Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR HUKUM TRANSPORTASI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LANCANG KUNING

YALID, S.H., M.H.


MATERI 1-2
PENGANGKUTAN KEBUTUHAN VITAL BAGI MASYARAKAT

BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR

GEOGRAFIS INDONESIA

MENUNJANG PEMBANGUNAN SGL SEKTOR

MENDEKATKAN DESA DAN KOTA

PERKEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI


PENGERTIAN HUKUM TRANSPORTASI

Hukum pengangkutan atau hukum


transportasi adalah keseluruhan peraturan-
peraturan baik yang telah dikodifikasi atau
yang belum dikodifikasi yang mengatur semua
hal-hal yang berkaitan dengan pengangkutan.
Transportasi atau pengangkutan merupakan
aktivitas pemindahan barang atau orang dari suatu
tempat ke tempat tujuan dengan selamat.

PRESPEKTIF HUKUM MERUPAKAN


PERJANJIAN TIMBAL BALIK
SUMBER HUKUM TRANSPORTASI
 SUMBER HUKUM YANG BERSIFAT UMUM/GENERAL:

BUKU III KUHPERDATA TENTANG PERIKATAN

SUMBER HUKUM YANG KHUSUS:

KUHD, UU, PP, KEP.MENTERI


SUMBER HUKUM YANG KHUSUS
 ANGKUTAN DARAT ANGKUTAN UDARA
 Buku I Bab V Pasal 90 – 98 KUHD  UU No. 1 Tahun 2009 ttg
 UU No. 22 Tahun 2009 ttg Lalu Penerbangan
Lintas dan Angkutan Jalan 

ANGKUTAN PERAIRAN
 Buku II Bab V-VB tentang perjanjian carter kapal,
pengangkutan barang, pengangkutan orang
 UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

PARAGRAF 10
UU NO. 11 TAHUN 2021 CIPTA KERJA
SUBYEK DALAM PENGANGKUTAN

1 Pengangkut (carrier)

2 Pengirim (consigner/shipper)

3 Penumpang (passanger)

4 Ekspeditur (cargo forwarder) dan agen perjalanan (travel agent)

5 Perusahaan muat bongkar (stavedoring)

6 Perusahaan pergudangan (warehousing)

7 Penerima (consignee)
1 PENGANGKUT (CARRIER)

Pihak yang mengikatkan diri untuk menyelenggarakan Pengangkutan penumpang


(orang) dan/atau barang, yang dapat berstatus BUMN, BUMS dan Perseorangan
yang bergerak dalam bidang usaha jasa Pengangkut

Kriteria Pengangkut:
1. Perusahaan/Perseorangan Penyelenggara Usaha Jasa Angkutan
2. Menggunakan Alat Angkutan Mekanik
3. Menerbitkan Dokumen
2 PENGIRIM (CONSIGNER/SHIPPER)

Pihak yang mengikatkan diri untuk membayar biaya angkutan atas barang yang
diangkut oleh pihak pengangkut.
Jadi status pengirim adalah pemilik barang, pemilik barang biasanya juga
berfungsi sebagai penjual (eksportir). Pemilik barang dapat berstatus Badan
Hukum dapat juga Perseorangan yang menjalankan usaha jasa pengiriman.
Namun bagi eksportir WAJIB berbadan hukum.

Kriteria Pengirim:
1. Pemilik Barang yang berstatus Pihak langsung dalam perjanjian
pengangkutan
2. Membayar Biaya Angkutan
3. Pemegang Dokumen Pengangkutan
3 PENUMPANG (PASSANGER)

Penumpang adalah orang yang mengikatkan diri untuk membayar biaya


angkutan atas dirinya sendiri yang diangkut. Sebagai pihak dakan
perjanjian pengangkutan, maka Penumpang disini harus mampu
melakukan perbuatan hukum atau mampu membuat Perjanjian (Pasal
1320 BW).

Kriteria Penumpang:
1. Orang yang berstatus pihak dalam perjanjian
2. Membayar biaya angkutan
3. Pemegang dokumen Pengangkutan
4 EKSPEDITUR (CARGO FORWARDER) DAN AGEN
PERJALANAN (TRAVEL AGENT)

Ekspeditur & Agen Perjalanan digolongkan sebagai subyek hukum


Pengangkutan, karena mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
pihak Pengangkut maupun pihak Pengirim Barang (Jasa Perantara).

a KRITERI EKSPEDITUR (CARGO FORWARDER)


1. Perusahaan Perantara Pencari Pengangkutan Barang
2. Bertindak untuk dan atas nama Pengirim
3. Menerima Provisi dari Pengirim

b KRITERIA AGEN PERJALANAN (TRAVEL AGENT)

1. Perusahaan Perantara Pencari Penumpang untuk


kepentingan Pengangkut;
2. Bertindak untuk dan atas nama Pengangkut;
3. Menerima Provisi dari pihak Pengangkut;
a EKSPEDITUR (CARGO FORWARDER)

Secara khusus diatur dalam Buku I Bab V Bagian 2 Pasal 86 s.d. 90 KUHD.
Dalam Pasal 86 ayat (1) KUHD, dinyatakan bahwa ekspeditur adalah orang
yang pekerjaannya mencarikan pengangkutan barang di darat, di perairan dan
di udara, untuk kepentingan pihak pengirim.

Dilihat dari perjanjiannya dengan pihak Pengirim, ekspeditur ini


adalah tergolong dalam perjanjian pemberian kuasa yang
mengikatkan diri untuk mencarikan Pengangkut bagi
kepentingan Pengirim, sedangkan Pengirim mengikatkan diri
untuk membayar “Biaya Provisi” kepada pihak ekspeditur atas
jasanya.
b AGEN PERJALANAN (TRAVEL AGENT)

Perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa Penyimpanan Barang di dalam


Gudang di Pelabuhan, Bandara Udara, ataupun di Stasiun, selama Barang yang
bersangkutan menunggu muatan ataupun menunggu di keluarkannya dari
gudang, biasanya ini dibawah Pengawasan Pihak Pemerintah melalui “Dinas
Perhubungan – Bea & Cukai”.

Agen Perjalanan ini menjalankan Perusahaan di bidang usaha


jasa angkutan Penumpang dengan mendapat Provisi dari Pihak
Pengangkut yang diageninya, dan hubungan hukumnya adalah
pemberian kuasa keagenan.
5 PERUSAHAAN MUAT BONGKAR
(STAVEDORING)

Perusahaan yang menjalankan usaha di bidang jasa pemuatan barang ke


kendaraan angkutan (Loading), dan pembongkaran barang dari
kendaraan angkutan (Unloading).

Perusahaan ini dapat berdiri sendiri, dapat juga menjadi bagian dari
perusahaan pihak pengangkut. Apabila Perusahaan ini menjadi bagian dari
pihak Pengangkut, maka dari segi hukum kegiatan muat-bongkar menjadi
satu kesatuan dari kegiatan pihak Pengangkut, artinya segala perbuatannya
menjadi tanggung jawab pihak Pengangkut

Tetapi bila perusahaan ini berdiri sendiri, maka segala perbuatan muat-
bongkar sebagai pelaksanaan pemberian kuasa dari pihak Pengirim untuk
muat dan pemberian kuasa dari pihak Penerima dalam hal Pembongkaran.
PERUSAHAAN PERGUDANGAN
6 (WAREHOUSING)

Perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa Penyimpanan Barang di


dalam Gudang di Pelabuhan, Bandara Udara, ataupun di Stasiun, selama
Barang yang bersangkutan menunggu muatan ataupun menunggu di
keluarkannya dari gudang, biasanya ini dibawah Pengawasan Pihak
Pemerintah melalui “Dinas Perhubungan – Bea & Cukai”.
7 PENERIMA (CONSIGNEE)

Dalam perjanjian pengangkutan dikenal 2 (dua) jenis Penerima,


yaitu
a. Penerima berstatus sebagai Pengirim
b. Penerima berstatus murni sebagai Pihak Ketiga

Kriteria Penerima:
1. Perusahaan atau perseorangan yang memperoleh hak dari Pengirim
Barang
2. Dibuktikan dengan penguasaan dokumen angkutan
3. Membayar atau tanpa membayar biaya angkutan
OBYEK PENGANGKUTAN

BARANG MUATAN (CARGO)

ALAT PENGANGKUTAN

PRASARANA ANGKUTAN

BIAYA ANGKUTAN

PENUMPANG

KARENA DIA DIANGGAP SEBAGAI BARANG YANG DIANGKUT

SEBAGAI SUBYEK

KARENA DIA SEBAGAI PELAKU LANGSUNG DALAM


PERJANJIAN

Anda mungkin juga menyukai