Annual Survey
Survey tahunan dilaksanakan untuk lambung, instalasi
mesin termasuk instalasi listrik dan perlengkapan khusus
yang dikelaskan harus dilaksanakan pada selang waktu
12 bulan, terhitung dari tanggal dimulai periode kelas
seperti yang tercantum dalam sertifikat kelas.
Survey bisa dilaksanakan dalam jendela waktu 3
bulan dihitung dari tanggal jatuh temponya.Untuk kapal
dengan akomodasi lebih dari 12 penumpang survey
tahunan harus dilaksanakan tidak lebih lambat dari
tanggal jatuh temponya.
Intermediete Survey
Jatuh tempo survey antara ditetapkan 2,5 tahun sejak
berlakunya kelas dan dilaksanakan bersamaan dengan
survey tahunan kedua atau ketiga. Untuk kapal
pedalaman dilaksanakan tidak lebih dari tiga tahun
dihitung dari survey pembaruan kelas.
Special Survey
Survey pembaruan kelas dapat dilaksanakan dalam
beberapa bagian.Survey pembaruan kelas untuk
lambung, instalasi mesin termasuk instalasi listrik dan
perlengkapan
khusus
yang
dikelaskan
harus
dilaksanakan pada akhir periode kelas.Pembaruan kelas
untuk lambung dinomori dalam urutan I, II, III dan
seterusnya.Pembaruan kelas IV dan seterusnya
disamakan dengan Pembaruan kelas III. Survey
pembaruan kelas dapat dimulai pada suvey tahunan
keempat dan harus selesai dilaksanakan secara lengkap
pada akhir periode kelas. Masa survey keseluruhan tidak
boleh lebih dari 15 bulan.
Docking Survey
Pengedokan digunakan untuk keperluan pemeriksaan berkala
terhadap kondisi lambung dibawah garis air (survey alas), bukaan dan
perlengkapan penutup mesin, dan komponen bagian luar dari sistem
poros penggerak.
Kapal dengan tanda kelas A100 harus menjalani survey pengedokan
2 kali dalam satu periode kelas 5 tahun. Survey pengedokan yang
pertama dilaksanakan pada survey tahunan kedua atau paling lambat
survey tahunan ketiga. Selang waktu maksimum antara survey
pengedokan yang berurutan tidak boleh lebih dari 36 bulan. Survey
pengedokan berikutnya harus dilaksanakan paling lambat setelah 24
bulan. Kapal dengan tanda kelas A90 harus menjalani survey
pengedokan pada selang waktu 18 bulan. Kapal dengan akomodasi
untuk lebih dari 12 penumpang harus menjalani survey pengedokan
pada selang waktu 12 bulan.
Gambar 3 : First
cleaning dengan
cairan cleaner
Gambar 4 :
Penyemprotan
cairan penetrant
Gambar 6 :
Penyemprotan
cairan white
Gambar 5 : Pre
cleaning dengan
cairan cleaner
Gambar 7 : Hasil
dari penetrant test
Keel Deflection
Gambar 8 : Proses
pengukuran bagian
keel dengan water
pass
Gambar 9 : Proses
pengukuran dengan
water pass pada
proyeksi di samping
kapal
Gambar 10 :
Pengecekan ketepatan
pengukuran
menggunakan alat
theodolit
Draught Mark
Safety Device
Gambar 13 :
Pengecekan indikator
panel alarm
Gambar 14 :
Pengecekan LO low
pressure
Gambar 16 :
Pengecekan sinyal
alarm
Gambar 15 :
Pengecekan temperatur
panas air tawar
Gambar 17 :
Pengecekan ESB
Pengecekan Lambung
1. Ketebalan pelat
Ketebalan pelat diukur dengan menggunakan alat ukur
ultrasonik (ultrasonic wall thickness gauge). Apabila pelat yang
diukur ketebalannya telah berkurang lebih dari 20% ketebalan
pelat awal, maka pelat tersebut harus diganti sesuai dengan
ketentuan dari BKI.
2. Deformasi pelat
Cara menentukan deformasi pelat dilakukan dengan cara visual
check. Deformasi pada pelat kulit kapal terdiri dari 2 jenis yakni
lekuk (dented) yang dikarenakan melenturnya pelat bersamasama balok konstruksinya serta besarnya lenturan pada lekukan
yang paling dalam, dan gelombang (corrugation) yang
dikarenakan melenturnya pelat antara 2 balok pada konstruksi
tersebut. Pengecekan yang dilakukan yaitu pengecekan
ketebalan pelat pada bagian yang mengalami deformasi, cek
keretakan, dan pengecekan kuncian las-lasan antara gading dan
pelat.
3. Las-lasan replating
Pengecekan hasil las-lasan pada replating pelat bisa dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain :
a. Metode kapur dan minyak
Hasil las-lasan pada bagian luar dioleskan kapur, untuk bagian dalam
dioleskan minyak pelumas. Apabila terjadi cacat las, maka kapur yang
terletak pada bagian luar pelat akan berminyak.
b. Metode vacum test
Kampuh las diberikan air sabun yang kemudian diberikan tekanan
udara agar udara di area kampuh las menjadi hampa. Jika terjadi cacat
las, maka akan terdapat gelembung air pada bagian kampuh las.
c. Metode air pressure test
Biasanya digunakan untuk pengecekan las-lasan pada bagian tangki.
Pengujian dilakukan dengan bantuan alat berupa pressure gauge atau
selang plastik yang diisi dengan air. Jika terjadi cacat las, maka akan
terdapat gelembung air pada bagian kampuh las yang sebelumnya
telah diberikan air sabun.
4. Rudder
Melakukan pengecekan clearence (tes kelonggaran) pada
tongkat kemudi dengan pintle atau tongkat kemudi dengan neck
bearing.
5. Propeller
Pemeriksaan keretakan dan balancing pada daun baling-baling.
6. Jangkar dan rantai jangkar
Pengecekan berat jangkar kanan dan kiri dan pengecekan
diameter serta ketebalan dari rantai jangkar.
Pengecekan Permesinan
1. Sea chest
Pemeriksaan bagian filter sea chest yang menepel pada bagian
kulit kapal, pemeriksaan katup, dan pembersihan lempengan
pada penyaring sea chest.
2. Overboard
Pemeriksaan katup dan pembersihan lempengan pada penyaring
overboard.
3. Shaft propeller
Melakukan pengecekan clearence (tes kelonggaran) pada poros
shaft propeller dengan bantalannya.