Anda di halaman 1dari 7

BAB II

FAKTA DAN PERMASALAHAN

A. Fakta

1. Obyek Penelitian

Bulk handling system adalah suatu sistem standar pada


kapal pendukung Offshore (OSV) yang memiliki kemampuan
untuk dapat mensuplai sesuai dengan fungsinya.
Fungsi utama dari Bulk handling system adalah untuk
menerima, menyimpan dan mentransfer Cargo. Dari beragam
jenis muatan dalam tangki muat di atas kapal AHTS ini, salah satu
jenis muatan dalam tangki adalah muatan curah kering (Dry Bulk
Cargo) yang terdiri dari semen, barite, dan bentonite. Untuk
dapat melakukan bongkar muatan Bulk Handling sistem
memakai tenaga tekanan udara yang di hasilkan oleh kompresor
udara.
Ruang (space) pada kapal-kapal pendukung lepas pantai
terbatas dan memang membutuhkan desain yang disesuaikan.
Setiap kapal memiliki spesifikasi tersendiri tentang Bulk Handling
system. Sedangkan untuk MP. PREMIER Bulk Handling system
menggunakan metode yang lebih konvensional di mana
penyimpanan dan pembuangan Cargo dilakukan dengan
menggunakan empat tangki tekan, ( 4 x 1900 Ft3 = 7600 Ft3 )
dengan isi total ( 215 m3 ). Tekanan kerja = 5,6 bar. Tekanan test
= 7,3 bar.
Bulk Handling sistem memiliki peralatan pendukung utama
yang saling berhubungan satu sama lain yang perlu untuk
diketahui oleh engineer, peralatan pendukung tersebut adalah :
kompresor dan dryer selain bulk tank.

5
Technical specifications

a. Bulk tank

Details
Number of tanks : 1
Type of tanks : High volume type design
Diameter (Ǿ) : 4.350 mm
Height : 3.800 mm
Capacity : 4x 53.75 m3
Total capacity : 215.0 m3
Working pressure : 5,6 bar
Design according : ABS
Certificate by : ABS
Preservation Inside & outside : Steel blasting SA2,5 One
(1) layer of primer 40 mµ
Gambar 2. 1. Bulk Tank

Sumber : Manual book MP Premier.

6
b. Kompresor

Instalasi kompresor terdiri dari dua (2) kompresor set


Aerzen. Tipe VMX-337-R/110 marine. Kapasitas discharge
pada kompresor disesuaikan dengan ISO-1217 1196 Annex
C, adalah 21m3/min pada tekanan dari 1,0 bar sampai 7,0 bar
o
dan pada suhu inlet dari 20 c dan pada kelembaban
relatif 0%

Gambar 2 . 2. Air Compresor

Sumber : Engine room MP Premier.

7
c. Dryer
Instalasi Dryer terdiri dari dua (2) Airzen refrigerated.
Type RA 300 BEKO.

Gambar 2. 3. Dryer

Sumber : Manual book MP Premier.

8
Karena begitu pentingnya pengiriman material- material
Dry Bulk Cargo bagi pekerjaan diatas Rig, maka
pengoperasian Bulk Handling system dan alat – alat bantu
pendukungnya harus terorganisir dan terawat dengan baik,
agar terhindar dari hambatan – hambatan yang tidak
diharapkan ketika akan dioperasikan.
Berikut adalah cara pengoperasian Bulk handling sistem
secara umum, menurut manual book dari VAN AALST yang
ada diatas kapal ( seperti terlihat Gambar. II. 4 )
Pengoperasian Bulk Handling system dikapal akan
terasa relative mudah ketika kita mengamati gambar II. 4
dan prosedur berikut : Udara tekan yang dihasilkan dari
kompresor dimasukkan ke bulk tank melalui katup inlet udara,
udara akan menekan canvas slide dan semen melalui nozzle.
Dengan semua katup lainnya ditutup udara dan tekanan di
dalam bulk tank akan meningkat ke tingkat operasi
normal. Pada titik ini, purge valve dan jalur pembuangan
dibuka atau discharge valve dibuka, maka semen yang
bertekanan akan melalui pipa pelepasan menuju instalasi
bulk tank di Rig. Sesuaikan tekanan 5,0 – 5,6 bar dalam
bulk tank untuk operasional normal dengan mengatur purge
valve membuka atau menutup. Bila secara drastis tekanan
udara didalam bulk tank turun, itu bertanda semen didalam
tangki mendekati kosong.

9
Fakta Kondisi
Pada waktu penulis bekerja diatas kapal AHTS MP.
PREMIER, Pada tanggal 5 februari 2015 kapal di charter oleh
perusahaan PREMIER OIL Indonesia untuk melayani Rig
HARIKUYU 11 yang berada di Perairan Natuna Indonesia. Ketika
pihak Rig membutuhkan semen untuk mendukung pekerjaan
pengeboran diatas Rig terjadi keterlambatan pemompaan semen
yang disebabkan oleh buntunya sistem discharge pipa – pipa
tekan dikarenakan kesalahan prosedur dalam pengoperasian bulk
handling system. Hal ini terindikasi dimana tekanan udara pada
Compresor menjadi cepat tinggi, aliran pipa tekan udara tidak
normal, dan dampak dari hal tersebut proses bongkar semen
curah dihentikan untuk sementara. Pihak Rig HARIKUYU 11
mengcomplain MP PREMIER yang diteruskan ke pencharter
PREMIER OIL Indonesia di Jakarta dan juga perusahaan kapal
Marcopolo Offshore Asia Pte Ltd Singapore. Akibat dari peristiwa
ini pihak kapal mendapat peringatan atau teguran keras dari
kantor Marcopolo Offshore di Singapore dan pencharter meminta
segera diadakan perbaikan pada dry bulk tank dan sistemnya.

B. Permasalahan

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan tindakan dan pada waktu diadakan


pemeriksaan mulai dari cara kerja kompresor, dryer, dan control
system untuk discharge valve dan suction line didalam Bulk
Tank, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang
timbul di kapal MP. PREMIER yang disebabkan oleh sumber
daya manusianya, dimana Operator saat mengoperasikan Bulk
handling system menyimpang dari prosedur yang sebenarnya
yaitu tidak seimbangnya persentase antara bulk dan udara yang
menekannya saay di bongkar atau mentransfernya keatas Rig

10
penerima, sehingga menyebabkan perlahan tumpukan bulk di
area tertentu didalam Pipa tekan atau hose, misalnya pada
daerah sekitaran butterfly Valve.

2. Masalah Utama

Setelah diadakan penelitian pada saat loading dan unloading


serta wawancara dengan superintendent dan kapal lain yang
sejenis dan berlandaskan teori dari buku manual dan buku yang
ada hubungannya dengan pemindahan semen curah ternyata,
kelancaran dalam cargo operation dapat dipengaruhi oleh alat –
alat bantu dan sistem instalasinya yang terawat dengan baik serta
pemahaman engineer didalam menangani Bulk Handling system
terutama pada saat loading dan unloading.
Kemampuan Bulk Handling sistem dalam kapasitasnya untuk
memompa semen ke Instalasi Rig dipengaruhi banyak faktor,
terutama berat jenis, sifat – sifat fisik dari mekanis bahan yang
dipindahkan, kecepatan aliran udara didalam Tangki tekan,
tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor, diameter dalam
pipa – pipa tekan udara, berat campuran udara dan semen yang
dipindahkan dan panjang atau tinggi lintasan serta hambatan yang
dilalui.
Maka berdasarkan fakta kejadian dan landasan teori diatas
dapat ditentukan 2 ( dua ) permasalahan yang paling dominan,
yaitu :
a. Terjadi pengerasan semen didalam Bulk Tank dan pipa
tekan
b. Kurangnya Perawatan Bulk Tank dan Pipa-Pipa tekan

11

Anda mungkin juga menyukai