Anda di halaman 1dari 3

EKSPEDITUR

Pasal 86

Ekspeditur adalah seseorang yang pekerjaannya menyuruh orang lain untuk menyelenggara kan pengangkutan barang-
barang dagangan dan barang-barang lain di darat atau di perairan.

Perjanjian antara Pengirim dengan Ekspeditur disebut Perjanjian Ekspedisi.

Perjanjian antara Ekspeditur dengan Pengangkut disebut Perjanjian Pengangkutan.

Ia diwajibkan membuat catatan-catatan (lihat pasal 90) dalam register harian secara berturut-turut tentang sifat dan
jumlah barang-barang atau barang-barang dagangan yang harus diangkut, dan bila diminta, juga tentang nilainya.
(KUHPerd. 1139-71, 1147, 1792 dst.; KUHD 6 dst., 76, 90, 95.)

Pasal 90

Surat muatan merupakan perjanjian antara pengirim atau ekspeditur dan pengangkut atau juragan kapal, dan meliputi
selain apa yang mungkin menjadi persetujuan antara pihak-pihak bersangkutan, seperti misalnya jangka waktu
penyelenggaraan pengangkutannya dan penggantian kerugian dalam hal kelambatan, juga meliputi:

1. nama dan berat atau ukuran barang-barang yang harus diangkut beserta merek-mereknya dan bilangannya;
2. nama yang dikirimi barang-barang itu;
3. nama dan tempat tinggal pengangkut atau juragan kapal;
4. jumlah upah pengangkutan;
5. tanggal penandatanganan;
6. penandatanganan pengirim atau ekspeditur.
Surat muatan harus dicatat dalam daftar harian oleh ekspeditur. (KUHD 86, 454 dst., 506.)
PERJANJIAN PENGANGKUTAN LAUT
Pelaksanaan Perjanjian diserahkan kepada ahlinya dan biasanya perjanjiannya berlapis.

Para ahlinya ini biasanya bertindak sebagai Perantara.

Contoh pada Pengangkutan Laut.

Perjanjian Pertama, diserahkan kepada Ekspeditur.

Sedangkan pada perjanjian kedua, diserahkan kepada Makelar Kapal (Cargodoor).

AGEN DUANE / EMKL

Convooiloper atau Agen Duane mengusaha kan atau mengerjakan Penyelesaian Surat keluar masuk di Pelabuhan (in –
uitklaring).

Stuwadoor (Pengatur Muatan) atau Juru Padat mengatur tentang bongkar muat kapal laut.

Untuk saat ini beberapa pekerjaan di atas dikerjakan oleh EMKL (Ekspeditur Muatan Kapal Laut).

EMKL

1. sebagai Ekspeditur.

2. sebagai Makelar Kapal.

3. sebagai Agen Duane.

4. sebagai Convooiloper.

5. sebagai Stuwadoor.

6. sebagai Juru Padat.

Ekspeditur
Adalah Orang yang menyuruh orang lain menyelenggarakan pengangkutan bagi pengirim.

Ekspeditur diatur dalam pasal 86 hingga pasal 90 KUHD.

Perjanjian yang dibuat antara Ekspeditur dengan Pengirim disebut Perjanjian Ekspedisi.

Sedangkan perjanjian antara Ekspeditur (atas nama pengirim) dengan Pengangkut disebut Perjanjian Pengangkutan.

SIFAT PERJANJIAN EKSPEDISI

Perjanjian Ekspedisi adalah Perjanjian timbal balik antara Ekspeditur dengan Pengirim.

Ekspeditur bertanggung jawab mencarikan pengangkut bagi Pengirim.

Pengirim bertanggung jawab membayar provisi kepada Ekspeditur.

Perjanjian Ekspedisi m’punyai sifat hukum rangkap

Pelayanan Berkala (Pasal 1601 KUHPer) dan

Pemberian Kuasa (Pasal 1792 KUHPer)

SIFAT PERJANJIAN EKSPEDISI

Sifat “Pelayanan Berkala” itu ada karena hubungan hukum antara Ekspeditur dan Pengirim Tidak Tetap. hubungan ini hanya
ada pada saat pengirim membutuhkan pengangkut untuk mengirimkan barangnya.

Sedangkan sifat “Pemberian Kuasa” ada karena Pengirim memberikan kuasa kepada Ekspeditur untuk mencarikan
Pengangkut.

SIFAT PERJANJIAN EKSPEDISI

4 Prinsip Tanggung Jawab Pengangkut

1.Tanggung Jawab berdasarkan kesalahan/ fault liability

Setiap pengangkut yang melakukan kesalahan dalam menyelenggarakan pengangkutan harus bertanggung jawab
mengganti rugi atas segala kerugian yang timbul akibat dari kesalahannya itu, pihak yang dirugikan harus
membuktikan kesalahan pengangkut.

2.Tanggung jawab berdasarkan praduga/ presumption of liability

Pengangkut dianggap selalu bertanggung jawab atas setiap kerugian yang timbul dalam pengangkutan yang
diselenggarakannya, tetapi jika pengangkut dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah, maka ia dibebaskan dari
kewajiban memberi ganti rugi

3.Tanggung Jawab Mutlak / Absolute Liability

Pengangkut harus bertanggung jawab membayar ganti kerugian terhadap setiap kerugian yang timbul dari pengangkutan
yang diselenggarakannya tanpa keharusan pembuktian ada tidaknya kesalahan pengangkut. Pengangkut tidak
mungkin membebaskan diri dari tanggung jawab kecuali disebabkan/turut disebabkan pihak penumpang/barang
itu sendiri atau overmach.

4.Tanggung JawabTerbatas / Limitation of Liability

Pengangkut bertanggung jawab terbatas sejumlah limit tertentu.

Dasar Hukum Tanggung Jawab Pengangkut


Pasal 91 KUHD
Pengangkut dan nahkoda harus menanggung semua kerusakan yang terjadi atau benda-benda perniagaan atau benda-
benda yang diangkut, kecuali kerusakan yang disebabkan karena cacat pada benda sendiri, atau karena
kesalahan/kelalaian si pengirim/ekspeditur, karena keadaan memaksa.

Pasal 468 KUHD


Pengangkut wajib mengganti rugi yang disebabkan :
Tidak diserahkannya barang baik seluruhnya atau sebagian atau karena kerusakan barang, kecuali hal tersebut akibat
peristiwa yang sepantasnya tidak dapat dicegah/dihindari, akibat dari sifat,keadaan/cacat barang, kesalahan
pengirim.

Dasar Tanggung Jawab Pengangkut


UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 234 (1) :
Pengemudi,pemilik kendaraan bermotor, dan/atau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang
diderita oleh penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian pengemudi.

Ketentuan di atas tidak berlaku jika:

adanya keadaan memaksa

perilaku korban sendiri

Gerakan orang dan/atau hewan walaupun telah diambil tindakan pencegahan

Pengirim yang merasa dirugikan dapat menggugat ke Pengadilan Negeri :

Besarnya ganti kerugian adalah ditentukan berdasarkan keputusan pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai