5 Garam Mohr
Beberapa mg K3[Fe(C2O4)3]
K3[Fe(C2O4)3]
Hasil
3.4 Skema Alat
9
8
1 6
2
5
Keterangan :
1. Gelas piala
2. Magnetic bar
3. Termometer
4. Hot plate
5. Erlenmeyer
6. Corong
7. Standar
8. Klem
9. Buret
IV. DATA DAN PERHITUNGAN
4.1 Data
Masa garam Mohr = 5 gram
Mr garam Mohr = 392,13 gram/mol
Mr Kalium Trioksalatoferrat(III) = 491 gram/mol
Massa Kalium Trioksalatoferrat(III) = 5,85 gram
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi kompleks trioksalatoferrat(III)
(NH4)2SO4.FeSO4.6H2O + H2O → 2NH4+ + Fe2+ + 2SO42- + 7H2O
2Fe2+ + 2H2O + H2C2O4 → 2FeC2O4.2H2O + 2H+
2FeC2O4.2H2O + 4C2O42- + H2O2 + 2H+ → 2Fe(C2O4)3)3-+ OH-
3K+ + [Fe(C2O4)3]3- + 3H2O → K3[Fe(C2O4)3].3H2O
4.2.2 Analisis kualitatif kompleks trioksalatoferrat(III)
a. K3[Fe(C2O4)3] + NaCl jenuh ↛
3-
b. K3[Fe(C2O4)3] + 6KSCN → [Fe(SCN)]6 + 9K+
c. K3[Fe(C2O4)3] + H3 PO4 ↛
4.2.3 Penentuan jumlah oksalat pada kompleks [Fe(C2O4)3]3-
MnO-4 + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O x2
C2O42- → 2CO2 + 2e- x5
+ 2+
2MnO−
4 + 5C2O4 +16H → Mn +8H2 O+10CO2
2-
4.3 Perhitungan
4.3.1 Massa K3[Fe(C2O4)3].3H2O secara teori
(NH4)Fe(SO4)2 + K2C2O4 + H2C2O4 → K3[Fe(C2O4)3]
1 1
491 gram K3[Fe(C2O4)3] 1 mol K3[Fe(C2O4)3]
Massa = x x
1 mol K3[Fe(C2O4)3] (NH4)2Fe(SO4)2
1 mol (NH4)2Fe(SO4)2
x 5 gram (NH4)2Fe(SO4)2
392,13 gram (NH4)2Fe(SO4)2
= 93%
4.3.2 Analisis Kuantitatif Kompleks Trioksalatoferrat
Massa sampel = 0,05 gram
Volume K3 [Fe(C2 O4 )3 ] = 20 mL
Volume KMnO4 = 20,2 mL
Konsentrasi KMnO4 = 0,02 M
(V x M)Permanganat = (V x M)
Oksalat
= 0,051 M
Moksalat = 3 x 0,051 M
= 0,153 M
M teori dari massa [Fe(C2O4)3] yang didapat : 0,051 M
Mokspercobaan - Moksteori
%Kesalahan =
MoksTeori
0,153 M-0,0202 M
%Kesalahan = x 100%
0,153 M
%Kesalahan = 32,026%
V. PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengamatan
5.1.1 Pengamatan Setiap Langkah Kerja
Keadaan tereksitasi
Hibridisasi
LiganOksalat
5.2 Pembahasan
Pada percobaan kompleks koordinasi besi ( Kalium Triokasalatoferrat (III)), percobaan
dilakukan untuk menggambarkan sifat kompleks koordinasi dari Fe(III) dalam kalium
trioksalatoferrat (III). Kompleks ini berbentuk oktahedral dengan hibridisasi d2sp3
dimana ligan yang terikat pada atom pusat merupakan ligan kuat yang menarik elektron
atom pusat untuk mengisi orbital t2g terlebih dahulu sehingga kompleks yang terbentuk
adalah inner sphere kompleks.
Garam Mohr dilarutkan dalam akuades yang bertujuan untuk mengionkan Fe 2+
sebagai sumber atom pusat. Kemudian ditambahkan H2SO4 , hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kelarutan (NH4)2Fe(SO4)2 dan mempercepat pelepasan Fe2+ sekaligus
sebagai pemberi suasana asam. Selanjutnya ditambahkan asam oksalat sebagai sumber
ligan oksalat untuk senyawa kompleks. Terhadap campuran diatas dilakukan
pemanasan, hal ini berguna untuk mempercepat reaksi dengan diaduk dan dipanaskan
sampai mendidih sehingga akan terbentuk endapan berupa suspensi. Endapan yang
berupa suspensi didinginkan agar mengendap dan dengan mudah dipisahkan filtratnya.
Endapan yang terbentuk dicuci dengan air panas yang bertujuan untuk menghilangkan
senyawa pengotor dalam endapan.
Endapan yang terbentuk ditambahkan larutan oksalat jenuh, hal ini berfungsi
sebagai sumber ion K+. Larutan dipanaskan kembali untuk mempercepat reaksi larutan
ini ditambahkan H2O2 3% sebagai oksidator yang akan mengubah Fe2+ menjadi Fe3+ yang
ditandai dengan perubahan warna. Asam oksalat ditambahkan kembali pada larutan
yang sedang dipanaskan yang berfungsi untuk menghentikan reaksi intermediet yaitu
terikatnya OH- pada ion pusat. Asam oksalat juga berfungsi untuk memperkuat ligan.
Endapan disaring dan ditambahkan etanol 95% yang berfungsi untuk mempercepat
kristalisasi senyawa kompleks. Campuran didiamkan selama semalam untuk
mendapatkan kristal yang sempurna.
Kompleks trioksalatoferrat (III) yang telah didapatkan selanjutnya diuji kualitatif
dan uji kuantitatif. Analisis kualitatif kompleks Fe(III) oksalat bertujuan untuk melihat
terjadi atau tidaknya reaksi pergantian ligan. Analisis kuantitatif bertujuan melihat dan
mengetahui konsentrasi Fe3+ didalam kompleks melalui titrasi permanganometri. Dalam
uji kualitatif ini reaksi pergantian ligan tidak dapat terjadi pada penambahan reagen
NaCl jenuh dan H3PO43- karena ligan C2O4 2- lebih kuat dari ligan Cl- dan PO43- sehingga
substitusi ligan sulit untuk dilakukan. Reaksi pergantian ligan terjadi pada penambahan
reagen KSCN karena ligan SCN- lebih kuat dari ligan C2O4 2- .
Titrasi permanganometri dilakukan untuk mengoksidasi oksalat dan mereduksi
Mn.Pada titrasi ini tidak dibutuhkan indikator tambahan karena permanganat sudah
berfungsi sebagai indikator.Dari titrasi permanganometri yang telah dilakukan
didapatkan konsentrasi oksalat dari percobaan sebesar 0,0202M sedangkan konsentrasi
oksalat berdasarkan perhitungan secara teori bernilai 0,153M. Persen kesalahan yang
diperoleh sebesar 32,026%. Perbedaan nilai konsentrasi oksalat secara percobaan dan
teori terjadi karena kesalahan yang dilakukan saat titrasi berlangsung.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Kompleks koordinasi dari Fe(III) dalam kalium trioksalatoferrat (III) bersifat
diamagnetik dan merupakan inner sphere kompleks.
6.2 Saran
Agar percobaan berikutnya berjalan dengan lancar, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah:
1. Penambahan H2O2 dari buret dilakukan secara perlahan-lahan.
2. Pemanasan larutan dilakukan dengan sempurna.
3. Penambahan NaCl jenuh, KSCN, dan H3PO4 pada analisa kualitatif tidak
berlebihan.
4. Titrasi permanganometri dilakukan dengan hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Jahro, Iis, S., O.Djulia, Ismunandar dan R. I. Susanto.: Kajian Mekanisme Reaksi Kompleks
Multi Inti FeII-MnII-CrIII dengan Ligan Ion Oksalat dan 2,(2’-pyridyl) quinoline dalam
Pelarut Metanol dan Air, 7 :74-79, Departemen Kimia, FMIPA, ITB: Bandung, 2010.
[2] Laurence,G.: Introduction to CoordinationCchemistry, University of Newcastle:
Callaghan, 2010.
[3] Effendi.: Tata Nama Senyawa Koordinasi Jilid I, Bayu Media Publishing: Malang, 2007.
[4] Medianto, A.: Senyawa Koordinasi (Coordination Compound), Rineka Cipta: Jakarta, 2013.
[5] Sugiyarto, K.H.: Dasar-Dasar Kimia Anornagik Transisi, Graha Ilmu: Yogyakarta, 2012.
[6] Huheey, J.E., Keiter, E. A., dan Keiter, R. L.: Inorganic Chemistry, Fourth Edition, Herpes
Collins College Publisher: New York, 1993.
[7] Cotton, F. A dan Wilkinson.: Kimia Anorganik Dasar, Universitas Indonesia Press:
Jakarta, 1989.
[8] Etin, A., E, Gennady., Shter., Baltianski, S & Grader, G.S.: Controlled elemental depth
profile in sol-gel-derived PZT films 89(8), 2387-2393, The American ceramic society:
USA, 2006
[9] Roosita, Arnie.: Validasi Metoda Spektrofotometri Visibel Untuk Penetapan Kadar Ampisilin
Menggunakan Pereaksi AsetilAseton dan Formalin, Universitas Sanata Dharma:
Yogyakarta, 2007.
LAMPIRAN 1. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
1. Apakah ion kompleks trioksalaoferrat (III) termasuk kompleks yang inert atau labil?
Jelaskan!
Berdasarkan kinetika, Ion kompleks trioksalatoferrat (III) termasuk kompleks yang
inert karena reaksi pertukaran ligan berlangsung dengan sangat lambat atau bahkan
tidak berlangsung sama sekali (tidak mudah bereaksi). Dalam reaksi pemutusan
atau pergantian ligan membutuhkan energi aktivasi yang besar. Apabila energi
aktivasi belum tercapai, reaksi belum dapat terjadi.
2. Buatlah rumus bangun dari ion trioksalatoferrat (III)!
2 Kalium Oksalat O
KO C
C OK
O
3 Natrium Klorida Na Cl
4 Asam Sulfat O
HO S OH
O
5 Peroksida H H
O O
6 Asam Fosfat O
P OH
HO
HO
7 Asam Oksalat O
HO C
C OH
O
8 Etanol H2
C
H3C OH
9 Besi(III) Nitrat O
N
O O
Fe3+
O O
O O
N N
O O
10 Kalium Tiosianat K C
S N
11 Kalium Trioksalatoferrat O
O
(III)
C
C
O
O C O O
Fe
O C O O
O
C
C
O
O