Anda di halaman 1dari 13

Pengantar Teknik Perkapalan

TUGAS MANDIRI 5 PTP


BIRO KLASIFIKASI DAN KESELAMATAN KAPAL

Nama : Fathan Mubina Denu


NIM : 2310313062
Kelas : B
Dosen pengampu:
1. Bapak Drs. Bambang Sudjasta, ST.MT
2. Bapak Dr. Arif Fadillah, ST, M.Eng

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN
TUGAS MATA KULIAH PTP Minggu Ke-4 Hari/Tanggal: Kamis/14 September 2023
1. Jelaskan badan klasifikasi yang anda ketahui didunia?
a. Peran dan fungsi badan klasifikasi?
b. Sebutkan jenis dan ukuran kapal yang tidak dimasukkan kedalam badan
klasifikasi?

➢ Badan klasifikasi kapal adalah organisasi independen yang bertanggung


jawab untuk menentukan apakah kapal atau struktur maritim lainnya
memenuhi standar keamanan, konstruksi, dan operasi yang ditetapkan.
Mereka juga memberikan sertifikasi dan klasifikasi terhadap kapal-kapal
tersebut. Berikut badan klasifikasi kapal yang ada didunia

1. American Bureau of Shipping (ABS)


Berasal dari Amerika Serikat berdiri pada tahun 1862 dan berkantor pusat di Texas, AS
2. Bureau Veritas (BV)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari Perancis yang berdiri pada tahun 1828 dan berkantor
pusat di Paris, Perancis.
3. China Classification Society (CCS)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari China yang berdiri pada tahun 1956 dan berkantor
pusat di Beijing, China.
4. Croatian Register of Shipping (CRS)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari Kroasia yang berdiri pada tahun 1956 dan berkantor
pusat di Split, Kroasia.
5. Det Norske Veritas & Germanisher Llyod (DNVGL)
Det Norske Veritas (DNV) berasal dari negara Norwegia yang berdiri pada tahun 1864,
sedangkan Germanisher Llyod (GL ) dari negara Jerman yang berdiri pada tahun 1867. Pada
tahun 2013 kedua biro klasifikasi kapal ini bergabung yang kemudian disebut dengan DNV-GL.
Berkantor pusat di Oslo, Norwegia.
6. Indian Register of Shipping (IRS)
Biro klasifikasi asing yang berasal dari India yang berdiri pada tahun 1975 dan berkantor pusat di
Mumbai, India.
7. Korean Register of Shipping (KR)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari Korea Selatan yang berdiri pada tahun 1960 dan
berkantor pusat di Busan, Korea.
8. Lloyd’s Register (LR)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari London yang berdiri pada tahun 1760 dan berkantor
pusat di London, Inggris.
9. Nippon Kaiji Kyokai (NK/Class NK)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari Jepang yang berdiri pada tahun 1899 dan berkantor
pusat di Tokyo, Jepang.
10. Polish Register of Shipping (PRS)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari Polandia yang berdiri pada tahun 1936 dan berkantor
pusat di Gdańsk, Polandia.
11. Registro Italiano Navale (RINA)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari Italia yang berdiri pada tahun 1861 dan berkantor pusat
di Genoa, Italia.
12. Russian Maritime Register of Shipping (RS)
Badan klasifikasi asing yang berasal dari Rusia yang berdiri pada tahun 1913 dan berkantor
pusat di St Petersburg, Rusia.
A. Badan klasifikasi kapal memiliki peran dan fungsi penting dalam industri maritim.
Berikut adalah beberapa peran dan fungsi badan klasifikasi kapal:
1. Menerbitkan sertifikat klasifikasi kapal: Badan klasifikasi kapal memiliki kewenangan
untuk menerbitkan sertifikat klasifikasi kapal di Indonesia. PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
atau BKI adalah badan klasifikasi nasional yang secara resmi ditunjuk oleh Pemerintah RI untuk
melakukan klasifikasi terhadap kapal-kapal berbendera Indonesia ataupun kapal-kapal asing
yang beroperasi di wilayah NKRI
2. Melakukan survei periodik: Badan klasifikasi kapal melakukan survei periodik untuk
kapal yang telah beroperasi guna mengevaluasi status laik laut kapal tersebut. Kapal yang sudah
memiliki klasifikasi, diwajibkan untuk terus melaksanakan survey yang dipersyaratkan untuk
mempertahankan status klasifikasinya. Bila kondisi mempertahankan klasifikasi ini tidak
dipenuhi, maka BKI akan menangguhkan (suspend) atau mencabut (withdrawn) status klasifikasi
berdasarkan referensi persyaratan klasifikasi
3. Memberikan saran: Badan klasifikasi kapal juga memberikan saran dalam dunia
perkapalan. Assosiasi mempunyai peranan penting dalam memberikan saran-saran dalam dunia
perkapalan
4. Mengecek kesesuaian dokumen: Proses sertifikasi kapal diawali dengan dilakukannya
evaluasi teknis terhadap dokumen rencana desain kapal oleh surveyor BKI guna mengecek
kesesuaian dokumen tersebut dengan standar dan peraturan teknis perkapalan yang berlaku.
Evaluasi ini ditindaklanjuti dengan survei lapangan ke lokasi pembangunan kapal untuk
memastikan konstruksi komponen utama kapal, terutama bagian permesinan, kelistrikan, dan
lambung kapal
5. Menetapkan peran dan tanggung jawab: Badan klasifikasi kapal menetapkan peran
dan tanggung jawab setiap negara anggota (Contracting Government), Badan-badan
pemerintah, Pemerintah untuk perdagangan internasional

B. Badan klasifikasi biasanya fokus pada kapal-kapal yang memiliki ukuran dan tujuan
tertentu. Kapal-kapal dengan ukuran atau tujuan tertentu mungkin tidak dimasukkan dalam
sistem klasifikasi karena alasan berikut:
1. Kapal Kecil atau Perahu Pribadi: Kapal-kapal kecil atau perahu pribadi dengan ukuran
yang sangat kecil mungkin tidak termasuk dalam badan klasifikasi. Mereka sering kali
dikecualikan karena berbagai alasan, termasuk karena mereka tidak memerlukan standar
klasifikasi yang ketat atau karena kegiatan mereka dianggap sebagai penggunaan pribadi.
2. Kapal Olahraga atau Hiburan: Kapal-kapal yang digunakan untuk kegiatan olahraga atau
hiburan, seperti kapal pesiar kecil atau kapal dayung rekreasi, mungkin tidak selalu
dimasukkan dalam badan klasifikasi. Mereka sering kali dianggap sebagai kapal untuk
penggunaan hiburan atau rekreasi pribadi.
3. Kapal Kargo Kecil atau Kapal Pelayaran Pendek: Kapal-kapal kecil yang digunakan untuk
pelayaran pendek atau pengangkutan kargo lokal mungkin tidak selalu termasuk dalam
badan klasifikasi. Mereka mungkin mematuhi regulasi lokal atau regional yang lebih
sederhana.
4. Kapal Tradisional atau Klasik: Kapal-kapal dengan desain atau teknologi tradisional atau
klasik mungkin tidak selalu mengikuti sistem klasifikasi modern karena standar
konstruksi dan teknologi mereka berbeda.
5. Kapal Eksperimental atau Inovatif: Kapal-kapal yang mungkin mengadopsi teknologi
atau desain inovatif yang tidak tercakup dalam standar klasifikasi konvensional mungkin
tidak termasuk dalam badan klasifikasi.
6. Kapal Temporer atau Sementara: Kapal-kapal yang hanya digunakan untuk proyek
khusus atau misi tertentu dan memiliki umur operasional yang singkat mungkin tidak
selalu mendapatkan klasifikasi formal dari badan klasifikasi.
*Dari hasil diatas bisa kita simpulkan bahwa jenis dan ukuran kapal yang tidak dimasukkan ke
badan klasifikasi sebagai berikut :

• Kapal yang memiliki ukuran panjang antara garis tegak depan dan belakang kurang
dari 20 meter
• Kapal yang tidak berbendera Indonesia
• Kapal yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan kapal

2. Jelaskan jenis dan pelaksanaan serta periode survey yang dilakukan oleh badan
klasifikasi terhadap kapal ?

➢ Jenis survei kapal yang dilakukan oleh badan klasifikasi kapal dapat dilihat sebagai
berikut:

1. Survey Penerimaan Kelas : Survey ini dilakukan pada kapal baru atau kapal yang sudah
jadi yang harus mendapat kelas dari badan klasifikasi kapal. Survey ini terbagi menjadi:

• Survey Penerimaan Kelas Bangunan Baru


• Survey Penerimaan Kelas Bangunan Lama

2. Annual Survey : Survey ini dilaksanakan setiap 1 tahun sekali selama periode kelas 5 tahun
(4 kali dalam periode kelas 5 tahun). Annual Survey ini juga merupakan item survey yang
diakui oleh syahbandar yang dikuasakan pada surveyor kelas untuk menilai kelayakan
kapal dalam rangka penerbitan Sertifikat Keselamatan Konstruksi. Kondisi kapal harus
dalam kondisi tidak bermuatan. Jatuh tempo survey tahunan adalah setiap tahun pada
tanggal kapal tersebut dilakukan peng-kelasan. Survey dapat dilakukan dalam periode
yang terbentang dari 3 bulan sebelum sampai 3 bulan setelah jadwal jatuh tempo

3. Intermediate Survey : Survey ini dilaksanakan setiap 2,5 tahun sekali selama periode kelas
5 tahun (2 kali dalam periode kelas 5 tahun). Intermediate Survey dilakukan untuk
memastikan bahwa kapal masih memenuhi persyaratan kelas

4. Renewal Survey : Survey ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali selama periode kelas 5
tahun. Renewal Survey dilakukan untuk memastikan bahwa kapal masih memenuhi
persyaratan kelas

5. Docking Survey : Survey ini dilakukan pada saat kapal melakukan docking atau perbaikan
di galangan kapal. Survey ini dilakukan untuk memastikan bahwa kapal masih memenuhi
persyaratan kelas

*Periode survey yang dilakukan oleh badan klasifikasi kapal adalah sebagai berikut:

• Survey Penerimaan Kelas: dilakukan pada kapal baru atau kapal yang sudah jadi yang
harus mendapat kelas dari badan klasifikasi kapal.

• Annual Survey : dilaksanakan setiap 1 tahun sekali selama periode kelas 5 tahun (4 kali
dalam periode kelas 5 tahun).

• Intermediate Survey : dilaksanakan setiap 2,5 tahun sekali selama periode kelas 5 tahun
(2 kali dalam periode kelas 5 tahun).

• Renewal Survey: dilaksanakan setiap 5 tahun sekali selama periode kelas 5 tahun.

• Docking Survey: dilakukan pada saat kapal melakukan docking atau perbaikan di galangan
kapal
3. Jelaskan secara detail fungsi dari badan klasifikasi terhadap material dan
perlengkapan kapal?

➢ Badan klasifikasi kapal memiliki fungsi penting dalam mengawasi material dan
perlengkapan kapal. Berikut adalah beberapa fungsi badan klasifikasi kapal terhadap
material dan perlengkapan kapal:

1. Pengawasan terhadap material dan perlengkapan kapal : Badan klasifikasi kapal


melakukan pengawasan terhadap material dan perlengkapan kapal yang berhubungan
dengan kelas kapal, baik badan kapal ataupun mesin. Pengecekan dilakukan untuk
memastikan bahwa material dan perlengkapan kapal sudah memenuhi persyaratan kelas
kapal.

2. Sertifikasi material dan perlengkapan kapal : Badan klasifikasi kapal juga melakukan
pengecekan terhadap material yang terpasang di kapal untuk memastikan bahwa material
tersebut sudah tersertifikasi oleh badan klasifikasi kapal. Proses sertifikasi kapal diawali
dengan dilakukannya evaluasi teknis terhadap dokumen rencana desain kapal oleh
surveyor BKI guna mengecek kesesuaian dokumen tersebut dengan standar dan
peraturan teknis perkapalan yang berlaku.

3. Pemeriksaan material : Setelah proses pembangunan kapal selesai, langkah selanjutnya


adalah melawati serangkaian pengujian (test) teknis dan percobaan (trial) untuk
memastikan keamanan kapal saat dioperasikan. Pengujian dan percobaan tersebut
meliputi pemeriksaan material, percobaan dock (dock trial), uji stabilitas kapal (inclining
test), dan official sea trial. Pemeriksaan material berguna untuk mengecek material yang
terpasang di kapal sudah tersertifikasi oleh badan klasifikasi kapal.

* Dari beberapa fungsi di atas, dapat disimpulkan bahwa badan klasifikasi kapal memiliki peran
penting dalam memastikan bahwa material dan perlengkapan kapal memenuhi persyaratan kelas
kapal dan aman digunakan saat kapal dioperasikan.
4. Jelaskan secara detail fungsi dari badan klasifikasi terhadap proses desain kapal
dan bagaimana hubungannya kita sebagai perancang kapal ?

➢ Badan klasifikasi kapal memiliki peran penting dalam mengawasi material dan
perlengkapan kapal, terutama dalam proses desain kapal. Berikut adalah fungsi
badan klasifikasi kapal terhadap proses desain kapal dan hubungannya dengan kita
sebagai perancang kapal:
1. Menetapkan standar atau tolak ukur : Badan klasifikasi kapal menetapkan standar atau
tolak ukur, petunjuk-petunjuk, atau rules untuk acuan dari perencanaan kapal. Hal ini
berguna untuk memastikan bahwa kapal yang dirancang memenuhi persyaratan kelas
kapal dan aman digunakan saat kapal dioperasikan

2. Mengevaluasi dokumen rencana desain kapal : Proses sertifikasi kapal diawali dengan
dilakukannya evaluasi teknis terhadap dokumen rencana desain kapal oleh surveyor BKI
guna mengecek kesesuaian dokumen tersebut dengan standar dan peraturan teknis
perkapalan yang berlaku. Evaluasi ini ditindaklanjuti dengan survei lapangan ke lokasi
pembangunan kapal untuk memastikan konstruksi komponen utama kapal, terutama
bagian permesinan, kelistrikan, dan lambung kapal

3. Pengecekan material : Setelah proses pembangunan kapal selesai, langkah selanjutnya


adalah melawati serangkaian pengujian (test) teknis dan percobaan (trial) untuk
memastikan keamanan kapal saat dioperasikan. Pengujian dan percobaan tersebut
meliputi pemeriksaan material, percobaan dock (dock trial), uji stabilitas kapal (inclining
test), dan official sea trial. Pemeriksaan material berguna untuk mengecek material yang
terpasang di kapal sudah tersertifikasi oleh badan klasifikasi kapal

*Dari beberapa fungsi di atas, dapat disimpulkan bahwa badan klasifikasi kapal memiliki
peran penting dalam memastikan bahwa proses desain kapal memenuhi persyaratan kelas
kapal dan aman digunakan saat kapal dioperasikan. Sebagai perancang kapal, kita harus
memperhatikan standar atau tolak ukur yang ditetapkan oleh badan klasifikasi kapal agar
kapal yang dirancang memenuhi persyaratan kelas kapal dan aman digunakan saat kapal
dioperasikan.
5. Jelaskan pengertian untuk notasi klas pada lambung dan mesin kapal?
➢ Notasi klas pada kapal merujuk pada sistem penilaian dan klasifikasi yang diberikan
oleh badan klasifikasi terhadap kapal. Notasi ini mencakup dua aspek utama: notasi
kelas pada lambung (Hull Classification) dan notasi kelas pada mesin (Machinery
Classification).
1. Notasi Klas pada Lambung (Hull Classification):
Notasi klas pada lambung berkaitan dengan penilaian dan klasifikasi terhadap
struktur dan sistem lambung kapal. Ini mencakup berbagai aspek, seperti kekuatan
struktural, stabilitas, dan sistem keselamatan kapal. Beberapa contoh notasi klas pada
lambung meliputi:

• IACS (International Association of Classification Societies): IACS memiliki notasi


klas pada lambung yang mencakup berbagai aspek kekuatan struktural,
kestabilan, dan sistem keselamatan kapal.

• Ice Class atau Notasi untuk Operasi di Perairan Beres Es: Kapal-kapal yang
dirancang untuk beroperasi di perairan beres es (seperti kapal pengangkut es)
akan memiliki notasi spesial untuk menunjukkan keandalan mereka dalam
kondisi tersebut.
2. Notasi Klas pada Mesin (Machinery Classification):
Notasi klas pada mesin mencakup penilaian dan klasifikasi terhadap sistem mesin
dan permesinan kapal. Ini mencakup aspek seperti keandalan mesin, sistem pembangkit
listrik, dan sistem kontrol. Contoh notasi klas pada mesin termasuk:

• MPP (Machinery, Propulsion and Power): Notasi ini menilai dan


mengklasifikasikan berbagai sistem mesin, propulsi, dan pembangkit daya pada
kapal.

• Pengklasifikasi Mesin Utama dan Bantu: Ada notasi yang membedakan antara
mesin utama yang menggerakkan kapal dan mesin bantu yang mendukung
operasi kapal (seperti mesin listrik, mesin pembangkit daya, dll.).
*Kedua jenis notasi ini memberikan indikasi kepada pemilik kapal, operator, dan pihak
terkait lainnya tentang kemampuan dan kelas kapal dalam hal kekuatan, stabilitas, keandalan
system mesin, dan kemampuan untuk beroperasi di lingkungan tertentu.
6. Jelaskan peraturan yang mengatur tentang klasifikasi kapal?
a. Sebutkan Jelaskan IMO code yang diketahui?
b. Jelaskan mengenai, SOLAS, Marpol dan Ship collision?

A. IMO Code
International Maritime Organization (IMO) adalah badan PBB yang bertanggung jawab
untuk mengembangkan dan memelihara peraturan internasional yang berkaitan dengan
keamanan, perlindungan lingkungan, dan efisiensi operasional kapal-kapal. Beberapa kode
dan peraturan yang dikembangkan oleh IMO meliputi:
1. SOLAS (International Convention for the Safety of Life at Sea):
• SOLAS adalah konvensi internasional yang menetapkan standar keamanan
minimum untuk konstruksi, peralatan, dan operasi kapal. SOLAS mencakup
berbagai aspek keamanan, termasuk pemadam kebakaran, penyelamatan, dan
prosedur darurat.
2. MARPOL (International Convention for the Prevention of Pollution from Ships):
• MARPOL adalah konvensi internasional yang bertujuan untuk mencegah polusi
dari kapal, terutama polusi laut oleh minyak dan produk minyak lainnya, serta
polusi udara oleh emisi dari kapal.
3. Load Lines (International Convention on Load Lines):
• Konvensi ini menetapkan batas beban kapal, yang menentukan berapa jauh kapal
dapat dimuat di dalam air. Ini memastikan bahwa kapal dapat berlayar dengan
aman tanpa membahayakan stabilitasnya.
4. ISPS Code (International Ship and Port Facility Security Code):
• ISPS Code merupakan kode yang mengatur keamanan kapal dan fasilitas
pelabuhan untuk mencegah aksi terorisme dan serangan terhadap kapal atau
pelabuhan.
5. ISM Code (International Safety Management Code):
• ISM Code adalah kode yang mengatur pengelolaan keamanan operasional dan
manajemen risiko pada kapal.
B. Penjelasan Singkat tentang SOLAS, MARPOL, dan Ship Collision:
1. SOLAS (International Convention for the Safety of Life at Sea):
• SOLAS merupakan konvensi yang berfokus pada aspek keamanan kapal. Itu
mengatur berbagai aspek termasuk konstruksi kapal, sistem keselamatan,
peralatan penyelamatan, dan prosedur darurat. SOLAS bertujuan untuk
memastikan keselamatan awak kapal dan penumpang selama pelayaran.
2. MARPOL (International Convention for the Prevention of Pollution from Ships):
• MARPOL adalah konvensi yang dirancang untuk mencegah polusi dari kapal,
terutama polusi laut oleh minyak dan produk minyak lainnya, serta polusi udara
oleh emisi dari kapal. Tujuan utamanya adalah melindungi lingkungan laut dan
pesisir dari dampak negatif dari aktivitas perkapalan.
3. Ship Collision Regulations (COLREGs):
• COLREGs adalah seperangkat peraturan internasional yang menetapkan aturan
untuk mencegah tabrakan antar kapal di laut. Itu mencakup berbagai aturan
tentang navigasi, sinyal, dan prioritas kapal dalam situasi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai