BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Dengan perkembangan dunia penerbangan dan mobilitas manusia serta barang yang
makin tinggi, maka fungsi bandara (bandara udara) makin bertambah penting. Di daerah-daerah
penerbangan perintis, bandara masih sederhana, tetapi di kota-kota besar sudah berkembang
menjadi besar dan canggih karena merupakan tempat bertemunya banyak orang dari segala
penjuru dunia, dan tempat berkumpulnya banyak orang melakukan kegiatannya masing-masing
untuk menunjang operasi penerbangan yang aman dan nyaman.
Untuk itu dalam pengoperasiannya suatu bandana harus menyediakan fasilitas medik
untuk dapat menanggulangi gawat darurat penerbangan, gawat darurat medik, atau gangguan
kesehatan lainnya. Lagipula untuk memberi kemudahan pada calon penumpang dan pengunjung,
di bandara disediakan kafetaria, restoran, coffee-shop, duty-free shop, kantor pos, bank, money
changer dsb. Dan di bandara internasional selalu ada kantor/petugas C.I.Q. (Custom,
Immigration,Quarantine). Akibat hal-hal di atas timbul masalah hygiene dan sanitasi di bandara
yang harus ditangani sungguh-sungguh, sebab suatu bandara internasional adalah pintu gerbang
suatu negara.
Masalah hygiene dan sanitasi di bandana berhubungan erat dengan penyebaran penyakit
menular dan juga dengan keselamatan penerbangan. Di samping masalah-masalah tersebut di
atas, sering melalui bandara seorang pasien ingin berobat ke rumah sakit yang besar di kota lain,
bahkan ke luar negeri. Ini menimbulkan masalah, karena tidak semua orang sakit boleh diangkut
dengan pesawat udara (pesawat dari airline).
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini sangat pesat dan
semakin maju yang telah mengantarkan Negara Indonesia ke zaman era globalisasi, dimana pada
zaman era globalisasi terjadi persaingan-persaingan yang sangat ketat, baik itu persaingan antar
Negara maju dan Negara berkembang dan juga terjadi persaingan antar perusahaan di dalam
suatu
Negara.
Pada zaman globalisasi ini, terjadi pula perdagangan bebas di bidang bisnis. Dalam
bidang ini sangat membutuhkan transportasi yang dapat menunjang kelancaran dan kemajuan
dari suatu perusahaan tersebut. Transportasi udara mempunyai peranan penting dalam
mendukung
bisnis
perusahaan
dan
meningkatkan
perekonomian
suatu
Negara.
Bagi para penumpang pada penerbangan internasional dalam rangka kegiatan wisata atau
perjalanan dari dan ke luar negeri dipastikan melalui proses pemeriksaan petugas Bea & Cukai,
Imigrasi dan Karantina yang dikenal dengan sebutan CIQ (Custom, Immigration, Quarantine),
yaitu lembaga pemerintahan yang bertugas mengatur, mengawasi dan mengamankan lalu-lintas
keluar masuknya manusia, barang-barang dan mahluk hidup lainnya demi tegaknya kewibawaan
pemerintah suatu Negara.
Proses pemeriksaan dokumen perjalanan (document clearance) ini wajib dilaksanakan
karena merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi Negara yang akan ditinggalkan atau
Negara yang akan dikunjungi maupun Negara yang dilalui oleh penumpang bersangkutan.
Penerapan peraturan dan ketentuan CIQ antara Negara satu dengan Negara lainnya tentunya
tidak sama.
BAB II
BEA CUKAI
2.1
istilah keduanya memiliki arti masing-masing. Kita mulai dari bea. Berasal dari bahasa
Sansekerta, bea berarti ongkos. Bea dipakai sebagai istilah ongkos barang yang keluar atau
masuk suatu negara, yakni bea masuk dan bea keluar. Instansi pemungutnya disebut pabean. Halhal yang terkait dengannya disebut kepabeanan. Nah, secara istilah, kepabeanan berarti segala
sesuatu yang terkait dengan pengawasan atas lalu lintas barang antar negara. Secara filosofis dan
historis memang demikian.
Filosofi adanya pabean memang pengawasan. Naluri pertahanan suatu negara atau entitas
kekuasaan tentu akan melakukan pengawasan terhadap apapun yang masuk ke dalam
wilayahnya. Tentu sang penguasa tidak ingin di wilayah kekuasaannya dimasuki barang-barang
yang dapat mengancam kekuasaannya. Senjata atau mesiu misalnya. Atau barang yang dapat
meracuni masyarakatnya, seperti alkohol atau candu. Dalam pada itu, sang penguasa juga ingin
menciptakan stabilitas ekonomi, dengan kontrol pasar, sekaligus meraup pendapatan. Di sinilah
bea dipungut. Kesemuanya, tentu, demi melindungi kepentingan nasional masing-masing.
Fungsi filosofis historis tadi tetap dipakai hingga kini di seluruh dunia. Dengan tetap
bertujuan melindungi kepentingan nasional masing-masing, ada negara yang lebih menggunakan
pabean sebagai alat pertahanan, ada yang cenderung ke finansial. Oleh karenanya, banyak negara
yang menjadikan pabean sebagai institusi militer atau keamanan, tak sedikit pula yang
menjadikannya di bawah departemen yang mengurusi keuangan. Di AS, pabean di bawah
Homeland Security Department. Di Hongaria, pabean adalah bagian dari militer. Yang di bawah
keuangan contohnya di negara kita sendiri. Namun mayoritas, termasuk yang beraliran
keuangan, pabean selalu dibekali kemampuan pertahanan negara atau penegakan hukum.
Mungkin terkecuali pabean Singapura.
Karena dilahirkan dari rahim pertahanan yang bernafaskan pengawasan, pabean
(Indonesia) semestinya memang tidak melulu dibebani target-target pemasukan keuangan
negara. Pabean harus lebih dikonsentrasikan untuk menjaga pintu negara dari barang-barang
yang mengancam kepentingan nasional.
Berikut adalah pertanyaan pertanyaan yang muncul mengenai masalah bea cukai :
Pertanyaan :
Apakah yang dimaksud dengan Bea Masuk?
Jawaban :
Bea Masuk adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang impor
Pertanyaan :
Apakah yang dimaksud dengan Fasilitas Kepabeanan?
Jawaban :
Fasilitas Kepabeanan adalah pemberian insentif oleh pemerintah/DJBC berkaitan dengan
kegiatan ekspor-impor yang akan memberikan manfaat bagi perekonomian nasional
Pertanyaan :
Manfaat apa yang didapatkan dari Fasilitas Kepabeanan?
Jawaban :
Manfaat yang diperoleh bisa dalam bentuk, kecepatan waktu pemrosesan barang, kemudahan
prosedur pemrosesan barang, pengurangan biaya
Pertanyaan :
Apakah Saya Diperbolehkan membawa binatang ,seperti kucing,anjing,burung atau ikan ke
Indonesia ?
Jawaban :
Pada dasarnya, diperbolehkan untuk membawa binatang dan tumbuhan masuk ke wilayah
Indonesia, selama Saudara mendapatkan ijin dari instansi terkait seperti Karantina dan
Kementerian Pertanian.
pertanyaan :
Apakah yang dimaksud dengan Daerah Pabean?
jawaban :
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan
ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Ekslusif dan Landas
Kontinen yang didalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan
Pertanyaan :
Apakah yang dimaksud dengan Kawasan Pabean?
Jawaban :
Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara
atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah
pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
Selain itu, tugas dan fungsi DJBC adalah mengawasi kegiatan ekspor dan impor,
mengawasi peredaran minuman yang mengandung alkohol atau etil alkohol, dan peredaran rokok
atau barang hasil pengolahan tembakau lainnya. Seiring perkembangan zaman, DJBC bertambah
fungsi dan tugasnya sebagai fasilitator perdagangan, yang berwenang melakukan penundaan atau
bahkan pembebasan pajak dengan syarat-syarat tertentu.
Kewenangan DJBC
Cukai adalah pungutan oleh negara secara tidak langsung kepada konsumen yang
menikmati/menggunakan obyek cukai. Obyek cukai pada saat ini adalah cukai hasil
tembakau(rokok, cerutu dsb), Etil Alkohol, dan Minuman mengandung etil alkohol / Minuman
keras. Malaysia menerapkan cukai pada 13 jenis produk.
Secara sederhana dapat dipahami bahwa harga sebungkus rokok yang dibeli oleh
konsumen sudah mencakup besaran cukai didalamnya. Pabrik rokok telah menalangi konsumen
dalam membayar cukai kepada pemerintah pada saat membeli pita cukai yang terdapat pada
kemasan rokok tersebut. Untuk mengembalikan besaran cukai yang sudah dibayar oleh pabrik
maka pabrik rokok menambahkan besaran cukai tersebut sebagai salah satu komponen dari harga
jual rokok tersebut.
Filosofi pengenaan cukai lebih rumit dari filosofi pengenaan pajak maupun pabean.
Dengan cukai pemerintah berharap dapat menghalangi penggunaan obyek cukai untuk digunakan
secara bebas. Hal ini berarti adanya kontrol dan pengawasan terhadap banyaknya obyek cukai
yang beredar dan yang dikonsumsi. Hal yang menarik adalah pengenaan cukai semen dan gula
oleh pemerintah Belanda saat menjajah Indonesia. Cukai dipergunakan untuk mengontrol
kebutuhan masyarakat pada gula dan semen demi kepentingan penjajah pada saat itu.
Sisi lain dari pengenaan cukai di beberapa negara maju adalah membatasi barang-barang
yang berdampak negatif secara sosial (pornografi dll) dan juga kesehatan (rokok, minuman keras
dll). Tujuan lainnya adalah perlindungan lingkungan dan sumber-sumber alam (minuman
kemasan, limbah dll), serta mengurangi atau membatasi konsumsi barang-barang mewah dan
sebagainya.
Contoh kasus dinegara tetangga adalah penggunaan deterjen yang berlebihan, yang telah
mencemari sungai yang menjadi bahan baku pembuatan air minum publik oleh perusahaan
pemerintah[rujukan?]. Hal ini membuat pemerintah mengeluarkan biaya ekstra untuk proses produksi
air minum tersebut. Pemerintah tidak dapat menaikkan harga air minum karena adanya resistensi
publik atas rencana tersebut. Sebagai jalan keluar, dikenakan cukai pada semua produk deterjen
di negara tersebut.
Didasari atas asas keadilan, maka pertambahan biaya proses pemurnian air tersebut tidak
dibebankan kepada konsumen air minum, tetapi dibebankan kepada setiap konsumen deterjen.
Asas yang sama telah berlaku pada para perokok aktif di Indonesia.Perokok pasif harus
menanggung risiko yang lebih besar, oleh sebab itu cukai rokok dibebankan setinggi-tingginya.
Pabean yang dalam bahasa Inggrisnya Customs atau Duane dalam bahasa Belanda
memiliki definisi yang dapat kita temukan dan hafal baik dalam kamus bahasa Indonesia ataupun
undang-undang kepabeanan. Untuk dapat memahami kata pabean maka diperlukan pemahaman
terhadap kegiatan ekspor dan impor. Pabean adalah kegiatan yang menyangkut pemungutan bea
masuk dan pajak dalam rangka impor. Ada juga bea keluar untuk ekspor, khususnya untuk
barang / komoditi tertentu .
Filosofi pemungutan bea masuk adalah untuk melindungi industri dalam negeri dari
limpahan produk luar negeri yang diimpor, dalam bahasa perdagangan sering disebut tariff barier
yaitu besaran dalam persen yang ditentukan oleh negara untuk dipungut oleh DJBC pada setiap
produk atau barang impor. Sedang untuk ekspor pada umumnya pemerintah tidak memungut bea
demi mendukung industri dalam negeri dan khusus untuk ekspor pemerintah akan memberikan
insentif berupa pengembalian restitusi pajak terhadap barang yang diekspor.
Produk mentah seperti beberapa jenis kayu, rotan dsb pemerintah memungut pajak ekspor
dan pungutan ekspor dengan maksud agak para eksportir sedianya dapat mengekspor produk jadi
dan bukanlah bahan mentah atau setengah jadi. Filosofi pemungutan pajak ekspor pada komoditi
ini adalah untuk melindungi sumber daya alam Indonesia dan menjamin ketersediaan bahan baku
bagi industri dalam negeri.
Proses impor dan pabean
Kegiatan impor dapat dikatakan sebagai proses jual beli biasa antara penjual yang berada di luar
negeri dan pembeli yang berada di Indonesia. Adapun tahapan impor adalah :
Hal yang penting dalam setiap transaksi impor adalah terbitnya L/C atau letter of credit
yang dibuka oleh pembeli di Indonesia melalui Bank (issuing bank)
Selanjutnya penjual diluar negeri akan mendapatkan uang untuk harga barangnya dari
bank dinegaranya (correspondent bank) setelah mengirim barang tersebut dan
menyerahkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengiriman barang dan
spesifikasi barang tersebut (bill of lading (BL), Invoicedsb).
Dokumen-dokumen tersebut oleh correspondet bank dikirim ke issuing bank yang ada
diIndonesia untuk di tebus oleh importir.
Dokumen yang kini telah dipegang oleh importir tersebut digunakan untuk mengambil
barang yang dikirim oleh penjual. pada tahap ini proses impor belum dapat dikatakan
selesai karena importir belum mendapatkan barangnya.
barang impor tersebut diangkut oleh sarana pengangkut berupa kapal-kapal pengangkut
barang (cargo) internasional dan hanya akan merapat di pelabuhan-pelabuhan resmi
pemerintah, misalnya Tanjung Priok (Jakarta) dimana sebagian besar kegiatan importasi
di Indonesia dilakukan. banyak proses yang harus dilalui hingga akhirnya sebuah sarana
pengangkut (kapal cargo) dapat merapat dipelabuhan dan membongkar muatannya
(barang impor).
Setelah barang impor tersebut dibongkar maka akan ditempatkan ditempat penimbunan
sementara (container yard) perlu diketahui bahwa menyimpan barang di kawasan ini
dikenakan sewa atas penggunaan ruangnya (demorage).
tersebut karena bank telah menalangi importir ketika bank membayar eksportir saat
menyerahkan dokumen tersebut.
Setelah selesai urusan dokumen tersebut maka kini saatnya importir mengambil barang
tersebut dengan dokumen yang telah importir peroleh dari bank (B/L, invoice dll).
PIB dibuat setelah importir memiliki dokumen pelengkap pabean seperti B/L dll. Importir
mengambil dokumen tersebut melalui bank, maka jika bank tersebut merupakan bank
devisa yang telah on-line dengan komputer DJBC maka pengurusan PIB dapat dilakukan
di bank tersebut.
Prinsip perpajakan di Indonesia adalah self assesment begitu pula dalam proses
pembuatan PIB ini, formulir PIB terdapat pada bank yang telah on-line dengan komputer
DJBC setelah diisi dan membayar bea masuk kepada bank maka importir tinggal
menunggu barangnya tiba untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan kepada DJBC
khususnya kepada kantor pelayanan DJBC dimana barang tersebut berada dalam wilayah
pelayanannya, untuk pelabuhan tanjung priok terdapat Kantor Pelayanan Utama (KPU)
Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok.
Setelah importir menyelesaikan PIB dan membayar bea masuk serta (pungutan impor)
pajak-pajak dalam rangka impor di bank, maka bank akan memberitahukan kepada DJBC
secara on-line mengenai pengurusan PIB dan pelunasan bea masuk dan pajak impor.
dalam tahap ini DJBC hanya tinggal menunggu importir menyerahkan PIB untuk
diproses, penyerahan PIB inipun telah berkembang sedemikian rupa hingga untuk
importir yang telah memiliki modul impor atau telah terhubung dengan sistem komputer
DJBC dapat menyerahkan PIB secara elekronik (electronic data interchange system =
EDI system) sehingga dalam prosesnya tak terdapat interaksi secara fisik antara importir
dengan petugas DJBC
Sistem yang digunakan DJBC
Rencana kedepannya semua importasi akan diarahkan untuk menggunakan sistem ini
karena pertimbangan keamanan dan efisiensi, sehingga bermunculan warung-warung EDI
(semacam warnet khusus untuk mengurus importasi) disekitar pelabuhan yang akan membantu
importir yang belum memiliki modul impor atau tidak secara on-line terhubung dengan sistem
komputer DJBC.
proses pengeluaran barang impor sangat tergantung pada jenis barang impor itu sendiri,
khusus untuk barang impor asal tumbuhan dan hewan akan melalui pemeriksaan karantina (masa
karantina) ini penting untuk mencegah masuknya penyakit dan hal-hal yang tidak dinginkan dari
segi kekarantinaan dan kesehatan seperti pemeriksaan layak konsumsi atau tidak, masa
kadaluwarsa, dsb, untuk daging impor harus ada Certificate of origin agar diketahui dari mana
asalnya, juga umumnya sertikat halal untuk komoditi konsumsi. Selanjutnya DJBC akan
memberlakukan National Single Window (NSW) untuk pelayanan dengan otomasi.
BC 1.3
5
6
BC 2.0
BC 2.1
BC 2.2
daerah pabean
Pemberitahuan Impor Barang
Pemberitahuan Impor Barang Tertentu
Pemberitahuan Impor Barang penumpang/awak
8
9
10
BC 2.3
11
BC 2.4
PIB
PIBT
Customs
12
BC 2.5
13
BC 3.0
PEB
14
BC 3.1
PEBT
15
BC 4.0
Penimbunan Berikat
Pemberitahuan Ekspor Barang
Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu -> sudah
digabung dengan PEB
Pemberitahuan pemasukan barang asal daerah pabean
ke Kawasan Berikat
Registrasi Kepabeanan
Setiap orang atau badan hukum yang akan melakukan pemenuhan kewajiban pabean,
diwajibkan melakukan registrasi ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk mendapat nomor
identitas dalam rangka akses kepabeanan, misalnya registrasi importir, registrasi eksportir dan
registrasi PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan). Dikecualikan
dari
ketentuan
tersebut adalah orang yang melakukan pemenuhan kewajiban pabean tertentu, seperti barang
penumpang, barang kiriman melalui pos/ jasa titipan atau pun barang diplomatik.
Pemberitahuan Impor/Ekspor
Berdasarkan ketentuan, suatu barang dianggap sebagai barang impor dan terutang Bea,
sejak barang impor memasuki daerah pabean. Jadi jika ada suatu barang dari luar negeri, maka
saat tepat memasuki wilayah RI, langsung dinyatakan sebagai barang impor yang harus segera
diselesaikan kewajiban kepabeanan, dengan pengawasan pejabat Bea Cukai.
Untuk ekspor, suatu barang dianggap telah diekspor dan diberlakukan sebagai barang
ekspor, setelah barang dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari daerah pabean. Hal
tersebut dapat diperkecualikan, jika dapat dibuktikan bahwa barang tersebut ditujukan untuk
dibongkar di suatu tempat dalam daerah pabean. Misalnya barang yang dimuat untuk
diperdagangkan antar pulau/kota dalam wilayah RI, bukan merupakan kegiatan ekspor.
Istilah Kepabeanan
Berikut beberapa terminologi umum dalam Kepabeanan sebagai berikut:
1. Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas
barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea
keluar.
2. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan
dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan
landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang ini.
3. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar
udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada
di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
5. Pos pengawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh pejabat bea dan cukai untuk
melakukan pengawasan terhadap lalu lintas barang impor dan ekspor.
6. Kewajiban pabean adalah semua kegiatan di bidang kepabeanan yang wajib dilakukan
untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini.
7. Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka
melaksanakan kewajiban pabean dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan dalam
Undang-Undang ini.
8. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
9. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
10. Bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini yang dikenakan
terhadap barang yang diimpor. 15a. Bea keluar adalah pungutan negara berdasarkan
Undang-Undang ini yang dikenakan terhadap barang ekspor.
11. Tempat penimbunan sementara adalah bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang
disamakan dengan itu di kawasan pabean untuk menimbun barang, sementara menunggu
pemuatan atau pengeluarannya.
12. Tempat penimbunan berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang memenuhi
persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun barang dengan tujuan tertentu
dengan mendapatkan penangguhan bea masuk.
13. Tempat penimbunan pabean adalah bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang
disamakan dengan itu, yang disediakan oleh pemerintah di kantor pabean, yang berada di
bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan barang yang
dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik
negara berdasarkan Undang-Undang ini.
14. Audit kepabeanan adalah kegiatan pemeriksaan laporan keuangan, buku, catatan dan
dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan
usaha termasuk data elektronik, surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang
kepabeanan, dan/atau sediaan barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan.
15. Tarif adalah klasifikasi barang dan pembebanan bea masuk atau bea keluar.
2.2
Marwati Djoened Poepanegoro dan Nugroho Notosusanto; Cetakan Pertama 2008; Balai
Pustaka, Hal. 146-153)
Bea Cukai mulai terlembagakan secara nasional pada masa Hindia Belanda, dengan
nama resmi De Dienst der Invoer en Uitvoerrechten en Accijnzen (I. U & A) atau dalam terjemah
bebasnya berarti Jawatan Bea Impor dan Ekspor serta Cukai. Tugasnya adalah memungut
invoer-rechten (bea impor/masuk), uitvoererechten (bea ekspor/keluar), dan accijnzen (excise/
cukai). Tugas memungut bea (bea berasal dari bahasa Sansekerta), baik impor maupun ekspor,
serta cukai (berasal dari bahasa India) inilah yang kemudian memunculkan istilah Bea dan Cukai
di Indonesia. Lembaga Bea Cukai setelah Indonesia merdeka, dibentuk pada tanggal 01 Oktober
1945 dengan nama Pejabatan Bea dan Cukai, yang kemudian pada tahun 1948 berubah menjadi
Jawatan Bea dan Cukai sampai tahun 1965. Setelah tahun 1965 hingga sekarang menjadi
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). DJBC merupakan unit eselon I di bawah
Departemen Keuangan, yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal (Darmawan Sigit,
BAB III
IMIGRASI
3.1
Pengertian Imigrasi
Apa itu imigrasi ? Pengertian atau definisi imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu
negara ke Negara lain, dimana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada
perpindahan untuk menetap permanen yang dilakukan oleh imigran. Pasti ada bertanya tanya
bagaimana dengan turis atau pendatang ? nah, jika turis atau pendatang untuk jangka waktu
pendek tidak dianggap imigran. Itu lah definisi dari imigrasi.
Sebagai contoh, semua orang yang ingin masuk ke Malaysia melalui Bandara
Internasional Senai tunduk pada prosedur Imigrasi Malaysia dan persyaratan. Semua orang
memasuki Malaysia harus memiliki paspor nasional yang sah atau dokumen perjalanan lainnya
yang diakui secara internasional berlaku untuk bepergian ke Malaysia. Ini paspor atau dokumen
perjalanan harus berlaku minimal enam bulan dari tanggal masuk ke Malaysia.
Warga negara Persemakmuran (kecuali untuk India, Bangladesh, Pakistan dan Sri Lanka),
yang dilindungi Inggris atau warga negara Republik Irlandia dan warga Swiss, Belanda, San
Marino dan Liechtenstein tidak perlu visa untuk masuk ke Malaysia.
Warga negara tertentu, termasuk Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Jerman, Islandia,
Jepang, Republik Korea, Luxembourg, Norwegia, Swedia, Arab Saudi, Tunisia, Turki, Italia, Uni
Emirat Arab dan Amerika Serikat melakukan tidak memerlukan visa untuk kunjungan tidak
melebihi tiga bulan.
Warga negara Eropa, Baltik dan Commonwealth of Independent States, Afghanistan, Iran,
Irak, Libya, Rumania dan Suriah tidak memerlukan visa untuk kunjungan tidak lebih dari dua
minggu. Warga Korea Utara, Kuba, Republik Sosialis Vietnam, Republik Rakyat Cina dan
pemegang Hong Kong Sertifikat Identitas, Myanmar dan Taiwan yang diizinkan untuk masuk ke
Malaysia untuk mendapatkan persetujuan aplikasi visa mereka.
Permohonan visa untuk tujuan masuk ke Malaysia harus dilakukan pada misi Malaysia
terdekat di luar negeri. Di negara-negara di mana misi Malaysia belum ditetapkan, aplikasi harus
diserahkan ke Komisi Tinggi Inggris terdekat atau Kedutaan.
Masuk ke Malaysia Passes diperoleh pada Point of Entry - lulus kunjungan untuk tujuan
kunjungan sosial, wisata atau bisnis dapat diperoleh pada titik masuk jika pengunjung dapat
memenuhi otoritas imigrasi bahwa ia / ia memiliki paspor yang masih berlaku dan visa
dimanapun berlaku.
Passes akan diperoleh pada saat kedatangan di Malaysia Selain aplikasi untuk entri untuk
tujuan wisata, kunjungan sosial atau bisnis, semua aplikasi untuk melewati disebutkan di bawah
ini harus dilakukan pada saat kedatangan di negara ini. Semua aplikasi tersebut harus memiliki
sponsor di Malaysia .. Para sponsor harus setuju untuk bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
pemulangan para pengunjung dari Malaysia harus itu menjadi perlu.
Customs Clearance Jika Anda tidak perlu menyatakan dan tidak membawa item
dikendalikan atau dilarang, lanjutkan ke Green Lane untuk izin langsung. Jika Anda memiliki
sesuatu untuk menyatakan, lanjutkan ke jalur kepabeanan.
Apakah diingat bahwa:
Membawa narkoba membawa hukuman mati wajib di Malaysia. Barang terlarang lainnya
termasuk film pisau, belati dan bahan pornografi. Izin khusus diperlukan untuk pengangkutan
senjata api dan amunisi. Kaset video rekaman harus diserahkan untuk izin oleh pabean. Ekspor
barang antik dan benda-benda bersejarah tidak diperbolehkan kecuali ijin ekspor telah diperoleh
dari Direktur Jenderal Museum, Malaysia, atau jika jaman dahulu awalnya diimpor dan
dinyatakan pabean.
Semua penumpang harus menyatakan hal-hal berikut kepada Kantor Karantina
Tumbuhan pada saat kedatangan: produksi tanaman dan bagian tanaman termasuk tanaman segar
diproduksi dan produk olahan, tanah dan pertumbuhan / media perakaran, serangga dan
organisme lain, mikro-organisme, herbarium dan bunga kering.
BAB IV
KARANTINA
4.1
Pengertian Karantina
Karantina pertanian
adalah tempat pengasingan dan/ atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan
tesebarnya hama dan penyakit hama dan penyakit hewan karantina atau organisme pengganggu
tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari
dalam negara republik indonesia .
BAB V
PERANAN CIQ DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL
Kita semua sudah tahu bahwa Bandar udara internasional pada suatu Negara merupakan
gerebang masuk bagi Negara tersebut. Gerbang masuk bagi orang, barang maupun tumbuhan dan
hewan. Setiap Negara mempunyai wewenang untuk menentukan siapa saja danapa saja yang
boleh masuk maupun keluar dari negaranya. Oleh karena itu di tiap bandara internasional di
berikan suatu counter khusus yaitu counter CIQ atau pabean,imigirasi dan karantina.
5.1
khususnya di terminal kedatangan internasional, Kantor Adbandara Ngurah Rai dan PT.(Persero)
Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai beserta para anggota Komite Fasilitasi bandar udara ngurah
rai telah mengadakan rapat bersama dengan menghasilkan keputusan sebagai berikut :
1. Pembatasan kegiatan orang yang bergerak di Area CIQ.Pemberian PAS untuk kegiatan
protokoler akan ditertibkan khususnya untuk area kedatangan Internasional, namun untuk
kegiatan yang bersifat nasional maupun internasional akan difasilitasi dengan PAS sementara
(PAS Kepanitiaan).
2. PT.(Persero) Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai mendukung peniadaan kegiatan business di
custom area atau area kedatangan internasional namun hal ini tidak langsung bisa dilaksanakan
karena menunggu perjanjian sewa tempat atau ruangan para pelaku bisnis activity tersebut
berakhir (tidak akan ada lagi perjanjian perpanjangan kontrak bagi pelaku bussiness activity)
Mengacu hal tersebut diatas maka Kantor Administrator Bandar Udara Ngurah Rai selaku
airport Authority di bandar udara Ngurah Rai tidak dapat memberikan ijin pas tetap kepada
protokoler baik dari unsur pemerintah, BUMN, dan Konsulat untuk masuk ke area terminal
kedatangan internasional. Begitu pula bagi para pelaku business activity di terminal kedatangan
internasional yang memperpanjang kontrak setelah keputusan rapat ini disepakati
5.2
memperoleh dukungan penuh dari Kantor Imigrasi dan Bea Cukai terkait pelayanan Custom,
Immigration, and Quarantine (CIQ) menyusul akan dibukanya rute penerbangan langsung
Makassar-Singapura oleh Garuda Indonesia.
"Sudah ada pertemuan, sudah siap mendukung. Kemarin Kepala Kanwil Kemenkum dan
HAM dengan Wakil Gubernur Sulsel telah melakukan pembicaraan dan sudah dua kali rapat di
dinas perhubungan," kata Asisten II Pemprov Sulsel Bidang Ekonomi dan Pembangunan Amal
Natsir di Makassar, Kamis. Dengan dibukanya rute penerbangan langsung Makassar-Singapura
yang menjadi titik awal "open sky international" Bandara Internasional Sultan Hasanuddin pada
2015, semua instansi harus mendukungnya sebagai program bersama.
"Jadi tidak boleh ada lagi batasan untuk mempersulit penumpang. Kita harus
menciptakan bandara yang sangat nyaman untuk bepergian. Yang pegang peranan utama adalah
bea cukai dan imigrasi, keduanya harus sinkron dan menciptakan kenyamanan, tidak boleh ada
lagi orang antre panjang dan tidak lagi buka koper," jelasnya.
Menurutnya, memang harus ada pemeriksaaan tapi cukup dengan mengambil satu
contoh. Pemprov sendiri berencana memberikan bantuan berupa alat pendeteksi x-ray yang
representatif. "Harus dalam konteks internasional, pokoknya orang datang ke Makassar nyaman,
mudah dan cepat,"ujarnya.
Ia menambahkan, realisasi dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sebagai pintu
masuk internasional pada 2015 selain Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, dapat terlihat dengan
penyederhanaan jumlah Air Traffic Controller (ATC) yang awalnya berada di Medan, Jakarta,
Bali dan Makassar, kini hanya terdapat dua yaitu di Makassar dan Jakarta.
"ATC Makassar, setiap harinya menangani lalu lintas 1800 penerbangan dan Jakarta 2200
penerbangan," tambahnya.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, lanjutnya, juga saat ini tengah mempersiapkan
infrastrukturnya untuk melayani sejumlah penerbangan internasional langsung dari Makassar dan
menjadikan bandara lama Makassar menjadi titik utama pelayanan penerbangan kawasan timur
Indonesia.
"Akan datang sebanyak 50 unit pesawat Boeing 737 seri 800 untuk melayani
penerbangan domestik di timur Indonesia dan pesawat Airbus 330 seri 200 sebanyak 10 unit lagi
dari dua yang telah ada saat ini," katanya yang menambahkan, kompetisi pelayanan penerbangan
terbuka luas untuk seluruh maskapai penerbangan. Sebelumnya, Garuda telah meminta dukungan
Pemprov Sulsel pada sisi pelayanan CIQ terkait akan dibukanya rute penerbangan langsung
Makassar-Singapura oleh maskapai tersebut pada 1 Juni 2011.
BAB VI
KESIMPULAN
Jadi keterkaitan antara CIQ dan travel sangatlah bersinambung dan tidak bisa dipisahkan,
karena setiap seseorang yang ingin melakukan perjalanan atau travel maka dia wajib mengikuti
aturan dari negara yang akan dia kunjungi, agar saat proses CIQ berlangsung wisatawan tersebut
tidak mengalami masalah. Misalnya dengan tidak membawa barang-barang yang dilarang atau
illegal, melengkapi semua travel document (passport, visa, health certificate) dan memeriksa
masa berlakunya semua travel dokumen. Dan yang terakhir kita harus sadar akan berbagai
penyakit yang berbahaya dinegara tersebut agar kita tidak tertular sehingga kita bisa melewati
proses yang terakhir yaitu Quarantine.