah dilarang karena dapat
menimbulkan banyak penyakit yang berbahaya. Demikian juga dengan sebagian
besar negara negara di Eropa. Sedangkan untuk sakarin, meski tidak dilarang di
Amerika dan Jepang, tetapi penggunaannya mulai banyak berkurang karena
keamanannya dianggap meragukan. Pada hewan percobaan, sakarin dianggap bisa
menimbulkan kanker kandung kemih. Penggunaan siklamat juga sudah dilarang di
ASEAN. Sementara di Indonesia, siklamat adalah pemanis buatan yang sangat
popular. Rumus molekul dari siklamat adalah 𝐶6 𝐻13 N𝑂3S. Bedanya dengan
sakarin, siklamat mengakibatkan rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada after taste-
nya.

STOIKIOMETRI DAN LARUTAN

Stoikiometri merupakan bagian yang amat vital dalam perhitungan reaksi kimia.
Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan
kimia. Konsep mol merupakan kelanjutan dari stoikiometri. Berikut adalah
konsep dasar perhitungan reakso kimia dengan stoikiometri:

1. Massa Molekuler dan Rumus Massa


Merupakan massa yang dinyatakan dalam massa atom atau u dari molekul
individu dan unsur gabungan. Massa molekul hanya digunakan senyawa molekul,
dan rumus massa dipergunakan untuk senyawa ionik.

2. Mol dan bilangan Avogadro


1 Mol sama dengan jumlah partikel relatif terhadap 12 g karbon-12. Bilangan
tersebut disebut bilangan Avogadro yaitu 6,022 × 1023 mol-1. Mol merupakan
satuan unit SI untuk jumlah zat.

3. Massa mol dan massa molar


Massa molar adalah massa satu mol zat. Diperlukan massa molar sebagai faktor
konversi dari konversi antara jumlah mol dan jumlah gram zat. Volume,

3
keoadatan, jumlah atom dalam perhitungan dapat digunakan untuk menentukan
bilangan molar.

Gambar 1 1. Massa Mol dan Massa Molar

4. Komposisi Persen Massa


Persentasi massa unsur-unsur individu dalam suatu senyawa yang dapat
ditentukan dari rumus kimia dan massa molar.

5. Rumus Kimia dari Komposisi Persen Massa


Rumus empiris yang dapat dibentuk dari komposisi persen massa senyawa dengan
melakukan perhitungan rasio molar dari unsur-unsur yang berbeda.

6. Penulisan dan Penyeteraan Persamaan Kimia


Persamaan kimia menggunakan simbo dan rumus untuk unsur atau senyawa yang
memiliki keterlibatan dalam reaksi. Persamaan kimia menggambarkan reaksi yang
ditunjuk anak panaj dari raktan ke produk. Koefisien stoikiometri ditempatkan
sebelum symbol atau rumus untuk menyeimbangkan persamaan.

7. Pereaksi pembatas
Pereaksi pembatas merupakah pereaksi yang benar-benar habis digunakan dalam
reaksi. Pereaksi pembatas harus ditentukan lebih dahulu.

8. Persen hasil
Merupakan kuantitas yang diperoleh dari reaksi kimia, dan dinyatakan sebagai
persentasi dari hasil teoritis.

ELEKTROLIT DAN KOROSI

Elektrolit adalah suatu zat yang ketika zat tersebut dilarutkan dalam air, larutan
yang tercipta dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan non-elektrolit adalah zat
yang ketika dilarutkan ke dalam air, larutannya tidak dapat menghantarkan listrik.

4
Menurut teori Arrhenius, larutan elektrolit adalah zat yang mengandung atau dapat
terion, contohnya larutan MgCl2 sedngkan larutan non-elektrolit adalah zat yang
tidak mengandung atau tidak dapat terion, contohnya alcohol. Zat elektrolit
biasanya merupakan senyawa ion dan kovalen polar yang terurai menjadi ion-ion
di dalam air. Elektrolit bisa dalam bentuk air, asam, basa atau berupa senyawa kimia
lainnya. Tetapi, biasanya elektrolit berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas
tertentu juga dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu, misalnya pada
saat suhu tinggi atau saat tekanan rendah. Asam, basa dan garam kuat merupakan
elektrolit kuat karena julah ion yang diurai lebih banyak dari larutan lainnya.
Redoks adalah istilah untuk berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-
atom dalam sebuah reaksi kimia. Contoh redoks yang sederhana adalah oksidasi
karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hydrogen
yang menghasilkan metana (CH4).

TERMOKIMIA
Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan energi, khususnya
perubahan kalor yang menyertai suatu reaksi kimia. Perubahan kalor ini
dinyatakan sebagai perubahan entalpi. Berikut adalah konsep dasar dari
termokimia :

1. Pengertian Sistem dan Lingkungan


Sistem adalah segala bentuk proses ang menjadi pusat perhatian pengamat. Sistem
terdiri dari sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem dan membantu kerja sistem.

2. Hukum Kekekalan Energi


Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya tetapi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan.

3. Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm


Reaksi eksoterm yaitu reaksi yang menyebabkan sistem melepaskan energi
sehingga suhu lingkungan menjadi naik. Reaksi endoterm yaitu reaksi yang
menyebabkan sistem menerima energi sehingga suhu lingkungan menjadi turun.

4. Hukum Hess

5
Perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia hanya ditentukan oleh
keadaan awal dan keadaan akhir sistem, serta tidak ditentukan oleh cara yang
ditempuh dari keadaan awal menuju keadaan akhir.

5. Entalpi Standar (H)


Entalpi standar adalah perubahan entalpi (perubahan kalor) yang terjadi pada suhu
25 C (298 K), tekanan 1 atm, pada 1 mol suatu zat.

Entalpi standar secara umum terbagi menjadi tiga :

a. Entalpi Pembentukan Standar (Hf)


Entalpi pembentukan standar adalah energi yang diterima atau dilepas
untuk membentuk 1 mol zat dari unsur pembentuknya.

b. Entalpi Penguraian Standar (Hd)


Entalpi penguraian standar adalah energi yang diterima atau dilepas untuk
mengurai 1 mol zat menjadi unsur pembentuknya.

c. Entalpi Pembakaran Standar (Hc)


Entalpi pembakaran standar adalah jumlah energi yang dilepaskan untuk
membakar 1 mol zat.

6. Entalpi Standar Lain


Macam-macam entalpi standar lain :

a. Entalpi Atomisasi Standar (Endoterm)


Energi yang digunakan untuk membentuk 1 mol atom unsur pada keadaan
standar

b. Entalpi Naturalisasi Standar (Eksoterm)


Energi yang dihasilkan dari reaksi penetralan sehingga menghasilkan 1
mol air pada keadaan standar.

c. Entalpi Peleburan Standar (Endoterm)


Energi yang digunakan unutk meleburkan 1 mol zat padat menjadi cair
pada titik leburnya pada keadaan standar.

d. Entalpi Penguapan Standar (Endoterm)

6
Energi yang digunakan untuk menguapkan 1 mol zat cair menjadi gas pada
titik uapnya pada keadaan standar.

e. Entalpi Penyubliman Standar


Jumlah energi yang digunakan untuk menyublimkan 1 mol zat padat
menjadi gas pada keadaan standar.

7. Penentuan Entalpi Reaksi


Entalpi reaksi ditentukan dengan :

a. Menggunakan Kalorimetri.
b. Menggunakan Hukum Hess.
c. Menggunakan data entalpi pembentukan.
d. Menggunakan data energi ikatan.

KESETIMBANGAN KIMIA
Dalam ilmu kimia dikenal dua jenis reaksi yaitu reaksi dapat balik (reversible)
dan reaksi berkesudahan (irreversible). Reaksi reversible adalah suatu reaksi yang
berlangsung dalam dua arah. Sementara itu reaksi irreversible adalah suatu reaksi
yang berlangsung dalam satu arah. Suatu reaksi reversible yang memiliki laju
reaksi pembentukan produk sama dengan laju reaksi pembentukan kembali
reaktan dinamakan reaksi kesetimbangan. Berikut adalah konsep dasar dari
kesetimbangan kimia :

1. Tetapan Kesetimbangan
Pada suhu dan tekanan tertentu perbandingan hasil kali konsentrasi zat-zat
hasil reaksi dengan konsentrasi zat-zat pereaksi yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiensi reaksinya adalah tetap. Tetapan
kesetimbangan (K) dapat berbentuk Kc, Kp, atau Kx. Kc adalah tetapan
kesetimbangan reaksi dimana zatnya heterogen yaitu berwujud. Kp adalah
tetapan kesetimbangan raeaksi dimana zatnya berwujud gas. Kx
menyatakan tetapan kesetimbangan dalam fraksi mol (larutan dan gas).
a. Konsentrasi Molar

b. Tekanan Parsial

7
c. Fraksi Mol

2. Hubungan Kc dengan Kp

Kp = Kc(𝑅𝑇)𝑛
Dimana n = jumlah mol gas hasil reaksi – jumlah mol gas reaktan.
Bila :
n = 0, maka Kp = Kc
n > 0, maka Kp > Kc
n < 0, maka Kp < Kc.

3. Kuosien Reaksi
Kuosien reaksi adalah perbandingan konsentrasi dari produk dan reaktan
yang persamaannya sama dengan persamaan Kc (Tetapan kesetimbangan
heterogen).Jika Qc < Kc berarti reaksi bergeser ke kanan sampai diperoleh
Qc = Kc. Jika Qc > Kc berarti reaksi bergeser ke kiri sampai diperoleh Qc
= Kc. Jika Qc = Kc berarti sistem sudah dalam keadaan setimbang.

8
BAB II
JAWABAN

BACAAN 1
1. Nobel yang diraih oleh Richard Smalley, Robert Curl dan Harry Kroto
adalah “Nobel Prize in Chemistry.” Nobel Prize in Chemistry adalah satu dari
lima Penghargaan Nobel yang diadakan atas permintaan oleh penemu dan
industrialis Swedia Alfred Nobel. Penghargaan ini diberikan pada orang yang
paling giat melaksanakan hubungan yang bersifat internasional, pendiri pergerakan
perdamaian atau berusaha mengurangi atau melenyapkan peperangan.
Pengumumannya tidak dilakukan pada tanggal tertentu, tetapi umumnya
dilaksanakan pada hari Rabu pertengahan Oktober. Pengumumannya
dilangsungkan di gedung Institut Nobel dan telah menjadi peristiwa besar.
Penghargaannya sendiri diberikan setiap tahunnya setiap tanggal 10 Desember,
tanggal dimana Alfred Nobel meninggal pada tahun 1896. Dari 1905 sampai 1946,
upacara penganugerahannya diadakan di Institut Nobel, kemudian
dari 1947 diselenggarakan di aula Universitas Oslo, lalu pada 1990dipindahkan ke
balai kota Oslo.

2. Ya, ada peran kimia dalam perkembangan carbon nanotubes. Peran kimia
dalam perkembangan carbon nanotubes adalah karena tabung nano karbon dalam
pembentukannya menggunakan ilmu kimia kuantum terapan, yang secara spesifik
menghibridisasi orbital paling baik dalam mendeskripsikan ikatan kimia di dalam
tabung nano. Ikatan kimia dari tabung nano terbentuk dari ikatan sp2 mirip
dengan grafit. Ikatan ini lebih kuat dibanding ikatan sp3 yang ditemukan
di alkanadan berlian hal tersebut membuat tabung nano memiliki sifat kekuat yang
unik.
Tabung nano termasuk salah satu anggota struktural fulerena. Suatu tabung nano
secara alami akan menyesuaikan diri membentuk ikatan yang dipertahankan
oleh gaya van der Waals. Lebih spesifiknya berupa susunan-pi. Pengamatan
nanotube karbon terpanjang tumbuh sejauh ini lebih dari 1/2 m (Panjang: 550 mm)
disampaikan pada 2013. nanotube ini ditumbuhkan pada substrat Si menggunakan

9
metode deposisi uap kimia yang ditingkatkan (CVD) dan mewakili susunan
elektrik yang seragam pada nanotube karbon berdinding tunggal. Kepadatan
tertinggi CNT dicapai pada tahun 2013, tumbuh pada permukaan tembaga berlapis
titanium konduktif yang dilapisi dengan co-katalis kobalt dan molibdenum pada
lebih rendah dari suhu 450 °C. Ketinggian tabung rata-rata 0,38 m dan kepadatan
massa 1,6 g cm3. Materi yang menunjukkan konduktivitas ohmik (resistensi
terendah ~ 22 kΩ).

3. Yang dimaksud dengan kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang
mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi. Ilmu kimia
meliputi topik-topik seperti sifat-sifat atom, cara atom membentuk ikatan
kimia untuk menghasilkan senyawa kimia, interaksi zat-zat melalui gaya
antarmolekul yang menghasilkan sifat-sifat umum dari materi, dan interaksi antar
zat melalui reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang berbeda. Sedangkan yang
dimaksud dengan zat kimia adalah suatu bentuk materi yang memiliki komposisi
kimia dan sifat karakteristik konstan. Ia tidak dapat dipisahkan menjadi komponen
dengan metode pemisahan fisika, yaitu tanpa memutus ikatan kimia. Zat kimia bisa
berupa unsur kimia, senyawa kimia, ion atau paduan. Zat kimia sering disebut
'murni' untuk membedakannya dari campuran. Contoh umum zat kimia
adalah air murni; ia memiliki sifat yang sama
dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama, baik diisolasi dari sungai maupun
dibuat di laboratorium. Zat kimia lain yang biasa ditemui dalam bentuk murni
adalah intan (karbon), emas, garam meja (natrium klorida) dan gula pasir
(sukrosa). Namun, pada praktiknya, tidak ada zat yang sepenuhnya murni, dan
kemurnian kimia ditentukan sesuai dengan penggunaan zat kimia yang dimaksud.
Zat kimia berada sebagai zat padat, cairan, gas, atau plasma, dan dapat berubah
antara fase materi ini dengan perubahan suhu atau tekanan. Zat kimia dapat
digabungkan atau diubah menjadi zat lain melalui reaksi kimia. Bentuk energi,
seperti cahaya dan panas, bukan materi, dan karena itu dalam hal ini bukan
termasuk "zat". Kita dapat menjumpai zat kimia di alam ini dalam bentuk senyawa,
unsur dan campuran. Senyawa adalah zat-zat yang terbentuk dari unsur-unsur
melalui suatu reaksi kimia. Sifat-sifat suatu senyawa sangat berbeda dengan sifat-
sifat unsur pembentuknya. Seperti air (H2O) merupakan senyawa yang terbentuk

10
dari unsur–unsur hidrogen dan oksigen. Akan tetapi sifat air tidaklah sama dengan
sifat hidrogen dan oksigen. Air berwujud cair, sedangkan hidrogen dan oksigen
berwujud gas pada suhu kamar. Gas hidrogen sangat mudah terbakar sedangkan air
mustahil terbakar. Unsur merupakan zat yang paling sederhana dari materi. Ia tidak
dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Sampai saat ini unsur-
unsur yang sudah diketahui sebanyak 116 unsur. Sebagian besar ditemukan di Alam
walaupun ada juga yang berasal dari hasil sintesis di laboratorium. Contoh-contoh
unsur, misalnya: hidrogen, oksigen dan karbon. Campuran merupakan hasil
penggabungan dari beberapa zat-zat tanpa terjadinya reaksi kimia. Oleh karena itu,
suatu campuran dapat dipisahkan dengan cara filtrasi (penyaringan), kristalisasi
(penghabluran), destilasi (penyulingan), ekstraksi (penyarian), adsorpsi
(penyerapan) dan kromatografi (pemisahan zat-zat warna).

4. Metode ilmiah merupakan suatu pendekatan sistematik untuk melakukan


penelitian. 4. Metode ilmiah merupakan suatu pendekatan sistematik untuk
melakukan penelitian.
Langkah-langkah metode ilmiah:
- Mendefinisikan masalah.
- Pelaksanaan percobaan, melakukan pengamatan, mencatat informasi atau data
tentang sistem/ruang lingkup penelitian.
- Penafsiran data yang diperoleh (Menjelaskan fenomena yang teramati).
- Merumuskan hipotesis atau penjelasan sementara (tentative) untuk sekelompok
hasil pengamatan.
- Menguji keabsahan hipotesis dengan percobaan lanjutan (melakukan
percobaan
dari awal dengan sebanyak mungkin cara).
- Merangkum informasi (data-data hasil percobaan lanjutan) dengan cara yang
ringkas sebagai suatu hukum.
- Hipotesis yang telah sah teruji dikembangkan menjadi teori.
Alasan penggunaan Angka Penting dalam pengumpulan data adalah angka-angka
hasil pengukuran dapat ditentukan dengan tepat sehingga dalam menampilkan
resolusi/tingkat keakuratan alat ukurnya, hasilnya tidak lebih atau kurang

11
teliti daripada objek yang benar-benar kita ukur Angka Penting adalah banyaknya
digit yang diperhitungkan di dalam suatu kuantitas yang diukur atau dihitung.
Ketika angka signifikan digunakan, digit terakhir dianggap tidak pasti.
Ketidakpastian dari digit terakhir tergantung pada alat yang digunakan dalam suatu
pengukuran. Mistar ketidakpastiannya adalah 0,5 mm; Jangka Sorong
ketdakpastiannya adalah 0,05 mm; Mikrometer Sekrup ketidakpastiannya adalah
0,005 mm; stopwatch ketidakpastiannya 0,05 sekon.

5. Jenis-jenis besaran:
Besaran dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu Besaran Pokok dan Besaran
Turunan.
Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran
yang satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi internasional
mengenai berat dan ukuran. Berdasar Konferensi Umum mengenai berat dan
ukuran ke-14 tahun 1971, besaran pokok ada tujuh yaitu panjang, massa, waktu,
kuat arus listrik, temperature, jumlah zat, dan intensitas cahaya.
Tabel 1. Besaran Pokok

No. Besaran Pokok Satuan Dasar Simbol Dimensi


SI
1. Panjang Meter m [L]
2. Massa Kilogram kg [M]
3. Waktu Sekon s [T]
4. Suhu Kelvin K []
5. Kuat Arus Listrik Ampere I [I]
6. Intensitas Cahaya Candela cd [J]
7. Jumlah Zat Mol mol [N]

Besaran Turunan

Besaran Turunan adalah besaran yangdapat diturunkan atau diperoleh dari


besaran-besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh dari satuan-satuan
besaran pokok yang menurunkannya.

12
Table 2. Besaran Turunan

Besaran Rumus Satuan Dimensi


Turunan
Luas panjang x lebar 𝑚2 [𝐿2 ]
Volume panjang x lebar x tinggi 𝑚3 [𝐿3 ]
Kecepatan perpindahan / selang waktu m/s [𝐿𝑇 −1 ]

Banyaknya skala suhu : 4  Celcius, Reamur, Fahrenheit, Kelvin


Hubungan antara skala suhu tersebut: Dapat dilakukan konversi suhu disetiap
skalanya
Konversi suhu merupakan cara untuk menyatakan suhu suatu benda dari satu skala
ke dalam skala lainnya. Jadi, suhu suatu benda dalam Celcius dapat dikonversi
(diubah) ke dalam skala lainnya yaitu Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Untuk
mengonversi (mengubah) suhu dari satu skala ke skala lain, dapat menggunakan
rumus atau formula tertentu yang sudah ditetapkan.

Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R)


Rumusnya adalah :
R = (4/5) C
R = suhu dalam skala Reamur
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh: Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila
dikonversi ke dalam skala Reamur (R) adalah:
R = (4/5) C
R = (4/5) 100 = 80 R
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama
dengan 80 dalam skala Reamur (R).

Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Fahrenheit (F)


Rumusnya adalah:
F = (9/5) C + 32
F = suhu dalam skala Fahrenheit
C = suhu dalam skala Celcius

13
Contoh: Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila
dikonversi ke dalam skala Fahrenheit (F) adalah:
F = (9/5) C + 32
F = (9/5) 100 + 32 = 212 F
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama
dengan 212 dalam skala Fahrenheit (F).

Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Kelvin (K)


Rumusnya adalah:
K = C + 273
K = suhu dalam Kelvin
C = suhu dalam Celcius
Contoh: Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila
dikonversi ke dalam Kelvin (K) adalah:
K = C + 273
K = 100 + 273 = 373 K
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama
dengan 373 dalam skala Kelvin (K).
Tak hanya dari skala Celcius (C), konversi juga dapat dilakukan dari skala lainnya
yaitu Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K).

Secara ringkas, rumus untuk mengkonversi suhu dari skala satu ke skala lainnya
adalah:
Konversi suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K)
adalah:
R = (4/5) C
F = (9/5) C + 32
K = C + 273
Konversi suhu dari Reamur (R) ke Celcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K)
adalah:
C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32

14
K = C + 273 = (5/4) R + 273
Konversi suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin (K)
adalah:
C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
Konversi suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F) adalah:
C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32
Skala suhu baru berdasarkan data-data fisik naftalen (kapur barus) berikut: titik
leleh 80˚C, titik didih 218˚C. Jika titik leleh naftalen adalah 0˚N dan titik didihnya
adalah 100˚N, berapa titik beku dan titik didih air dalam ˚N? (x = titik beku dalam
˚N dan y = titik didih dalam ˚N)
Titik beku air : 0˚C-80˚C/218˚C-80˚C=x˚N-0˚N/100˚N-0˚N
x˚N=-57,97101449˚N
Titik didih air: 100˚C-80˚C/218˚C-80˚C=y˚N-0˚N/100˚N-0˚N
y˚N=14,49275362˚N

Bagaimana bentuk persamaan umum yang menggambarkan hubungan antara suhu


dalam ˚C dan ˚N :
(˚CSuhu berskala Celcius, ˚NSuhu berskala Naftalen)
˚C-80/138=˚N/100
˚C=138/100˚N+80 ˚C=69/50˚N+80

BACAAN 2
1. a. Sukrosa
Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya
yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11.
Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak
oleh organisme lain seperti hewan. Penambahan sukrosa dalam media berfungsi
sebagai sumber karbon. Sumber yang paling banyak di temukan di tebu.

15
b. Glukosa

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan
salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.

Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam
jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam
ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan
laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan
bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan
sumberenergi.

c. Fruktosa

Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah


monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah
satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa
langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan pada
tanaman, terutama pada madu, pohon buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman,
fruktosa dapat berbentuk monosakarida dan / atau sebagai komponen dari sukrosa.

d. Galaktosa

Galaktosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang merupakan komponen


pembentuk laktosa (gula susu). Sebagai disakarida, setiap molekul laktosa
terbentuk dari glukosa dan galaktosa.
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan
tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.

e. Laktosa

Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi
bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Laktosa ada di dalam
kandungan susu, dan merupakan 2-8 persen bobot susu keseluruhan.
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa
dan satu unit galaktosa.

16
2.

Gambar 1 2. Susunan Berkala

Yangada pada sakarin dan siklamat :


C, H, O, N, Ca, Na, S
Susunannya sudah benar karena sudah sesuai dgn nomor atomnya

Karbon (C)

• Unsur karbon memiliki toksisitas yang sangat rendah. Potensi bahaya


kesehatan yang disajikan di sini didasarkan pada eksposur terhadap karbon
hitam.
• Menghirup karbon hitam, seperti di tambang batubara, dapat memicu
kerusakan sementara atau permanen paru-paru dan jantung.
• Pneumoconiosis ditemukan terjadi pada orang yang bekerja dalam
lingkungan yang terpapar karbon hitam.
• Peradangan pada folikel rambut dan lesi mukosa mulut juga telah dilaporkan
akibat karbon hitam yang terpapar pada kulit.
• Beberapa senyawa karbon sederhana bisa sangat beracun, seperti karbon
monoksida (CO) atau sianida (CN-).
Hidrogen (H)

• Konsentrasi tinggi gas ini dapat memicu lingkungan menjadi kekurangan


oksigen. Individu yang berada dalam kondisi seperti itu mungkin mengalami
gejala yang meliputi sakit kepala, dering di telinga, pusing, mengantuk,
pingsan, mual, muntah, dan depresi.

17
• Kulit korban mungkin menjadi berwarna biru karena kekurangan oksigen.
Dalam kasus parah, kematian dapat terjadi.
• Selain itu, hidrogen diperkirakan menyebabkan mutagenisitas,
embryotoxicity, serta teratogenik atau toksisitas reproduksi.
Oksigen (O)

• Oksigen sangat penting bagi semua kehidupan di bumi karena merupakan


konstituen DNA dan hampir semua senyawa biologis penting lainnya.
• Manusia dan hewan memerlukan pasokan konstan oksigen agar tetap
bertahan hidup.
• Oksigen di paru-paru diangkut oleh hemoglobin dalam darah ke seluruh
bagian tubuh yang membutuhkan.
• Namun, terlalu banyak oksigen justru malah merugikan kesehatan.
• Bernapas pada 50-100% oksigen pada tekanan normal selama jangka waktu
lama diketahui menyebabkan kerusakan paru-paru.
• Orang-orang yang bekerja dengan oksigen murni perlu secara teratur
memeriksakan kesehatan untuk mengetahui kondisi paru-parunya.
Nitrogen (N)

• Nitrogen merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan
sebagian besar merupakan gas diatomik.
• Nitrat dan nitrit diketahui menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Berikut
adalah beberapa efek yang paling umum:
• Reaksi dengan hemoglobin dalam darah menyebabkan daya dukung oksigen
darah menurun (nitrit).
• Penurunan fungsi kelenjar tiroid (nitrat).
• Kekurangan vitamin A (nitrat).
• Membentuk nitro amina, yang dikenal sebagai salah satu penyebab paling
umum kanker (nitrat dan nitrit).
Sulfur (S)

• Belerang umum ditemukan di alam sebagai sulfida. Melalui berbagai proses,


belerang bisa berikatan dengan unsur lain sehingga menghasilkan senyawa
yang berbahaya bagi manusia dan hewan.
• Berbagai senyawa berbahaya ini mungkin menimbulkan bau menyengat dan
sering beracun.

18
• Efek merugikan yang mungkin timbul antara lain memicu iritasi mata dan
tenggorokan, kerusakan otak melalui gangguan fungsi hipotalamus, serta
kerusakan sistem saraf.
• Tes juga menunjukkan bahwa bentuk-bentuk tertentu belerang (sulfur) dapat
memicu kerusakan janin dan cacat bawaan.
Kalsium (Ca)

• Asupan lebih dari 2,5 gram kalsium per hari tanpa kebutuhan medis dapat
mengarah pada pembentukan batu ginjal dan sclerosis ginjal serta pembuluh
darah.
• Di lain pihak, kekurangan kalsium merupakan salah satu penyebab utama
osteoporosis.
Natrium (Na)

• Natrium tidak bereaksi dengan hidrokarbon parafin, tetapi membentuk


senyawa dengan naftalena dan senyawa polisiklik aromatik lainnya dan
dengan alkena aril.
• Natrium terkandung dalam banyak makanan terutama dalam bentuk garam
dapur.
• Natrium diperlukan manusia untuk menjaga keseimbangan sistem cairan
tubuh. Unsur ini juga dibutuhkan untuk berfungsinya saraf dan otot.
• Namun, terlalu banyak natrium dapat merusak ginjal dan meningkatkan
kemungkinan tekanan darah tinggi.

BAHAYA SAKARIN

Pengkonsumsian sakarin dalam dosis yang lebih mampu memutuskan plasenta pada
bayi. Selain itu secara khusus pengkonsumsian sakarin akan menimbulkan dampak
dermatologis bagi anak-anak yang alergi terhadap sulfamat kemudian akan memacu
tumbuhnya tumor yang bersifat karsinogen.

Sakarin dalam bentuk garam yaitu Natrium sakarin di dalam tubuh tidak mengalami
metabolisme sehingga sakarin ini di ekskresikan meaui urine tanpa perubahan
kimia. Bagaimanapun sakarin mampu keluar dari tubuh dalam bentuk utuh tetap
saja akan ada zat-zat tesebut yang masih tertinggal di dalam tubuh. Tertinggalnya
sakarin dalam tubuh ini karena tidak bisa di metabolisme oleh tubuh maka semakin
lama akan mengalami penumpukan dalam tubuh dan mampu menjadi sesuatu yang
berbahaya bagi tubuh.

BAHAYA SIKLAMAT

19
Siklamat memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan, di antaranya tremor
(penyakit syaraf), migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung,
insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan
seksual, kebotakan, dan kanker otak.

Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamin yang bersifat karsinogenik. Oleh


karena itu, ekskresi siklamat dalam urine dapat merangsang tumor dan mampu
mneyebabkan atropi yaitu pengecilan testikular dan kerusakan kromosom.
Pengkonsumsian siklamat dalam dosis yang lebih akan mengakibatkan kanker
kandung kemih. Selain itu akan menyebabkan tumor paru, hati, dan limfa

Sebagaimana sakarin yang tidak bisa dimetabolisme, senyawa Sikloheksilamin


yang merupakan senyawa hasil metabolisme siklamat dalam tubuh juga tidak bisa
dicerna oleh tubuh. Senyawa ini dalam tubuh juga akan mengendap dan memicu
berbagai kerusakan dalam tubuh

3. Berdasarkan Sifat Logam dan Non Logam


Penggolongan unsur ini pertama kali dilakukan oleh Lavoisier yang
mengelompokkan unsur ke dalam logam dan non logam. Ini merupakan
pengelompokkan unsur yang paling sederhana, dengan hanya memperhatikan ciri-
ciri yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

Berdasarkan Hukum Triade Dobereiner

Pengelompokkan ini dilakukan oleh Johan Wolfgang Dobereiner. Dobereiner


mengemukakan bahwa massa atom relative stronsium sangat dengan massa rata-
rata dari unsur lain yang mirip dengan stronsium yaitu, kalsium dan barium. Karena
hal itulah, Dobereiner menyimpulkan bahwa ada beberapa kelompok tiga unsur
yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom.
Kelompok tersebut dinamakan dengan triade.

Berdasarkan Hukum Oktaf dari Newland

J.W. Newlands adalah orang yang mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan


massa atom relatifnya (Ar). Ia berpendapat bahwa sifat-sifat unsur dapat berubah
secara teratur. Unsur ke-8 memiliki sifat kimia yang mirip dengan unsur ke-1, unsur
ke-9 memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2, dan seterusnya. Sifat-sifat unsur
yang ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur disebut dengan Hukum Oktaf.
Hukum Oktaf ini hanya berlaku untuk unsur-unsur yang dengan massa atomnya
yang rendah. Untuk melihat kemiripan unsur-unsur tersebut berdasarkan Hukum
Oktaf dapat dilihat pada gambar berikut:

Berdasarkan Periodik Mendeleev

20
Dari semua para ahli yang dianggap paling berhasil mengelompokkan unsur-unsur
tersebut adalah Dmitry Mendeleev. Dmitry Mendeleev yang pertama kali
mengemukakan tabel sistem periodik unsur pendek. Sistem periodik Mendeleev
disusun dengan berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Mendeleev
menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu garis/lajur vertikal
yang disebut dengan golongan. Dan Mendeleev juga menempatkan unsur-unsur
yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan pada
satu garis/lajur horizontal yang disebut dengan periode. Dapat dilihat seperti pada
gambar dibawah ini:

Gambar 1 3. Sistem Periodik Mendeleev

Ada beberapa hal yang perlu diketahui pada sistem periodik Mendeleev antara lain:

 Dua unsur yang saling berdekatan, massa atom relatifnya memiliki selisih
paling kurang satu atau dua satuan.
 Terdapat kotak kosong yang merupakan kotak untuk unsur yang belum
diketahui, seperti 44, 68, 72, dan 100.
 Dapat mengetahui sifat unsur yang belum diketahui seperti ekasilikon.
 Dapat memperbaiki kesalahan pengukuran massa atom relative untuk
beberapa unsur misalnya, Cr = 52,0 bukannya 43,3.
Sifat-sifat Unsur

1. Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar. Besarnya jari-jari atom
dipengaruhi oleh jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.

Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil.
Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.

21
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil.
Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron
semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron tetap sama
sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.

2. Jari-jari Ion

Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika


dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion bermuatan positif (kation)
mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion)
mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom
netralnya.

3. Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan oleh suatu atom/ion
untuk melepaskan sebuah elektron yang terikat paling lemah (elektron teluar).

Energi ionisasi merupakan energi yang digunakan untuk melawan gaya tarik inti
terhadap elektron terluarnya, jadi semakin jauh dari inti maka semakin kecil
energi ionisasinya dan semakin mudah elektron itu dilepaskan.

Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik
elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil). Akibatnya, elektron
sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini
berarti energi ionisasi besar. Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik
elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi
untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.

Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil,


karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah),
sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.

Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan


makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.

Kekecualian :

Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada

golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan

VI A.

4. Afinitas Elektron

22
Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk
menerina sebuah elektron.

Jadi, besaran afinitas elektron merupakan besaran yang dapat digunakan untuk
mudah tidaknya atom untuk menarik elektron. Semakin besar afinitas elektron
yang dimiliki atom itu menunjukan bahwa atom itu mudah nenarik elektron dari
luar dan membentuk ion negatif(anion). Jika ion negatif yang terbentuk bersifat
stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif. Akan tetapi jika ion negatif yang
terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan
energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih
besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda
positif. Makin negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan
menyerap elektron.

Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron
dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.

Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik
elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.

Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron bertambah.

Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron berkurang.

5. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari


atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari
inti terhadap elektron dan jari-jari atom. Harga keelektronegatifan bersifat relatif
(berupa perbandingan suatu atom yag lain).

· Unsur-unsur yang segolongan : keelktronegatifan makin ke bawah makin kecil,


karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam
sistem periodik cenderung melepaskan elektron.

· Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin ke kanan makin besar.


Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A
(unsur-unsur halogen). Harga keelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F)
yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.

Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks)


unsur dalam sutu senyawa. Jika harga keelektronegatifan besar, berarti unsur

23
yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan
oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung
melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom
yang diikat bergantung pada elektron valensinya.

6. Sifat Logam dan Non Logam

Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan


panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat
ditentangkan menjadi kawat/kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas
yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam
sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin
berkurang.

7. Kereaktifan

Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin
ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur
bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reaktif, karena
makin sukar menangkap elektron.

Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau


menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA
(halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan
menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak
reaktif.

4. Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan


terhadap 63 unsur yang sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang
secara periodik apabila unsurunsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan
sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang
disebut periode.
Mendeleev sengaja mengosong-kan beberapa tempat untuk menetapkan
kemiripan sifat dalam golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan
karena Mendeleev yakin masih ada unsur yang belum dikenal karena belum
ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai dengan ramalan Mendeleev
adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh Mendeleev.

Perbedaan nya dengan tabel periodik sekarang adalah Mendeleev : menempatkan


unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam 1 lajur vertikal yang disebut

24
golongan. Lajur-lajur horizontal,yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya.

modern :disusun berdasarkan kebalikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-
lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor
atom.sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut gologan disusun berdasarkan
kemiripan sifat.

5. Nomor atom (Z) adalah nomor yang menunjukkan jumlah proton (muatan
positif) atau jumlah elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri
khas suatu unsur. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah proton sama dengan
jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron.
Selain nomor atom, ada juga yang disebut dengan nomor massa yang biasanya
diberi lambang A. Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa
atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa ini
digunakan untuk menentukan jumlah nukleon dalam atom suatu unsur. Nukleon
sendiri adalah partikel penyusun inti atom yang terdiri dari proton dan
neutron. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur.
Nomor Massa (A) = Jumlah proton (p) + Jumlah neutron
Oksigen

• Nomor atom: 8
• Massa atom: 15,999 g/mol
• Proton : 8, elektron : 8, neutron : 8
Hidrogen

• Nomor atom: 1
• Massa atom: 1.007825 g/mol
• Proton : 1, elektron : 1, neutron : 0
Karbon

• Nomor atom: 6
• Massa atom: 12,011 g/mol
• Proton : 6, elektron : 6, neutron : 6
Sulfur

• Nomor atom: 16
• Massa atom: 32,06 g/mol

25
• Proton : 16, elektron : 16, neutron : 16
Nitrogen

• Nomor atom: 7
• Massa atom: 14,0067 g/mol
• Proton : 7, elektron : 7, neutron :7

6.

Gambar 1 4. Sakarin dan Siklamat

BACAAN 3

1. Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan


reaktan dalam kimia. Peran stoikiometri dalam persamaan reaksi kimia sangatlah
vital, karena segala perhitungan kimia melibatkan stoikiometri untuk mendapat
kuantitas produk dan reaktan.

2. Mol merupakan jumlah materi yang mengandung sejumlah partikel yang


tergantung oleh 12 grm 12 C.

Massa Atom Relatif: massa suatu atom dalam keadaan diam. Massa atom rata-rata
relatif terhadap 1/12 dari massa atom karbon-12 dengan rata-rata berdasarkan
kelimpahan isotop.

Molaritas: Besaran yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satuan volume
pelarut.

M = n/v

Molalitas: Besaran yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap satuan
berat pelarut.

m= n/p

26
Berat ekivalen: massa molekul relatif per banyaknya atom H yang dilepas atau
diterima

Normalitas: Besaran yang menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam tiap
satuan volume larutan. Satuan dari normalitas adalah norml (N) = ekivalen/liter.

3. a. Pertama hitung jumlah mol TiCl4 dan Mg yang ada:

mol TiCl4 = 3,54 × 107 g TiCl4 × 1 mol TiCl4 / 189,7 g TiCl4 = 1,87 × 105 mol
TiCl4

mol MG = 1,13 × 107 g Mg × 1 mol Mg / 24,31 g Mg = 4.65 × 105 mol Mg

Kemudian ditentukan reaktan mana yang menjadi pereaksi pembatas. Dari


persamaan yang setara dapat dilihat bahwa 1 mol TiCl4 = 1 mol Ti dan 2 mol Mg
= 1 mol Ti. Karena itu, jumlah Ti yang dihasilkan dari kedua reaktan tersebut
adalah

1,87 × 105 mol TiCl4 × 1 mol Ti / 1 mol TiCl4 = 1,87 × 105 mol Ti

Dan

4.65 × 105 mol Mg × 1 mol Ti / 2 mol Mg = 2,33 × 105 mol Ti

Jadi, TiCl4 adalah pereaksi pembatas karena menghasilkan Ti dalam jumlah yang
lebih kecil. Mass teoritis dari Ti yang dihasilkan kedua reaktan ini adalah

1,87 × 105 mol Ti × 47,88 g Ti / 1 mol Ti = 8.95 × 106 g Ti.

b. Untuk mencari persen hasil, tertulis

% hasil = hasil sebenarnya / hasil teoritis × 100%

= 7,91 × 105 g / 8.95 × 106 g × 100% = 88,4%

4. Pereaksi pembatas merupakan reaktan dengan jumlah stoikiometri terkecil,


merupakan reaktan yang membatasi jumlah produk yang dihasilkan suatu reaksi
menjadi lebih kecil dari jumlah maksimum yang dapat dibentuk.

5. Proses pembentukan Ti antara lain,

27
- Proses Kroll yang menggunakan bijih seperti Rutil (TiO2) dan ilmenit
(FeTiO3)

- Proses Van Arkel dan De Boer dari bijih titaniaum seperti rutile, anatase
dan ilmenit

- Proses J. Meggy dan M.Prieto dari bijih ilmenit dengan cara Flourinasi.

6. Titanium merupakan unsur yang ringan, kuat, tahan korosi, stabil pada suhu
tinggi, merupakan senyawa biokompatibel. Titik didihnya 3287°C dan titik
lelehnya 1541°C. Kegunaan titanium antara lain:

- Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali

- Digunakan juga untuk pembuatan peralatan kapal yang langsung


bersentuhan dengan laut, seperti kipas body kapal dan sebagainya.

- Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik

- Digunakan untuk penggantian pinggul, implan gigi.

BACAAN 4

1. Redoks adalah istilah untuk perubahan bilangan oksidasi atom-atom dalam


sebuah reaksi kimia. Oksidasi merupakan pertambahan biloks dan reduksi
merupakan penurunan biloks.

Reduktor merupakan zat yang mengalami penurunan biloks dan menaikkan biloks
zat lain, sedangkan oksidator merupakan zat yang mengalami pertambahan biloks
dan menurunkan biloks zat lain.

2. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat yang terlarut
menguraikan ion-ion. Sedangkan larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak
dapat menghantarkan listrik karena zat terlarutnya tetap berwujud molekul netral
yang tidak bermuatan.

3. - Metode Perubahan Bilangan Oksidasi

1. Tulis kerangka dasar reaksi, seperti reduktor dengan hasil oksidasi


dan oksidator dengan hasil reduksi

28
2. Setarakan koefisien dari unsur yang mengalami perubahan biloks

3. Tentukan perubahan biloksnya dan setarakan

4. Samakan perubahan biloks dengan memberi koefisien yang sesuai

5. Hitung jumlah muatan dengan menambah ion H+

6. Setarakan atom H dengan menambah H2O

– Metode 1/2 reaksi

1. Tentukan secara terpisah persamaan ½ reaksi oksidasi dan ½ reduksi

2. Samakan jumlah unsur yang mengalami perubahan biloks

3. Tambahkan molekul H2O di tempat yang kekurangan atom O

4. Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan ion H+

5. Setarakan muatan pada kedua reaksi dengan menambah elektron

6. Samakan jumlah elektron pada kedua reaksi dan jumlahkan reaksi


tersebut

4. – Metode Perubahan Bilangan Oksidasi

1. Tulis kerangka dasar reaksi, seperti reduktor dengan hasil oksidasi


dan oksidator dengan hasil reduksi

2. Setarakan koefisien dari unsur yang mengalami perubahan biloks

3. Tentukan perubahan biloksnya dan setarakan

4. Samakan perubahan biloks dengan memberi koefisien yang sesuai

5. Hitung jumlah muatan dengan menambah ion OH-

6. Setarakan atom H dengan menambah H2O

– Metode 1/2 reaksi

1. Tentukan secara terpisah persamaan ½ reaksi oksidasi dan ½ reduksi

2. Samakan jumlah unsur yang mengalami perubahan biloks

3. Tambahkan molekul H2O di tempat yang kelebihan atom O

4. Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan ion OH-

5. Setarakan muatan pada kedua reaksi dengan menambah elektron

29
6. Samakan jumlah elektron pada kedua reaksi dan jumlahkan reaksi
tersebut

5. Peristiwa korosi merupakan perubahan kimia, karena terjadi pembentukan


senyawa baru. Hal yang dapat diperhatikan adalah perubahan warna, dan
terbentuknya lapisan di luar besi. Faktor yang mempengaruhi korosi antara lain,
air dan kelembapan udara, pH, keberadaan elektrolit, adanya oksigen, suhu,
permukaan logam, galvanic coupling dan letak logam dalam deret potensial
reduksi

Reaksi pembentukan karat pada besi:

Anode: Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e-

Katode: O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l)

Rumus kimia besi berkarat: Fe2O3.nH2O

6. Cara mencegah korosi:

- Cara modifikasi lingkungan: mengurangi kadar pemaparan oksigen atau


menurunkan kelembaban udara.

- Cara modifikasi besi: membua alloy besi dengan unsur-unsur tertentu.

- Cara proteksi katodik: menghubungkan besi dengan seng, karena seng


lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi.

- Cara pelapisan: melapisi logam besi dengan tembaga atau timah, karena
logam Cu dan Sn memiliki potensi reduksi yang lebih positif dibanding
besi. Logam-logam lain yang memiliki potensi reduksi yang lebih positif
dibanding besi seperti perak, emas, nikel, timah, tembaga, dan platina juga
dapat dijadikan pelapis besi.

BACAAN 5

1)
 Hukum Kekekalan Energi berbunyi energi dapat diubah dari suatu
bentuk ke bentuk lainnya tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
 Reaksi eksotermik adalah reaksi yang menyebabkan sistem
melepaskan energi sehingga suhu lingkungan menjadi naik.
 Reaksi endotermik adalah reaksi yang menyebabkan sistem menerima
energi sehingga suhu lingkungan menjadi turun.
2)

30
Menurut Hukum Hess suatu reaksi kimia hanya ditentukan oleh keadaan
awal dan keadaan akhir sistem, serta tidak ditentukan oleh cara yang
ditempuh dari keadaan awal menuju keadaan akhir. Kegunaan dari
Hukum Hess adalah untuk menghitung entalpi suatu reaksi kimia.
3)
 Kalorimeter adalah suatu alat untuk menentukan entalpi reaksi yang
merupakan suatu sistem terisolasi sehingga semua energi yang
dibutuhkan atau dibebaskan tetap berada dalam kalorimeter.
 Jenis dan kegunaan kalorimeter :
a. Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna suatu senyawa, bahan
makanan, bahan bakar, dan lain lain.
b. Kalorimeter Sederhana
Kalorimeter sederhana digunakan untuk mengukur kalor reaksi
yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan.
4)
 Entalpi adalah jumlah energi panas (kalor) yang ditransfer.
 Jenis-jenis entalpi secara umum :
a. Entalpi Pembentukan Standar (Hf)
Entalpi pembentukan standar adalah energi yang diterima atau
dilepas untuk membentuk 1 mol zat dari unsur pembentuknya.
Nilai entalpi pembentukan standar ditentukan menggunakan
data entalpi pembentukan standar.
b. Entalpi Penguraian Standar (Hd)
Entalpi penguraian standar adalah energi yang diterima atau
dilepas untuk mengurai 1 mol zat menjadi unsur pembentuknya.
Nilai entalpi penguraian standar berlawanan dengan nilai entalpi
pembentukan standar.
c. Entalpi Pembakaran Standar (Hc)
Entalpi pembakaran standar adalah jumlah energi yang
dilepaskan untuk membakar 1 mol zat. Nilai entalpi pembakaran
standar ditentukan menggunakan data entalpi pembakaran
standar.
 Cara menentukan entalpi :
a. Menggunakan kalorimetri.
Dengan mengukur perubahan suhu dapat menentukan energi
kalor reaksi dan entalpi reaksi.
𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑚 × 𝑐 × ∆𝑇

31
−𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
∆𝐻 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙
b. Menggunakan Hukum Hess.
Merupakan penjumlahan entalpi reaksi dari setiap tahap.
c. Menggunakan data entalpi pembentukan.
∆𝐻𝑅 = ∆𝐻°𝑓𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 − ∆𝐻°𝑓𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛

d. Menggunakan data energi ikatan.


∆𝐻𝑅 = 𝐸𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠 − 𝐸𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘

5)
 Produksi asam nitrat dilakukan langsung dari nitrogen dan oksigen
dengan electric furnance. Electric furnance adalah alat yang
digunakan untuk proses pembuatan logam atau peleburan logam.
Electric furnance biasanya terdiri dari tiga buah batang elektroda
besar yang biasanya terbuat dari grafit. Untuk melakukan peleburan,
dilakukan pembenturan busur listrik antara elektroda dengan zat yang
berada di dalam wadah besar.
 Asam nitrat digunakan pada pabrik plastic, syntetis fibre,
nitroglycerine, cellulose, TNT, nitrat dan beberapa bahan nitro
organic lainnya. Namun secara umum asam nitrat digunakan dalam
industri pupuk dengan penambahan ammonia untuk menghasilkan
ammonium nitrat.

6) Hitunglah H untuk larutan 𝐻𝑁𝑂3 (𝑎𝑞) berdasarkan data di atas.

6𝑁𝑂2 (𝑔) + 2𝐻2 𝑂(𝑙) → 4𝐻𝑁𝑂3 (𝑎𝑞) + 2𝑁𝑂(𝑔) H = - 276,8 kJ

6𝑁𝑂(𝑔) + 3𝑂2 (𝑔) → 6𝑁𝑂2 (𝑔) H = -342 kJ

4𝑁𝐻3 (𝑔) + 5𝑂2 (𝑔) → 4𝑁𝑂(𝑔) + 6𝐻2 𝑂(𝑙) H = -1169,6 kJ

2𝑁2 (𝑔) + 6𝐻2 (𝑔) → 4𝑁𝐻3 (𝑔) H = -184,4 kJ

4𝐻2 𝑂(𝑙) → 4𝐻2 (𝑔) + 2𝑂2 (𝑔) H = 1143,2 kJ


+
2𝑁2 (𝑔) + 6𝑂2 (𝑔) + 3𝐻2 (𝑔) → 4𝐻𝑁𝑂3 (𝑎𝑞) H = -829,6 kJ

−829,6
 H 𝐻𝑁𝑂3 = = −207,4 kJ
4

BACAAN 6

32
1. Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana tidak ada perubahan yang terlihat
seiring berjalannya waktu.
 Kesetimbangan kimia yaitu suatu sistem dikatakan seimbang jika dua
proses kimia yang berlawanan terjadi dalam laju yang sama dan tidak
terjadi perubahan konsentrasi semua komponen yaitu reaktan dan produk.
 Kuosien reaksi adalah perbandingan konsentrasi dari produk dan reaktan
yang persamaannya sama dengan persamaan Kc (Tetapan kesetimbangan
heterogen).
 Reaksi dikatakan setimbang atau mencapai kesetimbangan apabila reaksi
bolak-balik yang mengandung zat berwujud gas terjadi dalam system
tertutup, konsentrasi seluruh zat nilainya tetap, dan laju reaksi sama
dengan laju reaksi balik.
2. Kesetimbangan kimia terjadi apabila reaksi bolak balik terjadi pada tempat dan
waktu yang sama dengan laju reaksi yang sama. Apabila satu reaksi diberikan
katalis, katalis hanya meningkatkan laju reaksi sehingga mempercepat
tercapainya keadaan setimbang. Mempercepat laju reaksi tidak dapat
menggeser kesetimbangan kimia.
3.
 Hubungan Q dan Kc
Apabila zat pada ruas kiri dan ruas kanan dari suatu reaksi
kesetimbangan dicampurkan dalam suatu wadah maka sangat mungkin
bahwa campuran tidak setimbang. Reaksi harus berlangsung ke kanan
atau ke kiri sampai mencapai kesetimbangan. Dalam hal ini, arah reaksi
dapat ditentukan menggunakan koefisien reaksi (Qc) yang bentuknya
sama dengan persamaan Kc. Jika Qc < Kc berarti reaksi bergeser ke
kanan sampai diperoleh Qc = Kc. Jika Qc > Kc berarti reaksi bergeser ke
kiri sampai diperoleh Qc = Kc. Jika Qc = Kc berarti sistem sudah dalam
keadaan setimbang.

 Hubungan Kc dengan Kp
Kc adalah tetapan kesetimbangan reaksi dimana zatnya heterogen yaitu
larutan dn gas. Kp adalah tetapan kesetimbangan raeaksi dimana zat
berwujud gas. Hubungan antara Kc dengan Kp yaitu :

Kp = Kc(𝑅𝑇)𝑛

Dimana n = jumlah koefisien produk – jumlah koefisien reaktan.

4.
 Prinsip Le Chatelier menyatakan bahwa bila suatu sistem setimbang
dinamik mendapat gangguan yang mengganggu kesetimbangan, maka
sistem akan berubah sedemikian hingga gangguan berkurang dan jika
mungkin kembali ke keadaan setimbang. Penerapan dari prinsip Le

33
Chatelier ini adalah dapat memperkirakan arah pergeseran
kesetimbangan jika ada pengaruh dari luar sistem.
 Pengaruh pengubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan.
1. Jika ada penambahan konsentrasi pada reaktan, maka
kesetimbangannya akan bergeser ke kanan (kearah produk). Jika
ada penambahan konsentrasi pada produk, maka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri (kearah pereaksi).
2. Jika ada pengurangan konsentrasi pada reaktan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke kiri (kearah pereaksi). Jika ada
pengurangan konsentrasi pada produk, maka kesetimbangan akam
bergeser ke kanan (kearah produk).
3. Jika ada pengurangan konsentrasi semua zat yang terlibat reaksi
(dengan pengenceran atau memperbesar volume), maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah molekulnya
banyak.

5. Jika N2 dan H2 dibiarkan bereaksi dengan rasio mol 1 : 3 dan tekanan gas
total ammonia dipertahankan 1 atm, berapakah % mol ammonia pada
kesetimbangan?

𝑁2 (𝑔) + 3𝐻2 (𝑔) → 2𝑁𝐻3 (𝑔)

Reaksi :
Mol 𝑁2 yang bereaksi = 1 mol
Mol 3𝐻2 yang bereaksi = 3 mol
Mol 2𝑁𝐻3 yang terbentuk = 2 mol

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑁𝐻3 2
Persen mol = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 33.33%
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 6

6. Arah kespontanan suatu reaksi dipengaruhi oleh temperatur, yang artinya


temperatur mampu menjalankan atau membalikkan kespontanan suatu
reaksi. Jelaskan pendapat ini dan berikan contoh reaksinya!
Jika terjadi kenaikan suhu, maka arah reaksi akan bergeser ke arah
endoterm (H = +) karena reaksi ini memerlukan kalor. Jika terjadi
penurunan suhu, maka arah reaksi akan bergeser ke arah eksoterm (H = -
) karena reaksi ini melepaskan kalor.
Contoh reaksi :

34
2𝐶(𝑠) + 𝐶𝑂2 (𝑔) → 2𝐶𝑂(𝑔) 𝐻 = +120 𝑘𝐽

Arah reaksi kesetimbangan jika suhu dinaikkan :


Reaksi di atas merupakan reaksi endoterm. Maka jika suhu
dinaikkan arah reaksi bergeser ke arah kanan (CO)

Arah reaksi kesetimbangan jika suhu diturunkan :


Reaksi di atas merupakan reaksi endoterm. Maka jika suhu
diturunkan arah reaksi bergeser ke arah kiri ( C dan 𝐶𝑂2 ).

7. Untuk mempercepat proses kesetimbangan kimia, sering depergunakan zat


tambahan lain yaitu katalisator. Apa peranan katalisator tersebut dan
bagaimana pengaruhnya di akhir reaksi pada misalnya proses pembuatan
ammonia. Katalisator berperan untuk meningkatkan laju reaksi dengan
mengubah mekanisme reaksi agar melewati mekanisme dengan energi
aktivasi terendah. Katalis hanya mempercepat tercapainya keaadaan
setimbang, tidak ikut bereaksi dengan zat. Katalisator pembuatan ammonia
adalah serbuk besi (Fe) dicampur dengan 𝐴𝑙2 𝑂3 , 𝑀𝑔𝑂, 𝐶𝑎𝑂, 𝑑𝑎𝑛 𝐾2 𝑂

35
BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penemuan karbon yang mampu membentuk molekul-molekul dimana atom-


atomnya membentuk struktur yang sangat simetrik melalui pengkajian sesuai
tahapan dalam metode ilmiah oleh Richard Smalley, Robert Curl, dan Herry Kroto
pada tahun 1985 membawa mereka mendapat penghargaan Nobel Prize in
Chemistry. Lalu, pada tahun 1991 Dr. Sumio Iijima menemukan bahwa karbon
dapat dibuat membentuk struktur tubular dengan ketebalan lapisan hanya satu atom
yang disebut nano tubes yang sangat erat kaitannya dengan ilmu kimia tepatnya
ilmu kimia kuantum terapan.

Penggunaan bahan pemanis buatan yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai


gangguan pada tubuh. Hal ini dikarenakan zat-zat yang terkandung dalam bahan
pemanis buatan dapat mengganggu sistem kerja tubuh, sehingga menyebabkan
berbagai penyakit. Misalnya saja sakarin dan siklamat, jika dikonsumsi secara
berlebihan maka akan menyebabkan kanker kandung kemih, migrain, tremor,
kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit
perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan dan kanker otak.
Sebenarnya penggunaan bahan pemanis alami yang berlebihan pun juga dapat
menimbulkan beberapa gangguan kesehatan, misalnya diabetes dan obesitas.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa penggunaan bahan pemanis alami maupun
buatan tidak akan berdampak buruk pada tubuh kita asalkan kita
mengkonsumsinya sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

Stoikiometri mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam kimia. Peran


stoikiometri adalah untuk menentukan kuantitas dalam reaksi kimia, salah satu
penerapannya adalah proses pembuatan Titanium dari 𝑇𝑖𝐶𝑙4 dengan Mg.

Elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantar listrik, biasanya merupakan


campuran air dengan senyawa ion atau kovalen polar sehingga terurai menjadi ion-
ion. Elektrolit biasanya berbentuk asam, basa dan garam. Dan elektrolit kuat
biasanya berupa asam, basa dan garam yang kuat karena jumlah ion yang diurai
lebih banyak dari larutan lainnya. Korosi disebabkan oksidasi pada logam, faktor
yang mempengaruhi oksidasi antara lain adalah air dan kelembapan udara, pH,
keberadaan elektrolit, adanya oksigen, suhu, permukaan logam, galvanic coupling
dan letak logam dalam deret potensial reduksi. Pada peristiwa korosi ini, logam
mengalami oksidasi,sedangkan oksigen mengalami mengalami reduksi.
Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan energi, khususnya
perubahan kalor yang menyertai suatu reaksi kimia. Peran termokimia adalah untuk

36
menentukan perubahan energi dan perubahan kalor yang terjadi dalam suatu reaksi
kimia, salah satu penerapannya adalah pembuatan asam nitrat (𝐻𝑁𝑂3) di dalam
industri yang mengunakan beberapa tahap reaksi kimia.

Kesetimbangan Kimia mempelajari kesetimbangan yang terjadi dalam reaksi kimia


yaitu saat dua proses kimia yang berlawanan terjadi dalam laju yang sama dan tidak
terjadi perubahan konsentrasi semua komponen yaitu reaktan dan produk.
Keberadaan reaksi yang setimbang sangat penting seperti dalam pengaturan pH
darah, siklus oksigen dalam tubuh, dan proses fotosintesis. Banyak pula proses
industri kimia didasarkan pada reaksi kesetimbangan, salah satunya adalah proses
pembuatan amonia (𝑁𝐻3 ).

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Theodore L. Brown, H. Eugene Lemay, Bruce Edward Bursten, H.


Lemay. Chemistry: The Central Science. Prentice Hall; edisi 8 (1999). ISBN 0-
13-010310-1. Hlm. 3–4.
2. Kimia berada pada suatu posisi antara dalam suatu hirarki ilmu-ilmu
pengetahuan dengan menjembatani fisika dan biologi. Carsten
Reinhardt. Chemical Sciences in the 20th Century: Bridging Boundaries.
Wiley-VCH, 2001. ISBN 3-527-30271-9. Hlm. 1–2.
3. Chang,Raymond. 2004. Kimia Dasar jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlanngga
4. UkuranDanSatuan.Com. 2017. Molaritas, Molalitas, Normalitas, dan Fraksi Mol
Suatu Larutan.
5. Chang,Raymond. 2004. Kimia Dasar jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlanngga
6. Susianto, Nirwan. (n.d). Korosi – Pengertian, Faktor Penyebab, Cara Mencegah,
Proses Terjadinya. Diperoleh dari http://www.studiobelajar.com/korosi/#
7. Ramadzan, Farhan. 2014. Larutan Elektrolit. Diperoleh dari from Materi 78,
https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/lrtel_kim3_6.pdf
8. Al-Maqassary, Ardi. (n.d). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Korosi.
Diperoleh Dari http://www.e-jurnal.com/2013/12/faktor-faktor-penyebab-
terjadinya-korosi.html
9. http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Indonesia/Termokimia_EtnaRufiati_10866.pdf
10. http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Indonesia/HukumHess_EtnaRufiati_10873.pdf
11. http://staffnew.uny.ac.id/upload/198307302008122004/pendidikan/termokimi
a+(12-13).pdf
12. http://eprints.ums.ac.id/16667/2/Bab_I.pdf
13. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12848-Paper.pdf
14. http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/KD-meeting-6.pdf
15. http://diploma.chemistry.uii.ac.id/kuliah%20online/MODUL%20II.pdf
16. http://diploma.chemistry.uii.ac.id/kuliah%20online/MODUL%20III.pdf
17. http://staffnew.uny.ac.id/upload/131872520/pengabdian/21.pdf

38
39

Anda mungkin juga menyukai