PENGERTIAN KAPAL
Pasal 309 ayat (1) KUHD : “Kapal adalah semua alat berlayar,apapun namanya dan sifatnya”.
Jadi yang disebut “kapal” itu apa saja,asal termasuk dalam pengertian “alat berlayar atau kapal”
itu , unsur “dapat berlayar” tidak merupakan unsur mutlak , sebab menurut keputusan H.R.
tanggal 8 Juni 1956,1957 “perahu tempat tinggal” (woonark), termasuk dalam pengertian kapal.
Kapal karam
Kapal itu tidak hanya terdiri dari kerangka kapal (kasko) saja,tetapi juga alat perlengkapan, yaitu
benda tersebut bisa dilepaskan dari tempat duduknya di kapal itu tanpa merusak kapal, misalnya
: radar , sauh, kemudi, tali-temali, rantai-rantai, perahu penolong, kompas, teropong jauh, dll.
“Yang dimaksud dengan alat perlengkapan kapal ialah segala benda yang bukan bagian dari
kapal itu sendiri, namun diperuntukkan untuk selamanya dipakai tetap dalam kapal itu”
Yang dimaksud dengan “bagian kapal” tersebut ialah benda-benda yang menjadi satu dengan
kerangka kapal, sehingga kalau benda itu diambil atau dilepaskan, maka kapal menjadi rusak.
Anjungan (bridge), yaitu bagian kapal yang teratas, dimana nahkoda dan para mualim berada
Lunas kapal, yaitu bagian kerangka kapal yang terbawah sendiri, terbuat dari besi, dan kalau
lunas itu dilepaskan dari kerangka kapal, maka kapal itu rusak, sebab tidak mempunyai lunas;
1
Haluan kapal, yaitu bagian kapal yang di muka sendiri, dimana sering diberi hiasan menurut
kesukaan pemilik kapal, misalnya kepala ular naga dll. Kalau haluan kapal ini dibongkar, maka
Buritan kapal, yaitu bagian kapal sebelah belakang sendiri, dimana terletak alat kemudi dll. Kalau
“Kapal laut adalah semua yang dipakai untuk pelayaran di laut atau yang diperuntukkan untuk
itu”
a. Kapal laut ialah kapal yang dipergunakan untuk pelayaran di laut, sudut pandangan, di
laut
b. Kapal laut ialah kapal yang diperuntukkan bagi pelayaran di laut, sudut pandangan di
KAPAL LAUT MENURUT BESLIT ORDONANSI TENTANG SURAT LAUT DAN PAS KAPAL
Pasal 1 :
Kapal laut adalah setiap alat berlayar, yang dipergunakan untk berlayar di laut atau
Tidak termasuk dalam pengertian kapal laut sebagai yang ditetapkan dalam pasal 1 Beslit
adalah :
a. Kapal perang
2
c. Kapal-kapal milik pemerintah atau badan umum, yang diperuntukkan bagi dinas umum
d. Kapal-kapal penolong
JENIS-JENIS KAPAL
a. Tongkang : kapal itu tidak mempunyai alat penggerak tersendiri, yang akibatnya harus ditarik
b. Kapal tunda : kapal yang tugasnya menunda atau menarik kapal lain (tongkang)
c. Kapal uap : kapal yang diperlengkapi dengan mesin uap, sebagai alat penggerak utama. Kapal
d. Kapal motor : kapal yang diperlengkapi dengan motor, sebagai penggerak utama. Kapal macam
e. Kapal layar : Kapal yang diperlengkapi dengan layar-layar, sebagai alat penggerak utama
f. Kapal Nelayan laut : kapal yang hanya digunakan untuk menangkap ikan laut,ikan paus, anjing
laut atau sumber-sumber hayati laut lainnya,kecuali kalau kapal itu berukuran 100 meter kubik isi
kotor atau lebih diperlengkapi dengan mesin penggerak (pasal 1 ayat (2) Ordonansi Surat Laut
dan Pas Kapal ) maka kapal itu bukan kapal nelayan laut
h. Kapal penumpang : kapal yang bisa mengangkut lebih dari 12 orang
i. Kapal barang : kapal yang bukan kapal penumpang, digunakan terutama untuk mengangkut
barang
j. Kapal tanki : kapal barang yang khusus dibangun untuk mengangkut muatan cair secara curah,
k. Kapal nuklir : kapal yang diperlengkapi dengan instalasi reaktor nuklir
l. Kapal pedalaman/perairan darat : kapal yang digunakan untuk melayari sungai,terusan,danau
3
m. Kapal perang : kapal yang hanya digunakan untuk perang,termasuk kapal-kapal yang
n. Kapal layar dengan tenaga bantu : kapal layar yang diperlengkapi dengan mesin uap atau
motor, yang dalam keadaan-keadaan tertentu saja dipergunakan sebagai ganti alat layar, dan
o. Kapal yang digerakkan dengan tenaga mesin : kapal uap,kapal motor dan kapal layar dengan
tenaga bantu.
p. Kapal keruk : tiap kapal yang berdasar bangunan dan tata susunannya hanya diperuntukkan
Kapal Indonesia adalah setiap kapal yang dianggap sebagai demikian oleh Besluit tentang Surat
Yang dimaksud dengan “Kapal” disini,menurut pasal 310 ayat (2) KUHD adalah “kapal laut”.
Jadi, yang dimaksud dengan “kapal Indonesia” adalah “kapal laut Indonesia”. Sedangkan “Kapal
laut Indonesia” menurut ordonansi kapal-kapal tahun 1935 ialah : kapal, untuk mana telah
diberikan bukti kebangsaan Indonesia atau suatu izin sebagai penggantinya, kecuali jika izin itu
Mengenai bukti kebangsaan Indonesia atau izin sebagai gantinya, diatur dalam Beslit pasal
2. sedikitnya dua pertiga bagian milik seorang atau lebih warga negara
dengan syarat bahwa pemegang buku,kalau ini ada,haruslah WNI yang bertempat
tinggal di Indonesia
4
SURAT TANDA KEBANGSAAN KAPAL
Sebagai tanda bahwa sebuah kapal laut adalah kapal Indonesia maka kapal itu harus
mempunyai :
1. SURAT LAUT
Surat Laut hanya dapat diberikan dalam hal-hal yang tersebut dalam Undang Undang yang
Pasal 3 Undang-Undang ini menentukan,bahwa Surat Laut hanya diberikan kepada kapal
laut, yang besarnya di bagian dalam (inhoud) adalah 500 m3 bruto atau lebih dan yang bukan
Surat laut diberikan oleh Menteri Perhubungan Laut untuk waktu tertentu dan harus dibuat
menurut bentuk dan model yang ditetapkan dalam Regerings-verodening yang sekarang dapat
5
Menurut Pasal 4 Ordonansi ini :
Pas Tahunan dapat diberikan untuk kapal laut yang besarnya di bagian dalam (inhoud)
adalah 20 m3 bruto atau lebih tetapi kurang dari 500 m3 bruto dan yang bukan kapal
Pas Kecil diberikan untuk kapal laut yang besarnya bagian dalam (inhoud) kurang dari 20
m3 bruto dan untuk kapal nelayan dan kapal pesiar.Pas tahunan diberikan untuk 1 tahun
sedangkan Pas Kecil diberikan untuk waktu tak terbatas,tapi setiap tahun harus dibubuhi
Menurut pasal 5 Ordonansi ini, Surat Laut Sementara dapat diberikan untuk kapal yang
dibeli atau dibuat di luar Wilayah Indonesia oleh Menteri Perhubungan. Surat Laut Sementara ini
harus diganti dengan Surat Laut biasa,apabila kapal lautnya sudah berada di Wilayah Indonesia.
Apabila Surat Laut Sementara itu belum dapat diberikan,tetapi ada perlunya memakai kapal
laut yang akan dibeli atau sedang dibuat dalam satu atau dua kali pelayaran di laut,maka untuk
kapal itu menurut pasal 6 dapat diberi Izin Sementara (Voorlopige Vergunning) untuk itu oleh
Empat macam surat-surat di atas yaitu Surat Laut,Pas Kapal (pas tahunan dan pas
kecil),Surat Laut Sementara dan Surat Izin Sementara dapat dinamakan Surat Tanda
Kebangsaan dari kapal laut itu,yaitu Tanda Kebangsaan Indonesia,sehingga kapal-kapal laut
yang memegang tanda-tanda kebangsaan Indonesia itu adalah Kapal Laut yang berbangsa
Indonesia
Pasal 1
Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan
6
Pulau adalah daerah daratan yang terbentuk secara alamiah dikelilingi oleh air dan yang
Kepulauan adalah suatu gugusan pulau,termasuk bagian pulau dan perairan di antara
pulau-pulau tersebut,dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain
Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan
perairan pedalamannya
Garis air rendah adalah garis air yang bersifat tetap di suatu tempat tertentu yang
Elevasi surut adalah daratan yang tebentuk secara alamiah yang dikelilingi dan berada di
atas permukaan laut pada waktu air surut ,tetapi berada di bawah permukaan laut pada
Teluk adalah suatu lekukan jelas yang penetrasinya berbanding sedemikian rupa dengan
lebar mulutnya sehingga mengandung perairan tertutup yang lebih dari satu lengkungan
pantai semata-mata, tetapi suatu lekukan tidak merupakan suatu teluk kecuali apabila
luasnya adalah seluas atau lebih luas daripada luas stengah lingkaran yang garis
Pasal 6
angkutan laut
angkutan penyeberangan
Pasal 7
7
Jenis Angkutan Laut
Pasal 8
Kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional dengan
menggunakan kapal berbendera Indonesia serta diawaki oleh Awak Kapal berkewarganegaraan
Indonesia
Kapal asing dilarang mengangkut penumpang dan/atau barang antar pulau atau antar
Pasal 9
Kegiatan angkutan laut dalam negeri disusun dan dilaksanakan secara terpadu, baik intra-
Kegiatan angkutan laut dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan trayek tetap dan teratur (liner) serta dapat dilengkapi dngan trayek tidak tetap dan tidak
teratur (tramper)
Kegiatan angkutan laut dalam negeri yang melayani trayek tetap dan teratur dilakukan dalam
jaringan trayek
Jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri disusun dengan memperhatikan :
perwujudan nusantara
8
PENGUSAHA KAPAL DAN PERUSAHAAN PERKAPALAN
Pengusaha Kapal (rede) : seseorang yg berusaha dg cara mengoperasikan kapal utk pelayaran
di laut
Per-veem-an :
Perwakilan Perusahaan :
Gudang Laut :
transit bagi lalu lintas barang yg akan dimuat ke dan dari kapal.Penyediaan dan pengusahaan
gudang laut dan tempat penimbunan barang di pelabuhan,dilaksanakan oleh badan yg ditunjuk
9
Perusahaan perkapalan terdiri :
Perusahaan perseorangan atas kapal:Jenis ini terdiri dari seorang pengusaha kapal yg
Perusahaan perkapalan :jenis ini terdiri atas suatu badan hukum,yg memiliki banyak
Bagi rederij, yg menjadi pengusaha kapal adalah para sekutu rederij ybs
Bagi perusahaan perseorangan atas kapal, yg menjadi pengusaha kapal adalah orang
Bagi perusahaan perkapalan, yg menjadi pengusaha kapal ialah badan hukum ybs
Pasal 321 (1) KUHD : pengusaha kapal terikat oleh segala perbuatan hukum,yg
ketiga,oleh suatu perbuatan hukum dari mereka yg bekerja tetap atau sementara pada
muatannya,asal perbuatan melanggar hukum itu dilakukan dalam rangka dan pada
Jadi,kalau perbuatan yg dilakukan oleh buruh kapal itu suatu perbuatan hukum, maka
pengusaha kapal itu terikat, artinya pengusaha kapal harus melaksanakan pekerjaan
sebagai akibat adanya perbuatan hukum tsb.Tapi, jika perbuatan yg dilakukan oleh
buruh kapal itu suatu perbuatan melanggar hukum, yg mengakibatkan kerugian bagi
10
Pasal 1367 (1) KUHPerdata :
perbuatannya sendiri saja, tapi juga utk kerugian yg disebabkan karena perbuatan orang-orang
pengawasannya.
Nahkoda wajib menyelenggarakan susunan awak kapal dan menyelenggarakan segala sesuatu
upah-upah,kecuali jika pengusaha kapal menyuruh orang lain utk melakukan pekerjaan itu
“Di tempat-tempat, dimana pengusaha kapal tidak mempunyai perwakilan, sedangkan dia sendiri
memperlengkapi kapalnya dg segala apa yg diperlukan dan melakukan segala tindakan yg perlu
berkenaan dg pengoperasian kapal itu, sesuai dg tujuan yg telah diberikan oleh pengusaha
Pasal 126 :
(1) Kapal yg dinyatakan memenuhi persyaratan keselamatan kapal diberi sertifikat keselamatan
oleh Menteri
(4) Terhadap kapal yg telah memperoleh sertifikat dilakukan penilikan secara terus menerus
(5) Pemeriksaan dan pengujian serta penilikan dilakukan oleh pejabat pemerintah yg diberi
11
Pasal 127 ayat (1) :
f. Kapal tidak sesuai lagi dg data teknis dalam sertifikat keselamatan kapal
ukuran utama kapal, perubahan fungsi atau jenis kapal h. Kapal tenggelam atau hilang; atau i.
a. Keterangan dalam dokumen kapal yg digunakan untuk penerbitan sertifikat ternyata tidak
Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pembatalan sertifikat diatur dengan Peraturan Menteri
12