KAPAL PENUMPANG
K E S E H ATA N
K E S E L A M ATA N
DAN
KAPAL PESIAR
K E R J A
DISUSUN OLEH:
&
Namira Sapriani Lubis (181000180)
Indah Nokia Simanjuntak (181000199)
01
Pengertian Kap
Penumpang dan
Kapal Pesiar
Pengertian Kapal Penumpang dan
Kapal Pesiar
01 02
Kapal Penumpang аdаlаh kapal Kapal pesiar (Cruise Ship atau
уаng digunakan untuk angkutan Cruise Liner) adalah kapal
penumpang. Untuk meningkatkan penumpang yang dipakai untuk
effisiensi atau melayani keperluan pelayaran pesiar. saat ini kapal
уаng lebih luas kapal penumpang pesiar tidak dipandang sebagai
dараt berupa kapal Ro-Ro, transportasi semata, namun
ataupun untuk perjalanan pendek sebagai hotel terapung (floating
terjadwal dalam bentuk kapal feri. hotel), atau disebut dengan resor
terapung (floating resort).
Lalu Lintas
02 Kapal
Penumpang da
Kapal Pesiar
(Peraturan)
Peraturan K3 Tentang Kapal
UU Tentang standar keamanan dalamPenumpang
Kapal Penumpang
Dari aspek
03 SDM
sanksi akan dikenakan kepada pemilik, operator
kapal dan nahkoda berupa pidana penjara paling
lama enam bulan atau denda paling banyak Rp.
100.000.000, pasal 304 UU No. 17 Tahun 2008.
Lanjutan ...
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2008
04 TENTANG P E L A Y A R A N
PERATURAN MENTERI
PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 104 TAHUN
05 2017 TENTANG
PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN
PENYEBERANGAN
Keselamatan Pada Kapal Pesiar
A. Ketentuan UU terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kapal Pesiar
Helmet 05
04
03
01 02 Goggles
Safety Shoes
Baju
pelindung Plug
07
06
Face Mask
Alat-Alat Penolong Diatas Kapal
Menurut SOLAS (Safety of Life At Sea) 1974, kemudian
diamandemen pada Tahun 1983, sejak 1 Juli 1983 diharuskan
mempunyai alat – alat penolong:
- Umumnya digunakan untuk orang yang tercebur ke laut, jumlahnya tergantung pada tipe
dan panjang kapal
- Umumnya terbuat dari gabus padat dan dibungkus dengan terpal.
- Di cat dalam dua warna,yaitu merah dan kuning atau putih
Life Raft
Life Boat
- Konstruksi yang khusus sehingga pergerakannya bias dengan dayung, layar maupun secara
mekanik
- Ukuran sekoci sebaiknya dicantumkan, bersama-sama dengan jumlah penumpang yang
diijinkan, initial surveyor dan tanggal pemeriksaan
- Mampu diluncurkan secara aman dan cepat ke air meski dalam kondisi yang tidak
menguntungkan
- Masing- masing harus mampu diluncurkan ke air tanpa mengikut sertakan penurunan alat-
alat yang lain
- Memungkinkan untuk menaikkan penumpang- penumpang secara cepat
Data Kecelaka
03 Kapal
Penumpang
dan Kapal Pesi
(Peraturan)
Data Kecelakaan Kapal
Penumpang
Data Kecelakaan Kapal
Pesiar
Kecelakaan
04 Kapal
Penumpang
Fungka Perma
v
Contoh Kasus : Terbakarnya Kapal Fungka Permata V
di Perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Kronologi Kejadian : Pada 14 September 2018.
• Pukul 11.00 WITA, KMP. Fungka Permata V dari Baubau mengangkut 87 orang dewasa, muatan kering (beras dan
mie instant), 2 unit sepeda motor dan kurang lebih 10 ton bahan kebutuhan pokok.
• Pukul 16.00 WITA, Tiba di Raha melakukan penambahan penumpang.
• Sekitar pukul 17.00 WITA, kapal bertolak dari Raha. Ada penambahan 4 penumpang dewasa Total 91 Orang.
•Pada tanggal 14 September 2018, Sekitar pukul 11.00 WITA, saat Fungka Permata V dalam pelayaran dari Raha
menuju Banggai Laut dengan kecepatan rata-rata 8 knot. Saat itu Nakhoda dan Juru Mudi berada di ruang kemudi,
sementara di kamar mesin terdapat seorang juru minyak jaga. Juru Mudi jaga selanjutnya memeriksa dan melihat air
pendingin mesin penggerak tidak keluar dari lambung kapal dan melaporkan kepada Nakhoda. Setelah itu Juru Mudi
melihat asap hitam tebal keluar dari cerobong mesin penggerak yang dipasang mengarah ke buritan melalui kamar
mesin, kemudian Nakhoda menurunkan putaran mesin, kecepatan kapal berkurang menjadi 5 knot. Setelah mengetahui
air laut pendingin mesin penggerak tidak bersirkulasi, Nakhoda berencana untuk memeriksa kotak laut (sea chest)
Nakhoda mengira kotak laut tersumbat kotoran. Pada saat itu jarak kapal ke Banggai Laut sekitar 40 mil laut. Juru
Mudi selanjutnya menuju ke kamar mesin untuk memberitahukan kepada awak mesin jaga bahwa air pendingin mesin
penggerak tidak keluar dari pipa gas buang
Contoh Kasus : Terbakarnya Kapal Fungka Permata V
di Perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Kronologi Kejadian : Pada 14 September 2018.
•Melihat kondisi tersebut seluruh penumpang dan awak kapal menjadi panik. Awak kapal yang berada di geladak
penumpang berusaha untuk menenangkan penumpang dan menyuruh untuk mengenakan jaket penolong yang banyak
terletak di langit-langit ruang penumpang. Ketika sedang membagikan jaket penolong, tiba-tiba terdengar bunyi
ledakan kuat sehingga penumpang berhamburan untuk menyelamatkan diri melalui pintu keluar di haluan. –Pukul
15.00 WITA sebuah perahu nelayan yang kebetulan melewati tempat kejadian langsung menolong dan mengevakuasi
korban ke Pulau Sago yang jaraknya sekitar 4 mil dari lokasi kejadian.
-Sekitar pukul 17.00 WITA, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Banggai Laut mendapatkan informasi dari
warga tentang kejadian ini dan segera meneruskan ke Basarnas yang berada di Luwuk dan pihak keamanan setempat
dan kemudian segera mengirimkan armadanya untuk melakukan penyelamatan.
• AKIBAT KEBAKARAN Berdasarkan data yang diterima dari tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
(BNPP) Luwuk dinyatakan bahwa terdapat 13 orang meninggal dunia akibat kecelakaan ini, dengan rincian 2 balita,
1 laki-laki dewasa, dan 10 perempuan dewasa serta 6 orang dinyatakan hilang. Jumlah orang selamat termasuk awak
kapal 126 orang.
05 Pandangan
Masyarakat Global
Tentang Kapal
Penumpang Dan
Kapal Pesiar
Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal
Penumpang
1. Biaya tranportasi lebih terjangkau jika dibandingkan dengan dengan pesawat
2. ingin menikmati fasilitas dan perjalanan laut
3. Kapal laut lebih tepat waktu dibandingkan dengan pesawat yang sering
delayed
4. barang bawaan seperti koper tidak dikenakan biaya tambahan
5. masyarakat menganggap lebih aman menggunakan kapal laut karena
kecelakaan kapal laut lebih sedikit terdengar dibandingkan kapal pesawat
6. sebagian kapal penumpang mempunyai fasilitas hotel, restoran, tempat ibadah
dan lain-lain
7. waktu tempuh relatih lama dibandingkan dengan transportasi udara
8. Barang sering tertukar dengan barang orang lain saat di bagasi
Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal
Pesiar
1. Anggapan bahwa Berlibur dengan kapal pesiar adalah liburan yang termasuk
dalam kategori mewah
2. Cocok untuk liburan bersantai dan nyaman
3. Terdapat fasilitas mewah dan lengkap di dalam kapal pesiar seperti hotel dan
restoran berbintang, teater, studio bioskop, kasino, spa, pusat perbelanjaan
mewah, dll
4. Sebagian masyarakatn mengatakan liburan ke luar negri menggunakan kapal
pesiar lebih murah dibandingkan dengan pesawat kelas bisnis
5. Pelayanan kapal pesiar biasanya menawarkan perjalanan ke beberapa negara
sekaligus
06
Identifikasi Bahaya
Kapal Penumpang
Dan Kapal Pesiar
6 IDENTIFIKASI BAHAYA KAPAL
LAUT
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran Pasal 245 menyatakan bahwa : Kecelakaan kapal merupakan
VENmengancam keselamatan kapal
kejadian yang dialami oleh kapal yang dapat
dan/atau jiwa manusia berupa: US MARS
Kapal
Tubrukan Tenggelam
Kapal
Kandas
Kebakaran
Tubrukan
Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga maupun dengan benda tertentu akan
mungkin terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpahan minyak ke laut (kapal tangki),
pencemaran dan kebakaran. Situasi Iainnya adalah kepanikan atau ketakutan petugas di kapal yang justru
memperlambat tindakan, pengamanan, penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat tersebut.
Manajemen
Keselamatan
Kapal
01 02 03
International Safety Permenhub NO. 45 Safety Of Life At Sea
Management Code TAHUN 2012 1974
(ISM Code) Tentang Manajemen (SOLAS)
Keselamatan kapal
International Safety Management Code (ISM Code)
“International Safety Management (ISM) Code adalah Kode Internasional tentang Manajemen
Keselamatan Pengoperasian Kapal dan Pencegahan Pencemaran”.
Elemen ISM Code
1. Tujuan dan sasaran ISM Code 9. Pelaporan dan analisa ketidak sesuaian
kecelakaan dan kejadian berbahaya
2. Kebijakan kslamtan & perlindungan lingkungan 10. Pemeliharaan kapal dan perlengkapannya
3. Tanggung jawab dan wewenang perusahaan 11. Dokumentasi
4. Designated person/ koordinator 12. Verifikasi tinjauan dan evaluasi perusahaan
5. Tanggung jawab dan wewenang Nakhoda 13. Sertifikasi Verifikasi dan Pengawasan
6. Sumber daya dan tenaga kerja 14. Sertifikasi sementara
7. Pengembangan pengoperasian kapal 15. Formulir sertifikat
8.Kesiapan menghadapi keadaan darurat 16. Verifikasi
Permenhub NO. 45 TAHUN 2012 Tentang Manajemen
Keselamatan kapal
ISM-Code di Indonesia telah diundangkan didalam suatu produk hukum yaitu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 45 Tahun 2012 Tentang Manajemen Keselamatan Kapal.
Sistem manajemen keselamatan meliputi:
- sistem manajemen keselamatan perusahaan; dan
- sistem manajemen keselamatan kapal.
Tujuan dari sistem manajemen keselamatan :
a. Menyediakan tata kerja yang praktis dalam pengoperasian kapal dengan aman dan lingkungan kerja
yang aman;
b. Menilai semua identifikasi resiko terhadap kapal, personil, lingkungan, dan menentukan aksi
pencegahannya;dan
c. Meningkatkan keterampilan personil di darat dan di kapal di bidang manajemen keselamatan secara
terus-menerus, termasuk kesiapan menghadapi situasi darurat terkait keselamatan dan perlindungan
lingkungan.
Perusahaan yang mengoperasikan kapal dan Kapal telah memenuhi persyaratan manajemen keselamatan
dan pencegahan pencemaran dari kapal akan diberi sertifikat. Sertifikat manajemen keselamatan dan
pencegahan pencemaran dari kapal:
1) Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (Document of Compliance/ DOC untuk perusahaan;
dan
2) Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate/ SMC untuk kapal.
Lanjutan Permenhub NO. 45
TAHUN 2012
Setiap perusahaan harus mengembangkan, melaksanakan, dan mempertahankan
sistem manajemen keselamatan yang mencakup fungsi yang dipersyaratkan meliputi:
a. kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan;
b. tanggung jawab dan wewenang perusahaan;
c. personil darat yang ditunjuk (Designated Persons Ashore/ DPA);
d. tanggung jawab dan wewenang Nakhoda;
e. sumber daya dan personil;
f. pengoperasian kapal;
g. kesiapan keadaan darurat;
h. pelaporan dan analisa atas ketidaksesuaian, kecelakaan, dan kejadian berbahaya;
perawatan kapal dan perlengkapannya;
i. dokumentasi; dan audit, tinjauan ulang, dan evaluasi perusahaan.
Safety Of Life At Sea 1974 (SOLAS)
SOLAS 1974 Yaitu salah satu konvensi internasional yang berisikan persyaratan-persyaratan kapal dalam rangka
menjaga keselamatan jiwa di laut untuk menghindari atau memperkecil terjadinya kecelakaan di laut yang meliputi
kapal, crew dan muatannya. Untuk dapat menjamin kapal beroperasi dengan aman harus memenuhi ketentuan-
ketentuan di atas khususnya konvensi internasional tentang SOLAS 1974 pada Chapter I s/d V, yang mencakup
tentang :
1. Konstruksi kapal yang berhubungan dengan struktur, subdivisi dan stabilitas, instalasi permesinan dan instalasi
listrik di kapal .
2. Konstruksi kapal yang berhubungan dengan kebakaran baik mengenai perlindungan kebakaran, alat penemu
kebakaran dan alat pemadam kebakaran.
3. Pengaturan dan penggunaan alat keselamatan jiwa.
4. Perlengkapan alat komunikasi radio.
5. Alat-alat navigasi.
Dalam penerapan diatas maka dalam implementasinya perlu dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku yaitu
sertifikat keselamatan kapal penumpang yang mencakup persyaratan-persyaratan pada chapter II-1, II-2, III, IV & V.
DAFTAR
PUSTAKA
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran-peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 104 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan
Suharjo, B., & Suharyo, O. S. (2014). Penilaian Risiko Kecelakaan Kapal Berlayar Di Alur
Pelayaran Timur Surabaya Dengan Metode Formal Safety Assessment (Fsa). Journal Asro-
sttal-international Journal, 2, 1-14.
Vania, B. (2020). Perancangan Interior Kapal Pesiar Royal Caribbean Ms. Voyager Of The
Seas (Doctoral Dissertation, Universitas Pelita Harapan)
DAFTAR
PUSTAKA
● Jakarta, 30 November 2016, DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN -
KNKT TAHUN 2010-
2016,http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_home/Media_Release/Media%20Release
%20KNKT%202016/Media%20Release%202016%20-%20IK%20Pelayaran
%2020161130.pdf diakses pada tanggal 19 Februari 2021
https://biz.kompas.com/read/2020/02/13/203839428/ini-5-alasan-wisata-kapal-pesiar-makin-
diminati#:~:text=Luasnya%20kapal%20dan%20segudang%20fasilitas,selama%20apapun
%20perjalanan%20yang%20ditempuh.&text=Liburan%20di%20kapal%20pesiar
%20memungkinkan,dalam%20kurun%20wisata%20yang%20sama- diakses pada tanggal
19 Februari 2021