Pemeliharaan Kapal adalah kegiatan perawatan dan perbaikan kapal yang dilaksanakan sendiri atau
pihak lain baik pada masa operasi atau diluar masa operasi kapal, dalam rangka mempertahankan
kelayakan kapal sehingga dapat beroperasi secara maksimal. Para pemilik kapal pada saat ini dalam
melakukan penjadwalan pemeliharaan kapal menggunakan sistem yang bernama Planned Maintenance
System.
Planned Maintenance System atau Sistem Pemeliharaan Terencana adalah sistem berbasis kertas atau
perangkat lunak yang memungkinkan pemilik atau operator kapal untuk melakukan pemeliharaan kapal
dalam jangka waktu tertentu yang berdasarkan pada persyaratan pabrikan dan badan klasifikasi kapal.
Memastikan semua pemeliharaan kapal dilakukan dengan interval waktu yang sesuai dan sesuai
dengan jadwal yang dibuat oleh sistem.
Untuk memelihara dan menjaga semua permesinan dan komponen di kapal tetap berfungsi dengan
baik setiap saat.
Untuk menghindari adanya gangguan pada saat kapal beroperasi.
Untuk meminimalkan downtime dari kemungkinan terjadi kerusakan.
Untuk memberikan batasan yang jelas antara pemeliharaan di kapal atau di darat.
Untuk meningkatkan keamanan dan kehandalan dari kapal.
Sumber : https://www.pexels.com
Pemeliharaan kapal tersebut diawasi oleh personel yang ada di atas kapal, yang kemudian dicatat
sebagai item pemeriksaan untuk survei periodic kapal. Rencana dan penjadwalan dari pemeliharaan
kapal didokumentasikan sesuai dengan sistem yang disetujui oleh badan klasifikasi kapal. Mempunyai
Planned Maintenance System atau Sistem Pemeliharaan Terencana di kapal pada saat ini merupakan
mandatory sesuai dengan ISM (International Safety Management) Code.
Planned Maintenance System berbasis perangkat lunak pada saat ini sangat berkembang, berbagai
program untuk pemeliharaan kapal muncul semakin banyak jenisnya. Para pemilik atau operator kapal
dapat memilih modul pada software Planned Maintenance System sesuai dengan kebutuhan. Program
pada Planned Maintenance System sekarang ini tidak hanya perihal pemeliharaan kapal tetapi juga
mencakup semua kebutuhan di dalam atau di luar kapal.
Pada program Planned Maintenance System perihal pemeliharaan kapal (maintenance) harus
memenuhi persyaratan ISM (International Safety Management) Code. Database harus mencakup semua
peralatan vital di kapal, dan semua peralatan tersebut harus jelas rencana pemeliharaannya. Badan
klasifikasi kapal memungkinkan memberikan status khusus kepada kapal yang menerapkan Planned
Maintenance System dengan baik.
Survei untuk permesinan di kapal biasanya dilaksanakan bersamaan dengan survei yang dilakukan oleh
surveyor badan klasifikasi, dan berdasarkan jadwal yang diberikan pada Continuous Machinery Survey
(Survei Bersambung Mesin). Pemeriksaan permesianan dijadwalkan 5 tahun sekali bertujuan untuk
memastikan sistem permesinan berfungsi dengan baik. Badan klasifikasi kapal memperbolehkan
penggunaan form yang dibuat oleh Planned Maintenance System untuk pelaksanaan survei.
Pada umumnya pemeriksaan Continuous Machinery Survey (Survei Bersambung Mesin) kecuali steering
gear dan pressure vessel dapat dilaksanakan oleh Kepala Kamar Mesin, berdasarkan pada program kerja
Planned Maintenance System.
Berikut beberapa persyaratan Kepala Kamar Mesin pada Continuous Machinery Survey diantaranya:
The main aim of any maintenance plan on ship is to get the maintenance and repair work done in the
least possible time with minimum costs.
A maintenance plan is therefore followed by every shipping company to ensure that the ship’s
machinery maintains a particular standard of operation and safety.
dry dock
Maintenance plan is an imperative element of ship’s routine operations and also forms an integral
component of ship’s maintenance mechanism.
While making a maintenance plan, several aspects are taken into consideration, starting from the
International safety management code (ISM) to the guidelines put forth by the machine manufacturers.
As mentioned before, the main objective of a maintenance plan is to make sure that the work is done in
the least possible time with utmost efficiency and at optimum cost.
Various points mentioned in the ISM code are taken into consideration, along with company’s
procedures and manufacturer’s guidelines.
Other aspects include type of the ship, condition of the ship, age of the ship etc.
In order to carry out a successful maintenance plan, the following steps are considered in order to form
a strategic approach:
While developing a maintenance procedure for a particular ship, the shipping company takes the
following points into consideration:
Considering the above mentioned points, a systematic approach to maintenance is made. This is
necessary to ensure that nothing is missed while carrying out the maintenance procedure.
Maintenance interval forms the most important aspect of the maintenance plan.
The maintenance interval decided in the plan is based on the following factors:
Lastly, following steps are included for writing down the final procedure for planned inspection
routines :
Considering the above mentioned points, a systematic and planned maintenance procedure is made
which also forms an integral part of ship’s planned maintenance system.
For inspection purpose checklist are often used to ensure that the inspection, test and maintenance are
performed according to the guidelines of manufacturers, shipping company, and the ISM code.
PENGGUNAAN APLIKASI EXCEL DALAM PENGISIAN FORM PLANNED MAINTENANCE SYSTEM PADA
KAPAL TUGBOAT DI PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK