Anda di halaman 1dari 13

SERTIFIKAT KAPAL

1. Regristation Certificate
2. International Tonnage Certificate
3. Safe Mannning Certificate
4. Civil Liability Certificate
5. Safety Radio Certificate
6. Safety Equipment Certificate
7. Safety Construction Certificate
8. Fitnnes Certificate
9. Load Line Certificate
10. Cargo gear Certificate
11. Hull & Machinery Certificate
12. Sea Worthiness Certificate
13. Derating Excemtion Certificate
14. Safety Management Certificate

Sesuai dengan persyaratan ISM Code, semua perusahaan yang memiliki atau
mengoperasikan kapal-kapal sesuai dengan penjadwalan diatas, harus
menetapkan Sistem Manajemen Keselamatan untuk perusahaan dan kapalnya dalam
rangka menjamin operasional kapal dengan aman. Persyaratan tersebut, meliputi
mendokumentasikan, menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen keselamatan
yang pada akhirnya akan diverifikasi oleh Pemerintah atau organisasi yang
diakui (Recognized Organization / RO) dalam rangka penerbitan sertifikat setelah
dipenuhinya semua persyaratan ISM Code. Perusahaan (Company) yang telah memenuhi
persyaratan akan diterbitkan Dokumen Kesesuaian atau Document of
Compliance (DOC) dan setiap kapal yang telah memenuhi persyaratan akan diterbitkan
Sertifikat Manajemen Keselamatan atau Safety Management Certificate (SMC). Baik
DOC maupun SMC masa berlakunya 5 tahun. Perusahaan dan kapalnya yang tidak dapat
memenuhi persyaratan ISM Code akan menghadapi kesulitan dalam operasionalnya, baik
diperairan internasional maupun domestik.
Prosedur untuk mendapatkan sertifikat DOC - ISM Code Sebagai Berikut :

1. Menyerahkan form aplikasi dengan dilampirkan manual Sistem Manajemen


Keselamatan kepada BKI Kantor Pusat cq Divisi Statutoria atau Kantor Cabang
BKI terdekat.
2. BKI akan melakukan approval atas manual Sistem Manajemen Keselamatan.
Apabila ada kekurangan, maka manual akan dikembalikan untuk diperbaiki.
3. Apabila manual Sistem Manajemen Keselamatan telah memenuhi syarat, maka
dilakukan Verifikasi Awal (Initial Verification) ke kantor perusahaan pemohon
untuk diperiksa kesesuaian antara manual dengan penerapannya. Untuk ini, BKI
akan mengirimkan auditor yang kompeten untuk memeriksa penerapan sistem di
perusahaan.
4. Jika memenuhi syarat, maka BKI akan menerbitkan Laporan Audit dan Sertifikat
DOC sementara yang berlaku 5 bulan.
5. Untuk penerbitan DOC permanen dari Pemerintah, BKI akan mengurus
penerbitannya setelah semua ketidak-sesuaian yang ditemukan saat verifikasi
sudah diperbaiki dan dilaporkan ke BKI.

Prosedur untuk mendapatkan sertifikat SMC - ISM Code Sebagai Berikut :

1. Kapal harus dioperasikan / dikelola oleh perusahaan yang telah memiliki


sertifikat DOC.
2. Menyerahkan form aplikasi dengan dilampirkan salinan DOC kepada BKI
Kantor Pusat cq Divisi Statutoria atau Kantor Cabang BKI terdekat.
3. BKI akan menunjuk auditor yang kompeten untuk melakukan verifikasi diatas
kapal untuk diperiksa kesesuaian persyaratan ISM Code diatas kapal.
4. Jika memenuhi syarat, maka BKI akan menerbitkan Laporan Audit dan Sertifikat
SMC sementara yang berlaku 5 bulan.
5. Untuk penerbitan SMC permanen dari Pemerintah, BKI akan mengurus
penerbitannya setelah semua ketidak-sesuaian yang ditemukan saat verifikasi
sudah diperbaiki dan dilaporkan ke BKI.

Setelah mendapatkan sertifikat, baik DOC atau SMC, maka ada kewajiban dari


Perusahaan dan kapalnya untuk mempertahankan sertifikat tersebut dengan mengajukan
permohonan verifikasi periodik kepada BKI dengan jadwal sbb :

DOC
Verifikasi Tahunan (Annual Verification), setiap tahun dengan masa pengajuan antara 3
bulan sebelum s/d 3 bulan sesudah dari ulang tahun sertifikat.
Verifikasi Pembaruan (Renewal Verification), pada tahun ke 5 dengan masa pengajuan 6
bulan sebelum habisnya masa berlaku sertifikat.

SMC
Verifikasi Antara (Intermediate Verification), dengan masa pengajuan antara tahun ke 2
hingga tahun ke 3 dari ulang tahun sertifikat.
Verifikasi Pembaruan (Renewal Verification), pada tahun ke 5 dengan masa pengajuan 6
bulan sebelum habisnya masa berlaku sertifikat.

Sertifikat kapal dan surat kapal

Sertifikat kapal dan Surat kapal harus dimiliki oleh sebuah kapal pertama sekali dimana


saat kapal baru selesai dibangun atau baru dibeli. Tentu perlu diadakan surey untuk
melengkapi data-data kapal yang diperlukan mengeluarkan sertfikat atau surat-surat
kapal oleh instansi yang berwewenang dan sesuai dengan peraturan dan undang-
undang yang berlaku, setelah segala sesuatunya selesai, maka kapal yang bersangkutan
diberikan Sertfikat kapal dan atau Surat-surat kapal antara lainsertifikat ukur kapal, surat
tanda pendaftaran kapal, Flag Of Convenience, sertifikat garis muat kapal, sertifikat
penumpang kapal, sertifikat dreating, dan surat kapal lainnya.

1. Surat Ukur kapal atau Certificate of Tonnage and Measurement


Surat Ukur kapal atau Certificate of Tonnage and Measurement adalah suatu Sertifikat
kapal yang diberikan setelah diadakan pengukuran terhadap kapal oleh juru ukur dan
instansi pemerintah yang berwenang, yang merupakan sertifikat pengesahan dan
ukuran-ukuran dan tonase kapal menurut ketentuan yang berlaku.

 Pasal 347-352 KUHD serta pasal 45 UU. 21, Th. 1992 mengatur tentang Surat Ukur.
Setelah diadakan pengukuran kepada kapal diberikan Surat Ukur Kapal.

Isi dari sebuah Surat Ukur kapal itu antara lain, Nama Kapal, Tanda Selar (Nomor
Registerresmi kapal), Tempat asal kapal, Jumlah dek, jumlah tiang, dasae berganda,
tangki ballast kapal, Ukuran Tonnage, Volome dan lainnya.

Surat Ukur kapal tidak berlaku lagi atau tidak mempunyai masa berlaku lagi apabila
kapal tidak berganti nama, tidak berubah konstruksi, tidak tenggelam, tidak terbakar,
musnah dan sejenisnya. Juru ukur dari instansi pemerintah yang berwenang, biasanya
dari pegawai di lingkungan Dirjen Perhubungan Laut, dan hanya kapal-kapal yang
besarnya 20 m3 keatas yang wajib memperoleh Surat Ukur.

2. Surat Tanda Pendaftaran Kapal


Surat Tanda Pendaftaran Kapal adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa kapal
telah dicatat dalam register kapal-kapal, yaitu setelah memperoleh Surat Ukur, dimana
tujuan dari Pendaftaran kapal ini adalah untuk memperoleh Bukti Kebangsaan Kapal.

Pasal 314 KUHD dan pasal 46 UU.21 Th. 1992 mengatur tentang pendaftaran kapal. Oleh
Pejabat Kesyahbandaran yang membuat Akta/Surat Tanda Pendaftaran Kapal
dikeluarkan sesuai dengan peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Prosedur
pendaftaran sebuah kapal untuk memperoleh Surat Tanda Pendaftaran adalah sebagai
berikut , pendaftaran kapal ditujukan kepada Pejabat kesyahbandaran dengan dilampiri
Akte penjualan (Bill of Sale), perjanjian Jual-Beli, Surat Pernyataan Kebangsaan,
Anggaran Dasar (AD) Perusahaan, Salinan Surat Ukur, Sertifikasi Pelepasan dari Negara
sebelumnya, Surat ijin pembelian, Surat Kuasa (jika pengurusannya dikuasakan kepada
orang lain).

Maksud dan tujuan Pendaftaran kapal ialah untuk mendapatkan Tanda Kebangsaan dan


Surat Laut atau Surat Pas Kapal. Kapal yang belum didaftarkan dalam register kapal tidak
mungkin mendapat suatu bukti kebangsaan. Tanda bukti kebangsaan berupa Surat laut
atau Pas Kapal itu penting karena dengan mengibarkan bendera kebangsaan dapat
diketahui kebangsaan dari kapal yang bersangkutan.
Manfaat dan atau kekustan dari Bukti Kebangsaan Kapal (Surat Kaut atau Pas Kapal)
adalah :
1. Sebagai kekuatan hukum didalam Negara Indonesia, artinya :
- Bahwa kapal sudah didaftarkan dalam register kapal
- Bahwa kapal itu bukan kapal asing, melainkan kapal Indonesia yang tunduk pada
hukum Negara Indonesia
2. Sebagai kekuatan hukum dikuar Negara Indonesia, meliputi :
- Bahwa pada saat kapal berada di wilayah teritorial negara lain, diatas kapal itu tetap
merupakan wilayah Kedaulatan Negara Republik Indonesia,

Jadi dapat disimpulkan bahwa kapal diberi surat Ukur setelah diadakan pengukuran oleh
Juru Ukur, kemudian kapal didaftarkan untuk memperoleh Tanda Pendaftaran Kapal.
Setelah itu diberikan Bukti Kebangsaan berupa :
1. Surat Laut : diberikan kepada kapal yang besarnya 500 m3 atau lebih (isi kotor) yang
bukan kapal nelayan atau kapal persiar,
2. Pas Kapal : diberikan kepada kapal yang besarnya 20 m3 atau lebih (isi kotor) tetapi
kurang dari 500 m3 , yang bukan kapal nelayan atau kapal pesiar, dengan nama Pas
Tahunan,
3. Pas Kecil (Pas Biru) : diberikan kepada kapal-kapal yang isi kotornya kurang dari 20
m3 atau kapal nelayan dan kapal pesiar.

3. Sertifikat kapal Bendera Kemudahan ( Flag Of Convenience )


Bendera kemudahan itu adalah kapal yang menggunakan Bendera Kebangsaan Negara
yang tidak sama dengan Kebangsaan dari pemilik kapal tersebut.

Contoh sebuah kapal yang menggunakan bendera kemudahan itu adalah bila pemilik
kapal adalah warga negara Indonesia akan tetapi kapalnya didaftarkan di Panama, jadi
kapal tersebut mempunyai register Panama.

Ada beberapa hal yang penting perlu diketahui mengapa banyak kapal yang mencari
bendera kemudahan itu dikarenakan :

 Pemilik kapal dengan sengaja menghindari Pajak Nasional

 Menghindari peraturan-peraturan keselamatan pelayaran

 Menghindari adanya standae Pelatihan dan sertifikasi untuk para pelaut

 Menghindari peranan Organisasi Pelaut dalam melindungi tenaga kerja Pelaut

 Me,nayar Upah Pelaut dibawah standar ITF (International Transport workers


Federation)
Beberapa nama Negara yang dapat memberikan Bendera Kemudahan kapal (Flag Of
Convenience) antara lain : Antigua & Barbuda, Aruba, Bahamas, Belize, Bermuda,
Cambodia, Canary Island, Caymand Island, Cook Island Cyprus, German International,
Ship Register (GIS), Konduras, Lebanon, Liberia, Luxemburg, Malta, Marshall Island,
Mauritius, Metherland Antilles, Panama, St. Vincent, Sri Langka, Tuvalu, Vanuta, Burma,
Barbades.

4. Sertifikat Garis Muat kapal( Load Line Certificate )


Sertifikat Garis Muat kapal atau Load Line Certificate dalah suatu sertifikat yang
diterbitkan oleh Pemerintah Negara Kebangsaan kapal, berdasarkan Perjanjian
Internasional (monvensi) tentang garis muat dan lambung timbul (free board) yang
memberikan pembatasan garis muat untuk tiap-tiap musim atau daerah atau jenis
perairan dimana kapal berlayar.

Maksud dan Tujuan dari setifikat garis muat itu adalah agar kapal tidak dimuati lebih
dari garis muat yang diijinkan sehingga kapal tetap memiliki daya aping cadangan
( reserve of buoyance).

Adapun isi dari sertifikat garis muat meliputi Nama kapal, nama panggilan kapal, nama
pelabuhan pendaftaran, isi kotor, dan ukuran serta susunan lambung timbul
kapal/Merkah Kambangan/Plimsol Mark dituliskan huruf :

 S = Musim panas

 W = Musim Dingin

 WNA = Musim Dingin Atlantik Utara

 T = Daerah Tropis

 FW = Daerah Air Tawar

 TFW = Daerah Air Tawar di tempat Tropis


Gambar  Plimsoll Mark Pada Kapal Barang
Kapal Pangangkut Log

5. Sertifikat kapal Penumpang ( Passanger Ship Safety Certificate )


Sertifikat kapal penumpang hanya diberikan kepada kapal penumpang yang
mengangkut penumpang lebih dari 12 orang. Sebuah kapal penumpang dapat
diberi sertifikat kapal penumpang harus memenuhi syarat-siarat sebagai berikut :

 Mengenai konstruksi kapal 

 Mengenai Radio Tekegraphy dan/atau Radio Telephony

 Mengenai Garis muat kapal

 Mengenai Akonodasi bagi penumpangnya

 Mengenai alat-alat penolong kapal (safety equipment)


6. Sertifikat Hapus Tikus kapal( Dreating Certificate )
Sertifikat Hapus Tikus (dreating Certifikat) adalah suatu sertifikat kapal yang diberikan
kepada sebuah kapal oleh Departemen Kesehatan yaitu Kesehatan Pelabuhan ( Port
Health ), setelah kapal yang bersangkutan di semprot dengan uap campuran belerang
atau cyanida dan telah diteliti tidak terdapat tikus di kapal atau relatif sudah sangat
sedikit jumlahnya.

Masa berlaku sertifikat ini adalah 6 bulan dan dapat diperpanjang selama 1 tahun. Jika
telah habis masa berlakunya tetapi kapal belum disemprot lagi hanya diteliti dan temui
bahwa tidak ada atau tidak banyak tikus di kapal, maka kepada kapal itu diberikan Surat
Keterangan yang disebut dengan Pembebasan Hapus Tikus ( Dreating Exemption ) yang
berlaku 6 bulan.

Pembebasan Hapus Tikus di kapal ( Dreating Exemption ) adalah sebuah Surat


Keterangan yang diberikan kepada sebuah kapal yang Sertifikat Hapus Tikusnya telah
gugur / tidak berlaku lagi, dimana kapal tersebut tidak/belum disemprot lagi dengan uap
campur belerang atau cyanida, melainkan hanya di teliti dan didapati bahwa tidak ada
atau tidak banyak tikus di kapal. Pembebasan Hapus tikus ( Dreating Exemption )
diberikan
dengan masa berlakunya 6 bulan.

7. Surat-surat Kapal Yang Lain


Kapal yang datang dari laut dengan membawa muatan dan/atau penumpang, Nakhoda
sudah membuat dan menyiapkan dokumendokumen kapal yang lain seperti :

 Crew List adalah Daftar nama dari seluruh anggota/awak kapal

 Personal Effect List adalah Dafttar nama dan jumlah barang pribadi milik awak
kapal dibuat dalam kepentingan pemeriksaan Petugas Bea dan Cukai. Dibuat
untuk kapal yang datang dari luar negeri.

 Cargo Manifest adalah daftar muatan di kapal

 Cargo Discharging List adalah Daftar muatan yang akan dibongkar di pelabuhan


yang bersangkutan

 Passangers List Daftar nama penumpang dikapal

 Harbour Report (Warta Kapal) merupakan suatu warta kapal yang berisi segala
keterangan mengenai kapal, muatan, air tawar, bahan bakar penumpang,
hewan ada tidaknya senjata api dikapal, tempat berlabuh atau tempat sandar.
 International Declaration of Health adalah suatu pernyataan bahwa kapal sehat,
tidak tersangka dan tidak terjangkit suatu penyakit menular

 Daftar / Sijil Awak kapal adalah suatu buku yang berisi Daftar nama dan jabatan
Anak Kapal, yaitu mereka yang melakukan tugas diatas kapal yang harus
diketahui serta disyahkan oleh Syahbandar (Pasal 375 KUHD).

Perbedaan Crew List dengan Sijil Awak kapal  dapat dilihat dari :

 Crew List hanya berlaku sekali pakai yaitu pada saat kapal memasuki pelabuhan.
Sijil Awak Kapal berlaku terus, sepanjang tidak ada alasan untuk
menggugurkannya

 Crew List dibuat dan ditanda tangani oleh Nakhoda setiap kali masuk pelabuhan.


Sijil Awak kapal ditanda tangani oleh Syahbandar setiap ada Awak kapal yang
naik dan turun dati kapal ( sign on atau sign off )

NOTICE OF READINESS (NOR)


Setelah “laycan” dimulai dan kapal siap dalam segala hal untuk menerima muatan
yang dinominasikan, Nakhoda diharapkan untuk mengajukan Notice of
Readiness  yang menunjukkan bahwa kapalnya siap dalam segala hal untuk memulai
pemuatan kargo tersebut. Ini adalah satu-satunya dokumen terpenting karena kapal
mulai mendapatkan freight dari saat NOR ditenderkan. Sangat penting untuk
memahami klausa spesifik dalam voyage order yang berkaitan dengan  Notice of
Readiness.
 Dua hal penting yang perlu diingat sebelum mengajukan NOR adalah:
• Kapal harus sudah tiba di pelabuhan
• Kapal harus siap dalam segala hal untuk memuat /membongkar  kargo yang
dimaksud
 NOR harus dikirim melalui email / telex dan juga hard copynya. Email harus
dikirim segera setelah mendapat waktu NOR yang sebenarnya.
 FREE PRATIQUE
 Free Pratique adalah istilah Perancis yang berarti “izin yang diberikan kepada
sebuah kapal untuk melakukan transaksi di pelabuhan”. Persyaratan Free Pratique
adalah peninggalan masa lalu yang sebagian besar pelabuhan modern hilangkan.
 Semua informasi yang diperlukan di exchanged sebelum kedatangan di
Pelabuhan melalui email dan vhf. Namun, beberapa pelabuhan masih
melanjutkan praktik tidak memberikan Free Pratuque saat kedatangan.
 Mendapatkan Free Pratique menjadi tanggung jawab pemilik/Nakhoda dan
pencharter dapat mengurangi laytime jika kapal tidak mendapatkan Free
Pratique saat kedatangan (biasanya waktu tender NOR).
 Oleh karena itu, sangat penting bahwa jika Free Pratique tidak diberikan pada
saat kedatangan, Nakhoda segera mengeluarkan Surat Protes terhadap
keterlambatan pemberian Free Pratique.
 Ini adalah satu-satunya cara di mana pemilik dapat melindungi klaim mereka
untuk laytime. Secara umum, disarankan untuk menerbitkan Surat Protes ini
segera setelah NOR diberikan.
 ISGOTT Ship/Shore Safety Check List
 Chief Officer akan menyiakan dan mencetak dokumen ini dan siap untuk
diberikan ke Loading Master.
 Pre Transfer Meeting
 Salah satu dokumen penting yang berguna saat terjadi insiden, perselisihan,
atau klaim demurrage. Pastikan bahwa data utama seperti Maksimum Loading
Rate, Sequences of Loading , Ship/Shore Stop, Maksimum Topping Off
Rate, Maksimum starting rate, Maksimum pressure di manifold, Line
displacement, dll.
 Declaration of Security (DOS)
 Dokumen ini hanya perlu diisi, jika Port of Call adalah pelabuhan yang tidak
sesuai dengan ISPS atau jika Kapal  atau Pelabuhan berada pada Security
Levels yang berbeda atau jika diminta oleh PFSO / CSO / Flage State.
 Ballast Report/Ballast Exchange
 Adalah merupakan tanggung jawab Nakhoda untuk memastikan bahwa kapal
telah melakukan Exchange Ballast  sesuai peraturan dan ketentuan setempat.
 Biasanya, agen memberikan informasi apakah pertukaran diperlukan. Secara
umum, wilayah laut tempat pertukaran ballast yang diperlukan dapat
ditemukan dalam Ballast Exchaged Plan (mis. Laut Merah, Teluk Persia,
Perairan AS, Laut Utara, Laut Hitam, dll.).
Beberapa pejabat pelabuhan di wilayah Black Sea sangat khusus tentang
dokumen ini dan meneliti formulir dengan teliti.
 OBQ Certificate Prior Loading
 Adalah merupakan dokumen penting sebelum cargo laoding. Beberapa kapal
yang melakukan perdagangan minyak mentah mengikuti praktik menunjukkan
ROB sebelum pemuatan yang dapat meniadakan ROB di pelabuhan bongkar.
Namun, pada Product Tankers, tidak diinginkan untuk memiliki OBQ apapun,
terutama jika grade muatan yang dimuat berbeda dari kargo sebelumnya.
 Empty Tanks Certificate (Dry Certifcate)  
 Mirip dengan sertifikat ROB / OBQ tetapi dengan pernyataan yang
ditandatangani dari surveyor yang menyatakan bahwa semua tangki adalah
empty dan suitable untuk menerima muatan sesuai dengan nomanasi.
Dokumen ini bermanfaat  untuk sebagai bukti jika terjadi perselisihan akibat
hasil analisa dari pengambilan sampel.
 Last 3 Cargoes and Tank Preparation Report
 Dokumen ini umumnya diminta oleh semua Surveyor, terutama pada Kapal
Tanker Produk. Pastikan detail persiapan tangki sesuai dengan pedoman
perusahaan dan publikasi Pembersihan Tangki yang relevan.
 Vessels Experience Factor (VEF)
 VEF adalah jumlah yang dimuat atau dibongkar sesuai dengan angka
pengukuran kapalng diukur  (Total Calculated Volume – Remaining Onboard
Quantity) dibagi dengan junlah sesuai dengan Bill of Lading (shore delivered
at Loading). Perhitungan yang benar dari kualifikasi dan non-kualifikasi
voyage sangat penting. Secara umum, pelayaran perdana, operasi STS, dan
pelayaran pertama setelah perubahan besar tidak termasuk.
 Perhitungan  VEF normalnya pencantuman minimal 5 voyage dan maksimal
20 voyage sesuai dengan  industry practices.
 Slop Certificate
 Slop Certificate dengan tanda tangan dari Cargo Surveyor yang menunjukkan
Volume, Ullage, dan interface slop diatas kapal adalah dokumen penting.
Beberapa otoritas pelabuhan memilih untuk cross-reference entries mengenai
Slops dalam Oil Record Book (Bagian II) dengan Slop Certificate.
 Sample Witness Certificate
 Dalam hal terjadi sengketa sampel / Off Spec cargo, menjadi penting untuk
membuktikan bahwa kapal telah mengambil sampel cargo pada saat
dimulainya pemuatan di saksikan ole  cargo surveyor.
 Jika kapal dapat membuktikan bahwa sampel first foot dan sampel dimanifold
adalah sama, maka kepentingan pemilik kapal dilindungi terhadap klaim.
Beberapa surveyor mungkin menolak untuk menandatangani dokumen ini.
Dalam kasus seperti itu, harus disebutkan dengan jelas bahwa surveyor
menolak untuk menandatangani dokumen ini.
 Seal Certificate
 Beberapa terminal / Otoritas Pelabuhan mengharuskan Cargo Surveyor untuk 
seal Cargo Sea Chest  dan Overboard Valve sebelum muat / bongkar.
Sertifikat yang ditandatangani dengan jelas menunjukkan nomor segel dari
Cargo Surveyor.
 Other miscellaneous documents
 Crew List, Ship’s Particulars, Ballast Quantity Report, dan Bunker Report 
adalah beberapa dokumen lain yang diperlukan oleh Cargo Surveyor Kargo
berdasarkan kasus per kasus
 LETTER Of PROTEST
 Sebelum kita list berbagai protes yang dapat dan harus dikeluarkan, mari kita
bahas secara singkat perbedaan antara Letter of Protest dan Note of Protest.
 Note of Protest adalah pernyataan oleh Nakhoda yang dibuat di hadapan
notaris, hakim, konsul atau otoritas lain yang menyatakan bahwa keadaan di
luar kendalinya telah atau dapat menyebabkan kerusakan. Memiliki
kedudukan hukum yang jauh lebih kuat, mis. Kerusakan kapal dan kargo
karena cuaca.
 Letter of Protest di sisi lain, hanyalah pernyataan fakta yang dikeluarkan
oleh Nakhoda kepada pihak terkait.
 Diartikel ini hanya akan membahas tentang Letter of Protest karena hanya
mencakup tentang subject dokumen cargo diatas kapal tanker.
 Berikut ini adalah Surat Protes (Letter of Protest) yang perlu dikeluarkan
berdasarkan kasus per kasus:
 LoP untuk Keterlambatan dalam Pemberian Pre Pratique : Seperti
dibahas sebelumnya, LoP ini sangat penting dalam menjaga kepentingan
pemilik jika terjadi penundaan dalam memberikan Pre pratique  Semua
Laytime dapat hilang dari waktu tender NoR sampai dimulainya operasi kargo
jika protes ini tidak diajukan tepat waktu
 LoP untuk Keterlambatan selama Berthing / Unberthing: Ada keterkaitan
yang sangat tipis antara waktu yang ada di Charterers Account dan waktu
yang ada di Owners Account. Misalanya waktu dari NoR ditenderkan hingga
anchor aweigh ada di Charterers Account.
 Namun, waktu dari Anchor Aweigh hingga Pilot Onboard hingga All Fast ada
di Owners Account dan penyewa berhak untuk mengurangi waktu laytime
untuk periode ini. Demikian pula, setelah selesai, penyewa berhak sekitar 3
jam free of charge untuk dokumen B/L, Cargo Manifest, Quality Certificate,
Quantity Certificate etc.) berada di kapal. Setelah dokumen ada di kapal,
semua penundaan sepenuhnya ada di Owners Account . Oleh karena itu,
penting untuk mencatat semua penundaan dan melakukan yang terbaik untuk
mengurangi penundaan yang ada dalam kendali kapal. Keluarkan LoP
dengan catatan yang menjelaskan akibat penundaan
 LoP for Ullaging while Rolling / Ullaging in Open Sea Conditions: Protes-
protes ini lebih mungkin dikeluarkan di Single Buoy Moorings (SBMs) atau
selama operasi STS daripada ketika kapal sandar di Jetty. Pergerakan kapal
rolling dapat memberikan Ullage palsu yang menghasilkan perbedaan yang
signifikan antara angka kapal dan darat. Protes ini melindungi kepentingan
pemilik kapal jika terjadi perselisihan.
 LoP for Slow Loading: Protes ini harus dikeluarkan jika loading rate lebih
rendah dari loading rate maksimum kapal. Harus diperhatikan untuk
menyebutkan maks. Kecepatan pemuatan di Pra-Transfer meeting antara
Chief Officer dan Loading Master. Penjelasan untuk penyebab laoding rate
yang lambat (misalnya: Kurangnya Chicksan Arms yang dipasang, ukuran
reducer yang tersedia, shore pumping capacity, dll.) harus diindikasikan.
Indikasi spesifik waktu itu penting (yaitu, waktu kapal akan
menyelesaikan loading dengan full rate dan waktu yang sebenarnya
dibutuhkan) untuk perhitungan demurrage.
 LoP for Short Loading: Protes ini harus dikeluarkan jika jumlah
muatan final (angka kapal) lebih rendah daripada nominasi kapal sesuai
dengan Charter Party / Voyage Orders
 LoP for Free Water in Cargo: Protes ini lebih penting untuk Tanker Minyak
Mentah daripada Tanker Produk
 Produk yang dimuat umumnya akan bebas dari kandungan air. Namun, untuk
menjaga intrest pemilik, adalah bijaksana untuk mengeluarkan protes ini
bahkan jika tidak ada kandungan air yang terdeteksi. Protes umumnya akan
memiliki catatan “Insufficient time allowed for settling of water”. Ini
mungkin menghasilkan peningkatan jumlah air yang diamati kemudian. ”Ini
berguna jika kandungan air Nil terdeteksi pada penyelesaian pemuatan tetapi
air terdeteksi kemudian dalam voyage.
 LoP for B/L Quantity: Karena berbagai alasan, angka kapal dan angka B/L
tidak akan pernah sama. Oleh karena itu, terlepas dari persentase perbedaan,
protes harus dikeluarkan setelah memasukkan VEF, yang menunjukkan
perbedaan dalam jumlah dan persentase perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai