Anda di halaman 1dari 62

SURVEY & SERTIFIKASI

KAPAL SUNGAI DAN DANAU


1. Undang‐Undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

2. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan

3. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan

4. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2010 tentang Angkutan di


Perairan

5. Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun 2004 tentang


Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau

6. Keputusan Menteri Perhubungan No. 26 Tahun 2006 tentang


Penyederhanaan Sistem dan Prosedur Pengadaan Kapal dan
Penggunaan/Penggantian Bendera Kapal

7. Peraturan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun 2012 tentang Pendaftaran


dan Kebangsaan Kapal

8. Peraturan Menteri Perhubungan No. 8 Tahun 2013 tentang Pengukuran


Kapal
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN
2002
TENTANG PERKAPALAN

Setiap kapal wajib memenuhi


persayaratan kelaiklautan kapal yang
meliputi
1. status hukum kapal
2. keselamatan kapal;
3. pengawakan kapal;
4. manajemen keselamatan pengoperasian kapal
dan pencegahan pencemaran dari kapal;
5. Pemuatan di atas kapal

3
MENURUT KM No. 73 Tahun
PERSYARATAN2004
OPERASIONAL KAPAL SUNGAI DAN DANAU

SETIAP KAPAL YANG MELAYANI ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU WAJIB


MEMENUHI PERSYARATAN SEBAGAI BERIKUT :

1.memenuhi persyaratan teknis / kelaikan sesuai dengan ketentuan


yang berlaku;

2.memiliki awak kapal sesuai dengan ketentuan persyaratan


pengawakan untuk kapal sungai dan danau;

3.memiliki fasilitas utama dan/atau fasilitas pendukung baik bagi


kebutuhan awak kapal maupun penumpang, barang dan/atau
hewan, sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku;

4.mencantumkan identitas perusahaan / pemilik dan nama kapal yang


ditempatkan pada bagian kapal yang mudah dibaca dari samping kiri
dan kanan kapal;

5.mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan


dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Kapal GT < 7 Kapal GT < 7
Kapal GT ≥ 7 yang berlayar hanya
yang berlayar yang berlayar
di perairan daratan
hanya di di laut
perairan daratan

1. Pemberian izin pembangunan dan 1. Pemberian izin 1. Pemberian izin


pengadaan kapal sampai dengan pembangunan pembangunan
KEWENANGAN GT 300 dan dan
BIDANG 2. Pelaksanaan pengukuran pengadaan pengadaan
SARANA kapal sampai dengan GT 300 kapal. kapal.
3. Pelaksanaan pengawasan 2. Pengawasan
PEMERINTA keselamatan kapal terhadap
H 4. Pelaksanaan pemeriksaan pemberian surat
PROVINSI radio/elektronika kapal. ukur, surat tanda
(PP No.38/2007 5. Penerbitan pas perairan pendaftaran dan
tentang daratan. tanda
Pembagian 6. Pencatatan kapal dalam pendaftaran,
Urusan buku register pas perairan sertifikat kelaikan
Pemerintaha daratan. kapal, sertifikat
n) 7. Pelaksanaan pemeriksaan pengawakan
konstruksi. kapal, dan surat
Sebagai
8. Pelaksanaan pemeriksaan tanda
tugas
permesinan kapal. kebangsaan
Pembantuan
9. Penerbitan sertifikat kapal
keselamatan kapal.
10.Pelaksanaan
pemeriksaan
perlengkapan kapal.
11.Penerbitan dokumen
Kapal GT ≥ 7 Kapal GT < 7 yang berlayar
Kapal GT < 7 yang berlayar
yang berlayar di laut
hanya di perairan
hanya di
daratan
perairan daratan

KEWENANGAN 1. Pemberian 1. Pelaksanaan pengawasan 1. Pelaksanaan pengawasan


BIDANG surat izin keselamatan kapal keselamatan kapal
SARANA berlayar 2. Pelaksanaan pengukuran 2. Pelaksanaan pengukuran
kapal. kapal.
3. Penerbitan pas 3. Penerbitan pas kecil.
PEMERINTA perairan daratan. 4. Pencatatan kapal
H 4. Pencatatan kapal dalam dalam buku register
KABUPATEN buku register pas perairan pas kecil.
/ KOTA daratan. 5. Pelaksanaan pemeriksaan
(PP No.38/2007 5. Pelaksanaan pemeriksaan konstruksi kapal.
tentang konstruksi. 6. Pelaksanaan pemeriksaan
Pembagian 6. Pelaksanaan pemeriksaan permesinan kapal.
Urusan permesinan kapal. 7. Pelaksanaan pemeriksaan
Pemerintaha 7. Pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan kapal.
n) perlengkapan kapal. 8. Penerbitan sertifikat
8. Penerbitan sertifikat keselamatan kapal.
Sebagai
keselamatan kapal. 9. Penerbitan dokumen
Desentralisa
9. Penerbitan dokumen pengawakan kapal.
si
pengawakan kapal.
10.Pemberian surat izin
berlayar.
Pelayaran di laut , sungai dan danau banyak mengandung resiko serta untuk
mewujudkan ketertiban lalu lintas pelayaran, maka setiap kapal yang berlayar
harus :

• Memiliki identitas yang jelas (aspek status hukum)


1

• Memenuhi syarat untuk dilayarkan (aspek


keselamatan)
2
• Dijalankan oleh orang yang memiliki kompetensi untuk melayarkan
3 kapal (aspek pengawakan)
Surat Ukur
Surat tanda
Kapal atau PENGUKURA PENDAFTARA pendaftara
Surat N KAPAL N KAPAL n & tanda
Keterangan
pendaftara
Ukuran
n
Kapal

PEMERIKSAA Pas Kecil


Sertifikat PENETAPAN
N atau
Keselamata KEBANGSAA
Pas
n Kapal KESELAMATA N KAPAL Sungai
N KAPAL &
Danau

SERTIFIKASI Sertifikat
PENGAWAKA Pengawaka
N KAPAL n Kapal
 Dasar Hukum : Peraturan Menhub Nomor PM.8 tahun 2013 tentang
Pengukuran Kapal

 Setiap kapal sebelum dioperasikan wajib dilakukan pengukuran untuk


menentukan ukuran panjang, lebar, dalam, dan tonase kapal sesuai
dengan metode pengukuran

 Metode Pengukuran Dalam Negeri (L<24m) dan Metode Pengukuran


Internasional (L≥24m)

 Ahli Ukur Kapal adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat


Jenderal Perhubungan Laut

 Surat ukur diterbitkan untuk kapal dengan ukuran tonase kotor


(GT)sekurang‐ kurangnya 7

 Surat ukur berlaku selama kapal tidak mengalami perubahan ukuran,


tonase, nama kapal, atau kapal tidak dipergunakan lagi
 Surat ukur menjadi tidak berlaku dan harus diterbitkan surat ukur baru
apabila kapal mengalami:
a. perubahan bangunan yang menyebabkan rincian ukuran danjatau
tonase kapal yang terccmtum dalam surat ukur berubah; atau
b. kapal ganti nama.

 Surat ukur menjadi tidak berlaku apabila kapal tidak dipergunakan lagi
karena:
a. ditutuh (scraping);
b. tenggelam;
c. musnah;
d. terbakar; dan
e. dinyatakan hilang

 Surat ukur dinyatakan batal apabila:


a. pengukuran dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan atau
b. Diperoleh secara tidak sah dan/atau digunakan tidak sesuai
dengan peruntukannya.
 Dasar Hukum : Peraturan Menhub Nomor PM.13 tahun 2012
tentang Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal dan KM. 73 tahun
2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau

 Hak milik atas kapal yang telah diukur dan mendapat surat
ukur dapat didaftarkan di Indonesia oleh Pemilik kepada
Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal.

 Kapal yang dapat didaftarkan kepemilikannya di Pejabat


Pendaftar dan Pencatat Baliknama Kapal yaitu Kapal dengan
ukuran tonase kotor sekurang‐kurangnya GT 7 (tujuh Gross
Tonnage);

 Pejabat Pendaftar dan Pencatat Baliknama Kapal adalah PNS


di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

 Kapal < GT 7 dapat didaftarkan pada Dinas Perhubungan


Kabupaten/Kota yang merupakan pelaksana
kewenangan Bupati/walikota sebagai desentralisasi
Pendaftaran atas kapal wajib dilengkapi
1.Bukti hak milik atas kapal;
dengan:
2.Identitas pemilik (KTP atau Akta perusahaan)
3.NPWP jika berbentuk badan usaha
4.Surat ukur atau surat keterangan ukuran kapal
5.Bukti pelunasan bea balik nama kapal sesuai
peraturan
BUKTI HAK MILIK ATAS KAPAL :

 bagi kapal bangunan baru yang dibuat oleh galangan:


1.kontrak pembangunan kapal;
2.berita acara serah terima kapal; dan
3.surat keterangan galangan

 bagi kapal bangunan baru yang dibuat oleh tukang


secara tradisional:
1.surat keterangan tukang yang diketahui oleh Camat;
atau
2.surat keterangan hak milik yang diterbitkan oleh
Camat.
Surat pendaftaran kapal < GT 7 memuat antara
lain

A. B. C. D.
Keterangan Keterangan Mesin Keteranga Tujuan
Kapal n Pemilik Penggunaa
1. Nama Kapal 1. Merk 1. Nama n
1. Angkuta
2. Jenis kapal dan 2. Type 2. Alama n
jenis angkutan 3. Serial No. t Barang
3. Bahan 4. Daya 2. Angkutan
4. Tahun pembuatan & Mesin Penumpan
tahun pengoperasian 5. RPM max g
5. Tempat 6. Tahun 3. Angkutan
pembuatan/galangan Pembuatan Pariwisat
6. Ukuran kapal 7. Jenis a
7. Kecepatan kapal bahan
8. Perlengkapan keselamatan bakar
9. Perlengkapan pemadam
kebakaran
10.Kelengkapan komunikasi
11.Kapasitas Angkut
GROSS TONNAGE
(GT)
UKURAN
BESARNY
A KAPA NET TONNAGE
L (NT)

LOADED
UKURA DISPLASMENT
UKURA
N N
KAPAL BERAT
LIGHT
KAPAL DISPLASMENT

BERAT
DEAD WEIGHT
MUATA TONNAGE (DWT)
N
KAPAL

1 NT : 1,5 GT : 2,25 S/D 2,5


DWT
G

20

DISPLACEME
NT
16
• Light weight tonnage (l.w.t) adalah besar massa
dari kapal dalam keadaan kosong, tanpa
persediaan– persediaan, minyak dan air, crew dan
seluruh pengaruhnya.
• Dead weight tonnage (d.w.t) atau bobot mati
adalah massa daripada cargo, fuel, air, persediaan
dan sebagainya yang diangkut oleh kapal.
• Displasmen (▲) adalah berat atau massa kapal
beserta muatannya, atau light weight ditambah
dead weight.

▲=

l.w.t
Kapasitas Angkut
Penumpang
jumlah luas dek / geladak untuk penumpang (±0,60
x gladak penumpang) dibagi dengan persyaratan
kebutuhan luas bagi penumpang kapal seperti yang
terdapat pada Standar Pelayanan Minimum Kapal
Sungai dan Danau yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat No.
005/3/13/DRPD/1994 .
DEFINISI‐DEFINISI
• Displasmen (Displacement) Δ
Bobot keseluruhan kapal € W

• LWT (Light Weight Tonnage)


Bobot kapal kosong yang telah siap
beroperasi tanpa muatan

• DWT (Dead Weight Tonnage)


Bobot mati kapal € bobot muatan kapal
RUMUS
PERHITUNGAN:
• Displasmen (berat kapal
bermuatan)

Δ = LWLmax . B . dmax . Cb . ρ
LWLmax = panjang garis air pada saat sarat air
maksimum
ρ
€= massa
airjenis airngai = 1 ton/m3
tawar/su
€ air laut = 1,025
dmax = 0,85 D (minimal 15 mm) ton/m3
D = tinggi kapal yang dihitung pada tengah‐tengah
kapal
RUMUS

• LWT (berat kapal kosong)

Δo = LWLo . B . do . Cb . ρ
do = draft kosong (draft
minimal)

• DWT
Δ = LWT + DWT
Soal
Latihan
1. KMP Pemburu memiliki Dalam (D) 2 meter.
Jika dipersyaratkan bahwa draft maksimum
kapal adalah sebesar 0,85 dari ukuran
kapal (D), berapa draft
Dalam yan
maksimum diizinkan? g

Jawaban:
Draft maksimum = Dalam x 0,85
= 2 meter x 0,85
= 1,70
meter
Soal
2. KMP PemburuLatihan
tersebut memiliki panjang garis
air pada saat muatan kosong adalah 12 meter
dan lebar 2,5 meter
Jika pada saat kapal tersebut belum dimuati, draft
yang terjadi adalah 0,9 meter dan kapal berada
di air tawa , hitung berapa berat kapal
kosongnya (Cb kapal penumpang = 0,7)
JAWABAN
LWT
Δo = LWLo . B . do . Cb . ρ
= 12 m X 2,5 m X 0,9 m X 0,7 X 1 ton/m3
= 18,9 ton
Soal
3. Latihan
Berapa berat total kapal pada saat muatan
maksimum apabila setelah diukur panjang garis
airnya berubah menjad 15 meter sedangkan
lebar garis air menjadi 2,8 meter ?
JAWABAN
Displasment (bobot keseluruhan kapal)
Δ = LWLmax . B . dmax. Cb . ρ
= 15 m X 2,8 m X 1,70 m X 0,7 X 1 ton/m3
= 49, 98 ton
3. Berapa berat kapasitas muat kapal tsb ?
Berapa banyak penumpang yang bisa
diangkut
JAWABAN
bobot muatan kapal € B o b o t mati kapal = DWT
Δ = LWT + DWT
DWT = Δ ‐ LWT
= 49,98 ton – 18,90 ton
= 31,08 ≈ 31 ton x 60% = 18,6 ton ≈ 18 TON

NB: hasilnya perlu dikurangi dengan jml awak kapal & dicek ketersediaan luas
ruang penumpang sesuai dengan SK Dirjen No.005/3/13/1994 ttg Standar Teknis
Pelayanan Minimal Kapal Sungai, Danau dan Penyeberangan
26
Jika panjang geladak untuk penumpang adalah 8
meter dan lebarnya 2,8 meter, hitung kapasitas
angkut untuk penumpang

Luas dek = L. B
penumpang = 8 m X 2,8
m
= 22,4
m2

Kapasitas max pnp = (Luas dek pnp X 60%): standar luas 1


pnp
= (22,4 X 60%) : 0,35 € kelas ekonomi, bangku
27
= 38 orang
Penentuan Daya Mesin
Kapal
 Kemampuan mesin kapal untuk menggerakkan
kapal dengan kecepatan yang diinginkan
disebut daya mesin.
 Sedangkan daya mesin tersebut ada dua jenis
yaitu daya kontinyu dan daya maksimum.
 Daya kontinyu untuk mencapai kecepatan servis
 Daya maksimum untuk mencapai
kecepatan maksimum atau kecepatan
percobaan.
MESIN
PENGGERAK
• FORMULA PENDEKATAN MENGHITUNG TENAGA MESIN
PENGGERAK

Δ.


BESAR HP = ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
K². B
DIMANA :
Δ = DISPLASMEN DALAM POUNDS ( 1 KG = 2,205
POUNDS) B = LEBAR KAPAL DALAM FEET ( I METER =
3,281 FEET)
V = KECEPATAN KAPAL DALAM KNOT ( 1 MIL = 1,852
KM) K = KONSTANTA = 57 (= 55 – 59)
1 HP = 75 KG‐M/DETIK; 1 WATT = 0,10197
KG‐M/DETIK
Pertanyaan:
Berapa kecepatan operasional KMP Pemburu jika
kapal tersebut dipasang mesin dengan daya 200 HP?
(2,205 x ∆) x (kecepatan)2
BESAR = ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
HP (57)2 x (3,281 x B)

BESAR HP x (57)2 x (3,281 x

Kecepatan = √ B)

(2,205 x ∆)
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐

200 x (57)2x (3,281 x 2,8

Kecepatan = √ meter)

(2,205 x 49.980 kg)


‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐

= √
54,17 = 7,36 ≈ 7
KNOT
 Pada kapal yang telah didaftar wajib dipasang
tanda pendaftaran oleh pemilik kapal.

 Pemasangan Tanda Pendaftaran sebagaimana dimaksud


pada dibuatkan Berita Acara Pemasangan Tanda
Pendaftaran oleh petugas pendaftaran kapal

 Surat pendaftaran kapal diberikan kepada pemilik


setelah tanda pendaftaran dipasang di kapal.
TANDA PENDAFTARAN KAPAL SUNGAI DAN DANAU < GT
7

Kode Tanda Register / Pendaftaran kapal sungai ditempatkan / dipasang pada


haluan depan badan kapal pada kiri dan kanan dengan cara dipahat atau dicat dan
dengan bentuk / susunan penulisan sebagai berikut :

Kode Kode
Propinsi Kabupaten/Kota

Nomor Urut
Register/Pendaftaran

Ukuran Isi Kotor Bulan &


(GT) Register/Pendaftaran
Tahun
PEMASANGAN TANDA PENDAFTARAN
KAPAL
Tanda pendaftaran harus dipasang di kapal secara permanen
di bagian luar dinding depan bangunan atas atau pada
tempat lain yang aman dan mudah dilihat

1. Dilas, dibaut atau dikeling


untuk kapal konstruksi
Pemasangan baja/besi atau aluminium
tanda
pendaftaran secara
permanen 2. Dipahat untuk kapal konstruksi
dilakukan dengan kayu
cara
: 3. Dilekatkan atau dicat untuk
kapal
konstruksi fibreglass atau bahan lain
 Dasar Hukum : Peraturan Menhub Nomor PM.13 tahun 2012
tentang Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal

 Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia YANG BERLAYAR KE


LAUT diberikan dalam bentuk:
1. Surat Laut untuk kapal berukuran GT 175 atau lebih;
2. Pas Besar untuk kapal berukuran GT 7 sampai dengan ukuran
kurang dari GT 175
3. Pas Kecil untuk kapal berukuran kurang dari GT 7

 Kapal yang hanya berlayar di perairan sungai dan danau


diberikan Pas Sungai dan Danau.

 Surat laut diterbitkan oleh Dirjenhubla


 Pas Besar diterbitkan oleh Syahbandar
 Pas Kecil diterbitkan oleh Pejabat yang ditunjuk
oleh Bupati/Walikota
 Untuk memperoleh PAS KECIL, pemilik kapal mengajukan
permohonan kepada Pejabat yang ditunjuk oleh
Bupati/Walikota

 Kode Pas Kecil ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan


Laut untuk pelabuhan yang memiliki kode pas kecil.

Persyaratan pengurusan PAS KECIL:


1. bukti hak milik atas kapal
2. identitas pemilik
3. surat keterangan mengenai data ukuran dan tonase kapal

 Berdasarkan permohonan, Pejabat yang ditunjuk oleh


Bupati/Walikota melakukan penelitian kelengkapan persyaratan
dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
permohonan diterima secara lengkap.

 Apabila belum terpenuhi maka permohonan dikembalikan


dan apabila telah memenuhi maka diterbitkan Pas Kecil.
 Kapal yang telah memperoleh PAS KECIL diberi Tanda
Pas Kecil yang harus dipasang secara permanen dan
mudah dilihat pada kedua sisi haluan bagian luar
lambung kapal.

kapal konstruksi
1. Dilas, dibaut ataubaja/besi atau
dikeling untuk
Tanda Pas aluminium
Kecil
dipasang 2. Dipahat untuk kapal konstruksi
permanen kayu
dengan
:cara 3. Dilekatkan atau dicat untuk kapal
konstruksi fibreglass atau bahan
lain
Huruf dan angka dalam tanda Pas Kecil berukuran tinggi 150
(seratus
lima puluh) mm

Pas Kecil berlaku selama tidak terjadi perubahan data yang


tercantum dalam Pas Kecil dan/atau pengalihan hak atas kapal
 Pas Sungai dan Danau diterbitkan oleh Pejabat yang ditunjuk
oleh bupati/walikota pada pelabuhan sungai dan danau yang
memiliki kode Pas Sungai dan Danau.

 Kode Pas Sungai dan Danau ditetapkan oleh bupatijwalikota temp


at pelabuhan sungai dan danau berada.

 Persyaratan pengurusan Pas Sungai dan Danau:


1. bukti hak milik atas kapal
2. identitas pemilik
3. surat ukur untuk kapal dengan tonase kotor
sekurangkurangnya GT 7 atau
4. surat keterangan mengenai data ukuran dan tonase kapal
yang diterbitkan oleh Syahbandar bagi kapal dengan ukuran
kurang dari GT 7.

 Pas Sungai dan Danau berlaku selama tidak terjadi pengalihan


hak milik atas kapal dan perubahan data kapal.
 Untuk memperoleh PAS SUNGAI DAN DANAU, pemilik kapal
mengajukan permohonan kepada Pejabat yang ditunjuk
oleh Bupati/Walikota

 Berdasarkan permohonan tersebut, Pejabat yang ditunjuk oleh


Bupati/Walikota melakukan penelitian kelengkapan
persyaratan dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
permohonan diterima secara lengkap.

 Apabila belum terpenuhi maka permohonan dikembalikan


dan apabila telah memenuhi maka diterbitkan Pas Kecil.

 Penerbitan Pas Sungai dan Danau dicatat dalam buku Register


Pas Sungai dan Danau

 Pas Sungai dan Danau diber nomor urut, nomor halaman dan
nomor buku Register Pas Sungai dan Danau

 Setiap Pas Sungai dan Danau yang diterbitkan oleh Pejabat


yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota dilaporkan kepada Dirjen
Perhubungan Laut.
Huruf dan angka dalam tanda Pas Sungai berukuran tinggi 65 mm
bagi kapal < 175 GT dan berukuran tinggi 100 mm bagi kapal ≥
175 GT

Pas Sungai dan Danau berlaku selama tidak terjadi perubahan


data yang tercantum dalam Pas Kecil dan/atau pengalihan hak
atas kapal
KELAIKAN
KAPAL
adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
keselamatan kapal, pencegahan, pencemaran
perairan dari kapal, pengawakan, garis muat,
pemuatan, kesejahteraan awak kapal, kesehatan
penumpang, status hokum kapal, manajemen
keselamatan dan pencegahan pencemaran dari
kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk
berlayar di perairan tertentu.

(UU No. 17 tahun 2008)


PERSYARATAN KELAIKAN KAPAL:

1. material;
2. konstruksi;
3. bangunan;
4. permesinan dan perlistrikan;
5. stabilitas;
6. tata susunan serta perlengkapan termasuk
perlengkapan alat penolong dan radio;
dan
7. elektronika kapal.

YANG DIBUKTIKAN DENGAN SERTIFIKAT SETELAH


DILAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
• Sesuai dengan PP No. 7 Tahun 2000 Bab VII pasal 46 ayat 1
menyatakan bahwa: “Setiap kapal motor sungai dan danau
dengan ukuran diatas GT. 7 sampai dengan GT. 35 harus
diawaki dengan awak kapal yang mempunyai Surat
Keterangan Kecakapan sesuai dengan jenis dan ukuran
kapal”.
• Surat Keterangan Kecakapan atau disingkat menjadi SKK
adalah tanda bukti kecakapan yang harus dimiliki seorang
yang memimpin dan bertanggung jawab di atas kapal
sungai dan danau. Pada umumnya, SKK hanya berlaku
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang masa berlakunya.
JENIS SERTIFIKAT
AWAK KAPAL SUNGAI DAN DANAU
◉ Jenis‐ jenis Sertifikat, antara lain :
●SKK (N) adalah jenis Surat
Keterangan Kecakapan untuk
Nautika.
SKK (T) adalah
●Kecakapan untukjenis Surat
Teknika.
●Keterangan
SKK (NT) adalah jenis Surat Keterangan
Kecakapan yang diberikan kepada
pengemudi kapal sungai dan danau yang
cukup memiliki 1 orang awak kapal
(kapal kecil).
Menurut PP No. 7 Tahun 2000 pada Bab VII pasal 46 ayat (1),
(2), (3) menyatakan bahwa:
dan
a. Setiap kapal motor sungai dan danau dengan ukuran diatas
GT. 7 sampai dengan GT. 35 harus diawaki dengan awak kapal
yang mempunyai surat keterangan kecakapan sesuai dengan
jenis dan ukuran kapal.
b. Surat keterangan kecakapan sebagaimana dimaksud dalam
ayat
(1)terdiri dari :
1) Surat keterangan kecakapan nautika (SKK / N)
2) Surat keterangan kecakapan teknika (SKK / T)
c. Setiap kapal sungai dan danau yang tidak bermotor dengan
ukuran GT.35 sampai dengan GT.105 harus diawaki oleh
awak kapal yang mempunyai surat keterangan kecakapan
bidang nautika.
LAMPIRAN
FORMAT BAKU SERTIFIKASI KAPAL

Anda mungkin juga menyukai