Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dino Rifky Anriyan

Kelas : KALK 7D

Absen : 08
NRP : 462190137

1. Apa yang dimaksud dengan planned maintenance system

Jawab :

Plan Maintenance System merupakan manajemen keselamatan yang digunakan pada mesin kapal
tugboat dan harus di kirimkan oleh crew kapal. Permasalahan yang terjadi kurangnya koordinasi antara
head officer dengan crew kapal, rumitnya pengisian form PMS, pengisian Form PMS tidak rutin. Tujuan
penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui cara membuat form PMS (Plan Maintenance System) kapal tugboat

2) Untuk mengetahui penggunaan aplikasi Excel di perusahaan PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.

3) Untuk mengetahui pengisian form PMS (Plan Maintenance System) dan upaya yang dilakukan
agar laporan rutin kapal tugboat bisa berjalan dengan baik

2. Apa tujuan perawtaan kapal. Jelaskan !

Jawab : Memelihara kapal agar selalu dalam keadaan yang siap operasional dan dapat memenuhi jadwal
pelayaran kapal yang telah ditentukan tepat pada waktunya

3. Sebutkan dan jenis-jenisdock

! Jawab :

 Graving Dock (Dok Kolam/Dok Gali).


 Floating Dock (Dok Apung).
 Syncrolift Dry Dock
 Slip Way (Landasan Tarik) / Building Berth.

4. Berdarkan kelaikan lautan sebuah kapal harus dilakukan oleh dilakukan badan yang berwewenang
. seburkan macam-macam survey yang dilakukan BKI !

Jawab :
A. Survei Statutoria/Statutory Survey
Survei Statutoria/Statutory Survey ini merupakan Docking Survey yang dilaksanakan bertujuan untuk
verifikasi kesesuaian konvensi dari IMO (International Maritime Organization) mengenai kebijakan
internasional keselamatan pelayaran. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan
menjalin kerjasama dengan badan klasifikasi yaitu PT. Biro Klasifikasi Indonesia dalam pelaksanaan
Statutory Survey terhadap kapal berbendera Indonesia. Dengan diserahkannya kewenangan tersebut,
para pemilik kapal dapat menggunakan jasa PT. BKI untuk pelaksanaan Docking Survey dan sertifikasi
Statutoria. Kewenangan statutoria yang dilaksanakan oleh PT. BKI meliputi :
1. 1974 SOLAS Convention, Protocol 88 and other mandatory SOLAS instruments
Tentang peraturan keselamatan jiwa di laut salah satunya International Safety Management Code
(ISM Code Certificate)

1. Marpol 73/78 Convention

Tentang peraturan pencegahan pencemaran yang bersumber dari kapal

 Pencegahan pencemaran oleh minyak (IOPP Cert)


 Pencegahan pencemaran oleh Noxious Liquid Substance (NLS)
 Pencegahan pencemaran oleh sampah (ISPP Cert)
 Pencegahan pencemaran udara (IAPP Cert)
 Pencegahan pencemaran oleh gas buang dari kapal (EIAPP Cert)
 International Energy Efficiency Certificate (IEEC)
2. Anti-Fouling System Convention, 2001 (AFS Certificate)

Konvensi tentang pengendalian sistem anti teritip yang bertujuan untuk memberikan perlindungan
lingkungan maritim dan kesehatan manusia dari penggunaan bahan berbahaya pada kapal yang dapat
mencemari lingkungan maritime.

3. International Convention for the Control and Management of Ship Ballast Water and Sediment,
2004 (IBWM Certificate)

Setiap kapal yang berlayar ke perairan Internasional dan terkena aturan Konvensi BMW diwajibkan
memiliki sertifikat International Ballast Water Management Convention. Kapal tersebut juga
dipersyaratkan memiliki Ballast Water Management Plan dan melakukan pencatatan pertukaran air
ballast pada Ballast Water Record Book.

4. ILLC 1966 and Protocol 88 (International Load Line Certificate)

Protokol Load Lines mengatur tentang batas garis muat kapal yang aman bagi keselamatan kapal,
pencegahan kelebihan muatan dan keselamatan lambung timbul, serta peningkatan stabilitas kapal.

5. Maritime Labour Convention 2006 (MLC Certificate)

MLC 2006 bertujuan untuk memastikan hak-hak para pelaut di seluruh dunia dilindungi dan
memberikan standar pedoman bagi setiap negara dan pemilik kapal untuk menyediakan lingkungan
kerja yang aman dan nyaman bagi pelaut.

6. Performance Standard for Protective Coating


B. Survei Klas/Class Survey

Docking Survey jenis ini pemeriksaannya dilakukan oleh badan klasifikasi. Badan klasifikasi sebagaimana
yg dimaksud adalah badan klasifikasi nasional dan badan klasifikasi asing yang diakui. Badan klasifikasi
nasional sebagaimana dimaksud adalah PT. Biro Klasifikasi Indonesia. Sedangkan untuk badan klasifikasi
asing yang diakui dan merupakan dari anggota International Association of Classification Societies (IACS)
diantaranya :

 ABS (American Bureau of Shipping – USA)


 BV (Bureau Veritas – France)
 CCS (China Classification of Shipping – P.R.C)
 CRS (Croatian Register of Shipping – Croatia)
 DNV(Det Norske Veritas – Norway)
 GL (Germanischer Lloyd – Germany)
 IRS (Indian Register of Shipping – India)
 KR (Korean Register of Shipping – S. Korea)
 LR (Lloyd Register of Shipping – UK)
 NK (Nippon Kaiji Kyokai – Japan)
 PRS (Polski Rejestr Statkow – Poland)
 RINA (Registro Italiano Navale – Italy)
 RS (Russian Maritime Register of Shipping – Russia)

Jenis Docking Survey ini pemeriksaannya lebih difokuskan pada pemeriksaan Hull dan
Machinery. Docking Survey ini dilaksanakan umumnya bertujuan untuk mempertahan sertifikasi dari
biro klasifikasi .

Menurut PT. BKI, Docking Survey mempertahankan klas ini dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu :

1. Survei Periodik

Survei periodik dibagi beberapa jenis yaitu:

1. Annual Survey (survei tahunan)


2. Intermediate Survey / IS (survei antara)
3. Renewal Survey / Special Survey (survei pembaruan kelas)
4. Periodical surveys of propeller shafts and tube shafts, propellers, vane wheels and other systems
5. Periodical surveys and tests of individual machinery items (Survei Boiler )Dry Dock
docking surveys
6. In Water Surveys (semua jenis seagoing ships kecuali kapal penumpang)
2. Survei Non Periodik

Survei non periodik dibagi beberapa jenis yaitu:

1. Damage and repair surveys


2. Voyage Repairs and Maintenance
3. Conversion surveys
4. Occasional Surveys

No 5. Upaya yang dilakukan untuk meminimumkan biaya perawatan dan perbaikan kapal sehingga kapal
kapal perusahaan dapat terbebas dari off hire condition ?
 Semua pengeluaran yang telah dilakukan oleh kapal dalam proses pengedokan harus dilaporkan
kepada manajer armada
 Biaya harus dikontrol secara priodik
 Sebaiknya menggunakan anggaran likwiditas anggaran ini harus mencerminkan waktu yang
tepat bila biaya-biaya disetujui dan bukan pada waktu biaya dibayarkan.
 Mendata dengan teliti segala kebutuhan pada saat melakukan perawatan dan perbaikan /
pengedokan mengeluarkan biaya sesuai dengan persetujuan pimpinan perusahaan.
 Membuat tanda terima atau laporan pengeluaran sesuai dengan kenyataan yang menyangkut
segala pengeluaran selama perawatan.

Anda mungkin juga menyukai