Anda di halaman 1dari 19

“INSPEKSI DAN SURVEI KELAUTAN”

Ismail Marzuki
Pascasarjana Teknik Material dan Produksi Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh November

A. Pendahuluan

Survei kelautan erat kaitanya dengan asuransi laut untuk mengidentifikas


kerusakan, keselamatan, kecelakaan dan inspeksi. Untuk melakukan survey
maupun inspeksi perlu memiliki pelatihan dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam melakukan penilaian terperinci dari kondisi kapal. Sementara itu surveyor
laut sering dipakai jasanya oleh perusahaan asuransi secara langsung. Sebagai
seorang surveyor mereka wajib mempertahankan otonom profesional pekerjaan
mereka. Marine Surveyor Independen sering digunakan oleh klien asuransi laut
untuk memberikan bukti pendukung klaim kerusakan terhadap perusahaan
asuransi. Perusahaan asuransi tidak dapat meminta pelanggan untuk menggunakan
surveyor laut tertentu meskipun mereka sering menyediakan daftar marine
surveyor yang direkomendasikan.

Survei kelautan diperkenalkan oleh Inggris P & I Club pada tahun 1985
dan kapal Program inspeksi dimulai pada tahun 1990. Langkah-langkah ini
diambil oleh direksi asosiasi untuk memastikan bahwa standar pemeliharaan dan
pengoperasian kapal kapal yang menjadi member asosiasi tetap ber kwalitas
tinggi. Jajaran direksi juga menyadari bahwa sejumlah kapal perdagangan yang
saat ini beroperasi tidak sesuai dengan aturan klasifikasi atau konvensi
internasional, walaupun, dalam banyak kasus, mereka disetarakan sesuai dengan
sertifikasi yang diperlukan (Those, 2009).

Pada tahun 1985, Anggota Asosiasi menyetujui amandemen aturan untuk


memungkinkan para owner memesan marine surveyor bagi para aggota maupun
yang baru ingin bergabung dalam Asosiasi. Di bawah pengawasan badan
pengawas, dua kategori kapal diidentifikasi dalam kasus kapal yang ditawarkan
untuk masuk ke ssosiasi, pertama, kapal tua atau kapal di mana ada alasan untuk

1
mencurigai kondisi yang buruk dan itu harus dilakukan survei. Kedua, kapal yang
sudah masuk ke dalam asosiasi juga akan disurvei jika track record menunjukkan
bahwa kapal-kapal tersebut tidak sedang dipelihara dengan baik.

B. Jenis-Jenis Inspeksi dan Survei Kelautan

Sebagai Marine Surveyor, ada 2 macam survey dan inspeksi kapal


menurut Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang biasanya dilakukan baik itu
digalangan maupun pada saat di kapal yaitu :

1. Statutory Survey

Merupakan jenis survey yang meliputi keselamatan kapal dan penumpang


yang berdasarkan SOLAS. Pada survey ini, pemeriksaan dilakukan pada Load
Line Survey yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada semua bukaan kapal yang
berada pada geladak utama dan semua harus kedap air. Untuk survey ini, yang
memeriksa adalah Dirjen Perhubungan Laut. Selain SOLAS ada pula MARPOL,
IMO, ISPS, dan ISM. Ruang lingkup survei ini sering didefinisikan untuk
melakukan hal-hal khusus dan relevan dengan keselamatan selama operasi. 24
persen dari rekomendasi survey berada pada kategori ini.

Sumber : Ship Inspection Report 2009

Gambar 2. Safety Standart Survey

2
Perlu dicatat bahwa grafik navigasi dan publikasi mencatat daftar
kegagalan dalam ini kategori sangat tinggi. Diharapkan kepada pemilik kapal
(owner) maupun surveyor, wajib memperhatikan implikasi yang signifikan untuk
keselamatan di laut.

2. Mandatory (Class) Survey

Survey jenis ini, pemeriksaannya dilakukan oleh class. Ada banyak class
diantaranya : IACS (International Association Class Society), LR, GL, BV, NK,
ABS, BKI (dibawah naungan dirjen perhubungan kelautan), dan lain-lain. Jenis
survey ini pemeriksaan lebih difokuskan pada pemeriksaan struktur seperti hull
dan machinery. Gambar dibawah ini menunjukkan berbagai masalah struktural
yang diidentifikasi dalam survei.

Sumber : Ship Inspection Report 2009

Gambar 2. Kegagalan Struktur Pada Kapal

Pemeriksaan secara Statutory dan Mandatory dilakukan setiap tahun dan


setelah 5 tahun saat surat berlayarnya habis, maka surat-surat tersebut harus
diperbaharui. Survey dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan yaitu
diantaranya :

3
a. Annual Survey

Survey yang dilakukan setiap tahun. Survey ini lebih difokuskan pada
fungsi dari seluruh system yang ada di kapal dan peralatan-peralatan yang
mendukung kerja kapal. Annual survey ini tidak harus dilakukan didok kecuali
untuk beberapa special case. Untuk Annual survey, boleh diberi tambahan waktu
dalam melakukan survey yaitu kurang lebih 3 bulan. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa lambung kapal, alat-alat penutup/ kekedapan kapal, dan
peraturan keselamatan dijaga dalam kondisi yang baik selama periode Renewal
Class/ pembaharuan kelas. Annual Survey ini juga merupakan item survey yang
diakui oleh syah bandar yang dikuasakan kepada surveyor kelas untuk menilai
kelayakan kapal dalam rangka penerbitan sertifikat keselamatan konstruksi. Selain
itu juga survey tahunan lambung dilakukan dengan survey tahunan permesinan
dan kondisi kapal yang akan disurvey harus dalam kondisi tidak bermuatan.

Jatuh tempo survey tahunan adalah setiap tahun pada tanggal kapal
tersebut dilakukan pengkelasan. Survey dapat dilakukan dalam periode yang
terbentang dari 3 bulan sebelum sampai 3 bulan setelah tanggal jatuh tempo.
Untuk perbaikan yang dilakukan pada Annual Survey melingkupi :

 Sertifikat kapal
 External inspections pada shell plating di atas garis air dan sekat kedap air
 Functional test and external inspection of steering gear
 External inspection of Main propulsion plants, Auxiliaries, Pumps,
compressors, heat exchangers, pipelines, valves and fittings.
 External inspection of electrical installations
 External inspection dan functional test of Fire-protection and Safety
equipment, the check of the equipment.

b. Spesial Survey

4
Survey pembaruan kelas dikenal dengan Special Survey (SS) yaitu survey
yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali (setiap berakhirnya masa berlaku
sertifikat klasifikasi) dan dilaksanakan diatas dok.

Survey pembaruan kelas untuk lambung, instalasi mesin, termasuk


instalasi listrik dan perlengkapan khusus yang dikelaskan harus dilaksanakan pada
akhir periode kelas. Survey pembaruan kelas dapat dimulai pada survey tahunan
keempat dan harus selesai dilaksanakan secara lengkap pada akhir periode kelas.
Masa survey keseluruhan tidak boleh lebih dari 15 bulan.

Adapun item yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

 Pembaruan Sertifikat
 Pemeriksaan terhadap bottom and side plating, coating and painting
 Pemeriksaan total terhadap kemudi
 Pemeriksaan total terhadap propeller, stern tube, sistem perporosan,
dan bow-thruster
 Crank web deflection of Main Engine and Auxiliary Engine
 General overhaul of Main Engine and Auxiliary Engine
 Pemeriksaan pompa dan kompresor

c. Intermediate Survey

Setelah survey tahunan yang dilakukan oleh pemilik kapal, ada jenis
survey lain yang wajib dilakukan oleh pemilik kapal yaitu intermediate
survey. Intermediate survey merupakan jenis survey yang dilakukan setiap
diantara dua sampai tiga tahun sekali untuk kapal seagoing setelah
melakukan annual survey pada tahun sebelumnya. Intermediate survey ini juga
merupakan item survey yang diakui oleh syah bandar yang dikuasakan kepada
Surveyor kelas untuk menilai kelayakan kapal dalam rangka penerbitan Sertifikat
Keselamatan Konstruksi. Selain itu juga survey tahunan lambung dilakukan
dengan survey tahunan permesinan dan kondisi kapal yang akan disurvey harus
dalam kondisi tidak bermuatan. Untuk tanggal kadaluwarsa intermediate survey
adalah :

5
1. Survey menjadi kadaluwarsa setelah 2½ tahun dari dimulainya periode
pengkelasan (saat commissioning mengacu pada pembaharuan Kelas).
Tanggal kadaluwarsa dihitung dari tanggal dimana periode kelas saat ini
akan memenuhi 2½ tahun validitasnya. Survey bisa dilakukan pada
kesempatan diantara annual survey ke-2 dan ke-3.
2. Docking Survey (jika diperlukan) yang dilakukan sebelum tanggal jatuh
tempo untuk periode survey, bisa diakui sebagai Survey
Intermediate sepanjang jangka waktu interval antara Docking Survey yang
diakui tersebut terhadap Docking Surveyberikutnya tidak lebih lama dari
36 bulan.

Untuk intermediate survey melingkupi :

 Ruangan yang dipakai untuk tangki ballast.


 Perbaikan cat pelindung pada tangki ballast.
 Pemeriksaan kondisi lambung di bawah garis air.
 Perbaikan buritan kapal melingkupi tongkat dan daun
kemudi, shaft dan propeller,sterntube, dan lain-lain.
 annual survey yang belum diselesaikan.
 Peralatan pemadam kebakaran.
 Pemeriksaan permesinan kapal, yaitu Penggerak utama, Penggerak Utama
Mesin Bantu dan turbin, mesin bantu dan turbin.Pompa, kompresor,
vessels dan peralatan di bawah tekanan, pemanas, alat penukar panas,
pipa, katup dan peralatan, instrumentasi (juga di wilayah kargo).
 Main and auxiliary steering gear.
 Peralatan jangkar dan peralatan tambat
 Instalasi listrik yang melingkupi main generator, auxiliary generator,
emergency generator, main switchboards, motor listrik, panel distribusi
dan switch cabinets, baterai dan seluruh tempat-tempat instalasi kabel
sejauh yang dapat diakses.
 Dan lain sebagainya.

d. Emergency Survey

6
Survey yang dilakukan bila di tengah perjalanan terjadi sesuatu yang harus
diadakan survey seperti kecelakaan, penambahan crane, perubahan bentuk deck,
dll.

Berikut ini merupakan gambar rentang waktu survey untuk menjelaskan lebih
jelas penjelasan diatas

Annual survey pertama dan boleh diberi tenggang waktuDilakukan


3 bulan spesial survey atau survey pembaharuan class

20112012 2013 2014 20152015

Kapal baru
keluar dan
seluruh sertifikat
Boleh dilakukan
kapal masih
dalam keadaan

Sumber : Olahan Data, 2015

Gambar 3. Rentang Waktu Survey Pada Kapal

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada dua macam jenis survey yaitu :

a. Load Line Survey yaitu survey yang dilakukan diatas garis air dimana seluruh
bukaan yang ada di geladak utama harus kedap air. Untuk survey jenis ini,
tidak diperbolehkan ada perubahan bangunan atas. Beberapa hal yang harus
disurvey diantaranya freeboard, main deck, penutup palkah, penutup pipa
untuk bahan bakar, ventilasi, dll

b. Draft Survey yaitu survey yang bergantung pada muatan yang akan dilakukan
proses bongkar muat sehingga akan berpengaruh pada draft/sarat kapal.

C. Ruang Lingkup Inspeksi dan Survei Kelautan

7
Pada umumnya survey dan inspeksi kelautan mencakup pekerjaan-
pekerjaan struktur dan keselamatan kapal. Berikut ini akan dijelaskan kegiatan
yang berkaitan erat dengan survey dan inspeksi secara umum.

1. Sebelum kapal masuk dok, ABK menyerahkan daftar perbaikan yang telah
dilakukan sebelumnya.
2. Setelah itu, menyerahkan lines plan kapal yang nantinya digunakan untuk
menentukan ganjalan yang akan ditempatkan pada kapal serta penentuan letak
side girder.
3. Setelah itu, juga disertakan data General Arrangement yang digunakan untuk
penentuan tangki-tangki yang terdapat pada double bottom kapal. Hal ini
dimaksudkan agar ganjalan-ganjalan tadi tidak ditempatkan pada tangki.
Biasanya, ganjalan-ganjalan tersebut ditempatkan pada solid floor &
watertight floor.
4. Setelah itu, dilakukan persiapan klass periodic yaitu hal yang harus dilakukan
sebelum pengedokan dan harus dilakukan gas freeing.
5. Setelah itu, mulai melakukan proses pengedokan. Yang pertama dilakukan
adalah tugboat akan mengaitkan tali pada kapal yang akan melakukan proses
doking dan mendorongnya untuk menuju dok. Jumlah tugboat yang
mendorong kapal ini ada 2 yaitu pada sisi portside dan pada sisi starboard
side. Di dok, dokmaster sudah bersiap untuk memberikan arahan apakah
kapal dalam posisi seimbang (ditengah) di dok sehingga kapal tidak berada
pada posisi terlalu ke kiri maupun ke kanan. Pada bagian forepeak kapal,
diberi tanda yang menandakan bahwa disitu merupakan batas maksimal kapal
berhenti. Pada dok, juga diberi tanda yang nantinya akan di paskan dengan
tanda yang ditempatkan pada kapal. Setelah kapal masuk ke dok, akan ada
penyelam yang hanya memastikan ada ganjalan yang jatuh atau tidak. Setelah
itu, air didalam dok dikeluarkan sehingga dapat dilakukan proses docking
pada kapal.
6. Dari penjelasan secara umum proses pengedokan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka ada beberapa persiapan data-data kapal sebelum kapal
naik dok yaitu :
 Gambar rencana pengedokan (dock plan)

8
 Gambar potongan membujur kapal atau gambar konstruksi profil
 Gambar rencana umum
 Gambar tangki-tangki serta lubang-lubang pada lambung kapal dibawah
garis air
 Gambar bukaan kulit

7. Selain itu ada beberapa informasi yang harus diberikan nahkoda kepada dok
master yaitu :
 Sarat kapal pada ujung haluan dan ujung buritan
 Kemiringan arah kapal melintang
 Letak tangki bahan bakar serta jumlah bahan bakar yang tersisa

8. Ada juga beberapa persyaratan kapal saat kapal akan naik dok yaitu :
 Perbedaan sarat haluan dan buritan tidak boleh terlalu besar
 Kemiringan melintang kapal diusahakan harus nol
 Kapal harus bebas dari bahan-bahan yang mudah terbakar
 Tangki-tangki bahan bakar dan minyak pelumas harus kosong kecuali
pada tangki harian

Ada beberapa macam jenis pengedokan yaitu diantaranya :

1. Graving Dock

Disebut juga dengan dry dock yaitu semacam kolam yang terletak ditepi
pantai yang digunakan untuk keperluan membersihkan badan kapal, memeriksa
kerusakan-kerusakan pada kapal, memperbaiki kapal, mengecat badan kapal
dibagian bawah garis air.

Ada beberapa bagian-bagian penting dari graving dock yaitu :

a. Pintu Penutup dock

b. Pompa-pompa pengering

c. Mesin gulung

9
d. Tangga-tangga yang digunakan untuk turun ke dasar kolam

e. Crane yang digunakan untuk transportasi peralatan.

Adapun cara pengedokan di graving dock yaitu :

a. Bantalan balok penumpu bagian tengah dipasang mati dengan jarak tetap
sepanjang kolam, kemudian bantalan balok kayu penumpu samping bisa
dipindahkan. Side blok ditempatkan pada web frame, main frame atau
pada sekat.

b. Air kolam dipompa keluar hingga maka baru dilakukan penyusunan balok
yang telah diikat sesuai dock plan.

c. Kolam diisi air lagi dengan membuka katup masuk, hingga permukaan
kolam sama dengan permukaan pantai.

d. Pintu kolam dibuka dengan cara menggesernya ke samping.

e. Kapal masuk didorong 2 tugboat dimana kepala tugboat ditancapkan di tug


area pada kapal dan dengan pertolongan tali yang digulung dengan
kapstan, kapal diatur agar tidak bergerak ke kiri atau ke kanan.

f. Setelah kapal pada kedudukan yang direncanakan, pintu kolam digeser dan
kemudian ditutup

g. Setelah itu, air dalam kolam dipompa keluar.

10
Gambar 4. Dok Kolam

2. Floating Dock

Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan saat akan melakukan docking
pada floating dock :

a. Tahap Persiapan

 Kita harus menyiapkan dan mengatur ganjel-ganjel pada kapal yang akan
naik sesuai dengan docking plan yang ada.
 Memberi kayu lunak diatas ganjelan tadi dengan ketebalan +/- 15 cm.
 Memberi tanda batas-batas haluan, buritan, dan midship kapal yang ditulis
di dek atas Dok Apung (upperdeck)
 Selanjutnya, memastikan kapal yang akan naik dok telah diatur sedemikian
hingga ballast dan sarat air muka belakang, hingga kapal dalam kondisi
yang baik stabilitasnya. Selain itu juga memastikan kondisi seluruh tangki
bahan bakar dan muatan dalam keadaan kosong, kecuali tangki harian.
 Seluruh peralatan yang ada di dok apung dicoba dan dipastikan alat-alat
mekanik, elektrik pneumatic serta indikator-indikator yang ada di control
house dapat bekerja secara akurat.
 Pastikan kondisi kapal tunda (tugboat) dalam kondisi siap pakai.
 Periksa table pasang surut air laut terhadap kondisi sarat penurunan kapal
dan dok apung telah aman dari bahaya kandas.

b. Tahap Pelaksanaan

 Dok apung diturunkan sampai dengan draft yang diperlukan (dengan


mengantisipasi situasi pasang surut air laut).
 Kapal digandeng 2 kapal tunda dimana kepala kapal tunda ditempelkan di
tug area kapal.
 Setelah kapal masuk dok, posisi kapal diatur terhadap dok sesuai dengan
tanda-tanda yang ada di upperdeck dok dengan tali takal, CL kapal harus
persis dengan CL dok.

11
 Setelah kapal dalam posisi yang baik, air dalam dok mulai dipompa keluar
 Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada di atas kapal harus
selalu mengikuti perkembangan situasi dan kondisi kapal tersebut sampai
dengan proses docking selesai.
 Yang memberi komando hanya dok master
 Setelah proses docking selesai, ada 2 penyelam turun untuk memastikan
ada atau tidak ganjel yang terguling.

Berikut ini adalah salah satu contoh gambar dari floating dock

Gambar 5. Floating Dock

3. Slipway (dok tarik)

Secara umum proses kerja untuk Slipway dock atau biasa disebut dok tarik, hampir sama dengan jen
proses docking. Berikut ini adalah contoh Slipway dock

12
Gambar 6. Slipway dock

D. Kegiatan Survey dan Inspeksi Kelautan

1. Pemeriksaan Tebal Pelat

Sebelum dilakukan pengetesan tebal kulit, ditentukan terlebih dahulu titik-


titk yang dicurigai mengalami pengurangan ketebalan dengan menggunakan palu
ketok. Kemudian disediakan alat yang akan digunakan antara lain: 1 Unit
Ultrasonic Test, gerinda, paselin, palu dan tangga. Untuk mempermudah
pekerjaan dibantu dengan gambar rencana umum dan gambar kerja (Bukaan kulit
lambung) untuk meletakkan titik-titik yang akan diuji ketebalannya. Titik- titik uji
yang telah ditentukan digerinda sampai terlihat warna pelat aslinya. Kemudian di
paselin untuk mencegah karat. Pekerjaan selanjutnya dengan bantuan unit
ultrasonic test, tester pada bagian yang telah digerinda dengan cara menempelkan
kabel dari alat tersebut pada titik uji. Maka jarum skala akan menunjukkan skala
ketebalan pelat dalam satuan milimeter. Setelah di ketahui ketebalannya kita
bandingkan dengan tebal pelat semula. Apabila tebal pelat setelah diuji
ketebalannya berkurang >20% dari tebal pelat semula, maka perlu dilakukan
replating.

Gambar 7. Alat Ultrasonic Test

13
Proses replating dilakukan saat plat yang ada pada kapal sudah tidak
memenuhi sarat minimum yang telah ditetapkan. Berdasarkan aturan, proses
replating dilakukan jika ketebalan plat sudah mencapai 80% dari ketebalan plat
awal. Untuk mengetahui ketebalan plat pada kapal, maka dapat dilakukan
pengukuran ketebalan plat yaitu dengan cara :

a. Visual, yaitu dengan cara melihat gambar bukaan kulit. Disana pasti
terdapat bagian-bagian mana saja pada kapal yang platnya sudah
mengalami pengecekan sebelumnya. Dari sana kita bisa tahu kira-kira
bagian mana saja yang harus dilakukan pengetesan

b. Pengecekan ketebalan plat ini menggunakan ultrasonic thickness test. Hal


yang pertama dilakukan untuk melakukan test ini adalah mengkalibrasi UT
dengan cara menempelkan prop pada plat lain yang memiliki ketebalan
sama dengan plat kapal yang akan disurvey. Setelah itu, uji plat dengan
cara menempelkan prop UT ke plat yang diinginkan.

c. Apabila ketebalan plat kurang dari sama dengan 80% dari ketebalan plat
awal, maka harus dilakukan replating.

Kemudian plat tadi dipaskan pada bentuk kapal yang akan diganti. Pada
saat pengepasan ini, tidak dilakukan proses pengelasan hanya dikunci saja untuk
mengantisipasi ada bentuk yang kurang pas. Jika sudah pas dapat dilas permanen
sedangkan jika belum pas deforming lagi di bengkel. Untuk pengelasannya
sendiri, hanya dilakukan pengelasan pada beberapa bagian saja. Jika ada plat yang
kurang, maka plat tersebut harus dipotong atau ditambah minimal 30 cm.

2. Pengecatan Kapal

Pengecatan merupakan proteksi yang melindungi suatu permukaan logam


dari akses lingkungannya dengan cara membentuk lapisan tipis diatas permukaan
logam untuk mengurangi terjadinya korosi. Pengecatan kapal terdiri dari 3 lapisan
yaitu cat Anti Corrosive (AC) dasar sebagai lapisan dasar pertama pengecatan
pada kapal serta mencegah terjadinya korosi pada lambung kapal, cat Anti
Fouling (AF) yang bertujuan untuk mencegah binatang dan tumbuhan laut

14
menempel pada bagian kapal yang tercelup dalam air dan cat warna. Sebelum
melakukan proses pengecatan maka lambung kapal yang akan dicat harus
dibersihkan terlebih dahulu.

Untuk jumlah lapisan cat ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pihak


galangan dan pemilik kapal sedangkan interval waktu pengecatan yang sesuai
dengan spesifikasi cat yang digunakan dan jumlah cat yang digunakan
berdasarkan data luas permukaan basah kapal (WSA). Untuk pengecatan bagian
lunas kapal sampai garis air muatan kosong dicat dengan menggunakan cat primer
kemudian cat anti corrosive dan cat anti fouling. Kemudian dari garis air muatan
kosong sampai garis air muatan penuh dicat dengan dengan cat primer, cat anti
corrosive dan bottop paint. Sedangkan dari lambung luar diatas garis air serta sisi
luar dari bangunan atas biasanya dicat dengan cat primer dan cat warna saja.

Proses pengecatan pada lambung kapal sesuai dengan urutan jenis cat :

a. Cat AC dasar dilakukan antara 2-3 lapisan dengan ketebalan masing-


masing minimal 90 mikron. Proses untuk pengecatan menggunakan cat
AC ini dilakukan dengan menunggu sampai kering.

b. Setelah itu, dilakukan pengecatan dengan menggunakan cat AF. Lambung


kapal ini dicat dengan menggunakan cat AF sebaiknya 24 jam sebelum
kapal akan diturunkan ke dalam air (masih dalam keadaan basah).
Ketebalan cat ini minimal 95 mikron.

c. Setelah itu dilakukan pengecatan dengan menggunakan cat warna


bergantung pada perusahaan pelayarannya.

d. Setelah proses pengecatan selesai, maka harus dilakukan pemasangan


cathodic protection (zinc anoda) dengan cara dibaut maupun dengan cara
dilas. Zinc anoda berfungsi sebagai pelindung plat agar tidak terjadi
korosi. Untuk plat datar, pemasangan zinc anoda berdasarkan ukuran ± 1
m2/kg sedangkan untuk plat yang tidak datar berdasarkan ukuran ± 0,5
m2/kg.

15
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam coating:
 Campuran cat.
 Campuran cat menggunakan 2 komponen yaitu base (cat itu sendiri) dan
pengeras, namun ada juga yang menggunakan satu komponen ( rubber )
 Interval antara langkah satu dengan langkah berikutnya antara 4 jam – 3
hari.
 Kelembaban.
 Batas maksimal kelembaban kurang lebih 85%
 Dry – wet
 Suhu pelat
 Suhu udara
 Dew point ( selisih antara suhu pelat dengan suhu udara ) maksimal 3o C
 Tekanan ideal yang digunakan kurang lebih 7,5 kg/cm3
 Tebal pengecatan minimal 400 mikron (dengan alat ukur elcometer)

Gambar 8. Electrometer

3. Pemeriksaan Hasil Pengelasan ( tes kekedapan ) a

Menggunakan Kapur dan Solar.

Sepanjang hasil lasan bagian luar diolesi dengan kapur dan bagian dalam
diolesi solar. Setelah ditunggu beberapa saat jika kapur tetap kering dan

16
berwarna putih, berarti hasil lasan baik. Tetapi jika kapur terdapat bercak-
bercak solar, berarti hasil lasan terdapat retak/penetrasinya kurang baik.
Jika terjadi hal yang demikian maka hasil lasan harus digouging dan
dilakukan pengelasan kembali.

¨b. Menggunakan Air Bertekanan.

Sambungan las/alur las bagian luar disemprot dengan air bertekanan ± 7


kg/cm² dan pengecekan dilakukan pada bagian dalam. Jika sambuangan
las baik, maka tidak akan terjadi perembesan dibalik lasan. Test ini
biasanya dilakukan pada bangunan baru.

c. Menggunakan Udara Bertekanan.

Tangki dikosongkan, ditutup dan dialirkan udara bertekanan kedalamnya


sampai tekanan tertentu ( 2 kg/cm² ). Memasang manometer agar diketahui
tekanan udara didalamnya dan untuk mempertahankan tekanan udara
tersebut sampai pengujian selesai. Pada bagian luar tangki, pada alur lasan
diolesi dengan cairan detergen/sabun. Jika terjadi gelembung-gelembung
sabun pada permukaan lasan, berarti hasil lasan tidak baik ( tidak kedap ).
Sehingga harus digouging untuk selanjutnya dilas kembali. Jika tidak
terdapat gelembung, maka hasil lasan baik ( kedap air ).

Gambar 9 . Mengukur Tekanan Tangki

17
E. Kesimpulan

Survey dan inspeksi kelautan merupakan suatu program yang dijalankan


oleh sebuah organisasi maupun asosiasi yang dirancang untuk mengidentifikasi
kapal yang memiliki standar (klas) dan praktik manajemen pengoperasianya agar
mendorong pemilik kapal untuk melakukan identifikasi sehingga meningkatkan
standar dan kinerja mereka. Tanpa komitmen bersama yang mendasari untuk
meningkatkan kualitas dalam pengoperasian kapal, owner juga harus dapat
membuat kesimpulan sendiri dan mengambil pelajaran sehingga dapat memberi
perhatian terutama pada kondisi fisik dan kesalamatan kapal. Dari pembahasan
diatas tampak ada bukti bahwa pendekatan struktural untuk keselamatan
menganjurkan setiap pemilik kapal maupun crew untuk memiliki standar pada
negara yang berbeda-beda, hal ini memperlihatkan kontribusi penting untuk
pengoperasian kapal berkualitas tinggi.

Kegiatan survey dan inspeksi ini adalah kebijakan dari Asosiasi Dunia
untuk berkontribusi terhadap upaya Internasional dalam meningkatkan standar
keselamatan. Sehingga nantinya dapat berkontribusi pada pengetahuan dan
pemahaman tentang sektor-sektor yang lebih luas di industri perkapalan termasuk
owner, biro klasifikasi, pembuat kapal dan penyewa, di mana memiliki komitmen
bersama untuk meningkatkan kualitas dan keamanan.

18
Bahan Bacaan Dan Rujukan

Thos. Miller P&I, 2009. Ship Inspection Reaport. United Kingdom: Mutual Steam
Ship Assurance Association (Bermuda) Ltd.

BKI, 2014. Propulsi. Jakarta : Jurnal Teknik BKI

IACS, 2011. Classification Societies: UK, International Assotiation of


Classification Societes

https://en.wikipedia.org/wiki/Marine_surveyor

19

Anda mungkin juga menyukai