Anda di halaman 1dari 48

Pertemuan ke 8

SERTIFIKASI
AWAK KAPAL
DEFINISI-DEFINISI
• Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan
angkutan dengan menggunakan kapal yang
dilakukan di sungai, danau, waduk, rawa, anjir,
kanal dan terusan untuk mengangkut
penumpang, barang dan/atau hewan yang
diselenggarakan oleh pengusaha angkutan sungai
dan danau (PP 82,1999 pasal 1)
• Kapal Sungai dan Danau adalah kapal yang
dilengkapi dengan alat penggerak motor atau
bukan motor yang digunakan untuk angkutan
sungai dan danau
• Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau
disusun secara terpadu intra- dan antar- moda
yang merupakan satu kesatuan tatranas (UU
21, 1992, pasal 80:2)
Lanjutan

• Angkutan Sungai dan Danau Khusus adalah


kegiatan angkutan sungai dan danau yang
dilakukan untuk melayani kepentingan
sendiri dalam menunjang usaha pokoknya
serta tidak melayani pihak lain
• Dalam pengertian alur pelayaran di sungai
termasuk seluruh fasilitas antara lain
berupa kolam pemindah kapal (lock),
bendung pengatur kedalaman dan
bangunan untuk pengangkat kapal (ship
Lift) UU 21, 1992, pasal 1)
• Usaha Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan
usaha angkutan sungai dan danau untuk umum
dengan memungut bayaran yang diselenggarakan di
sungai, danau, waduk, rawa, anjir, kanal dan
terusan dengan mengguna-kan kapal sungai dan
danau
• Trayek Angkutan Sungai dan Danau adalah
lintasan untuk pelayanan jasa angkutan umum
sungai dan danau yang mempunyai asal dan tujuan
perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap
atau tidak berjadwal
DASAR KETENTUAN YANG MENGATUR TENTANG PENGAWAKAN KAPAL :
a. Safety of Life at Sea (SOLAS)-1974, diratifikasi dengan KEPRES No. 65 Tahun 1980,
Bab V Peraturan 13 tentang pengawakan.
b. Standar of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW)-1978 dan
diberlakukan tanggal 28 April 1984 diratifikasi dengan KEPRES No. 60 Tahun 1986,
Amandemen 1995, diberlakukan pada tanggal 1 Februari 1997.
c. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Buku ke II, Titel ke III dan ke IV.
d. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran diatur ketentuan-
ketentuan mengenai sumber daya manusia khususnya pelaut;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan
f. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan
h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
i. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 70 Tahun 1998 tentang Pengawakan
Kapal Niaga
j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
k. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 58 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 73 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau.
PENGERTIAN UMUM
 Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,
kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan
maritim. (UU No. 17 tahun 2008)
 Perairan Indonesia adalah laut territorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan
perairan pedalamannya. (UU No. 17 tahun 2008)
 Angkutan di perairan adalah kegiatan mengangkut dan / atau memindahkan
penumpang dan / atau barang dengan menggunakan kapal. (UU No. 17 tahun
2008)
 Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya
persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan,
kepelabuhanan, dan lingkungan maritim. (UU No. 17 tahun 2008)
 Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan
kapal, pencegahan, pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat,
pemuatan, kesejahteraan awak kapal, kesehatan penumpang, status hokum kapal,
manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen
keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu. (UU No. 17 tahun 2008)
 Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan
dengan tenaga angina, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda,
termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-
pindah. (UU No. 17 tahun 2008)
• Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh
pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan
jabatannya yang tercantum dalam buku sijil. (UU No. 17 tahun 2008, PP No.7
tahun 2000, PP No. 51 Tahun 2002, dan KM 70 Tahun 1998)
• Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi pemimpin
tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (UU No. 17 tahun
2008 dan PP No. 51 Tahun 2002)
• Pemimpin Kapal adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi pimpinan
umum di atas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu serta mempunyai
wewenang dan tanggung jawab tertentu, berbeda dengan yang dimiliki oleh
Nakhoda. (PP No. 51 Tahun 2002)
• Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda. (UU No. 17 tahun 2008)
• Perwira Kapal (officer/engineer) adalah para Mualim dan Masinis. (KM 70 Tahun
1998)
• Mualim adalah perwira kapal (officer) bagian dek. (KM 70 Tahun 1998)
• Masinis adalah perwira kapal (engineer) bagian mesin. (KM 70 Tahun 1998)
• Rating adalah awak kapal selain nakhoda dan perwira kapal. (KM 70 Tahun
1998)
• Serang adalah kepala kerja seluruh bintara dan tamtama bagian dek. (KM 70
Tahun 1998)
• Juru Mudi (Able Bodied Seaman) adalah tamtama bagian dek. (KM 70 Tahun
1998)
 Kelasi (Ordinary Sailor) adalah tamtama bagian dek. (KM 70 Tahun 1998)
• Koki (Kepala Juru Masak) adalah awak kapal yang mengurus perbekalan dan
permakanan diatas kapal selain kapal penumpang. (KM 70 Tahun 1998)
• Mandor Mesin adalah kepala kerja bintara dan tamtama bagian mesin. (KM 70 Tahun
1998)
• Juru Minyak (Oiler) adalah tamtama bagian mesin. (KM 70 Tahun 1998)
• Operator Kapal adalah orang atau badan hokum yang mengoperasikan kapal. (PP No.
51 Tahun 2002)
• Pelayar adalah semua orang yang ada di atas kapal. (PP No. 51 Tahun 2002)
• Penumpang adalah pelayar yang ada di atas kapal selain awak kapal dan anak
berumur kurang dari 1 (satu) tahun. (PP No. 51 Tahun 2002)
• Kepelautan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pengawakan, pendidikan,
persertifikatan, kewenangan serta hak dan kewajiban pelaut. (PP No.7 tahun 2000)
• Pelaut adalah setiap orang yang mempunyai kualifikasi keahlian dan keterampilan
sebagai awak kapal. (PP No.7 tahun 2000)
• Sertifikat kepelautan adalah dokumen kepelautan yang sah dengan nama apapun
yang diterbitkan oleh Menteri atau yang diberi kewenangan oleh Menteri. (PP No.7
tahun 2000)
• Perjanjian Kerja Laut adalah perjanjian kerja perorangan yang ditandatangani oleh
pelaut Indonesia dengan pengusaha angkutan di perairan. (PP No.7 tahun 2000)
• Tonase Kotor yang selanjutnya disebut GT (Gross Tonage) adalah satuan volume kapal
(1 GT setara dengan 2,83 m3). (PP No.7 tahun 2000) Kilowatt yang selanjutnya disebut
• KW adalah satuan kekuatan mesin kapal (1 KW setara dengan 1,341 TK/HP). (PP No.7
tahun 2000)
PERSYARATAN TEKNIS
SEBUAH KAPAL

1. KUAT MENAHAN GAYA-GAYA AKIBAT PENGOPERASIANNYA;


2. DAPAT MENGAPUNG STABIL, BAIK SEBELUM MAUPUN
SESUDAH PEMUATAN, SERTA MEMPUNYAI KEKEDAPAN AIR
TERTENTU;
3. MEMPUNYAI RUANG PEMUATAN DENGAN VOLUME TERTENTU;
4. MEMPUNYAI DIMENSI YANG BERSESUAIAN DENGAN TEMPAT
KAPAL BEROPEASI;
5. MEMPUNYAI BENTUK YANG HIDRO DAN AERO DINAMIK YANG
BAIK;
6. MEMPUNYAI KECEPATAN JELAJAH YANG AMAN BAIK
TERHADAP KAPALNYA MAUPUN TERHADAP LINGKUNGAN
SEKITAR;
7. HARUS DIRENCANAKAN DENGAN MEMPERHATIKAN KONDISI
SOSIAL DAN KEBIASAAN MASYARAKAT SERTA TINGKAT
KEMAJUAN TEKNOLOGI SETEMPAT.
PERSYARATAN OPERASIONAL KAPAL
SESUAI PASAL 4 KM 73 TAHUN 2004 TENTANG
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

a. MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS / KELAIKAN SESUAI


KETENTUAN YANG BERLAKU;
b. MEMILIKI FASILITAS SESUAI DENGAN SPESIFIKASI
TEKNIS PRASARANA PELABUHAN PADA TRAYEK YANG
DILAYANI;
c. MEMILIKI AWAK KAPAL SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERSYARATAN PENGAWAKAN UNTUK KAPAL SUNGAI
DAN DANAU;
d. MEMILIKI FASILITAS UTAMA DAN/ATAU FASILITAS
PENDUKUNG BAIK BAGI KEBUTUHAN ABK MAUPUN
PENUMPANG, BARANG DAN/ATAU HEWAN SESUAI
DENGAN PERSYARATAN TEKNIS YANG BERLAKU;
e. MENCANTUMKAN IDENTITAS PERUSAHAAN / PEMILIK
DAN NAMA KAPAL YANG DITEMPATKAN PADA BAGIAN
KAPAL YANG MUDAH DIBACA DARI SAMPING KIRI DAN
KANAN KAPAL;
f. MENCANTUMKAN INFORMASI/PETUNJUK YANG
DIPERLUKAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA
INDONESIA.
SURAT KETERANGAN DAN SERTIFIKASI
KAPAL ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

1. SURAT UKUR:
2. SURAT TANDA PENDAFTARAN DAN TANDA PENDAFTARAN
3. SERTIFIKAT KELAIKAN KAPAL
4. SERTIFIKAT PENGAWAKAN KAPAL

CATATAN:
BAGI KAPAL DENGAN UKURAN DIBAWAH GT 7, DAPAT
DIUKUR, DIDAFTARKAN DAN MEMENUHI PERSYARATAN
KELAIKAN DAN PENGAWAKAN KAPAL, SEDANGKAN BAGI
KAPAL DENGAN GT 7 KEATAS, WAJIB DIUKUR,
DIDAFTARKAN, MEMENHI PERSYARATAN KELAIKAN KAPAL,
PERSYARATAN PENGAWAKAN KAPAL DAN DAPAT
DIBERIKAN TANDA KEBANGSAAN KAPAL.
PASAL 5 KM. 73 TAHUN 2004
DEFINISI
• Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal
oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal
sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil. (UU No.
17 tahun 2008, PP No.7 tahun 2000, PP No. 51 Tahun 2002, dan KM
70 Tahun 1998)

• Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi


pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung
jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (UU No. 17 tahun 2008 dan PP No. 51 Tahun 2002)

• Pemimpin Kapal adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi
pimpinan umum di atas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu serta
mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu, berbeda dengan
yang dimiliki oleh Nakhoda. (PP No. 51 Tahun 2002)
• Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain
Nakhoda. (UU No. 17 tahun 2008)

• Operator Kapal adalah orang atau badan hukum yang


mengoperasikan kapal. (PP No. 51 Tahun 2002)

• Pelayar adalah semua orang yang ada di atas kapal.


(PP No. 51 Tahun 2002)

• Penumpang adalah pelayar yang ada di atas kapal


selain awak kapal dan anak berumur kurang dari 1
(satu) tahun. (PP No. 51 Tahun 2002)
PENGAWAKAN KAPAL
• Sesuai dengan PP No. 7 Tahun 2000 Bab VII pasal 46 ayat
1 menyatakan bahwa: “Setiap kapal motor sungai dan
danau dengan ukuran diatas GT. 7 sampai dengan GT. 35
harus diawaki dengan awak kapal yang mempunyai Surat
Keterangan Kecakapan sesuai dengan jenis dan ukuran
kapal”.
• Surat Keterangan Kecakapan atau disingkat menjadi SKK
adalah tanda bukti kecakapan yang harus dimiliki seorang
yang memimpin dan bertanggung jawab di atas kapal
sungai dan danau. Pada umumnya, SKK hanya berlaku
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang masa berlakunya.
Sesuai dengan KM 73 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau,
pada bagian kedua, pasal 4, ayat (1), huruf-c,
yang bunyinya menjadi :

“Setiap kapal yang melayani angkutan sungai dan


danau, wajib memenuhi persyaratan, memiliki
awak kapal sesuai dengan ketentuan persyaratan
pengawakan untuk kapal sungai dan danau”.
JENIS SERTIFIKAT
AWAK KAPAL SUNGAI DAN DANAU
• Jenis- jenis Sertifikat, antara lain :
– SKK (N) adalah jenis Surat Keterangan
Kecakapan untuk Nakhoda.
– SKK (M) adalah jenis Surat Keterangan
Kecakapan untuk Masinis.
– SKK (NM) adalah jenis Surat Keterangan
Kecakapan (Motoris) yang diberikan kepada
pengemudi Speed Boat dan Ketek.
Menurut PP No. 7 Tahun 2000 pada Bab VII
pasal 46 ayat (1), (2), dan (3) menyatakan
bahwa:
 Setiap kapal motor sungai dan danau dengan ukuran
diatas GT. 7 sampai dengan GT. 35 harus diawaki
dengan awak kapal yang mempunyai surat keterangan
kecakapan sesuai dengan jenis dan ukuran kapal.
 Surat keterangan kecakapan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) terdiri dari :
• Surat keterangan kecakapan nautika (SKK / N)
• Surat keterangan kecakapan teknika (SKK / T)

 Setiap kapal sungai dan danau yang tidak bermotor dengan


ukuran GT.35 sampai dengan GT.105 harus diawaki oleh
awak kapal yang mempunyai surat keterangan kecakapan
bidang nautika.
KOMPETENSI PEMEGANG SKK
– Mengerti definisi umum dari istilah-istilah yang digunakan pada sub
bidang angkutan sungai dan danau.
– Memahami tugas dan tanggung jawab sebagai awak kapal sungai dan
danau.
– Mengetahui peraturan tentang pencegahan tubrukan di perairan.
– Memahami arti lampu-lampu yang digunakan di kapal.
– Mengerti tentang isyarat-isyarat bunyi dan cahaya.
– Menguasai ketentuan olah gerak kapal.
– Menguasai penggunaan tali temali yang sering digunakan.
– Mengetahui cara-cara melayari sungai dan danau.
– Mengerti tentang muatan serta penanganan muatan.
– Mampu menggunakan alat pemadam kebakaran.
– Mengerti tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Tugas Nakhhoda, bertanggung jawab dan berwenang
terhadap pihak lain
• Tanggung jawab terhadap pengusaha kapal atau pemilik kapal, artinya
bahwa selama nakhoda menjabat dalam pelayaran dan dalam keadaan
khusus lainnya ia menjadi wakil dari pengusaha kapal atau pemilik kapal
• Tanggung jawab terhadap para pemilk muatan, awak kapal dan penumpang
bahwa nakhoda bertanggung jawab atas keselamatan kapal dan segala
isinya, baik anak buah kapal, muatan maupun penumpang
• Tanggung jawab terhadap pemegang kewibawaan umum, artinya semua
orang yang berada di atas kapal wajib menunaikan perintah nakhoda demi
keselamatan dan ketertiban umum di kapal

Wewenang Nakhoda secara umum


 Selaku Pemilik Kapal
 Selaku pemegang kewibawaan umum dan disiplin di kapal
 Selaku jaksa atau pengawas kepolisian
 Selaku pengawas pencatatan sipil
 Selaku notaris
Jenis Jabatan yang ada disebuah Kapal Mesin untuk Type
Kapal Niaga
• Pemimpin umum: Nakhoda
• Bagian dek : Mualim I, Mualim II, Mualim III, Mualim IV, Serang, Kasab,
Panjerwala, Jurumudi, Kelasi
• Bagian Mesin : Kepala Kamar Mesin (KKM), Masinis I, Masinis II, Masinis
III,
Masinis IV, Juru Listrik, Mandor, Kasab mesin, Tukang las,
Juru minyak, Wiper.
• Bagian Radio : Markonis
• Bagian sipil : Stewart, Koki dan Pelayan.

JALUR DAN PEMBINAAN TERHADAP AWAK KAPAL


1. Pembuatan Perjanjian Kerja Laut
Perjanjian kerja laut adalah perjanjian antara pengusaha kapal disatu pihak dan
atau lebih buruh dipihak lain dimana pihak buruh berjanji untuk bekerja
dibawah kapal dengan menerima upah sebagai nakhoda atau anak buah kapal,
ditandatangani pengusaha kapal dan buruh yang akan bekerja di kapal serta
disahkan oleh syahbandar
2. Penyijilan
Bagi seseorang yang telah membuat perjanjian Kerja Laut untuk sah dia bekerja di atas
kapal, maka awak kapal harus di sijilkan atau didaftarkan dengan pengesahan syahbandar.
Jadi awak kapal adalah suatu daftar dari semua orang yang harus melakukan dinas awak
kapal. Dinas awak kapal adalah pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh mereka yang
diterima bertugas di kapal kecuali nakhoda
a. Setiap pelaut yang bekerja dikapal dengan ukuran dari GT 35 untuk kapal jenis
tertentu (kapal mooring ,kapal yang meleyani pemboran lepas pantai),ukuran GT 35
atau lebih untuk yang digerakkan dengan tenaga penggerak mesin, dan ukuran GT
105 atau lebih untuk kapal tanpa tenaga penggerak mesin, harus disijil oleh pejabat
Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri.
b. Yang dimaksud dengan disijil adalah memasukkan kedalam Buku Sijil yang merupakan
buku yang berisi daftar awak kapal yang bekerja diatas kapal. Sesuai dengan
jabatannya setelah memenuhi persyaratan tertentu..
c. Sijil awak kapal diatur dalam pasal 341,375 dan 376 KUHD dan mempunyai sifat
deklaratif saja.
d. Menurut KUHD sijil kapal adalah daftar dari semua orang yang harus melakukan
dinas sebagai anak kapal. Dinas anak kapal adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang diterima untuk bekerja dikapal kecuali pekerjaan Nakhoda
Pengakhiran ikatan kerja dapat dilakukan dengan secara sah dan tidak sah.
Pengakhiran secara sah.
a. Kedua belah pihak menyetujui.
b. PKL sudah berakhir.
c. Salah satu pihak membayar kompensasi
d. Pelaut meninggal dunia
e. Alasan mendesak
f. Alasan penting.

Alasan mendesak bagi majikan ialah tindakan, sifat atau prilaku pihak buruh
yang mengakibatkan bahwa dari pihak majikan secara wajar tidak dapat
dibenarkan (tolerir) untuk melanjutkan hubungan kerja.Misalnya:
g. Pelaut menipu waktu pembuatan PKL
h. Tidak cakap untuk melakukan tugasnya.
i. Suka mabuk, madat dan perbuatan buruk lainnya
j. Mencuri atau melakukan penggelapan
k. Menganiaya, menghina majikan atau teman sekerja.
l. Menolak perintah majikan /atasan.
m. Dicabut kewenangan untuk bekerja dikapal
n. Membawa barang selundupan
2. Penyijilan
Bagi seseorang yang telah membuat perjanjian Kerja Laut untuk sah dia bekerja di atas
kapal, maka awak kapal harus di sijilkan atau didaftarkan dengan pengesahan syahbandar.
Jadi awak kapal adalah suatu daftar dari semua orang yang harus melakukan dinas awak
kapal. Dinas awak kapal adalah pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh mereka yang
diterima bertugas di kapal kecuali nakhoda

3. Pembuatan Buku Pelaut


Buku pelaut merupakan dokumen security yang berisi catatan pribadi dan kondute
pemegang yang akan menjadi catatan naik turun kapal selama yang bersangkutan
menjadi awak kapal

4. Perijasahan dan sertifikasi keterampilan


Agar kapal menjadi layak laut yang pada gilirannya keselamatan
pelayaran, maka sebuah kapal harus diawaki dengan cukup dan cakap,
sehingga setiap awak kapal memenuhi kriteria kecakapan untuk
bekerja di kapal. Bagi mereka yang telah memenuhi ijasah bagi
menerka yang menjadi anak buah kapal harus mempunyai sertifikat
keterampilan sesuai bidang tugasnya.
PENGAWAKAN KAPAL SUNGAI DAN DANAU
a. Kelaiklautan Kapal
Kelaiklautan kapal wajib dipenuhi setiap kapal sesuai dengan
daerah-pelayarannya yang meliputi :
 keselamatan kapal;
 pencegahan pencemaran dari kapal;
 pengawakan kapal;
 garis muat kapal dan pemuatan;
 kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang;
 status hukum kapal;
 manajemen keselamatan pengoperasian kapal &
pencegahan pencemaran dari kapal;
 manajemen keamanan kapal.
a. Persyaratan Kelaiklautan Kapal

PENGAWAKAN
PENCEGAHAN
KAPAL PENCEMARAN DARI
KESELAMATAN KAPAL
KAPAL

GARIS MUAT KAPAL


DAN PEMUATAN
KELAIKLAUTAN KAPAL

KESEJAHTERAAN AWAK
KAPAL DAN KESEHATAN
MANAJEMEN KEAMANAN PENUMPANG
KAPAL

STATUS HUKUM KAPAL

MANAJEMEN KESELAMATAN
PENGOPERASIAN KAPAL DAN
PENCEGAHAN PENCEMARAN DARI
KAPAL
b. Persyaratan Operasional Kapal
Persyaratan teknis/kelaikan sesuai dengan ketentuan
“Setiap kapal
yang berlaku
yang melayani
angkutan Fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknis prasarana
sungai dan pelabuhan pada trayek yang dilayani
danau, wajib
memenuhi Awak kapal sesuai dengan ketentuan persyaratan
persyaratan, pengawakan untuk kapal sungai dan danau
PERSYARATAN
Memiliki awak OPERASIONAL KAPAL
kapal sesuai SUNGAI DAN DANAU Fasilitas utama dan/atau fasilitas pendukung baik bagi
kebutuhan awak kapal maupun penumpang, barang
dengan
dan/atau hewan, sesuai dengan persyaratan teknis
ketentuan yang berlaku
persyaratan
pengawakan Mencantumkan identitas perusahaan / pemilik dan
untuk kapal nama kapal yang ditempatkan pada bagian kapal yang
sungai dan mudah dibaca dari samping kiri dan kanan kapal
danau”.

Mencantumkan informasi / petunjuk yang diperlukan


dengan menggunakan bahasa Indonesia
Daerah Pelayaran
Menurut PP No. 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan, pada pasal 8,
berdasarkan kondisi geografi dan meteorologi ditetapkan daerah
pelayaran dengan urutan sebagai berikut :
 Derah Pelayaran Semua Lautan, Pelayaran untuk semua laut di dunia
 Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia, daerah pelayaran yang meliputi daerah
yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan wilayah
 Daerah Pelayaran Lokal adalah daerah pelayaran yang meliputi jarak dengan
radius 500 (lima ratus) mil laut dari suatu pelabuhan tertunjuk.
 Daerah Pelayaran Terbatas, daerah pelayaran yang meliputi jarak dengan
radius 100 (seratus) mil laut dari suatu pelabuhan tertunjuk,
 Daerah Pelayaran Pelabuhan, perairan didalam daerah lingkungan kerja dan
daerah lingkungan kepentingan pelabuhan.
 Daerah Pelayaran Perairan Daratan, perairan sungai, danau, waduk,kanal dan
terusan.
PEMBINAAN
PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
urusan pemerintah antara pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintahan daerah Kabupaten/ Kota.
Pasal 2 ayat 1, menyatakan bahwa Urusan pemerintah
terdiri atas urusan pemerintah yang sepenuhnya
menjadi kewenangan pemerintah dan urusan
pemerintah yang dibagi bersama antar tingkat dan/atau
susunan pemerintahan. Salah satu urusan pemerintah
yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan
pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan di
luar urusan yakni di bidang Perhubungan
Perhubungan Darat
Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (LLASDP)
a. Provinsi
• Periksa penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan ASD
• Periksa penyusunan dan penetapan rencana umum lintas penyeberangan
• Periksa peraturan daerah tentang penetapan jaringan angkutan diatas air
• Periksa jumlah armada angkutan diatas air (penumpang dan barang)
• Periksa pemberian ijin angkutan diatas air oleh gubernur, persyaratan teknis
• Periksa seluruh armada angkutan penumpang dan barang diatas air.
• Periksa pengadaan kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan.
• Periksa pengawasan terhadap pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan
tanda pendaftaran, sertifikat kelaikan kapal, sertifikat pengawakan kapal dan surat
tanda kebangsaan kapal sungai dan danau.
• Periksa rekomendasi lokasi pelabuhan penyeberangan.
• Periksa ijin pembangunan pelabuhan SDP.
• Periksa pemberian rekomendasi rencana induk pelabuhan penyeberangan
DLKr/DLKp yang terletak pada jaringan jalan nasional, antar Negara
• Periksa penetapan rencana induk DLKr/DLKp pelabuhan penyeberangan yang
terletak pada jaringan jalan provinsi.
• Periksa penetapan kelas alur pelayaran sungai.
b. Kabupaten/Kota
(1) Periksa penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan SD dalam kab./kota.
(2) Periksa penyusunan dan penetapan rencana umum lintas penyeberangan
(3) Periksa penetapan lintas penyeberangan antar kabupaten/ kota
(4) Periksa pengadaan kapal angkutan sungai danau dan penyeberangan.
(5) Periksa pemberian rekomendasi lokasi pelabuhan, penetapan lokasi pelabuhan
penyeberangan dan pembangunan pelabuhan SDP.
(6) Periksa operasional kegiatan pelabuhan penyeberangan.
(7) Periksa operasional kegiatan pelabuhan sungai dan danau.
(8) Periksa pemberian rekomendasi rencana induk pelabuhan penyeberangan DLKr/DLKp
(9) Periksa penetapan rencana induk DLKr/DLKp pelabuhan
(10)Periksa pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu penyeberangan.
(11)Periksa pemetaan alur sungai lintas kabupaten/kota untuk kebutuhan transportasi.
(12)Periksa pembangunan, pemeliharaan, pengerukan alur pelayaran sungai dan danau
(13)Periksa penetapan tarif angkutan penumpang dan barang pada lintas penyeberangan
(14)Periksa penetapan tarif angkutan penumpang dan barang pada sungai dan danau
(15)Periksa pengawasan pelaksanaan tarif angkutan penumpang dan barang SDP
(16)Periksa penetapan tarif jasa pelabuhan SDP yang tidak diusahakan
(17)Periksa pemberian persetujuan pengoperasian kapal untuk lintas penyeberangan
(18)Periksa pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan penumpang dan barang
sungai dan danau.
(19)Periksa pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan
Perhubungan Laut
a. Provinsi
1) Periksa kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari 7 (GWT> 7) yang
berlayar hanya diperairan daratan (sungai dan danau) yaitu
 Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal sampai dengan GWT 300
ditugaskan kepada provinsi
 Pelaksanaan pengukuran kapal sampai dengan GWT 300 ditugaskan kepada provinsi
 Pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal.
 Pelaksanaan pemeriksaan radio/elektronika kapal.
 Pelaksanaan pengukuran kapal.
 Penerbitan pas perairan daratan.
 Pencatatan kapal dalam buku register pas perairan daratan.
 Pelaksanaan pemeriksaan konstruksi.
 Pelaksanaan pemeriksaan permesinan kapal.
 Penerbitan sertifikat keselamatan kapal.
 Pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan kapal
 Penerbitan dokumen pengawakan kapal
2) Periksa kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GWT < 7) yang berlayar hanya
diperairan daratan yaitu pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal
3) Periksa kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GWT 7 (GWT >7)
yang berlayar di laut
4) Periksa kapal berukuran tonase kotor kurang dari GWT 7 (GWT<7) yang berlayar di
laut yaitu pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal
b. Kabupaten/Kota
1) Periksa Kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari 7 (GWT> 7) yang
berlayar hanya diperairan daratan yaitu Pemberian surat izin berlayar.
2) Periksa kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GWT < 7) yang berlayar hanya
diperairan daratan (sungai dan danau) yaitu :
(1) Pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal.
(2) Pelaksanaan pengukuran kapal.
(3) Pencatatan kapal dalam buku register pas perairan daratan.
(4) Pelaksanaan pemeriksaan konstruksi kapal.
(5) Pelaksanaan pemeriksaan permesinan kapal.
(6) Pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan kapal.
(7) Penerbitan sertifikat keselamatan kapal.
(8) Penerbitan dokumen pengawakan kapal.
(9) Pemberian surat izin berlayar.
3) Periksa kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GWT 7 (GWT >7)
yang berlayar di laut.
4) Periksa kapal berukuran tonase kotor kurang dari GWT 7 GWT<7) yang berlayar di
laut yaitu :
(1) Pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal.
(2) Pelaksanaan pengukuran kapal.
(3) Pencatatan kapal dalam buku register pas kecil.
(4) Pelaksanaan pemeriksaan konstruksi kapal.
Menurut KM 58 Tahun 2007 pada pasal 5, kewenangan pemerintah daerah dalam
membina jasa angkutan laut, sungai, danau, dan penyeberangan dibedakan berdasarkan
ukuran tonase kotor kapal
• Kapal berkukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari GT 7
Menurut KM 58 Tahun 2007 pada pasal 5 menyatakan bahwa Setiap kapal berukuran tonase kotor
sama dengan atau lebih dari GT 7 (≥ GT 7) yang dioperasikan hanya di perairan daratan (sungai dan
danau), dilakukan:
1) pengukuran kapal sampai dengan GT 300
2) pengawasan keselamatan kapal
3) pemeriksaan radio / elektronika kapal
4) penerbitan pas perairan daratan
5) pencatatan kapal dalam buku register pas perairan daratan
6) pemeriksaan konstruksi
• Kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7
Kapal yang berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (< GT 7) yang dioperasikan hanya di perairan
(sungai dan danau),
1) pengawasan keselamatan kapal
2) pengukuran kapal
3) penerbitan pas perairan daratan
4) pencatatan kapal dalam buku register pas perairan daratan
5) pemeriksaan konstruksi, permesinan, perlengkapan kapal
6) penerbitan sertifikat keselamatan kapal
7) penerbitan dokumen pengawakan kapal
8) pemberian Surat Izin Berlayar
Sertifikasi Pengawakan Kapal Sungai dan Danau
Sertifikat pengawakan adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jendral Perhubungan Laut untuk awak kapal yang
memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan
ketentuan nasional dan internasional yang menerangkan jumlah
awak kapal yang diwajibkan dan sertifkat keahlian

Sesuai dengan PP No. 7 Tahun 2000, pasal 46 ayat 1 menyatakan bahwa: “Setiap
kapal motor sungai dan danau dengan ukuran diatas GT. 7 sampai dengan GT. 35
harus diawaki dengan awak kapal yang mempunyai surat keterangan kecakapan
sesuai dengan jenis dan ukuran kapal”, maka Setiap Nakhoda, Motoris, dan
Masinis yang mengoperasikan kapal wajib memiliki Surat Keterangan Kecakapan

Surat Keterangan Kecakapan


Surat Keterangan Kecakapan atau disingkat menjadi SKK adalah tanda bukti
kecakapan yang harus dimiliki seorang yang memimpin dan bertanggung jawab di
atas kapal sungai dan danau. Pada umumnya, SKK hanya berlaku untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang masa berlakunya.
Menurut Thamrin (2015) Kecelakaan di laut yang terjadi dan
diperlakukan sebagai sebuah rahasia dengan beberapa ulasan
• Upaya pencegahan kecelakaan kapal dengan memeriksa
kelengkapan pada kapal.
• Untuk menjamin keselamatan pelayaran sebagai penunjang
kelancaran lalu lintas kapal di laut, diperlukan adanya awak
kapal yang memiliki keahlian, kemampuan dan terampil,
dengan demikian setiap kapal yang akan berlayar harus
diawaki dengan awak kapal yang cukup dan cakap untuk
melakukan tugasnya diatas kapal sesuai dengan jabatannya
denganmempertimbangkan tonase kapal, tata susunan
permesinan kapal dan daerah pelayaran sesuai dengan aturan-
aturan internasional lainnya
Untuk menjamin keselamatan suatu kapal tersebut harus
dengan orang yang berkopetensi sesuai dengan aturan yang
berlaku didalam STCW 2010
STCW 1978 telah diamandemenkan untuk pertama
kalinya tahun 1995 yang pada intinya menekankan pada
tiga bidang, yakni:
(1) tanggung jawab perusahaan pelayaran;
(2) keseragaman standar kompetensi; dan
(3) tanggung jawab pemerintah.

Namun dalam Keterkaitan Proses Penerbitan ini adalah tentang


Tanggung jawab Operator/Pemilik Kapal
 Tanggung Jawab Operator / Pemilik Kapal
Sebagai jalan keluar dari ketidakberdayaan STCW 1978 mengatasi
berbagai kelemahan atau kekurangan kompetensi awak kapal, maka
amandemen 1995 telah menetapkan batas tanggung jawab
perusahaan pelayaran/operator kapal
Setiap perusahaan pemilik/operator kapal bertanggung jawab
dan menjamin:
• Setiap pelaut yang dipekerjakan diatas kapal yang dioperasikannya
memiliki sertifikat keahlian
• Kapal-kapalnya diawaki sesuai menurut persyaratan keselamatan
pengawakan
• Ketersediaan dokumen dan data rinci semua awak kapal tersimpan baik
diatas kapal
• Para pelaut yang dipekerjakan di kapalnya mengenal/memahami
tugasnya

 Dokumen Pelengkap untuk Mengajukan Permohonan


Penerbitan Sertifikat Pengawakan (Safe Manning Certificate)
Sertifikat Pengawakan (Safe Manning Certificate) memiliki beberapa
unsur syarat dan telah diperiksa oleh Marine Inspector, yaitu tentang
Pengawakan Kapal Niaga yang berbunyi Awak kapal adalah orang
yang berkerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik atau
operator kapal untuk melakukan tugas atas kapal sesuai dengan
jabatannya yang tercantum didalam sijil
Adapun referensi yang penulis ambil dalam proses penerbitan
Safe Manning yaitu berikut dokumen pelengkap untuk
memenuhi persyaratan dalam pengajuan Safe Manning sbb:
• Surat Permohonan dari Perusahaan berisikan tentang permohonan untuk
menerbitkan Safe Manning dengan melampirkan nama kapal dan jenis
berserta Tonnage kapal
• Melampirkan Safe Manning yang sudah tidak berlaku atau expired wajib
untuk diperiksa kembali oleh Marine Inspector apabila sebelumnya
perusahaan tersebut sudah pernah mengajukan
• Sertifikat Keselamatan Konstruksi Keselamatan Kapal Barang
• Surat kapal yang didalamnya memuat ukuran dan tonase kapal yang
diperoleh dari hasil pengukuran.
• Melampirkan Crew List kapal agar yang pegawai yang bertugas
menerbitkan bisa megetahui berapa jumlah crew di awak kapal tersebut
• Sertifikat Keahlian dan Keteram Crew Kapal untuk mengetahui apakah yang
berkerja diatas kapal
 Prosedur Kepengurusan Penerbitan Sertifikat Pengawakan
(Safe Manning Certificate)
• Peta jabatan merupakan susunan jabatan yang menggambarkan
seluruh jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja, baik
secara vertical maupun horizontal menurut struktur kewenangan,
tugas dan tanggung jawab, serta kompetensi jabatan.
• Uraian jenis kegiatan organisasi merupakan bentuk proses kegiatan yang
dilaksanakan untuk mengolah bahan-bahan kerja menjadi hasil kerja
sesuaidengan tanggung jawab, kewenangan, serta fungsi
Jenis- jenis Sertifikat, antara lain :
• SKK (N) adalah jenis Surat Keterangan Kecakapan untuk Nakhoda
• SKK (M) adalah jenis Surat Keterangan Kecakapan untuk Masinis.
• SKK (NM) adalah jenis Surat Keterangan Kecakapan (Motoris) yang diberikan kepada
pengemudi Speed Boat dan Ketek
Setiap kapal sungai dan danau yang tidak bermotor dengan ukuran GT.35 sampai
dengan GT.105 harus diawaki oleh awak kapal yang mempunyai surat keterangan
kecakapan bidang nautika
Pemeriksaan Persyaratan
• Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan, dan mengolah data atau keterangan lainnya dalam
rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku
• Pemeriksaan Pemenuhan Persyaratan untuk mendapatkan sertifikat
pengawakan kapal sungai dan danau merupakan serangkaian
kegiatan menguji dan atau memeriksa kelayakan mengenai
kemampuan pemahaman serta keterampilan yang harus dimiliki oleh
calon penerima sertifikat pengawakan kapal sungai dan danau

Pemeriksaan persyaratan untuk calon penerima


sertifikat pengawakan kapal sungai dan danau, meliputi
• Pemeriksaan fisik dan phisikis
• Pemeriksaan kelengkapan administrasi dan data diri
• Pemeriksaan kemampuan dan keterampilan
PROSEDUR PENGURUSAN
a. Kewenangan Dinas Perhubungan
KM 58 Tahun 2007 Dalam hal ini, fungsi Gubernur, Bupati,
dan Walikota tersebut dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan
Daerah, baik itu Dinas Perhubungan Propinsi, Dinas
Perhubungan Kabupaten, sesuai dengan ukuran tonase kapal

b. Prosedur pembuatan SKK baru, antara lain


• Pemohon mengajukan Surat Permohonan
• Pemohon mengikuti ujian teori dan praktek
• Pemohon melunasi retribusi SKK
Persyaratan :
Usia minimal 18 tahun
Berbadan Sehat
Prosedur Pemohon
Tidak menderita cacat anggota tubuh
perpanjan Tidak buta warna
Mampu mengemudikan kapal
gan SKK Mampu membaca dan menulis
bagi awak Melampirkan :
Surat Permohonan
kapal SKK (N/M/NM) yang lama.
Daftar Riwayat Hidup (DRH)
sungai Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
dan danau Surat Keterangan Berkelakuan Baik
Surat Keterangan Berbadan Sehat
Pas Foto Hitam-putih ukuran 3 x 4 (3 Lembar)

Mengikuti Ujian Ujian Teori


Ujian Praktek

RETRIBUSI
SKK (N/M/NM)
PELAUT, PENGAWAKAN KAPAL NIAGA DAN
KEWENANGAN JABATAN

Menurut PP No. 7 Tahun 2000 pasal 2 ayat (1) menyatakan


bahwa: “Setiap pelaut yang bekerja pada kapal niaga, kapal
penangkap ikan, kapal sungai dan danau harus mempunyai
kualifikasi keahlian atau keterampilan…”
Kualifikasi keahlian dan keterampilan sebagaimana dimaksud
diatas, tidak berlaku terhadap pelaut yang bekerja pada:
• Kapal layar motor
• Kapal layar
• Kapal motor dengan kurang dari GT 35
• Kapal pesiar pribadi yang dipergunakan tidak untuk berniaga
• Kapal-kapal khusus

Sertifikat Keahlian Pelaut Nautika Sertifikat Keahlian Pelaut Tek.
Jenis Sertifikat Keahlian Pelaut Permesinan
Nautika, terdiri dari : Jenis Sertifikat Keahlian Pelaut Teknik
Sertifikat Ahli Nautika Tingkat I Permesinan, terdiri dari :
Sertifikat Ahli Nautika Tingkat II Sertifikat Ahli Teknika Tingkat I
Sertifikat Ahli Nautika Tingkat III Sertifikat Ahli Teknika Tingkat II
Sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV Sertifikat Ahli Teknika Tingkat III
Sertifikat Ahli Nautika Tingkat V Sertifikat Ahli Teknika Tingkat IV
Sertifikat Ahli Nautika Tingkat Dasar Sertifikat Ahli Teknika Tingkat V
Sertifikat Ahli Teknika Tingkat Dasar

Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika


Jenis Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika, terdiri dari :
• Sertifikat Radio Elektronika Kelas I
• Sertifikat Radio Elektronika Kelas II
• Sertifikat Operator Umum
• Sertifikat Operator Terbatas
Sertifikat Keterampilan Dasar Pelaut
 Sertifikat Keterampilan Dasar Pelaut adalah
Sertifikat Keterampilan dasar Keselamatan (Basic Safety Training).

 Jenis Sertifikat Keterampilan Khusus, terdiri dari :


• Sertifikat Keselamatan Kapal Tanki (Tanker safer);
• Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang Roro;
• Sertifikat Keterampilan Penggunaan Pesawat Luput Maut dan Sekoci
Penyelamat (Survival Craft dan Rescue Boats );
• Sertifikat Keterampilan Sekoci Penyelamat Cepat (Fast Rescue Boats);
• Sertifikat Keterampilan Pemadaman Kebakaran Tingkat Lanjut (Advance Fire
Fighting);
• Sertifikat KeterampilanPertolongan Pertama (Medical Emergency First Aid);
• Sertifikat Keterampilan Perawatan Medis di atas kapal (Medical Care on Boat)
• Sertifikat Radar Simulator;
• Sertifikat ARPA Simulator.
Terima kasih

SERTIFIKASI AWAK KAPAL

Anda mungkin juga menyukai