Anda di halaman 1dari 42

K3 TRANSPORTASI

KAPAL PENUMPANG

K E S E H ATA N

K E S E L A M ATA N
DAN
KAPAL PESIAR

K E R J A
DISUSUN OLEH:

&
Namira Sapriani Lubis (181000180)
Indah Nokia Simanjuntak (181000199)
01
Pengertian Kap
Penumpang dan
Kapal Pesiar
Pengertian Kapal Penumpang dan
Kapal Pesiar
01 02
Kapal Penumpang аdаlаh kapal Kapal pesiar (Cruise Ship atau
уаng digunakan untuk angkutan Cruise Liner) adalah kapal
penumpang. Untuk meningkatkan penumpang yang dipakai untuk
effisiensi atau melayani keperluan pelayaran pesiar. saat ini kapal
уаng lebih luas kapal penumpang pesiar tidak dipandang sebagai
dараt berupa kapal Ro-Ro, transportasi semata, namun
ataupun untuk perjalanan pendek sebagai hotel terapung (floating
terjadwal dalam bentuk kapal feri. hotel), atau disebut dengan resor
terapung (floating resort).
Lalu Lintas
02 Kapal
Penumpang da
Kapal Pesiar
(Peraturan)
Peraturan K3 Tentang Kapal
UU Tentang standar keamanan dalamPenumpang
Kapal Penumpang

Peraturan Menteri (PM) No. 20 Tahun


01 2015
tentang Standar Keselamatan dan PM No. 37 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut.
Dalam PM No. 20 Tahun
02 2015
tentang standar keselamatan pelayaran meliputi sumber
daya manusia (SDM), sarana dan/ prasarana, standar
operasional prosedur (SOP), lingkungan serta sanksi.

Dari aspek
03 SDM
sanksi akan dikenakan kepada pemilik, operator
kapal dan nahkoda berupa pidana penjara paling
lama enam bulan atau denda paling banyak Rp.
100.000.000, pasal 304 UU No. 17 Tahun 2008. 
Lanjutan ...
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2008
04 TENTANG P E L A Y A R A N

PERATURAN MENTERI
PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 104 TAHUN
05 2017 TENTANG
PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN
PENYEBERANGAN
Keselamatan Pada Kapal Pesiar
A. Ketentuan UU terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kapal Pesiar

PP No. 1 thn UU No. 17 thn PP No. 7 Thn


1998 2008 2000
tentang Pemeriksaan tentang Pelayaran tentang Kepelautan
Kecelakaan Kapal
PP No.20 Tahun
Permenhub Permenhub No.25
2010
No.25 Tahun Tahun 2015
2015
tentang Angkutan Perairan tentang Standar
tentang Standar Keselamatan Pelayaran
Keselamatan Transportasi PP No.5 Tahun PP No.51 Tahun
Sungai, Danau, dan 2010 2002
Penyeberangan
tentang Kenavigasian tentang Perkapalan
Peraturan Yang Terkait dengan Kapal Penumpang
Kecepatan Kapal
& Kapal Pesiar
Persyaratan pelayanan kecepatan kapal terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu :
1) Kapal pelayanan ekonomi untuk kendaraan mempunyai kecepatan pelayanan (service speed) sekurang - kurangnya
10 knot per jam.
2) Kapal pelayanan non-ekonomi untuk kendaraan mempunyai kecepatan rata – rata pelayanan (service speed)
sekurang - kurangnya 15 knot.
Dalam pemenuhan kecepatan pelayanan, kapal yang melayani lintas pendek dengan jarak sampai dengan 6 (enam)
mil kecepatan rata-rata pelayanan kapal dapat disesuaikan untuk memenuhi jadual perjalanan kapal.
Jumlah
Penumpang
Kapal Pesiar
B. Alat Pelindung Diri di Kapal
Sarung tangan
(Hand safety):

Helmet 05
04
03
01 02 Goggles
Safety Shoes
Baju
pelindung Plug
07
06
Face Mask
Alat-Alat Penolong Diatas Kapal
Menurut SOLAS (Safety of Life At Sea) 1974, kemudian
diamandemen pada Tahun 1983, sejak 1 Juli 1983 diharuskan
mempunyai alat – alat penolong:

1. Life Jacket 02. Life Buoy/Life Ring


(Jaket Penolong) (Pelampung Penolong)

03. Life Raft 04. Life Boat


(Kapsul/Rakit Penolong) (Sekoci Penolong)
Life Jacket
- Terbuat dari gabus sintetis
yang biasanya dinamakan
styrophore
- Harus diletakkan ditempat
yang mudah dijangkau
- Pemakaiannya harus benar-
benar aman melingkarke
badan dengan mengikatkan
pitanya
- Setiapkapal harus membawa
baju renang untuksetiap
pelayarannya (untukorang
dewasamaupun anak-anak)
- Untukkapal penumpang harus
membawa sebanyak 110%
Life Buoy

- Umumnya digunakan untuk orang yang tercebur ke laut, jumlahnya tergantung pada tipe
dan panjang kapal
- Umumnya terbuat dari gabus padat dan dibungkus dengan terpal.
- Di cat dalam dua warna,yaitu merah dan kuning atau putih
Life Raft
Life Boat
- Konstruksi yang khusus sehingga pergerakannya bias dengan dayung, layar maupun secara
mekanik
- Ukuran sekoci sebaiknya dicantumkan, bersama-sama dengan jumlah penumpang yang
diijinkan, initial surveyor dan tanggal pemeriksaan
- Mampu diluncurkan secara aman dan cepat ke air meski dalam kondisi yang tidak
menguntungkan
- Masing- masing harus mampu diluncurkan ke air tanpa mengikut sertakan penurunan alat-
alat yang lain
- Memungkinkan untuk menaikkan penumpang- penumpang secara cepat
Data Kecelaka
03 Kapal
Penumpang
dan Kapal Pesi
(Peraturan)
Data Kecelakaan Kapal
Penumpang
Data Kecelakaan Kapal
Pesiar
Kecelakaan
04 Kapal
Penumpang
Fungka Perma
v
Contoh Kasus : Terbakarnya Kapal Fungka Permata V
di Perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Kronologi Kejadian : Pada 14 September 2018.
• Pukul 11.00 WITA, KMP. Fungka Permata V dari Baubau mengangkut 87 orang dewasa, muatan kering (beras dan
mie instant), 2 unit sepeda motor dan kurang lebih 10 ton bahan kebutuhan pokok.
• Pukul 16.00 WITA, Tiba di Raha melakukan penambahan penumpang.
• Sekitar pukul 17.00 WITA, kapal bertolak dari Raha. Ada penambahan 4 penumpang dewasa Total 91 Orang.
•Pada tanggal 14 September 2018, Sekitar pukul 11.00 WITA, saat Fungka Permata V dalam pelayaran dari Raha
menuju Banggai Laut dengan kecepatan rata-rata 8 knot. Saat itu Nakhoda dan Juru Mudi berada di ruang kemudi,
sementara di kamar mesin terdapat seorang juru minyak jaga. Juru Mudi jaga selanjutnya memeriksa dan melihat air
pendingin mesin penggerak tidak keluar dari lambung kapal dan melaporkan kepada Nakhoda. Setelah itu Juru Mudi
melihat asap hitam tebal keluar dari cerobong mesin penggerak yang dipasang mengarah ke buritan melalui kamar
mesin, kemudian Nakhoda menurunkan putaran mesin, kecepatan kapal berkurang menjadi 5 knot. Setelah mengetahui
air laut pendingin mesin penggerak tidak bersirkulasi, Nakhoda berencana untuk memeriksa kotak laut (sea chest)
Nakhoda mengira kotak laut tersumbat kotoran. Pada saat itu jarak kapal ke Banggai Laut sekitar 40 mil laut. Juru
Mudi selanjutnya menuju ke kamar mesin untuk memberitahukan kepada awak mesin jaga bahwa air pendingin mesin
penggerak tidak keluar dari pipa gas buang
Contoh Kasus : Terbakarnya Kapal Fungka Permata V
di Perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Kronologi Kejadian : Pada 14 September 2018.
•Melihat kondisi tersebut seluruh penumpang dan awak kapal menjadi panik. Awak kapal yang berada di geladak
penumpang berusaha untuk menenangkan penumpang dan menyuruh untuk mengenakan jaket penolong yang banyak
terletak di langit-langit ruang penumpang. Ketika sedang membagikan jaket penolong, tiba-tiba terdengar bunyi
ledakan kuat sehingga penumpang berhamburan untuk menyelamatkan diri melalui pintu keluar di haluan. –Pukul
15.00 WITA sebuah perahu nelayan yang kebetulan melewati tempat kejadian langsung menolong dan mengevakuasi
korban ke Pulau Sago yang jaraknya sekitar 4 mil dari lokasi kejadian.
-Sekitar pukul 17.00 WITA, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Banggai Laut mendapatkan informasi dari
warga tentang kejadian ini dan segera meneruskan ke Basarnas yang berada di Luwuk dan pihak keamanan setempat
dan kemudian segera mengirimkan armadanya untuk melakukan penyelamatan.

• AKIBAT KEBAKARAN Berdasarkan data yang diterima dari tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
(BNPP) Luwuk dinyatakan bahwa terdapat 13 orang meninggal dunia akibat kecelakaan ini, dengan rincian 2 balita,
1 laki-laki dewasa, dan 10 perempuan dewasa serta 6 orang dinyatakan hilang. Jumlah orang selamat termasuk awak
kapal 126 orang.
05 Pandangan
Masyarakat Global
Tentang Kapal
Penumpang Dan
Kapal Pesiar
Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal
Penumpang
1. Biaya tranportasi lebih terjangkau jika dibandingkan dengan dengan pesawat
2. ingin menikmati fasilitas dan perjalanan laut
3. Kapal laut lebih tepat waktu dibandingkan dengan pesawat yang sering
delayed
4. barang bawaan seperti koper tidak dikenakan biaya tambahan
5. masyarakat menganggap lebih aman menggunakan kapal laut karena
kecelakaan kapal laut lebih sedikit terdengar dibandingkan kapal pesawat
6. sebagian kapal penumpang mempunyai fasilitas hotel, restoran, tempat ibadah
dan lain-lain
7. waktu tempuh relatih lama dibandingkan dengan transportasi udara
8. Barang sering tertukar dengan barang orang lain saat di bagasi
Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal
Pesiar
1. Anggapan bahwa Berlibur dengan kapal pesiar adalah liburan yang termasuk
dalam kategori mewah
2. Cocok untuk liburan bersantai dan nyaman
3. Terdapat fasilitas mewah dan lengkap di dalam kapal pesiar seperti hotel dan
restoran berbintang, teater, studio bioskop, kasino, spa, pusat perbelanjaan
mewah, dll
4. Sebagian masyarakatn mengatakan liburan ke luar negri menggunakan kapal
pesiar lebih murah dibandingkan dengan pesawat kelas bisnis
5. Pelayanan kapal pesiar biasanya menawarkan perjalanan ke beberapa negara
sekaligus
06
Identifikasi Bahaya
Kapal Penumpang
Dan Kapal Pesiar
6 IDENTIFIKASI BAHAYA KAPAL
LAUT
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran Pasal 245 menyatakan bahwa : Kecelakaan kapal merupakan
VENmengancam keselamatan kapal
kejadian yang dialami oleh kapal yang dapat
dan/atau jiwa manusia berupa: US MARS

Kapal
Tubrukan Tenggelam

Kapal
Kandas
Kebakaran
Tubrukan
Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga maupun dengan benda tertentu akan
mungkin terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpahan minyak ke laut (kapal tangki),
pencemaran dan kebakaran. Situasi Iainnya adalah kepanikan atau ketakutan petugas di kapal yang justru
memperlambat tindakan, pengamanan, penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat tersebut.

Kebakaran dan Ledakan


Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya di kamar mesin, ruang
muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan tempat akomodasi Nakhoda dan anak buah
kapal.
Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau sebaliknya kebakaran terjadi karena ledakan, yang pasti
kedua-duanya dapat menimbulkan situasi darurat serta perlu untuk diatasi.
Kapal Tenggelam
kapal tenggelam umumnya disebabkan oleh karena kapal kemasukan air, kemasukan air ke kapal dapat
saja melalui kebocoran kulit lambung atau oleh karena kondisi kapal pada saat tertentu terlalu miring
ataupun lambung /kulit kapal pecah. Lambung / kulit kapal pecah dapat disebabkan oleh kondisi kapal
yang sudah tua atau dapat juga disebabkan oleh konstruksi lambung yang tipis dan tidak sepadan untuk
menahan tekanan ketika kapal bergerak maju di laut yang berombak.
Air yang masuk dengan cepat sementara kemampuan mengatasi kebocoran terbatas, bahkan kapal
menjadi miring membuat situasi sulit diatasi. Keadaan darurat ini akan menjadi rumit apabila pengambilan
keputusan dan pelaksanaannya tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh anak buah kapal, karena upaya
untuk mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan.
Kapal Kandas
Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat, asap di cerobong
mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak.
Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada permukaan dasar taut atau sungai
dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal tersebut.
Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau
air yang masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi, sedangkan bahaya kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila
bahan bakar atau minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi
sehingga menimbulkan kebakaran.
Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja terjadi karena situasi yang tidak terduga atau
terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal.
Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara tergantung pada posisi permukaan dasar
laut atau sungai, ataupun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini akan membuat situasi di lingkungan
kapal akan terjadi rumit.
Faktor Risiko Penyebab
Kecelakaan Kapal

Faktor Penyebab Kecelakaan Kapal


Faktor Risiko Penyebab
Kecelakaan Kapal 2. Faktor teknis
1. Faktor Manusia
● Kecerobohan didalam menjalankan • Kekurang cermatan didalam desain kapal, seperti
kapal, Misalnya kurang pahamannya desain kapal yang tidak sesuai dengan standar
para awak kapal akan rambu-rambu • Penelantaran perawatan kapal sehingga ketika kapal
yang ada pada rute perjalanan, berlayar menyebabkan mesin panas sehingga
kelalaian petugas pelabuhan dalam menyebabkan kapal mudah mengalami kerusakan
melakukan pengawasan terhadap hingga terbakar dan meledak.
kapal-kapal yang berlayar. • kecelakaan bisa diakibatkan karena sumber tenaga
● kekurang mampuan awak kapal dalam misalnya tenaga gerak mesin dan peralatan, panas,
menguasai berbagai permasalahan listrik dan lain-lain
yang mungkin timbul dalam 3. Faktor alam
operasional kapal, Faktur cuaca buruk; badai, gelombang yang tinggi yang
● secara sadar memuat kapal secara dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar, kabut
berlebihan yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.
● Kesadaran penumpang masih kurang\\
Pengendalian Risiko Penyebab Kecelakaan
1. Mengidentifikasi & menganalisis sebab kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal.
2. Mematuhi Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah baik nasional maupun internasional
3. Mengawasi dan mengontrol para pekerja yang sedang melakukan suatu pekerjaan
4. Melakukan pendekatan psikologis terhadap para awak secara akrab dan kekeluargaan
5. Penyuluhan terhadap para awak kapal mengenai aturan-aturan yang ada pada pelayaran laut
6. Pelatihan maintenance untuk para awak kapal  terhadap mesin-mesin yang ada pada kapal
7. Perlu dilakukan sosialisasi ISM Code yang konsisten.
8. Pelatihan keselamatan
9. Prosedur dan peringatan bahaya pada area tahapan kegiatan operasi
10. Penyediaan dan optimalisasi penggunaan peralatan keselamatan kerja.
07 Manajemen
Keselamatan Kapal
Penumpang Dan
Kapal Pesiar
Manajemen K3 Pada Kapal Penumpang &
Kapal Pesiar

Manajemen
Keselamatan
Kapal

01 02 03
International Safety Permenhub NO. 45 Safety Of Life At Sea
Management Code TAHUN 2012 1974
(ISM Code) Tentang Manajemen (SOLAS)
Keselamatan kapal
International Safety Management Code (ISM Code)
“International Safety Management (ISM) Code adalah Kode Internasional tentang Manajemen
Keselamatan Pengoperasian Kapal dan Pencegahan Pencemaran”.
Elemen ISM Code
1. Tujuan dan sasaran ISM Code 9. Pelaporan dan analisa ketidak sesuaian
kecelakaan dan kejadian berbahaya
2. Kebijakan kslamtan & perlindungan lingkungan 10. Pemeliharaan kapal dan perlengkapannya
3. Tanggung jawab dan wewenang perusahaan 11. Dokumentasi
4. Designated person/ koordinator 12. Verifikasi tinjauan dan evaluasi perusahaan
5. Tanggung jawab dan wewenang Nakhoda 13. Sertifikasi Verifikasi dan Pengawasan
6. Sumber daya dan tenaga kerja 14. Sertifikasi sementara
7. Pengembangan pengoperasian kapal 15. Formulir sertifikat
8.Kesiapan menghadapi keadaan darurat 16. Verifikasi
Permenhub NO. 45 TAHUN 2012 Tentang Manajemen
Keselamatan kapal
ISM-Code di Indonesia telah diundangkan didalam suatu produk hukum yaitu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 45 Tahun 2012 Tentang Manajemen Keselamatan Kapal.
Sistem manajemen keselamatan meliputi:
- sistem manajemen keselamatan perusahaan; dan
- sistem manajemen keselamatan kapal.
Tujuan dari sistem manajemen keselamatan :
a. Menyediakan tata kerja yang praktis dalam pengoperasian kapal dengan aman dan lingkungan kerja
yang aman;
b. Menilai semua identifikasi resiko terhadap kapal, personil, lingkungan, dan menentukan aksi
pencegahannya;dan
c. Meningkatkan keterampilan personil di darat dan di kapal di bidang manajemen keselamatan secara
terus-menerus, termasuk kesiapan menghadapi situasi darurat terkait keselamatan dan perlindungan
lingkungan.

Perusahaan yang mengoperasikan kapal dan Kapal telah memenuhi persyaratan manajemen keselamatan
dan pencegahan pencemaran dari kapal akan diberi sertifikat. Sertifikat manajemen keselamatan dan
pencegahan pencemaran dari kapal:
1) Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (Document of Compliance/ DOC untuk perusahaan;
dan
2) Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate/ SMC untuk kapal.
Lanjutan Permenhub NO. 45
TAHUN 2012
Setiap perusahaan harus mengembangkan, melaksanakan, dan mempertahankan
sistem manajemen keselamatan yang mencakup fungsi yang dipersyaratkan meliputi:
a. kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan;
b. tanggung jawab dan wewenang perusahaan;
c. personil darat yang ditunjuk (Designated Persons Ashore/ DPA);
d. tanggung jawab dan wewenang Nakhoda;
e. sumber daya dan personil;
f. pengoperasian kapal;
g. kesiapan keadaan darurat;
h. pelaporan dan analisa atas ketidaksesuaian, kecelakaan, dan kejadian berbahaya;
perawatan kapal dan perlengkapannya;
i. dokumentasi; dan audit, tinjauan ulang, dan evaluasi perusahaan.
Safety Of Life At Sea 1974 (SOLAS)
SOLAS 1974 Yaitu salah satu konvensi internasional yang berisikan persyaratan-persyaratan kapal dalam rangka
menjaga keselamatan jiwa di laut untuk menghindari atau memperkecil terjadinya kecelakaan di laut yang meliputi
kapal, crew dan muatannya. Untuk dapat menjamin kapal beroperasi dengan aman harus memenuhi ketentuan-
ketentuan di atas khususnya konvensi internasional tentang SOLAS 1974 pada Chapter I s/d V, yang mencakup
tentang :
1. Konstruksi kapal yang berhubungan dengan struktur, subdivisi dan stabilitas, instalasi permesinan dan instalasi
listrik di kapal .
2. Konstruksi kapal yang berhubungan dengan kebakaran baik mengenai perlindungan kebakaran, alat penemu
kebakaran dan alat pemadam kebakaran.
3. Pengaturan dan penggunaan alat keselamatan jiwa.
4. Perlengkapan alat komunikasi radio.
5. Alat-alat navigasi.
Dalam penerapan diatas maka dalam implementasinya perlu dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku yaitu
sertifikat keselamatan kapal penumpang yang mencakup persyaratan-persyaratan pada chapter II-1, II-2, III, IV & V.
DAFTAR
PUSTAKA
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran-peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 104 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan

 Suharjo, B., & Suharyo, O. S. (2014). Penilaian Risiko Kecelakaan Kapal Berlayar Di Alur
Pelayaran Timur Surabaya Dengan Metode Formal Safety Assessment (Fsa). Journal Asro-
sttal-international Journal, 2, 1-14.

 Vania, B. (2020). Perancangan Interior Kapal Pesiar Royal Caribbean Ms. Voyager Of The
Seas (Doctoral Dissertation, Universitas Pelita Harapan)
DAFTAR
PUSTAKA
● Jakarta, 30 November 2016, DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN -
KNKT TAHUN 2010-
2016,http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_home/Media_Release/Media%20Release
%20KNKT%202016/Media%20Release%202016%20-%20IK%20Pelayaran
%2020161130.pdf diakses pada tanggal 19 Februari 2021

● https://idec.ft.uns.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/ID099.pdf. diakses pada tanggal 19


Februari 2021

● https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/download/3810/2129 diakses pada


tanggal 19 Februari 2021
DAFTAR
PUSTAKA
 https://jatim.tribunnews.com/2017/06/25/memilih-naik-kapal-daripada-pesawat-para-penum
pang-ini-punya-alasan-khusus-karena-lebih-asyik
diakses pada tanggal 19 Februari 2021

 https://biz.kompas.com/read/2020/02/13/203839428/ini-5-alasan-wisata-kapal-pesiar-makin-
diminati#:~:text=Luasnya%20kapal%20dan%20segudang%20fasilitas,selama%20apapun
%20perjalanan%20yang%20ditempuh.&text=Liburan%20di%20kapal%20pesiar
%20memungkinkan,dalam%20kurun%20wisata%20yang%20sama- diakses pada tanggal
19 Februari 2021

● http://digilib.its.ac.id/ITS-paper-42021120000177/19437 diakses pada tanggal 19


Februari 2021
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai