Anda di halaman 1dari 42

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KANTOR KESYAHBANDARAN UTAMA TANJUNG PERAK SURABAYA

Dasar Hukum Bidang SHSK


(Status Hukum dan Sertifikasi Kapal)
UU No. 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran
Pemeriksaan dan Penyimpanan Surat,
Dokumen, dan Warta Kapal
Urutan pemeriksaan dokumen dan Warta Kapal (UU no.17 Tahun 2008,
Bab XI, Pasal 213) :
• Pemilik, Operator Kapal, atau Nahkoda wajib memberitahukan
kedatangannya di Pelabuhan kepada Syahbandar.
• Kemudian wajib menyerahkan surat, dokumen , dan warta kepada
Syahbandar untuk di periksa
• Setelah diperiksa dokumen dan warta kapal disimpan oleh Syahbandar
untuk diserahkan kembali bersama surat persetujuan berlayar
3/42
Surat Persetujuan Berlayar
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008, Bab XI, Pasal 219 :
• Setiap kapal yang berlayar wajib memiliki Surat Persetujuan Berlayar
yang dikeluarkan oleh Syahbandar.
• Surat Persetujuan Berlayar tidak berlaku apabila kapal dalam waktu 24
(dua puluh empat) jam, setelah persetujuan berlayar diberikan, kapal
tidak bertolak dari pelabuhan.
• Syahbandar dapat menunda keberangkatan kapal untuk berlayar
karena tidak memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal atau
pertimbangan cuaca.

4/42
Status Hukum Kapal

Dalam UU no.17 Tahun 2008, Pasal 154, status hukum kapal dapat
ditentukan setelah melalui proses :
• pengukuran kapal;
• pendaftaran kapal; dan
• penetapan kebangsaan kapal.

5/42
Pengukuran Kapal
Dalam UU no.17 Tahun 2008, Pasal 155, setiap kapal sebelum dioperasikan wajib dilakukan
pengukuran, Adapun metode pengukurannya yaitu :
• pengukuran dalam negeri untuk kapal yang berukuran panjang kurang dari 24 (dua puluh
empat) meter;
• pengukuran internasional untuk kapal yang berukuran panjang 24 (dua puluh empat) meter
atau lebih; dan
• pengukuran khusus untuk kapal yang akan melalui terusan tertentu.
Berdasarkan pengukuran tersebut diterbitkan Surat Ukur untuk kapal dengan ukuran tonase
kotor sekurang-kurangnya GT 7 (tujuh) Gross Tonnage). Surat Ukur sebagaimana dimaksud
diterbitkan oleh Menteri dan dapat dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk.
6/42
Pendaftaran Kapal
Dalam UU no.17 Tahun 2008, pasal 158, kapal yang telah diukur dan mendapat Surat Ukur dapat didaftarkan
di Indonesia oleh pemilik kepada Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal yang ditetapkan oleh
Menteri.
Kapal yang dapat didaftar di Indonesia yaitu:
• kapal dengan ukuran tonase kotor sekurang-kurangnya GT 7 (tujuh Gross Tonnage);
• kapal milik warga negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia; dan
• kapal milik badan hukum Indonesia yang merupakan usaha patungan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
warga negara Indonesia.
Pendaftaran kapal dilakukan dengan pembuatan akta pendaftaran dan dicatat dalam daftar kapal Indonesia.
Sebagai bukti kapal telah terdaftar, kepada pemilik diberikan grosse akta pendaftaran kapal yang berfungsi pula
sebagai bukti hak milik atas kapal yang telah didaftar dan pada kapal yang telah didaftar wajib dipasang Tanda
Pendaftaran.
7/42
Penetapan Kebangsaan Kapal
Dalam UU no.17 Tahun 2008, Pasal 163, kapal yang didaftar di Indonesia dan berlayar
di laut diberikan Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia oleh Menteri.
Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia diberikan dalam bentuk :
• Surat Laut untuk kapal berukuran GT 175 (seratus tujuh puluh lima Gross Tonnage)
atau lebih;
• Pas Besar untuk kapal berukuran GT 7 (tujuh Gross Tonnage) sampai dengan ukuran
kurang dari GT 175 (seratus tujuh puluh lima Gross Tonnage); atau
• Pas Kecil untuk kapal berukuran kurang dari GT 7 (tujuh Gross Tonnage).
Kapal yang hanya berlayar di perairan sungai dan danau diberikan pas sungai dan danau.
8/42
PM No. 34 Tahun 2012
Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesyahbandaran Utama
Fungsi Ktr. Kesyahbandaran Utama
a. Pelaksanaan pengawasan dan pemenuhan kelaiklautan kapal, keselamatan, keamanan dan ketertiban di
pelabuhan serta penerbitan surat persetujuan berlayar;
b. Pelaksanaan pengawasan tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan dan alur pelayaran;
c. Pelaksanaan pengawasan kegiatan alih muat di perairan pelabuhan, kegiatan salvage dan pekerjaan bawah air,
pemanduan dan penundaan kapal;
d. Pelaksanaan pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran terkait dengan kegiatan bongkar muat barang
berbahaya, barang khusus, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), pengisian bahan bakar, ketertiban
embarkasi dan debarkasi penumpang, pembangunan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi;
e. Pelaksanaan bantuan pencarian dan penyelamatan (search and rescue/ SAR), pengendalian dan koordinasi
penanggulangan pencemaran dan pemadaman kebakaran di pelabuhan serta pengawasan pelaksanaan perlindungan
lingkungan maritim;
f. Pelaksanaan pemeriksaan kecelakaan kapal
g. Penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
h. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan yang terkait dengan pelaksanaan pengawasan dan
penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran; dan
i. Pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, hukum dan hubungan masyarakat.
10/42
Organisasi Ktr. Kesyahbandaran Utama
Bagian Tata Usaha
Bertugas melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian dan umum, hukum dan hubungan masyarakat
serta pelaporan di lingkungan Kantor Kesyahbandaran Utama.

Bagian SHSK
Bertugas melaksanakan pemeriksaan, pengujian, dan sertifikasi keselamatan kapal, pencegahan pencemaran dari kapal
dan manajemen keselamatan kapal, serta penetapan status hukum kapal.

Bagian Keselamatan Berlayar

Bertugas melaksanakan pengawasan tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan dan alur pelayaran, pemanduan dan
penundaan kapal, serta penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.

Bidang Penjagaan, Patroli dan Penyidikan

Bertugas melaksanakan pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran terkait dengan pengisian bahan bakar,
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), ketertiban penumpang,, salvage dan pekerjaan bawah air, pelaksanaan
bantuan pencarian dan penyelamatan (Search And Rescue/SAR), dll.
11/42
Fungsi Bidang Status Hukum dan
Sertifikasi Kapal
A. Pelaksanaan pengukuran, pendaftaran, balik nama dan hipotik kapal serta
penyiapan penetapan surat tanda kebangsaan;
B. Pelaksanaan penilikan rancang bangun, pengawasan pembangunan dan
perombakan serta dock kapal;
C. Pelaksanaan pemeriksaan nautis, teknis, radio dan elektronika serta
perlengkapan kapal;
D. Pelaksanaan perhitungan dan pengujian stabilitas kapal dan percobaan berlayar;
E. Pelaksanaan pemeriksaan peralatan pencegahan pencemaran dan pembersihan
tangki serta verifikasi manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari
kapal; dan
F. Penyiapan bahan penerbitan sertifikasi keselamatan, pencegahan pencemaran
dari kapal dan manajemen keselamatan kapal.
12/42
Organisasi Bidang Status Hukum dan
Sertifikasi Kapal
Seksi Status Hukum Kapal
Bertugas melakukan penyiapan bahan pengukuran, pendaftaran, balik nama, hipotek dan surat tanda kebangsaan,
penggantian bendera kapal serta pemasangan tanda selar.

Seksi Sertifikasi Keselamatan Kapal


Bertugas melakukan pemeriksaan, penilikan rancang bangun kapal, pengawasan pembangunan, perombakan dan
docking kapal, pemeriksaan dan pengujian nautis, teknis, radio, elektronika kapal, penghitungan dan pengujian
stabilitas kapal, percobaan berlayar serta penyiapan bahan penerbitan sertifikat keselamatan kapal

Seksi Sertifikasi Pencegahan Pencemaran dan


Manajemen Keselamatan Kapal

Bertugas melakukan pemeriksaan, pengujian peralatan, verifikasi, penyiapan bahan penerbitan sertifikat
manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, pembersihan tangki serta perlindungan ganti
rugi pencemaran.
13/42
PM No. 100 Tahun 2014
Tentang Tata Jabatan
Peta Jabatan Kantor Kesyahbandaran Utama
Kepala Bidang Status Hukum
dan Sertifikasi Kapal

Kepala Seksi Kepala Seksi


Status Hukum Kapal Sertifikasi Keselamatan Kapal

Kepala Seksi Sertifikasi


Pencegahan Pencemaran &
Manajemen Keselamatan Kapal

15/42
Uraian Jenis Kegiatan
Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal
Lampiran C.1.r
Satuan
Uraian Jenis Kegiatan
Hasil Kerja
Melaksanakan pengukuran, pendaftaran, balik nama dan hipotik kapal serta penyiapan penetapan
surat tanda kebangsaan
Laporan
Melaksanakan penilikan rancang bangun, pengawasan pembangunan dan perombakan serta dock
kapal
Laporan
Melaksanakan pemeriksaan nautis, teknis, radio dan elektronika serta perlengkapan kapal Laporan
Melaksanakan perhitungan dan pengujian stabilitas kapal dan percobaan berlayar Laporan
Melaksanakan pemeriksaan peralatan pencegahan pencemaran dan pembersihan tangki serta
verifikasi manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal
Laporan
Menyiapkan bahan penerbitan sertifikasi, keselamatan, pencegahan pencemaran dari kapal dan
manajemen keselamatan kapal
Bahan

16/42
Uraian Jenis Kegiatan
Kepala Seksi Status Hukum Kapal
Lampiran C.1.s
Satuan Hasil
Uraian Jenis Kegiatan
Kerja
Melaksanakan disposisi Kepala Bidang terhadap permohonan pengguna jasa Berkas
Melaksanakan penggantian bendera kapal Berkas
Melaksanakan penerbitan Surat Ukur Kapal Berkas
Melaksanakan penerbitan Pas Besar, Pas Besar Sementara dan Surat Laut Sementara Berkas
Melaksanakan penerbitan Grosse Akta Pendaftaran dan Balik Nama Kapal Berkas
Melaksanakan penerbitan Grosse Akta Hipotek Kapal Berkas
Melaksanakan Roya Hipotek Kapal Berkas
Melaksanakan Halaman Tambahan pada Akta Pendaftaran dan Balik Nama Kapal Berkas
Melaksanakan Penghapusan Kapal dari Daftar Kapal Indonesia Berkas
Melaksanakan pemberian Status Hukum Kapal Berkas
Melaksanakan pengesahan Nahkoda Kapal Berkas
Melaksanakan pelaporan Seksi Status Hukum Kapal Berkas
17/42
Uraian Jenis Kegiatan

•Lampiran C.1.t
Ahli Ukur Kapal bertugas melaksanakan prosedur berhubungan dengan penerbitan Surat Ukur
Kapal, dll.
d

•Lampiran C.1.u
Pemroses Data Status Hukum Kapal bertugas meneliti dan memproses Dokumen Permohonan Pas
Besar, Surat Laut, ganti Bendera, Penghapusan Kapal, dll.
d

•Lampiran C.1.v
Petugas Pendaftaran dan Balik Nama Kapal bertugas membuat, memeriksa dokumen pendaftaran
dan balik nama kapal, membuat Daftar Induk Pendaftaran Kapal serta catatan di dalamnya, dll.
d

•Lampiran C.1.w
Penyusun Hipotek Kapal bertugas memeriksa, menyusun, meneliti berkas permohonan, Minut dan
Grosse Akta, dll.

18/42
Uraian Jenis Kegiatan

•Lampiran C.1.x
Pemroses Data Pengukuran Hukum Kapal bertugas sebagai asisten ahli ukur kapal, mempersiapkan
dokumen ukur dan menginput data ukur kapal, dll.
d

•Lampiran C.1.y
Pengelola Data dan Laporan bertugas mengendalikan Peralatan Objek Kerja, melaporkan hasil
pelaksanaan tugas sebagai LPJ, dll.
d

•Lampiran C.1.z
Pengadministrasi Umum bertugas menerima, mengagendakan, dan mendistribusikan Surat
Permohonan, dll.

19/42
PM No. 39 Tahun 2017
Tentang
Pendaftaran Kebangsaan Kapal
Penentuan Status Hukum Kapal
SURAT UKUR
GT. ≥ 7
Panjang (P)
Lembar (L)
PENGUKURAN Dalam (D)
KAPAL Tonase Kotor (GT)
Tonase Bersih (NT)

KAPAL INDONESIA
 Bendera Indonesia
GROSSE AKTE  Berlaku Hukum Indonesia
PENDAFTARAN GT. ≥ 7  Dibedakan satu dengan yang lain
KAPAL berdasarkan :
Nama Pemilik Pemilik - Nama Kapal
Identitas Pemilik - Tanda Panggilan
Alamat Pemilik - Ukuran dan Tonase Kapal
- Pemilik

PEMBERIAN SURAT TANDA Surat Laut GT. ≥ 175


KEBANGSAAN KAPAL Pas Besar GT. 7 s/d GT. < 175
Pas Kecil GT. < 7
- Identitas Kapal
- Pemilik
- Kebangsaan Kapal
21/42
Pendaftaran Kapal
I. RUANG LINGKUP (PASAL 2 AYAT 1)
1. Pendaftaran hak milik atas kapal
2. Pembebanan hipotek atas kapal
3. Pencatatan hak kebendaan lainnya atas kapal

II. TUJUAN
1. Mewujudkan hubungan yang sungguh-sungguh (genuine link)
antara kapal dengan negara bendera agar dapat memperoleh Surat
Tanda Kebangsaan Kapal
2. Memberikan identitas yang jelas (fisik dan pemilik) kepada kapal
3. Mencatat dan mengikuti terus menerus beban-beban, hak-hak
tanggungan dan sebagainya yang melekat pada kapal.
4. Mencatat dan mengikuti terus menerus setiap perubahan yang
terjadi atas kapal (nama, mesin atau badan kapal).
5. Agar dapat dijadikan jaminan utang (hipotek kapal).

22/42
Akibat Pendaftaran Kapal
1. Hanya kapal yang telah didaftarkan saja yang dapat memperoleh hak untuk
mengibarkan bendera kebangsaan (Maritime Flage) dari negara pendaftar sebagai
bendera kebangsaan kapal.
2. Kapal yang telah didaftarkan dapat diberi surat tanda kebangsaan kapal
sebagai legalitas untuk mengibarkan bendera kebangsaan kapal.
3. Kapal berhak mendapatkan perlindungan hukum dari negara tempat kapal didaftar
(Flag State).
4. Negara bendera wajib melaksanakan yurisdiksi dan pengawasan yang efektif
terhadap kapal yang mengibarkan benderanya sebagai bendera kebangsaan,
melalui peraturan perundang-undangan nasional dibidang administratif, teknis dan
sosial.
5. Timbul hubungan hukum antara negara dengan kapal yang ditunjukan melalui
bendera kapal dan surat tanda kebangsaan kapal.
6. Kapal yang telah didaftarkan diperlakukan sebagai benda tidak bergerak.

23/42
Pendaftaran Kapal
ASPEK-ASPEK PENDAFTARAN KAPAL
1. Aspek Perdata
a. Pendafratan Hak milik atas kapal
b. Pembebanan Hipotek , dan
c. Hak kebendaan lainnya atas kapal.

2. Aspek Publik
d. Dapat memperoleh Surat Tanda Kebangsaan Kapal
e. Kewajiban memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal

TEMPAT PENDAFTARAN KAPAL


1. Pelabuhan tempat pendaftan kapal terdapat 51 pelabuhan
yang berada pada lampiran I PM NO 39 TAHUN 2017.
2. Pemilik bebas memilih salah satu dari tempat yang telah
ditetapkan untuk mendaftarkan hak milik atas kapalnya.

24/42
Pelabuhan Tempat
Pendaftaran Kapal

25/42
Kebangsaan Kapal
IDENTITAS KAPAL

1. Bendera kebangsaan yang dikibarkan di buritan kapal.


2. Nama Kapal
a. Dicantumkan pada bagian luar dinding buritan dan kedua sisi
bagian luar lambung dihaluan kapal.
b. Dilarang menggunakan nama yang sama dengan kapal lain.
c. Dapat terdiri dari rangkaian huruf dan angka tetapi tidak boleh
diawali dengan angka.
d. Menggunakan huruf kapital
e. Penggunaan atau penggantian nama kapal harus atas persetujuan
Dirjen Hubla Cq. Dirkapel.
f. Pencantuman nama kapal yang baru (dalam surat/sertifikat
kapal) harus diikuti dengan nama kapal sebelumnya yang terakhir.

26/42
Kebangsaan Kapal
3. Nama tempat / Pelabuhan pendaftaran kapal dicamtumkan pada bagian luar dinding buritan
dibawah nama kapal.
4. Nomor IMO.
a. Kapal penumpang berukuran Tonase Kotor (GT) 100 atau lebih dan kapal barang
berukuran Tonase Kotor (GT) 300 atau lebih yang melakukan pelayaran
internasional harus mencantumkan identitas berupa nomor Internasional Maritime
Organisation (IMO Number) secara permanen dan dicat menggunakan warna yang kontras
pada tempat yang mudah dilihat.
b. Nomor IMO diberikan oleh Sekretariat Jenderal IMO.
c. Nomor tidak berubah walaupun terjadi penggantian nama kapal, pemilik /atau
kebangsaan kapal.

27/42
Kebangsaan Kapal
TANDA PANGGILAN (CALL SIGN)

1. Setiap kapal yang dilengkapi dengan perangkat komunikasi radio harus mempunyai
tanda panggilan (call sign).

2. Tanda panggilan (call sign) ditetapkan oleh Dirjen Hubla Cq. Dirkapel berdasarkan
alokasi yang diberikan untuk Indonesia oleh ITU dalam peraturan radio internasional
(International Radio Regulation).

3. Tanda panggilan (call sign) kapal berukuran Tonase Kotor (GT) 300 atau lebih terdiri
dari rangkaian 4 (empat ) huruf.

4. Tanda panggilan (call sign) kapal berukuran Tonase Kotor (GT) kurang dari 300 terdiri
dari rangkaian 2 (dua) atau 3 (tiga) huruf diikuti 4 (empat) angka.

28/42
Kebangsaan Kapal
SURAT TANDA KEBANGSAAN KAPAL (STKK)

1. Negara bendera harus memberikan kepada kapal dokumen yang memberikan hak untuk
mengibarkan bendera negaranya sebagai bendera kebangsaan kapal.

2. Kapal yang telah didaftarkan di Indonesia dapat diberikan Surat Tanda Kebangsaan
Kapal Indonesia.

3. Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia merupakan dokumen yang memberikan hak
kepada kapal untuk mengibarkan bendera Indonesia sebagai bendara kebangsaan kapal.

4. Surat tanda kebangsaan kapal Indonesia terdiri dari :


a. Surat Laut untuk kapal berukuran GT 175 atau lebih.
b. Pas Besar untuk kapal berukuran GT 7 sampai dengan GT 174.
c. Pas Kecil untuk kapal berukuran GT kurang dari 7.

29/42
Kebangsaan Kapal
PEJABAT YANG BERWENANG
1. Surat laut diterbitkan oleh Dirjen Hubla Cq. Dirkapel.
2. Pas Tahunan diterbitkan oleh Syahbandar yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
3. Pas Kecil diterbitkan oleh :
a. Syahbandar di pelabuhan tempat kapal berada yang telah memiliki kode Pas Kecil.
b. Pemerintah Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan perundang-undangan.

DOKUMEN YANG DISYARATKAN


1. Surat Laut dan Pas Tahunan
a. Surat Ukur.
b. Grosse Akta Pendaftaran/Baliknama
c. Relaas
2. Pas Kecil
a. Surat keterangan mengenai data ukuran kapal
b. Bukti kepemilikan kapal
c. Identitas Pemilik kapal.

30/42
Kebangsaan Kapal
TATA CARA
1. Surat Laut.
Pemilik kapal mengajukan permohonan kepada Dirjen Hubla Cq. Dirkapel dengan melampirkan :
a.Surat Ukur.
b.Grosse Akta Pendaftaran/Baliknama
c.Relaas
2. Pas Tahunan
Pemilik kapal mengajukan permohonan kepada Syahbandar ditempat kapal berada pada salah satu
pelabuhan yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan dengan melampirkan :
a.Surat Ukur.
b.Grosse Akta Pendaftaran/Baliknama
c.Relaas
3. Pas Kecil
Pemilik kapal mengajukan permohonan kepada Syahbandar ditempat kapal berada pada salah satu
pelabuhan yang telah memilki kode Pas Kecil dengan melampirkan:
a.Surat keterangan mengenai data ukuran kapal
b.Bukti kepemilikan kapal
c.Identitas Pemilik kapal.

31/42
Kebangsaan Kapal
REGISTRASI SURAT TANDA KEBANGSAAN KAPAL

1. Surat Laut
a. Penerbitan Surat Laut harus dicatat dalam buku register Surat Laut.
b. Surat Laut beri nomor urut, nomor halaman dan nomor buku register Surat Laut.
2. Pas Tahunan
a. Penerbitan Pas Tahunan harus dicatat dalam buku register Pas Tahunan dan
dilaporkan kepada Dirjen Hubla pada setiap akhir bulan untuk catat dalam buku
register Pas Tahunan Pusat.
b. Pas Tahunan diberi nomor urut, nomor halaman dan nomor buku register Pas
Tahunan.
3. Pas Kecil
a. Penerbitan Pas Kecil harus dicatat dalam buku register Pas Kecil dan dilaporkan
kepada Dirjen Hubla pada setiap akhir bulan untuk dicatat dalam buku register Pas
Kecil Pusat.
b. Pas Kecil diberi nomor urut, nomor halaman dan nomor buku register Pas Kecil.

32/42
PM No. 45 Tahun 2021
Tentang
Pengukuran Kapal
Pengertian umum
Tujuan dari pengukuran kapal
menentukan ukuran dan tonase kapal berdasarkan cara pengukuran yang berlaku untuk penertiban
surat ukur. Yang dimaksud dengan ukuran kapal (panjang, lebar, dan luas), dana Tonase kapal adalah
berupa tonase kotor (GT) dan tonase bersih (NT)
Ukuran dan tonase kapal
Identitas kapal yang berkaitan dengan ketentuan" tentang pendaftaran, kebangsaan, dan kelaiklautan
kapal serta perhitungan biaya" pelabuhan.
Daftar ukur
formulir yang dipergunakan untuk menghitung Tonase Kapal, disusun dan ditandatangi oleh staf
ahli ukur kapal atau asisten ahli ukur kapal
Surat ukur
salah satu dari surat" kapal yang harus ada di kapal apabila kapal akan belayar
Tanda selar
rangkaian angka dan huruf yang menunjukan tonase kotor(GT) kapal, no. Surat ukur serta kode
pengukuran dari pelabuhan yang menerbitkan surat ukur kapal tersebut. Pemasangan tanda selar dilakukan
dengan cara pengelasan, dicat, dipahat, dan lain sebagainya.

34/42
Cara Pengukuran Kapal
Cara pengukuran dalam Negeri
Metode pengukuran dalam negeri dilakukan untuk pengukuran Kapal dan penentuan
Tonase Kapal yang berukuran panjang kurang dari 24 m (dua puluh empat meter).
Cara pengukuran Internasional
Metode pengukuran internasional dilakukan untuk pengukuran Kapal dan penentuan
Tonase Kapal yang berukuran panjang 24 m (dua puluh empat meter) atau lebih.
Cara pengukuran Khusus
Metode pengukuran khusus dilakukan untuk pengukuran Kapal dan penentuan Tonase
Kapal yang akan melewati terusan tertentu.

35/42
Permohonan Pengukuran Kapal
• Permohonan pengukuran kapal diajukan oleh pemilik kapal atai yang dikuasakan kepada
direktur jenderal atau kepala unit pelaksanaan teknis direktorat jenderal ditempat kapal berada

• Permohonan pengukuran kapal dapat diajukan untuk dilakukan pengukuran kapal apabila
pembangunan kapal secara fisik paling sedikit telah mencapaitahap penyelesaian bangunan
lambung, geladakutama, dan seluruh bangunan atas

36/42
Tonase Kotor (Gross Tonnage/GT)
Tonase Kotor (Gross Tonnage/GT) adalah volumesemua ruangan yang terletak dibawah geladak
Kapal ditambah dengan volume ruangan-ruangan tertutup yang terletak di atas geladak (bangunan
atas / superstructure) yang merupakan angka bulat tanpa satuan bilangan yang ditentukan
berdasarkan Konvensi Pengukuran Kapal 1969 (International Convention on Tonnage
Measurement of Ship 1969)

37/42
Tonase Bersih (Net Tonnage/NT)
Tonase Bersih (Net Tonnage/N1) adalah volume ruang yang bermanfaat dari suatu Kapal yang
merupakan angka bulat tanpa satuan bilangan yang ditentukan berdasarkan Konvensi Pengukuran
Kapal 1969 (International Convention on TonnageMeasurement of Ship 1969) dan bukan sebagai
alat ukur yang dapat menunjukan jumlah, berat, kapasitas, maupun volume muatan.

38/42
Volume Ruangan Di Bawah Geladak
Volume ruangan di bawah geladak ukur dihitung sebagai berikut:
• panjang geladak ukur dibagi 4 (empat) bagian;
• panjang geladak ukur dibagi 6 (enam) bagian;
• panjang geladak ukur dibagi 8 (delapan) bagian;
• panjang geladak ukur dibagi 10 (sepuluh) bagian atau lebih; Ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam huruf g angka 3) berlaku untuk panjang geladak ukur yang dibagi 10 bagian atau lebih
dengan mengganti nomor penampang bagian akhir sesuai jumlah pembagian geladak.

Catatan

39/42
Volume Ruangan Bangunan Atas
Volume ruangan bangunan dihitung sebagai berikut:
• Panjang ruangan dibagi 3 bagian;
• Panjang ruangan dibagi 5 bagian;
• Panjang ruangan dibagi 7 bagian;

Catatan

40/42
Ukuran Huruf dan
Angka Untuk Tanda Selar
Tonase Kotor kurang dari Tonase Kotor lebih dari
175 GT 175 GT
1. tinggi angka 65 mm (enam 1. tinggi angka 100 mm (seratus
puluh lima mili meter) dan lebar mili meter) dan lebar 50 mm
40 mm (empat puluh mili (lima puluh mili meter);
meter);
2. tinggi huruf besar 100 mm
2. tinggi huruf besar 65 mm (enam (seratus mili meter) dan lebar
puluh lima mili meter) dan lebar 80 mm (delapan puluh mili
50 mm (lima puluh mili meter); meter);
3. tinggi huruf kecil 50 mm (lima 3. tinggi huruf kecil 75 mm (tujuh
puluh mili meter) dan lebar 42 puluh lima mili meter) dan
mm (tiga puluh lima mili lebar 50 mm (lima puluh mili
meter); dan meter); dan
4. tebal huruf dan angka 12 mm
4. tebal huruf dan angka 20 mm
(dua belas mili meter); atau
(dua puluh mili meter).
41/42
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai