PENGERTIAN DAN PENGATURAN • PP No. 17 tahun 1988 Pengangkutan Laut yaitu: • Setiap kegiatan pelayaran dengan menggunakan kapal laut untuk mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan untuk satu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain atau antara beberapa pelabuhan • Tanggal 17 September 1992 ditetapkan UU No.21 tahun 1992 tentang pelayaran JENIS-JENIS USAHA PENGANGKUTAN LAUT • PELAYARAN DALAM NEGERI Menurut PP no 17 tahun 1988 pelayaran dalam negeri merupakan kegiatan angkutan laut antar pelabuhan di Indonesia yang dilakukan secara tetap dan teratur dan/atau dengan pelayaran yang tidak tetap dan tidak teratur menggunakan semua jenis kapal. Selanjutnya, pasal 73 UU No 21 tahun 1992 menyatakan bahwa penyelenggaraan angkutan laut dalam negeri ini dilakukan dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing yang dioperasikan oleh badan hukum Indonesia dalam keadaan tertentu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah • PELAYARAN RAKYAT Menurut PP No. 17 tahun 1988, pelayaran rakyat merupakan kegiatan angkutan laut khusus untuk barang atau hewan antar pelabuhan di Indonesia dengan menggunakan kapal layar motor sesuai dengan persyaratan diantaranya: a. Dilakukan oleh perusahaan dalam salah satu badan usaha termasuk koperasi b. Memiliki unit perahu layar atau kapal layar motor dengan ukuran sampai dengan 850 m3 isi kotor atau kapal motor dengan ukuran sampai dengan 100 m3 Sementara itu, pasal 77 UU No. 21 tahun 1992 mengatakan pelayaran rakyat yang bersifat tradisional merupakan bagian dari usaha angkutan di perairan, mempunyai peranan yang penting dan karakteristik sendiri • PELAYARAN PERINTIS Menurut pasal 1 angka 8 UU No. 17 tahun 2008 yang dimaksudkan dengan pelayaran perintis adalah pelayanan angkutan diperairan pada trayek-trayek yang ditetapkan oleh pemerintah untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan manfaat komersial Mengenai pelayaran perintis ini, PP No. 17 tahun 1988 menyatakan bahwa pelayaran perintis merupakan kegiatan angkutan laut yang dilakukan secara tetap dan teratur. • PELAYARAN LUAR NEGERI Pelayaran luar negeri merupakan pelayaran samudra sebagai kegiatan angkutan laut ke atau dari negeri yang dilakukan secara tetap dan teratur atau tidak tetap dan tidak dengan menggunakan semua jenis kapal (pasal 9 ayat (5) PP No. 17 tahun 1988) Pelayaran luar negeri menurut UU No. 17 tahun 2008 harus dilakukan oleh badan hukum Indonesia yang menurut UU No 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas disebut PT dan/atau perusahaan asing PENGERTIAN PENGANGKUTAN BARANG Pengertian pengangkutan barang tercantum dalam pasal 466 KUHD yaitu: • Barangsiapa baik dengan suatu carter menurut waktu atau carter menurut perjalanan, baik dengan suatu persetujuan lain, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang, yang seluruhnya atau sebagian melalui lautan Dalam pengangkutan barang melalui laut terdapat subjek hukum pengangkutan yaitu: • Pengangkut • Pengirim • Penerima • Ekspeditur (EMKL/ekspedisi muatan kapal laut) • Pengatur muatan • Pengusaha • pergudangan • Objek hukum pengangkutan laut adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan pengangkutan laut. Oleh karena itu yang menjadi objek hukum pengangkutan laut adalah muatan barang. • Dalam pengangkutan ada suatu perjanjian antara pengangkut dengan pemakai jasa angkutan namanya perjanjian pengangkutan. • Dalam perjanjian pengangkutan ada dokumen yang disebut surat muatan atau Konosemen (Bill of Lading). Dokumen ini berfungsi sebagai alat bukti adanya perjanjian pengangkutan antara pengangkut dengan pengirim • Surat muatan laut diatur dalam pasal 506 KUHD • Konosemen adalah sepucuk surat yang bertanggal dimana pengangkut menerangkan bahwa ia telah menerima barang tertentu untuk diangkut ke suatu tempat tujuan yang ditunjuk dan disana menyerahkannya pada orang yang ditunjuk (penerima) disertai dengan janji-janji atau klausula-klausula tentang apa dan bagaimana penyerahan akan terjadi • Rute perjalanan, pelabuhan tempat pembongkaran barang, tempat pemuatan barang dalam kapal, merk jumlah jenis ukuran/berat barang, tentang pembongkaran, tentang penerimaan barang • Fungsi konosemen: sebagai bukti penerimaan barang dan sebagai dokumen angkutan • Pejabat atau pihak yang berwenang menerbitkan konosemen adalah: Pengangkut dan Nahkoda. Tapi dalam prakteknya nahkoda yang mengeluarkan dan menerbitkan konosemen bila dipelabuhan tidak ada perwakilan perusahaan pengangkut Selain konosemen juga ada dokumen-dokumen ini: • Manifes, daftar semua barang yang ada dalam kapal • Surat mualim (mate’s receipt) dikeluarkan oleh mualim- I setelah barang dimuat dikapal • Tanda terima gudang (resi gudang), merupakan bukti bagi pengirim barang bahwa barang-barang telah dimasukkan kegudang pengangkut atau gudang yang ditunjuk, bukti itu ditandantangani juga oleh kepala gudang • Perintah penyerahan (delivery order) D/O disediakan oleh pengangkut di pelabuhan tujuan, D/O diberikan oleh pengangkut (agen) kepada penerima barang sebagai pengganti muatan asli. • Pemberitahuan (notice) bertujuan memperlancar arus barang dipelabuhan mengingat lebih cepat barang diambil penerima akan lebih baik bagi pengangkut • Perintah mendaratkan (landing order) ditujukan kepada nahkoda untuk membongkar sejumlah barang disuatu pelabuhan yang bukan pelabuhan tujuan semula, kejadian yang demikian timbul jika barang- barang dimuat kedalam kapal atas dasar: on sailing terms, atau didalam surat muatan disebutkan lebih dari satu pelabuhan pembongkaran DOKUMEN PENGIRIM BARANG • Faktur penjualan (commercial invoice) yaitu suatu nota perhitungan yang dibuat oleh penjual untuk pembeli, berisi: jumlah barang, harga satuan, harga total, perhitungan pembayaran • Daftar pengemasan (packing list) yaitu daftar rinci mengenai jenis dan jumlah satuan barang/peti • Sertifikat asal (certificate of origin) yang dibuat kamar dagang (chamber of commerce) negara produsen yang menyatakan bahwa barang-barang tersebut benar-benar hasil atau produksi negara yang bersangkutan • Sertifikat pemeriksaan (certificate of inspection) dibuat oleh independent surveyor mengenai barang-barang ekspor yang dikirim oleh eksportir. Sertifikat ini penting bagi pembeli karena memberi jaminan atas kuantitas dan kualitas barang, ukuran dan berat, keadaan barang, serta pengemasan • Sertifikat pemuatan (certificate of lading) sertifikat pemeriksaan lebih kuat bila dilampirkan sertifikat pemuatan yang memberi jaminan kepada pembeli bahwa barang-barang tersebut memang benar dimuat kedalam kapal yang akan mengangkutnya kepelabuhan tujuan • Polis asuransi (insurance policy) surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan oleh maskapai asuransi atas permintaan penjual dan pembeli untuk menjamin keselamatan barang dari aneka bencana dan kerusakan DOKUMEN LEGALITAS KAPAL • Surat tanda kebangsaan yaitu sertifikat yang menyatakan kebangsaan suatu kapal yang diberikan pemerintah negara dimana kapal didaftarkan • Surat ukur yaitu surat keterangan yang menyebutkan ukuran terpenting kapal seperti panjang, lebar, dalam, palka, dll • Sertifikat layak laut yaitu sertifikat kesentosaan kapal dalam berbagai fungsi, alat-alat perlengkapan berlayar • Sertifikat lambung timbul yaitu serifikat lambung kapal yang boleh timbul diatas permukaan air laut minimum dan maksimum • Daftar anak buah kapal yaitu daftar tentang anak buah kapal lengkap dengan pangkat dan jabatan masing-masing • Petikan dari daftar kapal yaitu menyebutkan siapa pemilik kapal, surat jual beli kapal, dll • Sertifikat keamanan radio yaitu sertifikat yang menetapkan bahwa kapal diperlengkapi dengan pesawat penerima dan pemancar radio yang memenuhi syarat sesuai dengan kelas kapal • Sertifikat keamanan yaitu sertifikat yang diperuntukkan bagi kapal penumpang yang antara lain menerangkan bahwa keamanan para penumpang selama berada diatas kapal cukup terjamin, baik keamanan badan, susila maupun keamanan terhadap tindakan anak buah kapal yang tidak pantas • Sertifikat kesehatan yaitu surat keterangan yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan pelabuhan yang menyatakan bahwa awak kapal bebas dari sesuatu wabah penyakit dan kesehatan orang-orang yang berada diatas kapal dalam keadaan baik • Surat tikus yaitu sertifikat yang menyatakan bahwa kapal bebas dari hama tikus TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT • Pengangkut adalah pemilik kapal, sedangkan nahkoda dan anak buah kapal berkedudukan sebagai orang yang dipekerjakan oleh pemilik kapal dan bertanggung jawab hanya kepada pemilik kapal. Dalam Pasal 321 KUHD dijelaskan: • Pengusaha kapal (pengangkut) bertanggung jawab atas pebuatan-perbuatan hukum yang oleh mereka dilakukan dalam lingkungan pekerjaan masing-masing • Pengusaha kapal/pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan melawan hukum orang-orang yang bekerja diatas kapal untuk keperluan kapal atau muatannya dengan syarat-syarat perbuatan melawan hukum itu dilakukan dalam lingkungan pekerjaan masing-masing. • Menurut ketentuan pasal 468 (1) KUHD “perjanjian pengangkutan mewajibkan pengangkut untuk menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak awal penerimaan sampai saat penyerahannya • Selamat artinya jika barang tersebut tidak menyangkut hal- hal berikut ini: • Barang yang diangkut sampai tempat tujuan, tetapi ada yang rusak atau musnah sehingga tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya • Barang-barang yang diangkut tidak ada karena terbakar atau tenggelam, dicuri, atau dibuang kelaut • Jika barang yang tercantum dalam konosemen mengalami hal-hal tersebut diatas, dalam hal ini barang tersebut dikatakan tidak selamat. Kecuali kalau kerugian itu timbul karena alasan-alasan berikut: • Keadaan memaksa (force majeur) yaitu keadaan tidak dipenuhinya prestasi oleh pengangkut karena terjadi suatu peristiwa yang tidak diketahui atau tidak terduga, untuk membuktikannya dengan cara objektif (apakah benar tidak ada sama sekali kelalaian dari pengangkut) atau subjektif (apakah pengangkut telah berusaha untuk mencegah datangnya kerugian meskipun tidak berhasil) • Cacat pada barang itu sendiri, pada konosemen harus dijelaskan apakah barang yang diangkut dalam pengepakan cacat atau tidak. Cacat yang terjadi pada barang yang dipak, jika dalam pengangkutan dapat dibuktikan bahwa cacat itu tidak terjadi karena kesalahan anak buah kapal didalam lingkungan pekerjaannya • Kesalahan atau kelalaian pengirim atau ekspeditur (EMKL) misalnya karena pengepakan kurang sempurna sehingga mudah dimasuki air laut atau hal-hal lainnya • Menurut pasal 470 KUHD pengangkut dilarang untuk: • Sama sekali tidak bertanggung jawab atau • Ganti rugi terbatas, hanya pada sebab: kurang diusahakannya pemeliharaan, kelaikan kapal dan penjagaan barang • Kewajiban penggantian kerugian menurut Pasal 1244 KUH Perdata: pengusaha/pemilik kapal membayar ganti rugi berupa biaya dan bunga apabila melanggar perikatan, kecuali ia bisa membuktikan bahwa peristiwa yang terjadi karena memang tidak terduga dan tidak ada itikad buruk. • Penerima terkadang tidak bisa menilai, baik atau tidak barang yang seharusnya diterima, dan besar kerugian yang diderita karena rusak atau kurang barang-barang yang diterima, sehingga butuh ekspert untuk menilai. • Ekspert adalah seorang yang memiliki keahlian dalam menilai barang-barang yang diangkut. Jenis keahlian ekspert harus sesuai dengan jenis barang yang diangkut. SARANA PENUNJANG ANGKUTAN LAUT • KAPAL menurut pasal 1 sub 2 UU no 21 tahun 1992 tentang pelayaran, yang dimaksud dengan kapal adalah: kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau kuda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah- pindah. Contoh: kapal barang (cargo vessel), kapal penumpang • PELABUHAN DAN TERMINAL menurut pasal 1 sub 4 UU no 21 tahun 1992, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, dan/atau pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Jenis-jenis pelabuhan: • Pelabuhan utama berfungsi melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi • Pelabuhan pengumpul berfungsi melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi • Pelabuhan pengumpan berfungsi melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi • TERMINAL menurut pasal 1 angka 20 UU No 17 tahun 2008 adalah: fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam standar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang. Jenis-jenis terminal: • Terminal khusus adalah terminal yang terletak diluar daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya • Terminal untuk kepentingan sendiri adalah terminal yang terletak didalam daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya • PRASARANA PELAYARAN membantu pelaksanaan bongkar muat dari dan/atau ke kapal di pelabuhan, terdiri dari: • Perairan pelabuhan tempat kapal berlabuh • Jembatan pendarat dan dermaga, tempat kapal mendarat dan tertambat • Pelampung-pelampung untuk kapal tertambat • Gudang dan lapangan, tempat barang akan dimuat dibongkar dan ditimbun • Pandu yang memandu kapal • Kapal tarik (tugboat), menarik kapal memasuki atau meninggalkan pelabuhan • Peralatan bongkar muat seperti; crane, kereta barang, perahu (lighters), forklift truck, dll • Pekerja/buruh • Alat-alat telekomunikasi untuk hubungan intern, lokal dan hubungan internasional yang cukup tersedia dan dapat digunakan dengan baik