Disusun Oleh:
Nama Anggota: Trimas Manalu
(140120201017)
(140120201014)
Irma Septiana.L
(140120201034)
Suhardi
(140120201028)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar.
Tersusunnya makalah Ship Owner Process and Shipyard specification ini
tak terlepas dari dukungan semua pihak. Untuk itu, dalam kesempatan yang istimewa
ini penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Dalam menulis makalah ini penulis menyadari masih ada kekurangan yang
terdapat didalamnya. Maka dari itu kami berharap mendapat kritik dan saran dari
para pembaca.
Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga
penulis, sehinggga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II ISI
2.1. Pengertian Prosedur dan Dokumen
2.2. Pengertian Penanganan Dokumen Kapal dan Bagaimana Prosedurnya
2.3. Spesifikasi Galangan Kapal
2.3.1. Jenis-Jenis Galangan Kapal (Shipyard).
2.3.2. Docking Kapal
2.3.3. Letak Ideal Galangan Kapal
2.3.4. Peralatan Penting yang Terdapat digalangan Kapal Beserta Fungsinya
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan galangan kapal di Indonesia saat ini disibukkan dengan melayani
docking dan repair. Di sisi lain, saat ini Jepang dan Korea menguasai lebih dari 80%
share market dunia. Industri galangan kapal Indonesia hanya menyerap 0,5% share
market galangan kapal dunia. Akibat dari kesulitan pergerakan aktifitas galangan
kapal Indonesia, industri pendukung seperti industri baja, industri permesinan,
industri kelistrikan, industri kimia mengalami kembang kempis dan banyak yang
gulung tikar.
Ada beberapa alasan mengapa industri galangan kapal harus dikembangkan, antara
lain: (i) nilai ekonomis industri galangan kapal, dimana secara global memiliki nilai
yang sangat besar; (ii) industri galangan kapal adalah industri induk dari industri
pendukung, dimana industri ini akan menarik industri lain untuk berkembang.
Perkiraan dalam pembangunan sebuah kapal, 50%-70% biaya yang dikeluarkan
adalah untuk membeli bahan baku dan peralatan, kondisi ini akan memberikan
multiplier-effect yang besar kepada proses industrialisasi dalam suatu negara; (iii)
industri galangan merupakan industri padat karya yang mampu menciptakan lapangan
kerja cukup besar dan dengan nilai tambah yang cukup tinggi; (iv) kemungkinan
pengembangan teknologi kelautan melalui industri dan kemandirian sektor
pertahanan dengan pembuatan alat pertahanan di dalam negeri.
Penerbitan Inpres No. 5 tahun 2005 diharapkan sebagai pendorong
bergairahnya industri perkapalan di Indonesia, dengan demikian akan semakin
tumbuh dan berkembangnya industri maritim di tanah air. Dalam rangka pelaksanaan
Inpres tersebut, sampai tahun 2010 akan terjadi peningkatan kebutuhan kapal seperti
kajian Stramindo dan kajian Perhubungan laut. Menurut kajian Stramindo kebutuhan
kapal berbagai tipe adalah 984 buah dengan perincian kapal baru 122 buah sedangkan
kapal bekas 862 buah (Suteja, 2006). Menurut kajian Perhubungan laut dibutuhkan
2142 buah kapal berbagai tipe, dengan rincian 432 kapal baru dan 1710 kapal bekas
(Anam dan Basuki, 2006).
Jawa Timur mempunyai prospek industri maritim yang cukup besar dan
didukung oleh panjangnya garis pantai, industri pendukung, tenaga kerja dan
infrastruktur yang lain. Di propinsi ini sudah berdiri industri galangan kapal yang
cukup besar, penghasil sumber daya manusia bidang industri maritim mulai tenaga
setingkat STM sampai perguruan tinggi, sehingga dari segi penyediaan SDM
pendukung industri maritim sudah cukup handal.
Daerah sekitar Gresik terdapat beberapa industri yang menggunakan bahan
bakar dari batubara dan industri kayu lapis yang pengangkutannya bahan bakunya
memerlukan barge. Di daerah Probolinggo ada PLTU dengan bahan bakar batubara
yang pengangkutannya menggunakan barge, sehingga memerlukan akan jasa
reparasinya.
Dari beberapa alternatif lokasi di Jawa Timur dan berdasarkan pada kedekatan
terhadap industri pendukung, fasilitas dan infrastruktur yang telah ada, jarak terhadap
pusat ekonomi dan bandara, luas lahan yang tersedia serta harga yang masih
terjangkau, maka dipilih Kabupaten Lamongan sebagai lokasi pengembangan industri
galangan kapal di Jawa Timur.
Dalam dunia industri letak ideal sangat pengaruh dalam berproduksinya
industri tersebut. Terutama dalam penentuan lokasi galangan kapal, dimana penilaian
tersebut sebagai pertimbangan dipilihnya lokasi pembangunan galangan kapal dan
perkembangan galangan itu kedepannya. Lokasi penting bagi industri atau
perusahaan, karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan
menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Letak ideal ini bertujuan membantu
perusahaan beroperasi atau berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien. Dimana
berpengaruh terhadap besarnya biaya produksi dan biaya distribusi dari barangbarang atau jasa-jasa yang dihasilkan.
BAB II
ISI
2.1. Ship Owner Process
Yang dimaksud dengan kapal Indonesia adalah kapal yang telah diberikan
bukti kebangsaan Indonesia atau satu ijin sebagai penggantinya, kecuali jika ijin itu
sudah tidak berlaku. Menurut Beslit pasal 2 ayat (1) Kapal laut Indonesia adalah
kapal laut yang dimiliki oleh :
Sementara untuk bukti kebangsaan kapal laut Indonesia dapat dilihat dari 2 (dua)
peraturan yaitu :
Beslit Surat Laut dan Pas Kapal 1934 pasal 3 ayat (1) berbunyi : Kepada kapal laut
Indonesia dapat diberikan bukti kebangsaan dalam bentuk : Surat Laut, Pas Kapal,
Surat Laut Sementara, dan Surat Ijin Berlayar.
Bagi kapal yang sedang dibangun, maka KUHD pasal 312 menetapkan bahwa
kapal yang sedang dibangun di Indonesia dianggap sebagai kapal Indonesia hingga
saat diserahkannya kapal tersebut kepada pemiliknya, atau hingga pada saat kapal
tersebut digunakan sendiri oleh pembuatnya untuk suatu pelayaran. Namun demikian
kebangsaan kapal dapat diketahui setelah kapal selesai dibangun, apakah nantinya
didaftarkan sebagai kapal berkebangsaan Indonesia atau kapal milik rang asing
dengan kebangsaan kapal sesuai dengan kebangsaan pemiliknya.
tinggal kapal adalah tempat kapal itu didaftarkan, yaitu tempat pendaftaran kapal
yang pertama.
2.1.2 Pendaftaran Kapal
Secara umum terdapat 2 (dua) unsur yang mengharuskan kapal didaftrakan,
yaitu : kapal laut Indonesia dan berukuran (isi kotor) 20 m3 atau lebih. Kapal yang
telah didaftarkan dianggap sebagai benda tetap.
KUHD Pasal 314 alinea 1) berbunyi : Kapal Indonesia yang berukuran paling sedikit
20 m3 isi kotor, dapat dibukukan dalam suatu register kapal menurut ketentuanketentuan yang ditetapkan dalam suatu ordonansi tersendiri . Ordonansi tersebut
adalah Ordonansi Pendaftaran Kapal (OPK).
Setelah kapal didaftarkan, maka agar kapal dapat melakukan pelayaran
dengan aman dan bebas di laut, perlu sekali kapal tersebut dapat mengibarkan
bendera kebangsaannya, supaya mendapatkan perlakuan yang baik dari kapal-kapal
pengawas pantai dari suatu negara maupun perlakuan yang baik dari para pelaut
asing. Karena biasanya, jika pengawas pantai melihat ada kapal tanpa bendera
kebangsaan, maka akan dianggap sebagai kapal liar/kapal musuh atau perompak. Jika
hal tersebut terjadi, maka akan segera diburu dan ditembak yang selanjutnya ditahan,
diperiksa dan diadili.
Kapal dapat mengibarkan bendera kebangsaan, apabila mempunyai surat bukti
kebangsaan, yaitu Surat Laut, dan sejenisnya. Bukti-bukti kebangsaan kapal tersebut
dapat diperoleh dengan mengajukan kepada Menetri Perhubungan dengan melampiri
beberapa surat, diantaranya gross pendaftaran kapal yang bersangkutan.
2.1.3 Balik Nama Kepemilikan Kapal
Satrio yang baru saja merintis usaha di bidang jasa pelayaran satu unit kapal.
Kapal tersebut biasanya dipergunakan untuk mengangkut batu bara. Saat ini bisnis
pengangkutan batu bara yang dijalaninya sedang mengalami kelesuan. Sebagai
pemilik Kapal yang hanya mengandalkan pada satu unit kapal, Satrio tidak sanggup
bukti kepemilikan;
b.
identitas pemilik;
c.
d.
surat ukur, dalam hal kapal telah memperoleh surat ukur baru.
Pengaturan lebih lanjut lagi mengenai balik nama kapal ada dalam Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM.13 Tahun 2012 tentang
Pendaftaran Dan Kebangsaan Kapal (Permenhub Pendaftaran Kapal). Dalam Pasal
18 ayat (1) Permenhub Pendaftaran Kapal, diatur bahwa pada setiap pengalihan hak
milik atas kapal yang telah didaftar, pemegang hak yang baru harus mengajukan
permohonan balik nama kepada Pejabat Pendaftar dan Pejabat Baliknama Kapal di
tempat kapal didaftar.
Permohonan balik nama tersebut wajib dilengkapi dengan: (Pasal 18 ayat (2)
Permenhub Pendaftaran Kapal)
a.
b.
d.
surat ukur;
e.
grosse akta pendaftaran kapal atau grosse akta baliknama kapal; dan
f.
undangan.
Untuk hal jual beli kapal, bukti pengalihan hak milik atas kapal adalah berupa
akta jual beli yang dibuat di hadapan notaris (Pasal 18 ayat (3) huruf a Permenhub
Pendaftaran Kapal). Jadi semua prosesnya memang harus dilakukan di hadapan
notaris, sama halnya seperti jual beli tanah.
2.1.5 Pendaftaran Dan Pencatatan Baliknama Kapal
Balik nama kapal tersebut dilakukan oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat
Baliknama Kapal dengan membuat akta balik nama kapal dan dicatat dalam daftar
induk kapal yang bersangkutan (Pasal 18 ayat (4) Permenhub Pendaftaran Kapal).
Akta balik nama kapal hanya dapat dibuat apabila menurut catatan dalam
daftar induk, kapal dalam keadaan tidak sedang dibebani hipotek dan/atau jaminan
lainnya serta bebas dari segala bentuk sitaan (Pasal 18 ayat (5) Permenhub
Pendaftaran Kapal). Jadi, sebelum memastikan untuk menjual kapal sebaiknya barang
tidak sedang dalam keadaan dijaminkan untuk hutang. Karena jika sedang dibebani
hipotik maka akan menghampat proses balik nama yang akan dilakukan oleh
pemegang baru. Intinya sih kapal yang dapat dibaliknama harus dilakukan roya atas
hipotik kapalnya terlebih dahulu, baru dapat didaftarkan terhadap nama yang baru.
Dasar Hukum:
1.
2.
Class yang telah ditunjuk. Sedangkan untuk proses perbaikan atau pemeliharaan
biasanya meliputi perbaikan konstruksi lambung, perbaikan propeller sterntube,
perawatan main engine dan peralatan lainnya. Sebagai sektor yang terkait erat dengan
hajat hidup orang banyak, Industri galangan Indonesia dengan perputaran uang untuk
transportasi laut sebesar Rp. 50,7 triliun pertahunnya, seharusnya menjadi galangan
kapal yang tangguh, modern dan sumber devisa Indonesia.
Hal ini sangat penting untuk mendukung kemajuan galangan kapal, karena
dengan
bertambahnya sarana galangan tanpa diimbangi oleh keadaan setempat dapat menjadi
hambatan untuk mencapai kemajuan selanjutnya.
Landasan tarik (slip way) adalah merupakan failitas utama dari galangan
kapal, berupa landasan miring yangdibuat dari konstruksi beton bertulang, sebagian
konstruksinya tercelup dibawah air dan lainnya terletak diatas air. Pada landasan
tersebut dipasang rel yang cukup kuat dan mampu menahan beban dari berat lori dan
berat kapal yang akan dinaikkan untuk diperbaiki. Diatas lori diletakkan keel block
dan side block untuk dudukan kapal. Dari darat sampai dalamnya perairan
mempunyai sudut kemiringan yang sudah tertentu sesuai dengan tipe dan besar
kecilnya slipway yang direncanakan. Menurut jenisnya slipway ada 2 macam:
Keduanya biasa dipakai untuk pekerjaan kapal berukuran kecil, bila kondisi
slipway masih memungkinkan dapat dipakai untuk pekerjaan kapalkapal yang
berukuran sedang.
Prinsip kerja dari landasan tarik baik sistem melintang maupun sistem membujur
mempunyai rencana kerja yang sama, juga peralatan yang dipakai tidak berbeda.
Tetapi perbedaan nya hanya pada posisi kapalnya. Bila pada landasan tarik membujur
posisi kapal yang duduk di landasan atau lori miring kearah memanjang sejajar
dengan kemiringan landasan. Sedangkan pada landasan tarik sistem melintang posisi
kapal mendatar sejajar dengan permukaan air sehingga lori nya dibuat sesuai dengan
posisi kapal yang mendatar. Galangan kapal dengan type slipway ini cocok bila
dibangun disepanjang pantura pulau jawa misalnya di Cirebon, Tegal, Pekalongan,
Batang, Kendal, Demak, Pati, Rembang sampai dengan pantai utara Jawa Timur,
karena daerah tersebut banyak terdapat dermaga bongkar muat kapal muatan kayu,
kapal penangkap ikan dan kapal lainnya yang mempunyai berat rata-rata kurang dari
150 LWT.
2.2.1. Tampak Pertama Pada Galangan Kapal
1. Dock Kolam (Graving Dock/Dry Dock).
Graving Dock yaitu suatu fasilitas docking kapal berupa kolam besar di
pinggir laut, dimana konstruksi sipilnya terdiri dari dinding beton dan lantai
beton dengan menumpu kepada tiang pancang dibawah lantai. Dan pintu/gate
pada umumnya terbuat dari elemen baja dan kontak langsung dengan
laut/samudera.
baru
sering
kali
permasalahan
yang
dihadapi
melibatkan
penataletakan ulang dari suatu proses yang telah ada atau perubahan beberapa
bagian dari susunan peralatan tertentu. Pada dasarnya ada tiga hal yang dasar
yang perlu diperhatikan dalam perancangan tata letak galangan, yaitu :
1 Hubungan ( relationship)
h. Keberurutan : Urutan aliran kerja yang logis dan daerah kerja yang bersih
dengan peralatan yang tepat untuk sampah dan limbah.
i. Kenyamanan : Untuk semua pegawai dalam bekerja baik sehari-hari
maupun periodik.
j. Kepuasan dan Keselamatan semua pegawai.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam penilaian lokasi;
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan.
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinyu dengan
harga yang layak atau memuaskan.
3. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan
pabrik
dikemudian
hari
aliran
meterial
dan
perakitan.
Kebanyakan
galangan
kebutuhan produksi. Menurut Storch, dkk ( 1995 ), fitur - fitur penting yang
harus dimiliki galangan antara lain :
1. Lokasi Daratan dan Perairan
Lokasi daratan digunakan untuk penegakan blok kapal dan untuk
persiapan peluncuran kapal ke air. Lokasi perairan sebagai tempat penambatan
kapal baik dalam pengerjaan maupun yang siap untuk diserahkan ke pemiliki.
Proses pemindahan kapal dari daratan ke air atau peluncuran kapal dapat
dilakukan dengan menggunakan dok kolam ( Graving Dock ), landasan
peluncuran ( Slip - ways ), bantalan udara ( Air bags ) dan atau dok apung
( Floating dock ). Masing - masing peluncuran tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan kapal Indonesia adalah kapal yang telah diberikan bukti
kebangsaan Indonesia atau satu ijin sebagai penggantinya, kecuali jika ijin itu sudah
tidak berlaku. Menurut Beslit pasal 2 ayat (1) Kapal laut Indonesia adalah kapal
laut yang dimiliki oleh :
Sementara untuk bukti kebangsaan kapal laut Indonesia dapat dilihat dari 2 (dua)
peraturan yaitu :
Beslit Surat Laut dan Pas Kapal 1934 pasal 3 ayat (1) berbunyi : Kepada kapal laut
Indonesia dapat diberikan bukti kebangsaan dalam bentuk : Surat Laut, Pas Kapal,
Surat Laut Sementara, dan Surat Ijin Berlayar.
Dalam dunia industri, terutama industri galangan kapal, letak ideal galangan kapal
sangat penting untuk kita perhatikan karena ini sangat mendukung dalam produksinya
sebuah industri juga membutuhkan lokasi yang cukup luas.
Galangan berfungsi sebagai tempat pembuatan kapal dan tentunya setiap galangan
harus memiliki fasilitas kurang lebih seperti yang saya jelaskan di atas, yakni harus
memiliki :
DAFTAR PUSTAKA
Capt. HR Soebekti. Hukum Perkapalan dan Pengangkutan Laut (Untuk Mualim dan
Ahli Mesin Kapal Pelayaran Niaga).