Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENGOPERASIAN SEMEN DI KAPAL AHTS (ANCHOR

HANDLING TUG SUPPLY VESSEL) SV. PACIFIC 38

Lukas Palulun1 Abdul Basir2, Winarno3.


Pasis ATT-I Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
lpalulun@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kapal AHTS ( Anchor Handling Tug Supply ) adalah kapal yang dirancang
khusus untuk menunjang kegiatan, pekerjaan pengeboran lepas pantai ataupun
ladang-ladang minyak dan gas yang sudah berproduksi yang dilengkapi dengan
Bulk Handling sistem untuk memuat semen, menyimpannya dan mentransfernya.
Oleh karena itu Sistem Bulk Handling harus dipelihara dan dijaga dengan baik
agar pengoperasian berjalan lancar, sehingga kendala-kendala yang dapat
mengakibatkan hambatan pada operasional di instalasi Offshore dapat dipenuhi.
Saat penulis bekerja sebagai 2nd Engineer di kapal SV Pacific 38 milik Berlitz
Offshore Limited Pte.Ltd yang beroperasi di middle east (Abu Dhabi) pernah
mengalami blok line pada sistem Bulk Handling yang akan mentransfer semen ke
rig. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya blok line pada sistem bulk handling. Hasil dari karya ilmiah ini adalah
blok line pada sistem terjadi akibat Bulk tank yang lembab karena semen terlalu
lama berada di dalam tank, tidak berfungsinya safety valve dan by pass sehingga
mempengaruhi tumpukan semen pada line, perawatan yang tidak sesuai PMS dan
udara yang masuk ke dalam sistem semen masih mengandung zat cair karena
tidak berfungsinya dryer. Kesimpulan terjadinya blok line karena semen terlalu
lama berada di dalam tank, tidak berfungsinya by pass dan safety valve,
kurangnya pemahaman Engineers dalam Sistem Dry Bulk Handling dalam hal
perawatan dan pengoperasian sehingga komponen sistem dry Bulk Handling tidak
berfungsi dengan baik. Saran dalam melakukan loading /discharge selalu
memperhatikan kondisi bulk tank, stabilitas kapal, by pass serta temperatur
/tekanan udara yang ada di dalam sistem semen agar pengoperasian sistem semen
tidak terhambat dan melakukan familiarisasi pada ABK mesin mengenai sistem
kerja dari Dry Bulk Handling system dan perawatan sesuai PMS.

Kata Kunci: Bulk Handling, Blok Line, Perawatan

Latar Belakang
Kapal AHTS ( Anchor Handling Tug Supply ) adalah kapal yang dirancang
khusus untuk menunjang kegiatan, pekerjaan pengeboran lepas pantai ataupun
ladang-ladang minyak dan gas yang sudah berproduksi. Sebagai kapal pendukung
Offshore dalam melaksanakan fungsinya kapal ini dilengkapi dengan Bulk
Handling sistem.
Salah satu pesawat yang tak kalah pentingnya dalam menunjang
pengoperasian kapal supply dan instalasi pengeboran minyak lepas pantai adalah
Dry Bulk Cargo handling system. Fungsi utama dari Dry Bulk Handling system
adalah untuk menerima cargo bubuk curah, menyimpannya dan mentransfernya.
2

Oleh karena itu pesawat dan peralatan tersebut harus dipelihara dan dijaga dengan
baik supaya dapat beroperasi dengan lancar, sehingga kita bisa menekan
seminimal mungkin kendala-kendala yang akan mengakibatkan hambatan pada
operasional kapal dan kelancaran kerja di instalasi Offshore dapat dipenuhi.
Dalam pengoperasian sistem pengoperasian Bulk Handling System kendala
yang paling sering adalah terjadinya block pada line di kapal sehingga
menghambat proses bongkar muat ke rig.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik membahas
permasalahan tersebut ke dalam bentuk karya ilmu terapan dengan judul “ Sistem
Pengoperasian Semen di atas kapal AHTS (Anchor Handling Tug Supply Vessel )
SV. Pasific 38.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka kami tertarik untuk
mengangkat permasalahan tentang Apa faktor penyebab terjadinya block line pada
Bulk Handling system di kapal SV. Pasific 38?

Dry Bulk Handling System


Dry Bulk Handling system adalah suatu sistem standar pada kapal pendukung
Offshore (OSV) yang memiliki kemampuan untuk dapat mensuplay sesuai dengan
fungsinya. ( www.Siwertell.com)
Fungsi utama dari Dry Bulk Handling system adalah untuk menerima,
menyimpan dan mentransfer Cargo. Dari beragam jenis muatan antara lain semen,
barite, dan bentonite. Untuk dapat melakukan bongkar muatan Dry Bulk Handling
sistem memakai udara bertekanan yang di hasilkan oleh kompresor udara.
Ruang (space) pada kapal-kapal pendukung lepas pantai terbatas dan memang
membutuhkan desain yang disesuaikan. Setiap kapal memiliki spesifikasi
tersendiri tentang Dry Bulk Handling system. Sedangkan untuk SV Pacific 38 Dry
Bulk Handling system menggunakan metode yang lebih konvensional di mana
penyimpanan dan pembuangan Cargo dilakukan dengan menggunakan empat
tangki tekan, ( 4 x 1900 ft3 = 7600 ft3) dengan isi total ( 215 m3 ). Tekanan kerja =
5,6 bar. Tekanan test = 8,4 bar.
Penanganan material curah adalah bidang teknik yang berpusat pada
desain peralatan yang digunakan untuk penanganan bahan kering. Bahan curah
adalah bahan kering yang bersifat bubuk, granular atau kental, dan disimpan
dalam tumpukan Contoh bahan curah adalah mineral, bijih, batu bara, sereal,
kepingan kayu, pasir, kerikil, tanah liat, semen, abu, garam, bahan kimia, biji-
bijian, gula, tepung dan batu dalam bentuk curah longgar. Ini juga bisa
berhubungan dengan penanganan limbah campuran. Penanganan material dalam
jumlah besar adalah bagian penting dari semua industri yang memproses bahan-
bahan curah, termasuk: makanan, minuman, gula-gula, makanan hewan, pakan
ternak, tembakau, kimia, pertanian, polimer, plastik, karet, keramik, elektronik,
logam, mineral, cat , kertas, tekstil, dan lainnya.
Tujuan dari fasilitas penanganan material curah mungkin untuk
mengangkut material dari salah satu dari beberapa lokasi (yaitu sumber) ke tujuan
akhir atau untuk memproses material seperti bijih dalam berkonsentrasi dan
peleburan atau penanganan material untuk pembuatan seperti kayu gelondongan,
serpihan kayu dan serbuk gergaji di pabrik penggergajian dan kertas. Industri lain
3

yang menggunakan penanganan bahan curah termasuk pabrik tepung dan boiler
utilitas berbahan bakar batubara.

Prosedur Pengisian
Prosedur ini akan menceritakan proses pengisian material dari tangki-tangki
Shorebase kedalam tangki-tangki kapal sesuai dengan Standart Operation
Procedure (SOP) menurut Manual book diatas kapal SV Pacific 38yang perlu
diperhatikan dibawah ini.
Sebelum pengisian, prosedur standar kerja di atas kapal, Work Order
Procedure (WOP) adalah:
a. Pastikan para anak buah kapal sudah tahu akan tugas masing-masing.
b. Selang dari tanki darat disambungkan ke coupling di kapal dan pastikan
sudah tersambung dengan baik.
c. Pasang dan buka ventilasi valve yang ada di tangki dan di atas deck jatuhkan
ujung selang ventilasi yang diberi pemberat kedalam laut (disamping kapal)
dan pastikan sudah terikat kuat selang tersebut (pemberat adalah pipa sebesar
selang berbentuk T dengan lubang di kedua ujungnya) agar terhindar dari
debu dan sentakan selang yang dapat membahayakan keselamatan manusia.
d. Buka valve pengisian Bulk tank yang mau diisi.
e. Periksa manhole tank harus dalam keadaan tertutup rapat
f. Sebelum mulai menerima material, pastikan dulu bahwa blow line dari
shorebase berjalan lancar dapat dilihat di selang ventilasi.
g. Setelah semua persiapan pengisian sudah dilaksanakan, segera periksa ulang
untuk benar-benar memastikan bahwa kapal siap menerima pemindahan
muatan tersebut dan pastikan loading master sudah diberitahu volume dari
pada masing-masing tanki agar tidak terjadi/menghindari kelebihan pengisian
hentikan pengisian bila indicator high level sudah aktif.
h. Setelah itu laporkan ke operator material shorebase dan perwira jaga di
anjungan kalau pihak kapal siap menerima muatan tersebut
i. Minta pada petugas/operator material shorebase untuk melakukan blow-line
lebih kurang 15 menit terlebih dahulu untuk memastikan kalau instalasi aman
dan siap digunakan.
j. Periksa angin yang keluar dari ujung selang ventilasi yang berupa
gelembung-gelembung udara karena ujung selang ada pada posisi ± 20 cm
dibawah permukaan air. Blow line biasanya dilakukan cukup sekali.
k. Pengisian material bisa dimulai, selama pengisian selalu lakukan pemeriksaan
pada selang ventilasi, pipa-pipa dan tangki.
l. Setelah pengisian selesai kalau berjalan normal, stop dilakukan dari darat.
Mintalah pada operator untuk menekan sistem atau blow line pipa pengisian
dan pastikan hanya angin yang keluar dari ujung selang ventilasi, langkah ini
untuk membersihkan pipa agar tidak ada sisa material yang tertinggal di
dalam pipa, yang dapat menyebabkan penyumbatan.
m. Pastikan tekanan dalam Bulk tank dan sistem 0,1 bar sebelum selang
sambungan dilepas ( disconnect hose ) , biarkan sisa-sisa tekanan udara di
dalam tangki dan pipa selang hilang untuk mencegah terjadinya kondensasi.
n. Setelah tidak ada tekanan udara sisa di dalam tanki dan pipa atau selang,
sambungan selang dari darat dilepas dan ujungnya dibersihkan.
4

o. Tutup kran pengisian, tutup ventilation valve, angkat ujung selang


ventilation hose dari dalam air, dibersihkan dan dikeringkan, kemudian tutup
rapat-rapat.
p. Buka drain valve yang ada di tanki untuk menjaga tekanan di dalam tanki
sama dengan tekanan udara diluar tanki untuk menghindari kondensasi
(safetybatamindo.blogspot.com)
Prosedur Pembongkaran Muatan Curah Kering (Discharging Dry Bulk
Material )
Prosedur pembongkaran dilakukan di Laut atau instalasi pengeboran minyak
lepas pantai atas permintaan Rig sesuai dengan standard kerja di atas kapal:
a. Konfirmasi ke Rig berdasarkan muatan dan banyaknya muatan yang akan
ditransfer.
b. Persiapkan selang atau hose untuk transfer semen.
c. Buka penutup sambungan selang atau hose.
d. Selang dari Rig disambungkan ke coupling dan ikat dengan kuat agar saat
pemompaan Semen selang tidak bergerak bebas.
e. Siapkan selang atau hose ventilation, masukkan ujung selang atau hose yang
sudah diberi pemberat kedalam laut disamping kapal kira-kira 20 cm dibawah
permukaan air, kemudian buka sedikit ventilation valve manual di main deck
dekat selang atau hose manifold. Ini dilakukan untuk menjaga bila sewaktu-
waktu terjadi hal emergency atau penyumbatan dalam sistem, sisa udara
didalam Bulk tank dan pipa-pipa tekan, udara dapat dibuang melalui
ventilation ini.
f. Buka discharge valve di main deck.
g. Informasikan ke Rig bahwa dari kapal siap blow line sistem lebih kurang
15 menit
h. Kompresor udara dan alat pendukungnya disiapkan
i. Setelah diyakini bahwa semua line sudah terbuka, dengan mendapatkan
informasi dari Rig, maka kompresor di jalankan.
j. Purge valve dibuka 20% sampai 30% hingga tekanan compressor mencapai
5 bar dan pertahankan tekanan antara 5 bar sampai 5.5 bar dengan mengatur
pembukaan purge valve. Proses ini disebut blow line sistem dan dianggap
line clear bila dari ujung selang ventilation dari Rig angin yang keluar sudah
cukup bersih.
k. Informasikan kembali ke Rig bahwa dari kapal siap transfer product atau
cargo ke Rig dan mohon persetujuannya.
l. Setelah Rig menyetujui untuk segera memompa product atau cargo segera
buka inlet valve untuk angin masuk kedalam Bulk tank semen melalui
pipa pembagi yang kemudian ke Air jet Nozzle yang pemasangannya
ujung yang berat dipasang pada pipa selencer dan ujung yang lain
menghadap kesisi-sisi Bulk tank, sehingga diharapkan semen di dalam Bulk
tank bisa dipompa disemua sisi.
m. Kemudian tutup purge valve 100% dan Tahan tekanan di dalam Bulk tank
antara 5 – 5,5 bar dengan mengatur purging valve (tutup sedikit bila tekanan
kurang dan buka sedikit bila kelebihan tekanan).
n. Setelah tekanan didalam Bulk tank mencapai 5 – 5,5 bar segera buka valve
Air jet sampai dengan 100% dan tunggu sampai lima menit valve discharge
yang dari Bulk tank dibuka dan pastikan muatan mengalir keluar oleh
5

tekanan angin ditambah dorongan air purge valve yang dibuka 100%
kemudian tutup valve sampai 50% dari Bulk tank melalui discharge hose di
main deck dan diteruskan ke Bulk tank di atas Rig yang menerima Cargo.
o. Untuk menjaga keseimbangan tekanan yang di perlukan dengan kapasitas
kompresor maka tekanan angin didalam Bulk tank diusahakan konstan
antara 5,0 – 5,6 bar dengan mengatur purging valve, purging valve ditutup
sedikit bila tekanan dalam Bulk tank turun dan dibuka sedikit bila tekanan
didalam Bulk tank bertambah naik. Biasanya konstan pada 25% sampai 30%
dari pembukaan purge valve tergantung juga dari tingginya Rig tersebut.
p. Untuk mengetahui muatan didalam Bulk tank sudah habis dapat dilihat dari
tekanan didalam Bulk tank cepat sekali menurun. Hal ini dapat diikuti
dengan penutupan purge valve sedikit demi sedikit sampai 20% pembukaan,
80% penutupan dan bahkan purge valve bisa ditutup 100%, yang berarti
angin yang bertekanan melewati Bulk tank yang sudah kosong dan akan
membersihkan sisa-sisa semen baik yang ada di Bulk tank maupun yang
ada di sistem pipa-pipa tekan.
q. Pada saat pembersihan tangki yaitu setelah muatan habis purging valve tidak
diperlukan lagi. Hanya katup tekan atau discharge valve yang ditutup dan
dibuka, setelah dirasa muatan benar-benar habis bukalah penuh katup tekan
atau discharge valve dan Bulk Compresor jangan dimatikan dulu, biarkan
tekanan dalam Bulk tank atau sistem turun sampai 0,1 bar, setelah itu
matikan Bulk Compresor dan tutup inlet valve ke pipa pembagi ke Bulk tank,
buka ventilation valve pelan-pelan dan tutup remote discharge valve . Hal
ini dilakukan agar tidak terjadi perubahan tekanan turun yang mendadak
untuk mencegah terjadinya kondensasi.
r. Pressure gauge menunjukkan angka 0,1 tutup ventilation valve dan buka
drain valve di Bulk tank.
s. Lepas sambungan selang atau discharge hose dari Rig tutup discharge valve
manual di main deck, angkat selang atau hose ventilation dan tutup katupnya,
bersihkan ujungnya (keringkan).www.irmanrostaman.wordpress.com
6

A. SISTEM DRY BULK HANDLING


Sistem Semen di kapal SV. Pacific 38

Sumber : Manual Book SV. Pacific 38


7

Prosedur Pengoperasian compressor dan transfer cement


1. Hidupkan kompressor kecil pembuka valve otomatis ( pneumatic system)
2. “ON” Onkan switch cement compressor sea water cooling pump pada panel
switch board
3. On kan switch bulk cement air compressor stater pada panel switch board
4. Hidupkan sea water cooling pump
5. Onkan power compressor starter tekan tombol reset kemudian posisikan ke
remote control ( pengoperasian dialihkan ke anjungan)
6. Onkan panel source yang terdapat di anjungan
7. Start compressor mengisi angin kedalam tangki semen untuk menaikkan
tekanan dan buka valve air suction yang ke tangki, tekanan dalam tangki 0.5
MPa kemudian kompressor di stop
8. Jika tekanan dalam tangki 0.5 MPa material siap ditransfer ke rig
9. Lakukan blow up untuk memastikan semua valve terbuka dengan melihat
ventilasi keluar kalau ventilasi keluar angin yang bagus, material siap untuk di
transfer.
10. Pada saat proses transfer ventilasi harus selalu dipantau keluar angin atau
tidak. (SV Pacific 38 manual book)
Analisis
1. Lokasi Kejadian
Kejadian yang menjadi suatu pengalaman selama penulis bekerja
diatas kapal SV. Pacific 38 pada saat itu 2nd Engineer milik Berlitz Offshore
Limited Pte.Ltd yang beroperasi di middle east (Abu Dhabi)
Gambar 3.1 Lokasi SV. Pacific 38

Sumber : SV. Pacific 38


Gambar 3.2. Foto Penyumbatan Pipa

Sumber : SV. Pacific 38


8

2. Situasi Kondisi
SHIP PARTICULAR
IMO number 9324576
MMSI 563083000
Name of the ship PACIFIC 38
Former names SLCIFIC 38 (2018, Singapore)
PACIFIC 38 (2018, United Arab Emirates)
Vessel type Offshore supply vessel
Operating status Active
Flag Singapore
Gross tonnage 1847 tons
Deadweight 2001 tons
Length 58 m
Breadth 16 m
Year of build 2005
Builder KEPPEL SINGMARINE - SINGAPORE
Classification society AMERICAN BUREAU OF SHIPPING
Owner PACIFIC RICHFIELD MARINE - SINGAPORE
Manager PACIFIC RICHFIELD MARINE - SINGAPORE

a. Bulk tank
Number of tanks : 4
Type of tanks : High volume type design
Diameter (Ǿ) : 1427 FT3
Height : 1500FT3
Capacity : 4x 61.16 m3
Total capacity : 244.64 m3
Working pressure : 5,6 bar
Design according : ABS
Certificate by : ABS

b. Kompresor
Instalasi kompresor terdiri dari dua (2) kompresor set ”Aerzen” Type
VMX160RD marine. Kapasitas discharge pada kompresor disesuaikan
dengan ISO-1217 1196 Annex C, adalah 21m3/min pada tekanan dari 1,0 bar
sampai 7,0 bar dan pada suhu inlet dari 20 oc dan pada kelembaban relatif
0%
c. Dryer
Instalasi Dryer terdiri dari dua (2) Airzen refrigerated. Type RA 300
BEKO. Type Of Technology Turbo Blowers Differential Pressure (Δp)
0 to 1,000 mbar, Volume Flow 360 to 8,400 m3/h.
Pengoperasian Dry Bulk Handling sistem secara umum, menurut
Manual book dari VAN AALST yang ada diatas kapal. Udara tekan yang
dihasilkan dari kompresor dimasukkan ke Bulk tank melalui katup inlet
udara, udara akan menekan canvas slide dan semen melalui nozzle.
Dengan semua katup lainnya ditutup udara dan tekanan di dalam
Bulk
9

Akibat dari peristiwa ini pihak kapal mendapat peringatan atau


teguran keras dari kantor Berlitz offshore Limited di Abu Dhabi dan
pencharter meminta segera diadakan perbaikan pada sistem semen.

3. Temuan
Berdasarkan tindakan dan pada waktu diadakan pemeriksaan mulai
dari cara kerja kompresor, dryer, dan control system untuk discharge valve
dan suction line didalam Bulk tank, maka penulis dapat mengidentifikasikan
masalah yang timbul di kapal SV Pacific 38 yang disebabkan oleh :
a. Terjadi pengerasan semen didalam Bulk tank dan pipa tekan
Muatan semen menumpuk pipa tekan atau hose karena kesalahan
pengoperasian saat melakukan pembongkaran.
Persiapan pemindahan muatan semen curah ke Rig pada kapal SV
Pacific 38 adalah hal sangat penting guna menunjang kelancaran
pengoperasian kapal supply atau AHTS tersebut, tetapi dalam
pelaksanaannya banyak mengalami kendala-kendala yang menghambat
kelancaran pembongkaran muatan curah kering ke Rig yang setelah
dianalisa penyebab aliran semen dalam tangki keluar pipa tekan dari pipa
transfer tidak normal adalah ditemukan banyaknya semen yang mengeras
atau membatu di pipa tekan dan dasar tangki menutup slide kanvas.
Menurut pengalaman dan pengamatan penulis selama bekerja di
kapal supply dan AHTS, hal-hal yang dapat menyebabkan mengerasnya
atau membatunya sebagian semen didalam tangki maupun di pipa-pipa
tekan adalah kondensasi karena dengan timbulnya kondensasi embun
tersebut, maka sebagian semen akan secara berlahan mengeras atau
membatu yang dapat menyebabkan kebuntuan pada saluran tekan jadi
setelah di analisa, kenapa sampai terjadi kondensasi didalam tangki adalah
kurang fahamnya para engineer dengan prinsip kerja dari Dry Bulk
Handling system, dan cara yang harus dilakukan pada saat pengoprasian
mulai dari pengisian sampai pemompaan, dimana jika tahapan tidak
diikuti, maka semen akan tersisa didalam tangki semen serta saluran pipa
tekan dan juga disaluran pipa pembuangan.
Jika dalam proses pembongkaran banyak sisa-sisa semen didalam
pipa pembuangan, semen ini lama kelamaan akan membeku dan
mengeras.
b. Kurangnya Perawatan dryer, Bulk tank dan Pipa-Pipa tekan
1) Perawatan berencana plan maintenance sistem ( PMS ) tidak dapat
dilaksanakan dengan benar
Perawatan tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal yang
dikarenakan aktifitas kapal yang sangat padat yang dikarenakan pihak
pencarter sudah mempunyai rencana atau program kerja untuk kapal
SV Pacific 38 yang fungsinya sebagai support vessel. .
Karena jadwal aktifitas kapal yang sangatlah padat maka,
perawatan Dry Bulk Handling system dan komponen utamanya tidak
dapat dilaksanakan dengan benar, sedangkan kondisi Bulk tank dan
instalasinya harus selalu siap untuk digunakan. Sedangkan waktu
untuk melaksanakan perawatan Dry Bulk Handling sistem yang
disediakan oleh pencarter sangatlah singkat sehingga crew kapal tidak
10

dapat melakukan perawatan dengan maksimal, dari kondisi seperti itu


maka sudah dapat dipastikan akan timbul permasalahan pada
akhirnya.
2) Sumber Daya Manusia Yang Kurang Profesional
Engineer sebagai operator tidak hanya dituntut untuk mampu
mengoperasikan mesin induk dan permesinan Bantu lainnya, akan
tetapi harus mampu dalam perawatan, perbaikan dan penanganan Dry
Bulk Handling sistem dan instalasinya secara berkesinambungan.
Pengenalan sifat kekhususan dikapal-kapal AHTS sebagai kapal
general services terutama tentang penanganan cargo semen curah dan
instalasinya. tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan dan pengalaman
seorang engineer.
Tingkat pengetahuan para engineer dikapal AHTS adalah sangat
penting dan diharapkan mampu mengetahui, menganalisa dengan
benar dan menangani hambatan-hambatan yang sering terjadi pada
saat pengoperasiaan Dry Bulk Handling sistem terutama pada saat
loading atau unloading.
Terjadinya kontaminasi antara kandungan air dan semen yang
menyebabkan penyumbatan dipipa–pipa tekan dan Bulk tank
dikarenakan kurangnya perawatan dan pengetahuan para engineer
diatas kapal terhadap penanganan Dry Bulk Handling sistem dan
instalasinya

4. Urutan Kejadian
Kejadian terjadi pada saat kapal sandar di Rig untuk melakukan
pembongkaran semen curah. pada tanggal 26 Januari 2019 ketika akan
melakukan pembongkaran semen curah ditemukan terjadinya block line pada
pipa, sehingga pembongkaran tidak jadi dilanjutkan. Pihak rig menyuruh kapal
untuk menjauhi dari area rig untuk melakukan perbaikan sistem semen. Dari
kejadian itu penulis mengecek seluruh komponen sistem semen dan mendapati
dryer tidak bekerja sehingga udara yang masuk kedalam sistem masih
bercampur dengan air, bulk tank lembab sehingga menyebabkan
menumpuknya semen pada sistem. Setelah itu lanjutkan pemeriksaan bagian-
bagian pipa yang tersumbat setelah ditemukan, dilakukan pembongkaran pipa
kemudian dibersihkan dan dipasang kembali, membersihkan bulk tank dan
mengoperasikan dryer cadangan untuk mengoperasikan sistem semen. Setelah
Proses pembersihan selesai dilakukan blow line untuk memastikan tidak ada
lagi penyumbatan pada line dan dilanjutkan pembongkaran semen curah pada
rig.

Pembahasan

1. Analisa Penyebab
Terjadinya block line pada sistem semen di kapal disebabkan oleh
beberapa faktor yang dapat terjadi pada saat loading dan discharge seperti :
a. Semen terlalu lama di dalam tank, semakin lama semen tersimpan didalam
tank maka semen akan semakin padat yang nantinya akan berpengaruh
pada saat discharge.
11

b. Perbandingan antara kecepatan , percepatan dengan temperatur dan


tekanan tidak mampu menembus kohesi, adhesi dan turbulensi aliran yang
menyebabkan akselerasi kejut, denyut dan tekanan menjadi diam karena
perbedaan aliran di dalam sistem yang menimbulkan antrian semen yang
dikeluarkan tidak teratur.
c. Pengaturan stabilitas kapal pada saat loading dan discharge tidak stabil
dengan tumpukan partikel semen di dalam tank sehingga terjadi bobot atau
berat yang mempengaruhi beban maksimum pada saat dipindahkan.
d. Fungsi kerja antara by pass dan safety valve sangat mempengaruhi
tumpukan semen block line karena sistem kerja by pass dan safetu valve
sangat lemah dan tidak mampu menembus block line.
2. Perawatan dan Maintenance pada sistem semen
a. Mengenai terjadi pengerasan semen didalam Bulk tank dan pipa tekan
dapat diatasi sebagai berikut :
a. Melaksanakan cargo handling dengan benar
b. Menghindari penurunan tekanan yang drastis pada sistem pipa tekan
c. Pencegahan kondensasi dalam pipa-pipa tekan
d. Melakukan prosedur Blow line untuk membersihkan sisa material
semen pada sistem pipa–pipa tekan.
b. Komponen – komponen Bantu dari kompresor udara dan Dryer
diperbaiki
Mesin kompresor terdiri dari komponen–komponen bantu yang
saling berhubungan satu sama lain yang perlu untuk diketahui oleh
engineer didalam pemecahan masalah. Komponen–komponen bantu dari
kompresor tersebut diantaranya adalah:

1) Drain valve
Drain valve ialah bagian dari kompressor yang berfungsi
membuang kondensat (uap air) yang terjadi saat kompressor bekerja
dengan mengambil udara dari luar, sehingga udara yang masuk ke
dalam sistem udara tekan menjadi bersih dan tidak menimBulkan
adanya endapan air, Oleh karena itu lakukan cerat airnya sebelum
start dan sesudah compressor dimatikan, normalnya selama
compressor udara bekerja alat ini ( drain valve bekerja secara
automatic system). Apabila alat ini tidak bekerja dengan normal
maka segera digantikan dengan yang baru atau diperbaiki.
2) Aftercooler
Aftercooler adalah heat-exchanger yang berguna untuk
mendinginkan udara atau gas keluaran kompresor untuk membuang
uap air yang tidak diinginkan sebelum dikirim ke alat lain. Uap air
dipisahkan dari udara dengan cara pendinginan dengan air pendingin.
Apabila temperature air pendingin dan udara yang didinginkan
temperaturnya mengalami peningkatan, maka after cooler perlu
dibersihkan atau volume air pendinginnya diperhatikan.
3) Filters
filter berfungsi sebagai pemisah air, kotoran dengan udara, filter
– filter ini perlu dibersihkan sesuai prosedur PMS. Filter udara
12

biasanya dipasang pada bagian yang menghubungkan intake


kompresor dengan udara luar. Filter udara ini harus sering
dibersihkan untuk mendapatkan udara yang lebih bersih bagi
kompresor. Filter oil pada dasarnya mempunyai sistem kerja yang
sama dengan filter udara. Fungsi dari pada filter oil ini adalah untuk
menyaring minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi bagian
dari mesin kompresor, hal ini akan semakin menambah kinerja dari
kompresor dalam melakukan kompresi udara.
4) Pressure gauge
Seringkali kita ingin mengetahui berapa tekanan udara yang
terdapat pada tabung penyimpanan kompresor, namun kita tidak
mungkin mengetahuinya tanpa ada alat bantu yang memudahkan
kita mengetahui berapa tekanan udara yang tersimpan dalam tabung
kompresor. Alat tersebut dikenal dengan nama pressure gauge.
Biasanya pressure gauge dipasang atau dilengkapi dengan sebuah
penduga (pengukur tekanan yang menunjukan besarnya udara dalam
tabung compressor yang mengalir sesudah melalui pengatur tekan
atau tekanan sekunder). Satuan yang terdapat pada pressure gauge ini
yaitu psi atau bar, apabila tidak berfungsi maka agar segera diganti
dengan yang baru.
5) Pressure switch
Untuk menghubungkan pressure gauge dengan kompresor,
terdapat sebuah alat lain yang bernama pressure switch. Selain
berfungsi sebagai penghubung antara kompresor dengan pressure
gauge, pressure switch juga mempunyai fungsi sebagai pemutus
tenaga yang digunakan kompresor apabila kapasitas tabung
penyimpanan telah mencapai batas yang sudah ditentukan. Hal ini
lebih ditujukan untuk menghindari terjadinya over loaded pada
tabung penyimpanan.Selain untuk memutus arus listrik, pressure
switch juga berfungsi sebagai sensor untuk menyalakan kembali
kompresor, apabila ketitik minimum tekanan yang ditentukan.
6) Pengering udara ( Dryer ) dirawat sesuai dengan SOP Manual Book
SV Pacific 38
Prinsip dasar operasi dari pengering udara pendingin adalah
penghapusan kelembaban dengan pendingin udara ke suhu saat
tertentu. Tidak ada proses yang dikenal untuk menghasilkan dingin,
hanya ada pemindahan panas. Panas selalu tertarik dengan suhu
dingin. Ini adalah dasar untuk pengoperasian unit pendingin. Selama
suhu dingin lebih rendah dari sumber panas, akan ada perpindahan
panas.
Perawatan Pengering Udara (Dryers) sesuai dengan SOP
Manual Book SV Pacific 38:
a) Ganti partikular, Coalescer, dan elemen filter yang diperlukan
berdasarkan penurunan tekanan.
b) Periksa menguras katup setiap hari, bersihkan seperlunya.
c) Ganti pengering setiap 5 tahun sesuai manual book.
d) Periksa pengering setahun sekali dan perubahan berdasarkan
warna dan kondisi manik-manik.
13

e) Kalibrasi analisa titik embun teratur


f) Sekali setahun memeriksa katup menggantikan atau
memperbaiki
c. Mengenai Kurangnya Perawatan Komponen Utama Dry Bulk Handling
Sistem dapat diatasi dengan melaksanakan perawatan berkala terhadap
bagian tangki dan pipa tekan sesuai jadwal PMS (planned maintenance
system) di perusahaan Berlitz Offshore Limited Pte. Ltd yaitu :
1) Tanki dan slide dibersihkan setiap selesai transfer, semen oleh
gabungan crew mesin, deck (overtime dibayar charter) atau pekerja
darat dan cartered.
2) Angin dicerat keluar tanki tiap saat pada waktu loading atau
discharge semen.
3) Semua pressure gauge setiap minggu dicheck
4) Semua Butterfly valve dites kebocoran setiap 2 minggu dalam keadaan
tangki kosong.
5) Non return valve di service tiap bulan
6) Saluran pipa udara yang mungkin ada kebocoran dideck di test,
pastikan tidak tersumbat oleh kotoran setiap kapal di pelabuhan (1
bulan sekali )
7) Bersihkan filter udara venitilasi dalam tangki semen tiap 3 bulan.
8) Periksa kondisi instalasi pipa udara, pipa cerat, tiap 3 bulan
9) Chief Engineer membuat Certificate of Working Report
10) Periksa body slide setiap 6 bulan (direcord dengan certificate oleh
Chief Engineer).
Ada juga perlakuan lain terhadap valve-valve pneumatic sistem siap
digunakan pada saat dibutuhkan yaitu dengan test buka tutup untuk
meyakinkan bahwa alat-alat ini bekerja dengan baik. Kembali kepada
perawatan alat-alat atau drainage sistem dan auto drain traps. Alat ini
bernama Water separator, TNS 035 HIROSS langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1) lepas dulu Automatic drain trap dengan cara membuka hexagon shoulder
nipple.
2) Kemudian auto drain trap dibuka
3) Setelah terbuka bersihkan bagian dalam dan pelampungya, bersihkan
juga pipa aliran buang (drain) dan pipa aliran dari tabung, kemudian
keringkan.
4) Test pelampung, dan pastikan bekerja normal
5) Setelah dirasa cukup, pasang kembali automatic drain trap tersebut pada
tabung water separator.perlakuan pada kran cerat manual lebih mudah
dilaksanankan, buka kran dan chek valvenya (ball valve) tidak ada
penyumbatan didalam valve mau pun pipa alirannya, pastikan juga tidak
ada kebocoran pada air cooler didalam unit kompresor. Pada saat
pembersihan tubing-tubing didalam air cooler akan ketahuan ada
tidaknya kebocoran yang terjadi. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum
dan sesudah pengoprasian Bulk kompresor atau cooler tersebut harus di
flush dengan air tawar bila ada instalasi air tawar yang tersambung
dengan instalasi ini.
14

Pembersihan bagian dalam tangki dan pipa pipa instalasinya, langkah-


langkah selanjutnya adalah pembersihan bagian dalam tanki dan pipa-pipa
instalasi bagian dalam. Setelah tangki semen dinyatakan kosong perlu
diadakan pembersihan bagian dalam tangki,dan pipa di dalamnya, termaksuk
saluran pipa tekan pelepasan, dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan
material lama oleh material baru pada saat pengisian kembali, selain itu juga
untuk pengecekan bagian dalam tangki,yang perlu diperhatikan adalah factor
keselamatan di dalam pekerjaan ini.
Sebelum masuk kedalam tangki perlu juga dilakukan pengecekan
terhadap gas-gas dari sisa muatan-muatan semen yang mengandung bahan-
bahan kimia, dengan menggunakan alat yang disebut gas detector, pekerjaan
ini harus dilakukan oleh perwira (safety officer) yaitu Chief Mate yang telah
ditunjuk dalam pelaksanaannya, cara pengetesan yang benar adalah mulai dari
dasar tangki, kemudian pada pertengahan tangki dan terakhir pada permukaan
atas tangki, selama pengetesan semua ventilasi harus dihentikan, dan setelah
dinyatakan aman, Chief Mate akan menerbitkan safety check list untuk masuk
tangki dan pekerjaan di dalam tangki yang diketahui oleh nakhoda, jangan
sekali-kali masuk kedalam tangki, kalau belum dinyatakan aman. Pengerjaan
pembersihan bagian dalam tangki dilakukan oleh minimal 3 orang, 2 orang di
dalam tangki dan satu orang diluar tangki sebagai tenaga pengawasan dan
juga menerima ember-ember yang berisi sisa-sisa muatan yang dikeluarkan
dari dalam tangki. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Lubang lalu orang (Manhole) dibuka.
2) Tunggu beberapa saat sampai tidak ada debu semen yang berterbangan
3) Masukan lampu jalan yang kedap safety work lamp. Bisa juga
menggunakan senter penerangan
4) Masukan gas detector (dengan cara disambung dengan sepotong kayu
panjang atau stick).
5) Bila dinyatakan aman, satu orang masuk kedalam tangki (tangki harus
dalam kondisi terang).
6) Masukan alat-alat kerja ( vacuum mucking ejector, ember, sapu )

KESIMPULAN
Dari pembahasan permasalahan pada bab- bab sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terjadinya block line disebabkan pengendapan semen akibat lamanya berada
di dalam kapal, pengaturan stabilitas kapal pada saat loading maupun
discharge dan fungsi by pass dan safety valve sangat lemah sehingga pada
saat discharge serta perbandingan kecepatan, percepatan dengan temperatur
/tekanan tidak seimbang sehingga mempengaruhi transfer semen pada sistem.
2. Kurangnya pemahaman Engineers dalam Dry Bulk Handling system akan
berdampak tidak maksimalnya proses kerja saat melakukan pembongkaran
Bulk cargo misalnya tidak memperhatikan prosedur blow line ketika proses
loading/unloading sehingga menutup line system . terutama pada compressor,
dryer, non return valve, pneumatic valve dan Bulk tank sehingga komponen-
komponen tidak berfungsi dengan baik
15

SARAN
Dari permasalahan diatas, maka agar tidak terjadi keadaan yang tidak
diinginkan sehubungan dengan Dry Bulk Handling system dalam proses bongkar
muat cement agar:
1. Dalam melakukan loading /discharge selalu memperhatikan kondisi bulk
tank, stabilitas kapal, by pass serta temperatur /tekanan udara yang ada di
dalam sistem semen agar pengoperasian sistem semen tidak terhambat.
2. Sebaiknya ABK mesin melakukan familiarization mengenai sistem kerja dari
Dry Bulk Handling system dan melakukan perawatan sesuai PMS.

DAFTAR PUSTAKA
Imawan, Faizal Mifta. 2013. Rancangan Usulan Sistem Perpindahan
Material Di PT. Foximas Mandiri Menggunakan Metode General Analysis
Procedure Untuk Mengurangi Ongkos Material Handling. Tugas Akhir IT
Telkom
Manual book of SV Pacific 38 halaman 1 (satu) sampai 7 (tujuh); Van
Aalst
Minto Basuki, Putu Andhi Indira Kusuma, Zeca Soares, Penilaian Risiko
Operasional Pelayanan Kapal Dan Bongkar Muat Di Pelabuhan Dili, Timor-
Leste, Jurnal Teknoin, Vol 22, No 8, hal 577-583, Des. 2016
Dasar – dasar Kontrol Pneumatic; Penerbit Tarsito Bandung halaman 60
(enam puluh ) sampai 63 ( enam puluh tiga ); DRS. Sugihartono
Ricardo, Ricky P., Syaputra, Hasrat.2014. Peningkatan Efektivitas
Penanganan Kargo Impor Udara. Jakarta : Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi
dan Logistik, vol 1 no 1 Samekto, Agus Aji.
Soejanto..2014.Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan Melalui
Disversifikasi Usaha Studi Empirik pada Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal laut
PT Teduh Makmur, Semarang.Jakarta :STMT
Yunianto, Bangun. 2011. Proses Penanganan ekspor barang general cargo
(genco) melalui udara pada PT. Internusa Hasta Buana Branch Solo. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret
www.dedylondong.blogspot.com/2012/12/sistem-pemindahan-barang-
material.html. Diakses pada 15 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai