Anda di halaman 1dari 32

PENGUKURAN KAPAL ASD

KODRAT ALAM
PENGANTAR
FUNGSI PENGUKURAN FUNGSI PENGUKURAN
KAPAL KAPAL
penyelenggaraan angkutan sungai, danau Pendaftaran kapal dapat
dan penyeberangan juga wajib
dilakukan dengan menggunakan kapal dibuktikan dengan tanda
yang berbendera dan berkebangsaan pendaftaran yang dipasang
Indonesia, kecuali lintas antar negara
dengan suatu perjanjian khusus
pada kapal serta penerbitan
Surat Tanda Pendaftaran
Sebuah kapal dapat dikategorikan sebagai yang juga berfungsi pula
kapal yang berbendera dan sebagai buku hak milik
berkebangsaan Indonesia adalah apabila
telah memiliki Surat Tanda kapal, Untuk dapat
Kebangsaan Kapal Indonesia didaftarkan maka kapal
(STKKI). Surat tersebut dapat diperoleh
setelah kapal tersebut didaftarkan di
tersebut sebelumnya wajib
Indonesia. diukur.
PEMENUHAN OPERASIONAL KAPAL
ASD

KAPAL
BOLEH
KAPAL BEROPERASI
DINYATAKA
N
PENDAFTAR BERBENDEE
AN KAPAL RA
INDONESIA
PENGUKU
RAN
KAPAL
SURAT UKUR KAPAL (PM.8 TAHUN
2013)
DATA
UKURAN
(DIMENSI)

DATA TONASE
LAINNYA KAPAL
PEMBEDAAN SURAT UKUR
SURAT UKUR
DALAM
NEGERI
(Diberikan untuk
kapal berukuran
panjang kurang
dari 24 meter
sehingga diukur
dengan Metode
Pengukuran
Dalam Negeri,
terutama bila
kapalnya akan
dipergunakan
untuk pelayaran
dalam negeri)
PEMBEDAAN SURAT UKUR
SURAT UKUR INTERNASIONAL
Diberikan untuk kapal yang akan
diukur dengan Metode Pengukuran
Internasional dengan ketentuan :
berukuran panjang ≥ 24 meter
berukuran panjang < 24 meter atas
permintaan pemilik kapal
Yang dikategorikan sebagai pemilik
kapal adalah orang atau orang-
orang atau perusahaan yang
terdaftar sebagai pemilik kapal atau
yang bertanggung jawab atas nama
pemilik kapal, termasuk operator
kapal.
PEMBEDAAN SURAT UKUR
SURAT UKUR KHUSUS
Diterapkan untuk kapal yang
akan melewati terusan/kanal
tertentu dimana selain kapal
akan diukur dengan Metode
Pengukuran Internasional
atau Metode Pengukuran
Dalam Negeri, kapal juga
harus diukur dengan Metode
Pengukuran Khusus untuk
terusan yang dimaksud
(Suez dan Panama).
MASA BERLAKU SURAT UKUR
Surat Ukur Surat Ukur yang tetap, masa berlakunya tidak dibatasi tetapi
Sementara, yang menjadi gugur (tidak berlaku lagi)
diterbitkan karena Surat Ukur Kapal dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :
penerbitan Surat Kapal berubah bangunan/konstruksinya;
Ukur tidak dapat Kapal diganti namanya;
dilakukan, masa
Kapal tidak dapat dioperasikan lagi karena :
berlakunya
Kapal tenggelam
dibatasi selama 2
Kapal ditutuh/dihancurkan (di-scrapping)
bulan dan tidak
Kapal musnah
dapat
Kapal terbakar
diperpanjang
Kapal dinyatakan hilang
Surat Ukur Kapal dinyatakan batal apabila :
 Pengukuran dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan
 Diperoleh secara tidak sah dan/atau dipergunakan tidak sesuai dengan
peruntukannya
MANFAAT SURAT UKUR
sebagai dasar sebagai dasar penentuan kewajiban atas
pemenuhan syarat-syarat pemberian Surat
penentuan kewajiban Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia yaitu :
bagi kapal dengan GT 6 atau kurang,
atas pemenuhan Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia
(STKKI) dalam bentuk Pas Kecil (putih
pendaftaran suatu untuk kapal dengan tonase hingga GT 3
dan biru untuk kapal dengan tonase GT 4
kapal yaitu adanya hingga GT 6)
Surat Ukur dan Surat bagi kapal dengan GT 7 sampai dengan
GT 174, STKKI dalam bentuk Pas
Keterangan Tahunan
bagi kapal dengan GT 175 atau lebih,
Kepemilikan STKKI dalam bentuk Surat Laut

sebagai dasar penentuan kewajiban sebagai dasar penentuan


atas pemenuhan syarat-syarat
ketentuan sertifikasi yaitu :
kewajiban pengawakan
bagi kapal dengan GT 500 atau kapal sesuai dengan
lebih besar maka berlaku
ketentuan SOLAS 1974
ketentuan keselamatan
bagi kapal dengan GT di bawah pengawakan atau ijazah
500 maka berlaku ketentuan yang perwira kapal
diatur oleh Pemerintah (Dalam
Negeri) masing-masing negara sebagaimana pada tabel
bendera asal (flag country) berikut
TUJUAN PENGUKURAN
menentukan ukuran dan
tonase kapal dengan
cara pengukuran yang
telah ditentukan untuk
dapat diterbitkannya
Surat Ukur.
KEWAJIBAN PENGUKURAN
KAPAL
Sebelum digunakan Berdasarkan
dalam pelayaran, setiap pengukuran
kapal wajib diukur sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1),
diterbitkan Surat Ukur
dengan ukuran isi kotor
sekurang-kurangnya 20
m3 atau yang dinilai
sama dengan itu
PERATURAN PENGUKURAN
KAPAL
Ordonasi Pengukuran Kapal
Tahun 1927

Konvensi Internasional tentang


Pengukuran Kapal tahun 1969
Keppres No. 5 Tahun 1989 tanggal 25 Januari 1989
tentang Pengesahan International Convention on
Tonnage Measurement of Ships 1969

Kepmen No. KM. 41 Tahun 1990 tentang


Pengukuran Kapal-Kapal Indonesia
tanggal 8 Juni 1990

Undang-undang No. 17 Tahun


2008 tentang Pelayaran
TIDAK WAJIB DIUKUR
restoran terapung, tangki penyimpanan minyak di laut
dan tempat pengisian bahan bakar minyak (SPBU)
terapung
Demikian juga kapal negara yang digunakan untuk
tugas-tugas pemerintahan
Kapal negara itu dapat diukur hanya atas permintaan
instansi pemerintah pemilik kapal yang bersangkutan.
Ketentuan yang sama juga berlaku untuk kapal perang
sebagaimana dijelaskan dalam TMS 1969
PENGUKURAN DALAM NEGERI
metode pengukuran kapal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Indonesia yang diterapkan pada kapal
berbendera Indonesia, berukuran panjang kurang dari 24
meter, khususnya bila kapalnya akan dipergunakan untuk
pelayaran dalam negeri dan kapal yang tidak tunduk
pada ketentuan Konvensi Internasional tentang
Pengukuran Kapal sangat sederhana namun tetap
berpedoman dan mengarah kepada TMS 1969 Tonnage
Measurement of Ships (TMS 1969).
DEFINISI DALAM PENGUKURAN
KAPAL
KETERANGAN PENGUKURAN
panjang yang diukur pada 96 % dari panjang garis
air dengan sarat 85 % dari ukuran Dalam Terbesar
yang terendah diukur dari sebelah atas lunas,
atau
panjang garis air tersebut yang diukur dari linggi
haluan sampai ke sumbu poros kemudi (Length
Between Perpendiculer = LBP) apabila panjang ini
yang lebih besar.
KETERANGAN PENGUKURAN
definisi Dalam Terbesar adalah jarak tegak lurus yang diukur dari sisi atas lunas ke
sisi bawah geladak atas pada bagian samping dimana :
Pada kapal-kapal kayu dan kapal komposit, jarak tersebut diukur dari sisi bawah
alur lunas. Bila bagian bawah dari sisi tengah kapal berbentuk cekung, atau bila
dipasang jalur-jalur pengapit lunas tebal, maka jarak tersebut diukur dari titik
dimana moulded line garis dataran dasar yang tembus ke dalam memotong sisi
lunas.
Pada kapal-kapal yang tajuknya berbentuk cembung, ukuran Dalam terbesar
diukur hingga ke titik perpotongan antara garis-garis dari geladak dengan sisi plat
kulit dan garis-garis ini membentang sehingga seolah-olah tajuk tersebut
berbentuk sudut.
Bila geladak teratas meninggi dan bagian yang meninggi itu membentang melalui
titik dimana ukuran dalam terbesar itu harus ditentukan maka ukuran Dalam
terbesar di ukur hingga ke garis penghubung yang membentang dari bagian
geladak yang rendah menyusur garis yang sejajar dengan bagian yang meninggi.
PENGUKURAN DALAM
TERBESAR
PENGUKURAN KAPAL
Tengah kapal adalah titik tengah dari panjang kapal diukur dari sisi depan linggi
haluan. Adapun langkah-langkah dalam menentukan panjang kapal adalah :
Mencari posisi D (Dalam terbesar yang terendah) yang diukur dari atas lunas
Menentukan posisi dan menarik garis air (water line = WL) pada sarat 85% D
Mengukur panjang garis air (Length of Waterline = LWL) yaitu panjang kapal
dari haluan hingga buritan yang terletak pada garis air
Menghitung 96% dari besarnya LWL
Mengukur panjang antar garis tegak (Length Between Perpendiculer = LBP)
Menentukan garis khayal tegak depan (Fore Perpendiculer = FP) yaitu pertemuan antara
waterline pada poin b dan Linggi Haluan (balok penguat tengah kerangka kapal di bagian
depan)
Menentukan garis khayal tegak belakang (After Perpendiculer = AP) yaitu pertemuan
antara waterline pada poin b dan poros kemudi
Menentukan panjang kapal, yaitu membandingkan antara besarnya panjang
yang diperoleh pada poin d (96% LWL) dan poin e (LBP)
PENAMPANG TENGAH KAPAL
PENGUKURAN DALAM NEGERI CARA
LAMA
Isi Kotor kapal diperoleh dengan
rumus sebagai berikut :
GT = 0,353 x V
dimana V adalah jumlah dari
ruangan di bawah geladak atas
ditambah ruangan-ruangan di atas
geladak atas yang ditutup
sempurna yang berukuran tidak
kurang dari 1 m3. Isi ruang di
bawah geladak atas adalah
perkalian majemuk dari ukuran
panjang, lebar dan dalam dikalikan
dengan faktor;
Isi ruangan di bawah geladak = P x
LxDxF
KETERANGAN PENGUKURAN DALAM
NEGERI CARA LAMA
P = Panjang, yaitu jarak mendatar dari bagian belakang linggi haluan sampai bagian depan
linggi buritan yang diukur pada linggi tingkatan geladak atas atau bagian sebelah atas dari
rimbat tetap
L = Lebar, yaitu adalah jarak mendatar diukur antara kedua sisi luar kulit lambung kapal
pada tempat yang terbesar, tidak termasuk pisang-pisang.
D = Dalam, yaitu jarak tegak lurus di tempat yang terlebar diukur dari sisi bawah gading
dasar sampai sisi bawah geladak atau sampai pada ketinggian garis khayal melintang melalui
sisi atas dari lambung tetap
F = Faktor, yaitu angka koefisien yang menunjukkan tingkat kerampingan lambung kapal
dan ditentukan menurut bentuk penampang melintang dan/atau jenis kapal yaitu :

 0,85 bagi kapal-kapal dengan bentuk penampang penuh atau bagi kapal-kapal dengan dasar
rata. Secara umum digunakan bagi kapal tongkang
 0,70 bagi kapal-kapal dengan bentuk penampang hampir penuh atau dengan dasar agak
miring dari tengah-tengahke sisi kapal. Secara umum digunakan bagi kapal motor
 0,50 bagi kapa-kapal yang tidak termasuk golongan a atau b. Secara umum digunakan bagi
kapal layar atau kapal layar dibantu motor;
PENGUKURAN DALAM NEGERI CARA
TERBARU
Cara pengukuran yang terbaru adalah sebagaimana yang diatur
dalam KM 6 tahun 2005. Peraturan dan cara pengukuran yang
setingkat dengan KM ini yang mengatur mengenai pengukuran
kapal dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
belum diganti dengan yang baru berdasarkan KM tersebut.
Tonase Kotor atau GT diperoleh dengan mengalikan faktor yang
besarnya 0,25 dengan jumlah volume (V). Nilai V tersebut
diperoleh dengan menjumlahkan volume ruangan lambung kapal di
bawah geladak (V1) dan volume ruangan-ruangan di atas geladak
yang tertutup (V2) atau dapat digambarkan dalam bentuk rumus:
Tonase Kotor (GT) = 0,25 x V
V = V1 + V2 = total volume kapal
PEJABAT YANG BERWENANG
Pengukuran kapal dilakukan dengan membutuhkan keterlibatan banyak
instansi dan pejabat. Dalam hal ini, instansi yang berwenang dalam
Penyelenggaraan Pengukuran Kapal adalah :
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut c/q Direktorat Perkapalan dan
Pelayaran (Dit Kappel) yang mengesahkan Daftar Ukur Dalam Negeri dan
Internasional, memberikan persetujuan penerbitan Surat Ukur Internasional
serta menerbitkan Surat Ukur Khusus.
Kepala Dinas Perhubungan yang menerbitkan Surat Ukur untuk kapal ASD.
Administrator Pelabuhan atau Kakanpel c/q. Syahbandar yang ditunjuk
untuk menerbitkan Surat Ukur Internasional dan Surat Ukur Dalam Negeri.
Ahli Ukur Kapal yang bertindak sebagai petugas ukur yang melaksanakan
pengukuran kapal, menghitung dan menetapkan tonase kapal yang disusun
dalam bentuk Daftar Ukur serta menandatangani Daftar Ukur tersebut.
PROSEDUR PENERBITAN SURAT UKUR
PEMASANGAN TANDA SELAR
Jika Surat Ukur telah dapat diterbitkan maka pada
kapal tersebut harus dipasang Tanda Selar yang berupa
rangkaian angka dan huruf yang terdiri dari GT,
angka tonase kotor, No. yang diikuti dengan angka
nomor surat ukur dan Kode Pengukuran dari
pelabuhan yang menerbitkan Surat Ukur. Kode
Pengukuran adalah rangkaian huruf yang disusun dan
ditetapkan bagi masing-masing pelabuhan yang diberi
wewenang untuk menerbitkan Surat Ukur.
PEMASANGAN TANDA SELAR
Tanda Selar berfungsi sebagai identitas untuk register
pendaftaran kapal yang harus dituliskan/dipasang di kapal
secara permanen di bagian luar dinding depan bangunan
atas atau pada tempat lain yang aman dan mudah
nampak/dibaca. Pemasangan dapat dilakukan dengan cara :
Dilas, dibaut atau dikeling dengan plat baja untuk kapal
konstruksi baja atau aluminimum;
Dipahat untuk kapal konstruksi kayu;
Dilekatkan dengan menggunakan bahan yang sesuai dengan
bahan utama kapal atau dituliskan dengan cat untuk kapal
konstruksi fiberglas atau bahan lain
PENULISAN TANDA SELAR
Untuk kapal dengan tonase
hingga GT 174, Tanda Selar
menggunakan angka dan
huruf yang berukuran sebagai
berikut :
tinggi angka 65 mm dan lebar
40 mm
tinggi huruf besar 65 mm dan
lebar 50 mm
tinggi huruf besar 50 mm dan
lebar 35 mm
tebal huruf dan angka 12 mm
PENULISAN TANDA SELAR
Untuk kapal dengan tonase
hingga GT 175 atau lebih,
Tanda Selar menggunakan
angka dan huruf yang
berukuran sebagai berikut :
tinggi angka 100 mm dan
lebar 50 mm
tinggi huruf besar 100 mm
dan lebar 80 mm
tinggi huruf besar 75 mm dan
lebar 50 mm
tebal huruf dan angka 20 mm
TANDA SELAR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai