A. Fakta
1. Obyek Penelitian
5
Technical specifications
a. Bulk tank
Details
Number of tanks : 1
Type of tanks : High volume type design
Diameter (Ǿ) : 4.350 mm
Height : 3.800 mm
Capacity : 4x 53.75 m3
Total capacity : 215.0 m3
Working pressure : 5,6 bar
Design according : ABS
Certificate by : ABS
Preservation Inside & outside : Steel blasting SA2,5 One
(1) layer of primer 40 mµ
Gambar 2. 1. Bulk Tank
6
b. Kompresor
7
c. Dryer
Instalasi Dryer terdiri dari dua (2) Airzen refrigerated.
Type RA 300 BEKO.
Gambar 2. 3. Dryer
8
Karena begitu pentingnya pengiriman material- material
Dry Bulk Cargo bagi pekerjaan diatas Rig, maka
pengoperasian Bulk Handling system dan alat – alat bantu
pendukungnya harus terorganisir dan terawat dengan baik,
agar terhindar dari hambatan – hambatan yang tidak
diharapkan ketika akan dioperasikan.
Berikut adalah cara pengoperasian Bulk handling sistem
secara umum, menurut manual book dari VAN AALST yang
ada diatas kapal ( seperti terlihat Gambar. II. 4 )
Pengoperasian Bulk Handling system dikapal akan
terasa relative mudah ketika kita mengamati gambar II. 4
dan prosedur berikut : Udara tekan yang dihasilkan dari
kompresor dimasukkan ke bulk tank melalui katup inlet udara,
udara akan menekan canvas slide dan semen melalui nozzle.
Dengan semua katup lainnya ditutup udara dan tekanan di
dalam bulk tank akan meningkat ke tingkat operasi
normal. Pada titik ini, purge valve dan jalur pembuangan
dibuka atau discharge valve dibuka, maka semen yang
bertekanan akan melalui pipa pelepasan menuju instalasi
bulk tank di Rig. Sesuaikan tekanan 5,0 – 5,6 bar dalam
bulk tank untuk operasional normal dengan mengatur purge
valve membuka atau menutup. Bila secara drastis tekanan
udara didalam bulk tank turun, itu bertanda semen didalam
tangki mendekati kosong.
9
Fakta Kondisi
Pada waktu penulis bekerja diatas kapal AHTS MP.
PREMIER, Pada tanggal 5 februari 2015 kapal di charter oleh
perusahaan PREMIER OIL Indonesia untuk melayani Rig
HARIKUYU 11 yang berada di Perairan Natuna Indonesia. Ketika
pihak Rig membutuhkan semen untuk mendukung pekerjaan
pengeboran diatas Rig terjadi keterlambatan pemompaan semen
yang disebabkan oleh buntunya sistem discharge pipa – pipa
tekan dikarenakan kesalahan prosedur dalam pengoperasian bulk
handling system. Hal ini terindikasi dimana tekanan udara pada
Compresor menjadi cepat tinggi, aliran pipa tekan udara tidak
normal, dan dampak dari hal tersebut proses bongkar semen
curah dihentikan untuk sementara. Pihak Rig HARIKUYU 11
mengcomplain MP PREMIER yang diteruskan ke pencharter
PREMIER OIL Indonesia di Jakarta dan juga perusahaan kapal
Marcopolo Offshore Asia Pte Ltd Singapore. Akibat dari peristiwa
ini pihak kapal mendapat peringatan atau teguran keras dari
kantor Marcopolo Offshore di Singapore dan pencharter meminta
segera diadakan perbaikan pada dry bulk tank dan sistemnya.
B. Permasalahan
1. Identifikasi masalah
10
penerima, sehingga menyebabkan perlahan tumpukan bulk di
area tertentu didalam Pipa tekan atau hose, misalnya pada
daerah sekitaran butterfly Valve.
2. Masalah Utama
11