Anda di halaman 1dari 12

Nama : Edgar Kazakti Widays Putra

NRP : 5019201021
Kelas : Survei dan Reparasi Kapal – A

TUGAS 2 – DOKUMEN DAN SERTIFIKAT KAPAL


Sebutkan dan jelaskan semua certificate/dokumen yang harus ada di kapal
a. Berikan pengertian dan penjelasan
b. Mengapa certificate/dokumen tersebut harus ada di kapal
c. Apa hukum yang mendasari certificate/dokumen tersebut ada di kapal

1. Surat Tanda Kebangsaan Kapal (STKK) (Certificate of Registry)


a. Penjelasan
Dokumen ini berfungsi sebagai bukti kewarganegaraan dan pendaftaran kapal
dengan negara bendera tertentu. Dokumen ini tidak hanya sekedar izin mengibarkan
bendera asal negara, namun juga merupakan naungan berbadan hukum bagi kapal
tersebut. Dengan sertifikat kebangsaan ini, kapal yang bersangkutan berhak atas
perlindungan hukum. Perlindungan hukum tersebut tidak hanya didapatkan dari
negara asal, namun juga dari negara yang bersangkutan dengan kapal tersebut.
Pendaftaran dokumen ini sering disebut dengan Flag of Convenience, yaitu
registrasi kapal ke negara lain. Bentuk penerbitan dari surat ini dibagi jenisnya
berdasarkan GT dari kapal, yaitu:
• Surat laut untuk kapal‑kapal yang berlayar di perairan laut dengan tonase
kotor 175 (GT. 175) atau lebih;
• Pas Besar untuk kapal‑kapal yang berlayar di perairan laut dengan tonase
kotor 7 (GT. 7) dan sampai dengan tonase kotor kurang dari 175 (< GT.175);
• pas kecil untuk kapal‑kapal yang berlayar di perairan laut dengan tonase
kotor kurang dari 7 (< GT. 7);
• pas perairan daratan untuk kapal‑kapal yang berlayar di perairan daratan.
Surat ini memiliki masa berlaku selama 5 tahun, maka diperlukan untuk
memperpanjang tiap 5 tahun sekali, sebelum memperpanjang, diperlukan adanya
inspeksi atau survei untuk memastikan kapal sesuai standar.
Manfaat dan atau kekuatan dari Bukti Kebangsaan Kapal (Surat Laut atau Pas
Kapal) adalah :
1. Sebagai kekuatan hukum didalam Negara Indonesia, artinya :

• Bahwa kapal sudah didaftarkan dalam register kapal


• Bahwa kapal itu bukan kapal asing, melainkan kapal Indonesia yang
tunduk pada hukum Negara Indonesia
2. Sebagai kekuatan hukum dikuar Negara Indonesia, meliputi :

• Bahwa pada saat kapal berada di wilayah teritorial negara lain, diatas
kapal itu tetap merupakan wilayah Kedaulatan Negara Republik
Indonesia,
b. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2002 Tentang
Perkapalan

2. Surat Ukur Kapal (Certificate of Tonnage and Measurement)


a. Penjelasan
Surat Ukur kapal atau Certificate of Tonnage and Measurement adalah suatu
Sertifikat kapal yang diberikan setelah diadakan pengukuran terhadap kapal oleh
juru ukur dan instansi pemerintah yang berwenang, yang merupakan sertifikat
pengesahan dan ukuran-ukuran dan tonase kapal menurut ketentuan yang berlaku.
Isi dari sebuah Surat Ukur kapal itu antara lain, Nama Kapal, Tanda Selar (Nomor
Register resmi kapal), Tempat asal kapal, Jumlah dek, jumlah tiang, dasae berganda,
tangki ballast kapal, Ukuran Tonnage, Volome dan lainnya.
Surat Ukur kapal tidak berlaku lagi atau tidak mempunyai masa berlaku lagi
apabila kapal tidak berganti nama, tidak berubah konstruksi, tidak tenggelam, tidak
terbakar, musnah dan sejenisnya. Juru ukur dari instansi pemerintah yang
berwenang, biasanya dari pegawai di lingkungan Dirjen Perhubungan Laut, dan
hanya kapal-kapal yang besarnya 20 m3 keatas yang wajib memperoleh Surat Ukur.
Alasan perlu adanya Surat Ukur Kapal Sebagai bukti validasi saat inspeksi ataupun
survei untuk pembanding ukuran di surat dan di real sekaligus sebagai sumber
informasi resmi mengenai ukuran kapal.
Kapal yang telah diukur menurut metode pengukuran internasional tidak
dibenarkan diukur ulang dengan metode pengukuran dalam negeri. Kapal yang
telah diukur dan mendapat Surat Ukur wajib dipasang Tanda Selar. Tanda Selar
adalah rangkaian huruf dan angka yang terdiri dari GT, angka yg menunjukan
besarnya tonase kotor, nomor Surat Ukur dan kode pengukuran dari Pelabuhan yg
menerbitkan surat ukur.
b. Dasar Hukum
• Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 45 Tahun
2021 Tentang Pengukuran Kapal
• Pasal 347-352 KUHD serta pasal 45 UU. 21, Th. 1992 mengatur tentang
Surat Ukur.

3. Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate - SMC)


Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate - SMC)
adalah dokumen yang diperlukan dalam kerangka Kode Manajemen Keselamatan
Internasional (ISM Code). ISM Code adalah peraturan internasional yang ditetapkan
oleh International Maritime Organization (IMO) untuk meningkatkan keselamatan
operasi kapal dan mencegah pencemaran laut. SMC mengkonfirmasi bahwa sistem
manajemen keselamatan kapal telah diimplementasikan dan dijalankan sesuai dengan
standar keselamatan internasional. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang SMC:
a. Tujuan SMC:
SMC bertujuan untuk memastikan bahwa kapal dan perusahaan
pengoperasian kapal mematuhi prinsip-prinsip dan persyaratan manajemen
keselamatan yang ditetapkan dalam ISM Code. SMC mengonfirmasi bahwa sistem
manajemen keselamatan yang diterapkan oleh perusahaan pengoperasian kapal
telah diuji, diperiksa, dan ditemukan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
b. Penerbitan SMC:
Sertifikat Manajemen Keselamatan diterbitkan oleh otoritas yang diakui
oleh negara bendera kapal atau oleh masyarakat klasifikasi yang diakui. Otoritas
ini akan melakukan audit dan pemeriksaan yang ketat untuk memastikan bahwa
perusahaan pengoperasian kapal telah memenuhi semua persyaratan ISM Code.
c. Isi SMC:
SMC mengandung informasi yang mencakup:

• Nama Perusahaan Pengoperasian Kapal: SMC mencantumkan nama


perusahaan yang bertanggung jawab atas pengoperasian kapal.
• Nama Kapal: Nama kapal yang tercakup dalam SMC.
• Nomor Sertifikat: Nomor unik yang mengidentifikasi SMC.
• Tanggal Penerbitan: Tanggal ketika SMC diterbitkan.
• Tanggal Kadaluwarsa: Tanggal saat SMC akan kedaluwarsa. Sertifikat ini
perlu diperbaharui secara berkala melalui audit dan pemeriksaan.
• Nama Masyarakat Klasifikasi (jika berlaku): Jika SMC diterbitkan oleh
masyarakat klasifikasi, nama masyarakat ini akan dicantumkan.
d. Prosedur Pembaruan
SMC harus diperbaharui secara berkala untuk memastikan bahwa sistem
manajemen keselamatan kapal terus diperbarui dan relevan. Proses pembaruan
melibatkan audit dan pemeriksaan ulang oleh otoritas yang mengeluarkan SMC
atau masyarakat klasifikasi yang bertanggung jawab.
e. Kepentingan Keselamatan
SMC adalah alat penting dalam menjaga keselamatan operasi kapal.
Dengan mewajibkan perusahaan pengoperasian kapal untuk memiliki sistem
manajemen keselamatan yang efektif, ISM Code dan SMC membantu mencegah
kecelakaan kapal, melindungi awak kapal, dan mencegah pencemaran laut. Ini
adalah bagian integral dari upaya internasional untuk menjaga keselamatan
maritim dan perlindungan lingkungan laut.
f. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2012 Tentang Manajemen
Keselamatan Kapal

4. Sertifikat Garis Muat Kapal ( Load Line Certificate )


Sertifikat Garis Muat Kapal (Load Line Certificate) adalah dokumen resmi yang
mengkonfirmasi bahwa kapal telah diuji dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Konvensi Garis Muat Internasional 1966 (International Load Line Convention
1966) atau peraturan nasional yang relevan. Sertifikat ini diterbitkan oleh otoritas
maritim yang kompeten di negara bendera kapal atau oleh badan klasifikasi yang diakui
internasional. Sertifikat Garis Muat Kapal memiliki peran kunci dalam mengatur
bagaimana kapal dimuati agar tetap aman dan tidak terlalu dalam di dalam air. Berikut
adalah beberapa poin penting tentang Sertifikat Garis Muat Kapal:
a. Tujuan Sertifikat Garis Muat Kapal:
Tujuan utama Sertifikat Garis Muat Kapal adalah untuk memastikan
keselamatan kapal, awak kapal, dan kargo selama pelayaran laut. Ini mencakup
penentuan garis muat (load line) yang aman untuk kapal, yang mengindikasikan
batas maksimum muatan yang dapat dibawa oleh kapal dalam berbagai kondisi laut
dan cuaca.
b. Penerbitan Sertifikat:
Sertifikat Garis Muat Kapal dikeluarkan oleh otoritas maritim yang
berwenang di negara bendera kapal atau oleh badan klasifikasi yang diakui secara
internasional. Badan klasifikasi ini biasanya memiliki inspektur khusus yang
melakukan pemeriksaan dan pengujian untuk memastikan bahwa kapal memenuhi
persyaratan garis muat.
c. Isi Sertifikat Garis Muat Kapal:
Sertifikat Garis Muat Kapal mencantumkan berbagai informasi, termasuk:
• Nama Kapal: Nama kapal yang bersangkutan.
• Nomor Sertifikat: Nomor unik yang mengidentifikasi Sertifikat Garis Muat
Kapal.
• Tanggal Penerbitan: Tanggal ketika sertifikat diberikan.
• Tanggal Kadaluwarsa: Tanggal di mana sertifikat tersebut akan kedaluwarsa.
Kapal harus menjalani pemeriksaan dan pembaruan secara berkala untuk
memperpanjang sertifikat ini.
• Garis Muat: Informasi tentang garis muat yang ditentukan untuk kapal. Ini
mencakup berbagai kondisi, seperti berat muatan, distribusi muatan, dan jenis
cuaca.
• Nama Pemilik Kapal: Nama pemilik atau perusahaan pengoperasian kapal.
d. Proses Pemeriksaan:
Sebelum diberikan Sertifikat Garis Muat Kapal, kapal akan menjalani
pemeriksaan yang ketat oleh otoritas maritim atau badan klasifikasi. Pemeriksaan
ini melibatkan penilaian menyeluruh terhadap kondisi fisik kapal, distribusi
muatan, stabilitas, dan persyaratan garis muat sesuai dengan regulasi yang berlaku.
e. Pentingnya Garis Muat:
Garis muat yang ditentukan dalam Sertifikat Garis Muat Kapal adalah batas
maksimum muatan yang dapat dibawa oleh kapal dalam berbagai kondisi laut.
Menerapkan garis muat yang benar adalah penting untuk menjaga stabilitas kapal
dan mencegah kecelakaan laut. Kapal yang melebihi garis muatnya dapat menjadi
tidak stabil dan berisiko terbalik atau tenggelam. Oleh karena itu, menjaga dan
mematuhi Sertifikat Garis Muat Kapal adalah kunci untuk keselamatan operasi
kapal.
f. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 39 Tahun
39 Tahun 2016 Tentang Garis Muat Kapal dan Pemuatan

5. Sertifikat Kelaiklautan (Certificate of Sea worthiness)


Sertifikat Kelaiklautan (Certificate of Seaworthiness) adalah dokumen penting
yang dikeluarkan oleh otoritas maritim atau badan klasifikasi yang mengonfirmasi
bahwa sebuah kapal memenuhi standar keselamatan dan kelaiklautan yang diperlukan
untuk berlayar. Sertifikat ini menunjukkan bahwa kapal telah diperiksa, diuji, dan
ditemukan dalam kondisi yang memadai untuk melakukan perjalanan laut dengan
aman. Berikut adalah beberapa informasi lebih lanjut tentang Sertifikat Kelaiklautan:
a. Tujuan Sertifikat Kelaiklautan:
Sertifikat Kelaiklautan diberikan untuk memastikan keselamatan kapal,
awak kapal, dan kargo selama perjalanan laut. Ini adalah dokumen yang penting
untuk membuktikan bahwa kapal memiliki kemampuan teknis dan struktural yang
diperlukan untuk menangani berbagai kondisi laut dan cuaca yang mungkin
dihadapi selama pelayaran.
b. Penerbitan Sertifikat:
Sertifikat Kelaiklautan dikeluarkan oleh otoritas maritim yang
berkewenangan di negara bendera kapal atau oleh badan klasifikasi yang diakui
secara internasional. Badan klasifikasi ini adalah lembaga independen yang
melakukan inspeksi, pengujian, dan verifikasi kondisi dan keselamatan kapal.
c. Isi Sertifikat Kelaiklautan:
Sertifikat Kelaiklautan mencantumkan berbagai informasi yang mencakup:
• Nama Kapal: Nama kapal yang bersangkutan.
• Nomor Sertifikat: Nomor unik yang mengidentifikasi Sertifikat Kelaiklautan.
• Tanggal Penerbitan: Tanggal ketika sertifikat diberikan.
• Tanggal Kadaluwarsa: Tanggal dimana sertifikat tersebut akan kedaluwarsa.
Kapal harus menjalani pemeriksaan dan pembaruan secara berkala untuk
memperpanjang sertifikat ini.
• Deskripsi Kapal: Informasi tentang tipe, ukuran, dan karakteristik kapal.
• Persyaratan Teknis: Daftar standar teknis dan kriteria yang harus dipenuhi
oleh kapal, termasuk aspek-aspek seperti konstruksi, peralatan keselamatan,
dan sistem navigasi.
• Nama Pemilik Kapal: Nama pemilik atau perusahaan pengoperasian kapal.
d. Proses Pemeriksaan:
Pada umumnya, sebelum diberikan Sertifikat Kelaiklautan, kapal akan
menjalani pemeriksaan yang ketat oleh otoritas maritim atau badan klasifikasi.
Pemeriksaan ini melibatkan penilaian menyeluruh terhadap kondisi fisik kapal,
peralatan keselamatan, dan sistem pengoperasian. Kapal harus memenuhi semua
persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas yang menerbitkan sertifikat.
e. Pentingnya Kelaiklautan:
Sertifikat Kelaiklautan adalah jaminan keselamatan selama pelayaran laut.
Kapal yang tidak memiliki sertifikat ini atau yang kehilangan sertifikatnya dapat
dilarang berlayar atau ditahan oleh otoritas maritim. Oleh karena itu, menjaga dan
memperbaharui Sertifikat Kelaiklautan adalah tanggung jawab yang sangat penting
bagi pemilik kapal dan operator untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan
kelaikan kapal selama operasional mereka di laut.
f. Dasar Hukum
• Pasal 470 KUHD berkaitan dengan Pasal 1 angka 33 Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
• Berdasarkan Pasal 3 ayat 1 Hague-Visby Rules 1924 untuk memastikan
kelaiklautan kapal (seaworthiness) pada saat sebelum dan pada saat suatu
kapal akan berlayar

6. Document of Compliance
Document of Compliance (DoC) adalah dokumen yang dikeluarkan kepada sebuah
perusahaan pengoperasian kapal atau manajemen kapal yang menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut mematuhi standar dan persyaratan yang ditetapkan dalam Kode
Manajemen Keselamatan Internasional (ISM Code). Kode ini adalah bagian dari regulasi
internasional yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) untuk
memastikan keselamatan operasi kapal dan mencegah pencemaran laut. DoC adalah
komitmen dari perusahaan pengoperasian kapal untuk menjalankan operasinya dengan
mengikuti standar keselamatan yang ketat. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang
Document of Compliance:
a. Tujuan Document of Compliance (DoC):
Tujuan utama DoC adalah untuk memastikan bahwa perusahaan pengoperasian
kapal memiliki sistem manajemen keselamatan yang efektif yang memenuhi persyaratan
ISM Code. Ini mencakup pemantauan dan peningkatan terus-menerus dalam hal
keselamatan operasi kapal, perlindungan lingkungan laut, dan perlindungan nyawa
manusia.
b. Penerbitan DoC:
DoC dikeluarkan oleh otoritas maritim yang berwenang di negara bendera kapal
setelah melakukan audit dan pemeriksaan yang ketat terhadap sistem manajemen
keselamatan perusahaan pengoperasian kapal. Badan klasifikasi yang diakui
internasional juga dapat diberi wewenang untuk mengeluarkan DoC.
c. Isi Document of Compliance (DoC):
DoC mencantumkan informasi berikut:
• Nama Perusahaan: Nama lengkap perusahaan pengoperasian kapal yang memegang
DoC.
• Alamat Perusahaan: Alamat utama perusahaan pengoperasian kapal.
• Nomor DoC: Nomor unik yang mengidentifikasi DoC.
• Tanggal Penerbitan: Tanggal ketika DoC diberikan.
• Tanggal Kadaluwarsa: Tanggal dimana DoC akan kedaluwarsa. Perusahaan harus
menjalani audit dan pembaruan secara berkala untuk memperpanjang DoC.
d. Proses Pemeriksaan:
Sebelum diberikan DoC, perusahaan pengoperasian kapal akan menjalani
serangkaian audit dan pemeriksaan oleh otoritas maritim atau badan klasifikasi. Audit
ini melibatkan penilaian menyeluruh terhadap sistem manajemen keselamatan
perusahaan, termasuk prosedur, pelatihan awak kapal, dan pelaksanaan standar
keselamatan.
e. Kepentingan DoC:
DoC adalah komitmen serius perusahaan pengoperasian kapal untuk menjaga
keselamatan operasional kapal, perlindungan lingkungan laut, dan perlindungan nyawa
manusia. Kapal yang dioperasikan oleh perusahaan yang memiliki DoC dianggap lebih
mungkin mematuhi standar keselamatan yang ketat, yang pada gilirannya mengurangi
risiko kecelakaan kapal dan pencemaran laut. DoC juga merupakan persyaratan yang
diperlukan untuk kapal yang beroperasi di perairan internasional dan merupakan bagian
penting dari peraturan keselamatan maritim global.
Ketika sebuah perusahaan pengoperasian kapal memegang DoC, itu menunjukkan
komitmennya untuk mematuhi prinsip-prinsip keselamatan maritim dan untuk menjaga
keberlanjutan operasi kapal yang aman dan ramah lingkungan.

7. Sertifikat Pembangunan (Builder's Certificate)


Sertifikat Pembangunan (Builder's Certificate) adalah dokumen penting yang
dikeluarkan oleh pembuat kapal (shipbuilder) atau galangan kapal (shipyard) yang
membangun kapal tersebut. Dokumen ini menunjukkan bahwa kapal telah dibangun
sesuai dengan standar dan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak pembangunan
kapal dan sesuai dengan peraturan keselamatan maritim yang berlaku. Sertifikat
Pembangunan memberikan bukti bahwa kapal tersebut telah dibangun dengan benar
dan memenuhi standar yang berlaku sebelum dapat berlayar. Berikut adalah beberapa
informasi lebih lanjut tentang Sertifikat Pembangunan:
a. Tujuan Sertifikat Pembangunan:
Tujuan utama Sertifikat Pembangunan adalah untuk memverifikasi bahwa
kapal telah dibangun dengan benar dan sesuai dengan peraturan serta spesifikasi
yang berlaku. Sertifikat ini memberikan jaminan bahwa kapal dapat dioperasikan
secara aman dan sesuai dengan standar keselamatan.
b. Penerbitan Sertifikat Pembangunan:
Sertifikat Pembangunan dikeluarkan oleh pembuat kapal atau galangan
kapal yang bertanggung jawab atas pembangunan kapal. Biasanya, sertifikat ini
diterbitkan setelah kapal selesai dibangun dan telah melewati serangkaian
pengujian dan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kapal memenuhi persyaratan
yang ditetapkan.
c. Isi Sertifikat Pembangunan:
Sertifikat Pembangunan mencantumkan informasi berikut:

• Nama Kapal: Nama kapal yang bersangkutan.


• Nomor Sertifikat Pembangunan: Nomor unik yang mengidentifikasi sertifikat
ini.
• Tanggal Penerbitan: Tanggal ketika sertifikat diberikan.
• Pembuat Kapal: Nama dan informasi kontak pembuat kapal atau galangan
kapal.
• Spesifikasi Kapal: Informasi teknis tentang kapal, seperti tipe, dimensi, daya
angkut, dan komponen utama.
• Referensi Kontrak: Informasi tentang kontrak pembangunan kapal yang
mengatur persyaratan pembangunan, termasuk spesifikasi dan standar yang
harus dipenuhi.
d. Proses Pemeriksaan:
Sebelum mengeluarkan Sertifikat Pembangunan, pembuat kapal akan
melakukan serangkaian pemeriksaan dan pengujian pada kapal yang sedang
dibangun. Ini melibatkan verifikasi bahwa kapal memenuhi semua persyaratan
kontrak dan standar keselamatan yang berlaku. Pengujian ini termasuk pengujian
struktural, sistem mekanikal, sistem listrik, dan berbagai aspek lainnya yang
relevan dengan keamanan dan fungsionalitas kapal.
e. Pentingnya Sertifikat Pembangunan:
Sertifikat Pembangunan adalah dokumen penting yang diperlukan untuk
membuktikan bahwa kapal telah dibangun dengan benar dan sesuai dengan standar
keselamatan. Ini penting untuk mendapatkan izin berlayar dan untuk memastikan
bahwa kapal dapat beroperasi dengan aman di laut. Selain itu, Sertifikat
Pembangunan juga dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan hukum dan peraturan
maritim yang berlaku di berbagai yurisdiksi.
f. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 54 Tahun
2021 Tentang Pengesahan Gambar Rancang Bangun Kapal, Pelaksanaan Dan
Pengawasan Pembangunan Dan Pengerjaan Kapal BAB VI Pasal 46
8. Sertifikat Pencegahan Pencemaran Minyak Internasional (International Oil
Pollution Prevention Certificate - IOPP)
a. Tujuan Sertifikat IOPP:
Tujuan utama Sertifikat IOPP adalah untuk mencegah dan mengurangi
pencemaran laut oleh minyak yang diakibatkan oleh operasi kapal. Dokumen ini
memastikan bahwa kapal telah mematuhi persyaratan MARPOL untuk mengurangi
emisi minyak ke laut dan mengelola minyak dengan benar.
b. Penerbitan Sertifikat IOPP:
Sertifikat IOPP dikeluarkan oleh otoritas maritim yang berwenang di
negara bendera kapal setelah melakukan pemeriksaan dan verifikasi yang ketat
terhadap sistem dan peralatan pencegahan pencemaran minyak di kapal. Kapal
harus memenuhi semua persyaratan MARPOL sebelum Sertifikat IOPP dapat
diberikan.
c. Isi Sertifikat IOPP:
Sertifikat IOPP mencantumkan informasi berikut:

• Nama Kapal: Nama kapal yang bersangkutan.


• Nomor Sertifikat IOPP: Nomor unik yang mengidentifikasi Sertifikat IOPP.
• Tanggal Penerbitan: Tanggal ketika sertifikat diberikan.
• Tanggal Kadaluwarsa: Tanggal di mana sertifikat tersebut akan kedaluwarsa.
Kapal harus menjalani pemeriksaan dan pembaruan secara berkala untuk
memperpanjang sertifikat ini.
• Nama Pemilik Kapal: Nama pemilik atau perusahaan pengoperasian kapal.
• Deskripsi Peralatan Pencegahan Minyak: Informasi tentang peralatan dan
sistem pencegahan pencemaran minyak di kapal, termasuk pemisahan minyak,
peralatan pemadaman minyak, dan prosedur penanganan minyak.
• Keterangan Persyaratan MARPOL: Daftar persyaratan MARPOL yang harus
dipatuhi oleh kapal, termasuk pengaturan peralatan, pembuangan minyak, dan
prosedur inspeksi dan pemeliharaan.
d. Proses Pemeriksaan:
Sebelum diberikan Sertifikat IOPP, kapal akan menjalani pemeriksaan dan
verifikasi oleh otoritas maritim atau badan klasifikasi yang diakui. Pemeriksaan ini
melibatkan penilaian menyeluruh terhadap peralatan dan sistem pencegahan
pencemaran minyak di kapal, serta verifikasi bahwa kapal telah memenuhi
persyaratan MARPOL yang berlaku.
e. Pentingnya Sertifikat IOPP:
Sertifikat IOPP adalah bukti komitmen kapal untuk mematuhi persyaratan
pencegahan pencemaran minyak yang ketat. Ini adalah persyaratan hukum dan
peraturan internasional untuk kapal yang beroperasi di perairan internasional.
Kapal yang tidak memiliki Sertifikat IOPP atau yang kehilangan sertifikatnya dapat
menghadapi sanksi hukum dan dilarang berlayar. Selain itu, Sertifikat IOPP
merupakan bagian penting dari upaya internasional untuk melindungi lingkungan
laut dari pencemaran minyak, yang memiliki dampak serius pada ekosistem laut
dan kesehatan manusia.
f. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 29 Tahun
2014 Tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim

9. Sertifikat Klasifikasi (Class Certificate)


Sertifikat Klasifikasi (Class Certificate) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
badan klasifikasi yang diakui internasional. Dokumen ini menegaskan bahwa kapal
tersebut telah melalui proses klasifikasi, pemeriksaan, dan pengujian oleh badan
klasifikasi yang kompeten. Sertifikat Klasifikasi memberikan jaminan bahwa kapal
memenuhi standar keselamatan, konstruksi, dan kelaiklautan yang ditetapkan oleh
badan klasifikasi dan aturan internasional yang berlaku. Berikut adalah beberapa
informasi lebih lanjut tentang Sertifikat Klasifikasi:
a. Tujuan Sertifikat Klasifikasi:
Tujuan utama Sertifikat Klasifikasi adalah untuk memastikan bahwa kapal
memenuhi standar keselamatan, kelaiklautan, dan konstruksi yang ketat. Dokumen
ini memberikan bukti bahwa kapal telah diperiksa dan dinyatakan layak untuk
beroperasi di laut dengan aman.
b. Penerbitan Sertifikat Klasifikasi:
Sertifikat Klasifikasi dikeluarkan oleh badan klasifikasi yang diakui
internasional. Badan klasifikasi ini adalah organisasi independen yang memiliki
pengetahuan teknis dan ahli di bidang perkapalan. Mereka melakukan inspeksi,
pengujian, dan klasifikasi kapal sesuai dengan aturan mereka sendiri dan regulasi
internasional.
c. Isi Sertifikat Klasifikasi:
Sertifikat Klasifikasi mencantumkan informasi berikut:

• Nama Kapal: Nama kapal yang bersangkutan.


• Nomor Sertifikat Klasifikasi: Nomor unik yang mengidentifikasi Sertifikat
Klasifikasi.
• Tanggal Penerbitan: Tanggal ketika sertifikat diberikan.
• Tanggal Kadaluwarsa: Tanggal di mana sertifikat tersebut akan kedaluwarsa.
Kapal harus menjalani pemeriksaan dan pembaruan secara berkala untuk
memperpanjang sertifikat ini.
• Nama Badan Klasifikasi: Nama badan klasifikasi yang menerbitkan sertifikat.
• Keterangan Klasifikasi: Informasi tentang kelas kapal, yang mencakup jenis
kapal, tipe, konstruksi, dan spesifikasi teknis.
• Keterangan Standar Keselamatan: Daftar standar keselamatan dan persyaratan
kelaiklautan yang telah dipatuhi oleh kapal.
d. Proses Klasifikasi:
Badan klasifikasi melakukan serangkaian inspeksi, pengujian, dan
pemeriksaan teknis terhadap kapal untuk menentukan apakah kapal memenuhi
standar yang berlaku. Proses ini melibatkan penilaian terhadap konstruksi, bahan,
sistem listrik, sistem mekanikal, sistem keselamatan, dan aspek-aspek lainnya yang
relevan dengan keselamatan dan kelaiklautan kapal.
e. Pentingnya Sertifikat Klasifikasi:
Sertifikat Klasifikasi adalah bukti bahwa kapal telah memenuhi standar
keselamatan dan kelaiklautan yang ketat. Dokumen ini diperlukan untuk
mendapatkan izin berlayar dan untuk memastikan bahwa kapal dapat beroperasi
dengan aman di laut. Selain itu, Sertifikat Klasifikasi juga digunakan oleh pemilik
kapal dan operator untuk mendapatkan asuransi kapal. Kapal yang memiliki
Sertifikat Klasifikasi yang berlaku dianggap lebih mungkin untuk mematuhi
standar keselamatan yang ketat, yang pada gilirannya mengurangi risiko
kecelakaan kapal dan kerusakan yang mungkin terjadi.
f. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 7 Tahun 2013 Tentang Kewajiban
Klasifikasi Bagi Kapal Berbendera Indonesia Pada Badan Klasifikasi

10. International Ship Security Certificate (ISPS)


International Ship Security Certificate (ISPS) adalah sebuah dokumen yang
dikeluarkan kepada kapal oleh otoritas maritim atau badan klasifikasi yang
mengonfirmasi bahwa kapal tersebut mematuhi standar keamanan maritim yang
ditetapkan dalam Kode Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan Internasional
(International Ship and Port Facility Security Code - ISPS Code). ISPS Code adalah
peraturan internasional yang ditetapkan oleh International Maritime Organization
(IMO) untuk meningkatkan keamanan maritim dan melindungi kapal, pelabuhan, dan
lingkungan maritim dari ancaman terorisme dan kejahatan lainnya. Berikut adalah
penjelasan lebih rinci tentang ISPS Certificate:
a. Tujuan ISPS Certificate:
ISPS Certificate bertujuan untuk memastikan bahwa kapal mematuhi
persyaratan keamanan yang ditetapkan dalam ISPS Code. Ini mencakup tindakan-
tindakan yang harus diambil oleh kapal untuk mengidentifikasi, mencegah, dan
merespons ancaman terorisme dan kejahatan terkait keamanan maritim.
b. Penerbitan ISPS Certificate:
ISPS Certificate dikeluarkan oleh otoritas maritim yang berwenang di
negara bendera kapal atau oleh badan klasifikasi yang diakui internasional setelah
kapal menjalani serangkaian pemeriksaan dan pengujian terkait keamanan. Kapal
harus mematuhi semua persyaratan ISPS Code sebelum Sertifikat ISPS dapat
diberikan.
c. Isi ISPS Certificate:
• ISPS Certificate mencantumkan informasi berikut:
• Nama Kapal: Nama kapal yang bersangkutan.
• Nomor ISPS Certificate: Nomor unik yang mengidentifikasi Sertifikat ISPS.
• Tanggal Penerbitan: Tanggal ketika sertifikat diberikan.
• Tanggal Kadaluwarsa: Tanggal di mana sertifikat tersebut akan kedaluwarsa.
Kapal harus menjalani pemeriksaan dan pembaruan secara berkala untuk
memperpanjang sertifikat ini.
• Nama Pemilik Kapal: Nama pemilik atau perusahaan pengoperasian kapal.
• Deskripsi Tindakan Keamanan: Informasi tentang tindakan keamanan yang
diadopsi oleh kapal sesuai dengan ISPS Code, termasuk prosedur identifikasi,
pemantauan, dan respons terhadap ancaman keamanan.
d. Proses Pemeriksaan:
Sebelum diberikan ISPS Certificate, kapal akan menjalani pemeriksaan dan
pengujian oleh otoritas maritim atau badan klasifikasi yang diakui. Pemeriksaan
ini melibatkan penilaian terhadap sistem keamanan kapal, pelatihan awak kapal,
dan pengujian rencana respons terhadap ancaman keamanan.
e. Pentingnya ISPS Certificate:
ISPS Certificate adalah bukti bahwa kapal telah mematuhi standar
keamanan maritim yang ketat dan telah mengadopsi langkah-langkah untuk
melindungi diri dari ancaman terorisme dan kejahatan terkait keamanan maritim.
Dokumen ini diperlukan untuk mendapatkan izin berlayar dan untuk memastikan
bahwa kapal dapat beroperasi dengan aman dalam lingkungan maritim yang
semakin kompleks dan berisiko. ISPS Certificate juga merupakan bagian penting
dari upaya internasional untuk melindungi kapal, pelabuhan, dan lingkungan
maritim dari potensi ancaman terorisme dan kejahatan.
f. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 134 Tahun 2016
Tentang Manajemen Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan

Anda mungkin juga menyukai