Anda di halaman 1dari 17

KETENTUAN UMUM

Kapal Perikanan
adalah kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang
dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan termasuk
melakukan survei dan eksplorasi perikanan
Kelaiklautan kapal perikanan
adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari
kapal, pengawakan, pemuatan, kesehatan dan
kesejahteraan awak kapal, serta penumpang atau status
hukum kapal untuk berlayar diperairan tertentu
Laik tangkap
adalah kesesuaian hubungan antara ukuran kapal, mesin,
alat tangkap, alat bantu penangkapan, jalur penangkapan,
dan kecakapan pekerja (ABK) di atas kapal ikan

Sarana Bantu Navigasi pelayaran


adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami
yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu
navigasi dalam menentukan posisi dan / atau haluan kapal
serta memberitahukan bahaya dan / atau rintangan
pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar
Telekomunikasi pelayaran
adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan
tiap jenis tanda, gambar, suara, dan informasi dalam bentuk
apapun melalui sistim kawat, optik, radio atau sistim
elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran
yang merupakan bagian dari keselamatan pelayaran

Awak kapal
adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal
oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di
atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam
buku sifat kapal
Nakhoda kapal
adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi
pimpinan umum diatas kapal dan mempunyai wewenang
dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Anak Buah Kapal
adalah awak kapal selain nakhoda atau pemimpin kapal
Kapal penangkap ikan
adalah kapal yang secara khusus digunakan untuk
menangkap ikan, termasuk menampung, menyimpan,
mendinginkan, atau mengawetkan
Alat penangkap ikan
adalah sarana dan perlengkapan atau benda – benda
lainnya yang digunakan untuk menangkap ikan
Kapal pengangkut ikan
adalah kapal yang secara khusus digunakan untuk
mengangkut ikan, termasuk memuat, menampung,
menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkan
Wilayah Pengelolaan perikanan
adalah perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia
Izin Usaha Perikanan ( IUP )
adalah izin tertulis yang harus dimiliki perusahaan perikanan
untuk melakukan usaha perikanan dengan menggunakan
sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut

Surat Penangkapan Ikan ( SPI )


adalah surat yang harus dimiliki setiap kapal perikanan
untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari IUP
Fishing Master
adalah salah seorang ahli penangkapan ikan yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab didalam
menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan
Rumpon
adalah alat Bantu penangkapan ikan yang dipasang dan
ditempatkan pada perairan laut yang berfungsi sebagai alat
pengumpul ikan
LANDASAN HUKUM
A. PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
NASIONAL
1. Undang Undang No. 9 Tahun 1985 tentang
perikanan
2. Undang Undang No. 21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran
3. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan
4. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang
Perkapalan
5. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 41 Tahun
1990 tentang Pengukuran Kapal-Kapal Indonesia
6. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 46
tentang Sertifikasi Kelaiklautan Kapal Penangkap
Ikan
7. Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 51 tahun
1997 tentang pemasangan dan pemanfaatan
rumpon.
8. Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
392/Kpts/IK.120/4/99 tentang jalur-jalur
penangkapan ikan
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 10
Tahun 2003 tentang Perizinan Usaha Perikanan
B. PERATURAN INTERNATIONAL

1. United Nations Convention of The Law on the Sea


(UNCLOS) 1982 tentang Konvensi Hukum Laut
Internasional
2. Safety of Life at Sea Convention (SOLAS) 1974/
1978 tentang Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut
3. Marine Pollution Convention (MARPOL) 1974/ 1978
tentang Konvensi Pencemaran Laut
4. Collision Regulation Convention (CORLEG) 1972
tentang Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut
5. Teremolinos Convention tentang Konvensi Khusus
bagi Kapal-Kapal Penangkap Ikan
6. Standard Training Certification and Watchkeeping
for Seafarer’s (SCTW) 1978/1995 tentang Standard
Pelatihan, Pemberian Sertifikat dan Dinas Jaga bagi
para Pelaut
7. Tonnage Measurement Ship Convention 1969
Konvensi Pengukuran Kapal Internasional
8. Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF)
tentang Tata laksana Perikanan yang Bertanggung
jawab
BAB IV
KELAYAKAN KAPAL PERIKANAN
YANG BERTANGGUNG JAWAB

I. LAIK LAUT
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor :
KM 46 tahun 1996 menetapkan bahwa setiap kapal penangkap
ikan yang akan berlayar harus memenuhi persyaratan Laik
Laut kapal penangkap ikan.
(1) Surat Tanda Kebangsaan
• Surat Laut diterbitkan untuk kapal yang berukuran
500 M3 atau senilai dengan ukuran 175 GT isi kotor
atau lebih ;
• Pas Tahunan diterbitkan untuk kapal yang
berukuran sekurang-kurangnya 20 M3 atau bobot 7
GT sampai dengan 174 GT;
• Pas kecil untuk kapal yang berukuran lebih kecil dari
7 GT.
(2) Kelaikan Kapal Penangkap Ikan
a) Kapal dengan ukuran < 150 GT atau (< 425 M3)
harus dilengkapi dengan:
 Sekurangnya 1 (satu) buah jangkar haluan dan 1
(satu) buah jangkar arus dengan rantai atau sesuai
ketentuan minimal ;
• Sekurangnya satu tali dan dua tali tambat, yang panjang
dan ukurannya sesuai dengan peraturan ;
• Satu lampu puncak merah dan dibawahnya satu lampu
puncak hijau yang dapat terlihat dengan baik minimal 5
Mil laut ;
• Satu lampu lambung merah dan satu lampu lambung
hijau ;
• Satu lampu buritan putih ;
• Satu lampu jangkar putih ;
• Kapal yang panjangnya <12 meter , lampu lambung
merah dan hijau yang ditentukan dapat diganti dengan
satu lampu gabungan yang ditempatkan diatas dekat
puncak tiang ;
• Kapal yang panjangnya < 7 meter, jika memungkinkan
dilengkapi dengan lampu-lampu navigasi ;
• Sebuah kerucut warna hitam berukuran garis tengah
alas satu kaki yang ditempatkan di haluan dengan
puncaknya kebawah, apabila kapal berlayar
menggunakan pesawat penggerak bantu ;
• Sekurangnya dua pompa tangan masing-masing untuk
palka dan kamar mesin yang dipasang secara tetap dan
beberapa lainnya untuk menguras air ;

• Tanda isyarat meliputi :


• ü      Satu terompet isyarat
• ü      Alat bunyi-bunyian lainnya
• Satu pedoman kemudi dan peta laut ;
• Satu perum tangan dengan panjang tali sekurang-
kurangnya 25 meter ;
• Dua bola-bola hitam ;
• Sebuah teropong jauh ;
• Bendera Republik Indonesia ;
• Bendera isyarat ;
• Alat Pemadam Kebakaran sekurangnya 2(dua) @ 9
liter jenis busa ;
• Alat pelampung penolong berwarna jingga:
pelampung bulat, live jaket, live craf / sampan
penyelamat ;
• Alat komunikasi radio yang siap digunakan dalam
keadaan bahaya ;
• Perlengkapan kesehatan : Alat Balut, Obat luar
untuk luka ringan dan luka bakar, obat tetes mata,
obat batuk , obat demam, demam Infulensa dll.

b. Kapal dengan ukuran bobot kotor 150 GT – 304 GT atau


425 – 850 M3, harus memenuhi ketentuan sbb :
1) Perlengkapan Navigasi :
• Kompas
• Alat baring
• Buku Kepanduan Bahari sesuai dengan daerah
pelayaran
• Daftar Suara Indonesia
• Katalog dan peta-peta laut sesuai dengan daerah
pelayaran
2) Alat – Alat Penolong :
• Rakit penolong (inflatable life craf) dengan kapasitas
seluruh ABK ;
• Untuk kapal dengan isi s/d kurang dari 650 M3, dapat
dipakai rakit jenis lain ;
• 1 (satu) sekoci kerja beserta dayungnya dengan
kapasitas sekurang-kurangnya untuk 4 orang.
3) Alat Isyarat Bahaya :
• 2 (dua) buah cerawat payung
• 4 (empat) buah cerawat merah
• 2 (dua) buah isyarat asap apung

4) Alat Komunikasi :
Peraturan kapal Indonesia mensyaratkan bahwa setiap
kapal harus memiliki stasion radio telekomunikasi yang
memenuhi syarat sesuai dengan instruksi Menteri
Perhubungan No.IM.18/AL.450 Phb-82 tanggal 16
Desember 1982 dan SK Direktur Jenderal Perhubungan
Laut No 44 tahun 1983 dengan jarak capai sekurang-
kurangnya 100 Mil bagi kapal-kapal berukuran 100 M3 –
850 M3.
(3) Pengawakan Kapal Penangkap Ikan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 2000
tentang kepelautan untuk pengawakan kapal penangkap ikan
bahwa setiap kapal penangkap ikan yang akan berlayar harus
diawaki :
a. Seorang Nakhoda dan beberapa perwira kapal yang
memiliki sertifikat keahlian pelaut kapal penangkap ikan
dan sertifikat ketrampilan dasar pelaut sesuai dengan
daerah pelayaran, ukuran kapal dan daya penggerak
kapal.
b. Sejumlah Awak Kapal (ABK) yang memiliki sertifikat
ketrampilan dasar pelaut :
c. Sertifikat Kecakapan Pelaut ( Nautika dan Permesinan )

• Sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan TK.I ;


• Sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan TK II ;
• Sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan TK III ;
• Sertifikat keahlian pelaut teknik permesinan kapal
penangkap ikan ;
• Sertifikat Ahli Mesin Kapal Penangkap Ikan ;
• Sertifikat Ahli Mesin Kapal Penangkap Ikan TK I ;
• Sertifikat Ahli Mesin Kapal Penangkap Ikan TK II ;
• Sertifikat Ahli Mesin Kapal Penangkap Ikan TK III.
d. Ketentuan pengawakan kapal penangkap ikan sesuai
dengan ukuran kapal dan daerah operasinya sebagai
berikut :
• Kapal penangkap ikan dengan bobot 35 GT dan
daerah pelayaran <60Mil : Nakhoda memiliki surat
keterangan kecakapan 60 mil, KKM memiliki surat
keterangan kecakapan 60 mil ;
• Kapal penangkap ikan dengan bobot sampai dengan
88 GT dan daerah pelayaran < 200 Mil laut ;
• Nakhoda memiliki surat keterangan kecakapan 60
Mil Plus ;
• Kapal penangkap ikan dengan bobot 88 GT s/d 353 GT
dengan pelayaran seluruh Indonesia :
Nakhoda: Mualim Perikanan Laut TK II
Mualim I : Mualim Perikanan Laut TK II
KKM : Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut TK II
Masinis II : Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut TK II
• Kapal Penangkap Ikan dengan bobot 88 GT s/d 353 GT
dengan daerah pelayaran seluruh lautan :
Nakhoda : Mualim Perikanan Laut Tingkat I
Mualim I : Mualim Perikanan Laut Tingkat I
Mualim II : Mualim Perikanan Laut Tingkat II
KKM : Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut TK I
Masinis I : Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut TK I
Masinis II : Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut TK II

II. LAIK TANGKAP


Kapal Penangkap ikan harus dilengkapi dengan dokumen laik
tangkap sesuai Kepmen Kelautan dan Perikanan No. 10/
Tahun 2003 mencakup :
1) Ijin Usaha Perikanan (IUP)

Yaitu surat ijin tertulis yang harus dimiliki oleh perusahaan/


perorangan yang akan melakukan usaha penangkapan ikan di
laut dengan menggunakan kapal dengan daerah penangkapan
dan jumlah kapal perikanan yang akan dioperasikan;
2) Surat Penangkapan Ikan (SPI)
• Koordinat daerah penangkapan;
• Alat tangkap ikan yang digunakan sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan Ditjen. Perikanan Tangkap tentang spesifikasi
alat tangkap ikan;
• Pelabuhan Pangkalan;
• Jalur penangkapan ikan yang terlarang;
• Identitas kapal;
• Jumlah dan daftar penempatan ABK.

3) Log Book Perikanan (LBP)


Setiap kapal penangkap ikan yang berlabuh di dermaga
pelabuhan perikanan, Nakhoda atau agen kapal harus melapor
ke syahbandar Perikanan untuk menyerahkan dokumen teknis
kapal. Dokumen teknis kapal tersebut diberikan kembali setelah
kapal tersebut dinyatakan layak operasi dan diberikan Surat Ijin
Berlayar (SIB) oleh Syahbandar Perikanan. Form LBPI seperti
terlampir.
Pemeriksaan dilakukan pada dokumen kapal yang meliputi :
• Dokumen Ijin Usaha Perikanan (IUP);
• Dokumen Surat Ijin Penangkapan Ikan (SPI);
• Dokumen Keselamatan Kapal;
• Dokumen Kelayakan dan Pengawakan Kapal
• Dokumen stabilitas operasional kapal;
• Dokumen kondisi mesin kapal dan alat bantu dll.
4) Lembar Laik Operasional (LLO)
Lembar Laik Operasional adalah Form isian yang harus diisi
oleh petugas pelabuhan perikanan setempat dan petugas
melakukan pengecekan terhadap Log Book Penangkapan
Ikan,apakah dokumen- dokumen serta perlengkapan lainnya
yang tertera dalam Log Book Penangkapan Ikan sesuai dengan
kenyataan yang ada diatas kapal. Lembar Laik Operasional
(LLO) merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk
menyatakan layak tidaknya kapal berlayar. Form LLO
terlampir.
5) Sertifikasi Layak Tangkap Operasinal (SLTO) sesuai RUU
Perikanan
(1) Kapal Perikanan yang baru dibangun dengan persyaratan
sebagai berikut :

a) Kapal yang akan dibangun harus dilengkapi dengan


gambar rancang bangun, minimal terdiri dari 6 gambar
desain :
• Gambar Rencana Garis;
• Gambar Rencana Umum;
• Gambar Rencana Konstruksi memanjang;
• Gambar Rencana Konstruksi melintang;
• Gambar Rencana Konstruksi Linggi Haluan;
• Gambar Rencana Konstruksi Linggi Buritan;
• Gambar Pondasi Mesin Induk;
• Gambar Desain Alat Tangkap.
b) Spesifikasi Teknis
c).Gambar Desain serta spesifikasi teknis harus disampaikan
kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap c.q.
Direktorat Sarana Perikanan Tangkap untuk mendapatkan
persetujuan (Surat Edaran Sesditjen Perikanan Tangkap
ke Pelabuhan Perikanan dan Dinas Kelautan dan
Perikanan)
d. Dalam pelaksanaan pembangunan kapal perlu diadakan
pengawasan pembangunan mulai dari peletakan lunas
sampai dengan peluncuran ke laut
e. Setelah kapal berada di laut harus dilaksanakan uji coba
sea trial dan fishing trial untuk memperoleh sertifikat
kelayakan kapal perikanan

2) Kapal perikanan yang telah beroperasi baik kapal perikanan


berbendera Indonesia maupun kapal berbendera asing yang akan
memperoleh Surat Penangkap Ikan maupun akan
memperpanjang Surat Penangkapan Ikan setelah diadakan
pengecekan fisik kapal yang meliputi pemeriksanaan kasko,
mesin utama, mesin bantu, alat tangkap serta alat bantu
penangkapan, peralatan navigasi, peralatan komunikasi,
peralatan keselamatan serta peralatan kapal lainnya.
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP

SERTIFIKAT KELAYAKAN KAPAL PERIKANAN


YANG BERTANGGUNG JAWAB
(FISHERIES VESSEL CERTIFICATE FOR RESPONSIBLE FISHERIES)
No.

Diterbitkan berdasarkan Pasal 4 Undang-undang No.9 Tahun 1985 Tentang Perikanan.


I. DATA PEMILIK/PENANGGUNG JAWAB KAPAL PENANGKAP IKAN :
1. NAMA PEMILIK KAPAL

2. ALAMAT
3. NOMOR KTP
4. NO. TELEPON

I.       II. DATA KAPAL PENANGKAP IKAN (PARTICULAR OF FISHING VESSELS) :


1. NAMA KAPAL MOTOR PERIKANAN

2. BAHAN KASKO KAPAL


3. UKURAN KAPAL PxLxD (Meter)
4. NAMA PANGGILAN KAPAL

5. MESIN INDUK :
5.1.MEREK MESIN
5.2.NOMOR SERI MESIN
5.3.DAYA MESIN (HP)

6. PALKAH PENYIMPAN IKAN HASIL TANGKAPAN :


6.1.VOLUME PALKAH IKAN
6.2.JENIS INSULI PALKAH IKAN

6.3.BAHAN/ALAT PENDINGIN IKAN


III. ALAT TANGKAP IKAN (FISHING GEAR) :
No URAIAN

1. JENIS ALAT TANGKAP


2. UKURAN ALAT TANGKAP :
2.1.
2.2.

2.3.
2.4.

IV. ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (FISH AGREGATING DEVICE) :


No NAMA JENIS ALAT

1. RUMPON
2. LAMPU PENGUMPUL IKAN
3. TED DAN JTED

4. POWER BLOCK (NET HAULLER)


5. WINCH
6. LINE HAULER

V. ALAT BANTU NAVIGASI PENANGKAPAN IKAN (FISHING NAVIGATION) :


No NAMA ALAT SPESIFIKASI TEKNIS ATAU NOMOR ID

1. FISH FINDER (ENCHOSONDER)


2. SONAR
3. RDF (RADIO DIRECTION FINDER)
4. TRANSMITTER VMS

VI. WILAYAH PENANGKAPAN IKAN (FISHING GROUND) :


KOORDINAT WILAYAH TANGKAP
No WILAYAH PERAIRAN LAUT
(LINTANG – BUJUR)

1.
2.

VII. PELABUHAN PANGKALAN (FISHING PORT) :


No STATUS PELABUHAN NAMA PELABUHAN PERIKANAN

1. PELABUHAN PANGKALAN UTAMA


2. PELABUHAN PANGKALAN SINGGAH

VIII. ANAK BUAH KAPAL PENANGKAP IKAN (FISHING CREWS) :


No STATUS ABK JUMLAH (ORANG)

1. ABK INDONESIA
2. ABK ASING
IV. RISALAH KAPAL PENANGKAP IKAN (STORY OF FISHING VESSEL) :
No URAIAN KETERANGAN

1. TAHUN PEMBUATAN KAPAL


2. GALANGAN PEMBUATAN KAPAL
3. NAMA ASAL KAPAL

4. PENGGANTIAN NAMA KAPAL

Dengan ini dinyatakan bahwa :


 Terhadap kapal perikanan ini telah dilakukan pemeriksaan fisik dan dokumen sesuai ketentuan peraturan
dan perundangan yang terkait dengan kelayakan kapal perikanan yang bertanggung jawab terhadap
kelestarian sumberdaya perikanan.
 Terhadap kapal perikanan ini telah dilakukan uji coba berlayar (sea trial) dan uji coba penangkapan ikan
(fishing trial) dengan hasil pemeriksaan fisik operasional kelayakan penangkapan menunjukkan bahwa
alat tangkap ikan, alat bantu penangkapan ikan, perlengkapan navigasi penangkapan ikan serta
kelengkapan lainnya telah memenuhi persyaratan teknis kelayakan penangkapan ikan yang bertanggung
jawab terhadap kelestarian sumberdaya perikanan.
Sertifikat ini berlaku sampai dengan tanggal …………………………………………………
Dikeluarkan di ………………………………… tanggal ……………………………………...

A/n. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap,


Direktur Sarana Perikanan Tangkap

YULISTYO
CATATAN :
1. Pemeriksaan fisik kapal dan alat tangkap , dokumen kapal perikanan, sea trial dan fishing trial untuk penerbitan
Sertifikat Kelayakan Kapal Perikanan dilaksanakan
di ………………………..
pada tanggal …………………………………….

2. Petugas :
a. Nama : …………………………………………..
b. NIP : …………………………………………..
c. Brevet Petugas No. : …………………………………………..
d. SPT. No. : …………………………………………..
e. Yang Menugaskan : …………………………………………..

Tembusan Kepada Yth :


1. Komandan Mabes TNI Angkatan Laut;
2. Dirjen Perhubungan Laut;
3. Dirjen Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;
4. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi wilayah domisili kapal yang bersangkutan;
5. Kepala Pelabuhan Perikanan Pangkalan Kapal yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai