Anda di halaman 1dari 3

Bedanya Jasa Ekspedisi, Angkutan Umum,

dan Freight Forwarding

Jasa Ekspedisi

Pemberi jasa ekspedisi menurut Pasal 86 Kitab Undang-Undang Hukum


Dagang (“KUHD”) disebut dengan ekspeditur yaitu seseorang yang tugasnya adalah
menyelenggarakan pengangkutan barang-barang dagangan dan barang-barang lain di
darat atau di perairan.

Dengan demikian, ekspeditur merupakan perantara khusus yang tugasnya adalah


mengirimkan barang dan memilihkan alat angkut yang sesuai dengan karakteristik
barang yang akan dikirim.

Hubungan hukum antara ekspeditur dengan pengirim barang adalah perjanjian


ekspedisi. Ketentuan mengenai kewajiban ekspeditur diatur dalam Pasal 86 sampai
dengan Pasal 90 KUHD, di antaranya yaitu menjamin pengiriman dengan rapi dan
secepatnya dan menanggung kerusakan atau kehilangan barang-barang sesudah
pengirimannya yang disebabkan oleh kesalahan atau keteledorannya.

Jasa Angkutan Umum

Definisi jasa angkutan umum tidak diartikan secara spesifik dalam peraturan
perundang-undangan. Namun jika dikaji lebih dalam, para pihak dalam jasa angkutan
umum adalah perusahaan angkutan umum dan penumpang atau pengirim barang.

Menurut Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan (“UU LLAJ”), pengertian perusahaan angkutan umum
adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang
dengan kendaraan bermotor umum. Sehingga jasa angkutan umum, dapat diartikan
sebagai jasa yang diberikan oleh perusahaan angkutan umum kepada pihak yang
bertujuan untuk melakukan kegiatan atau perpindahan orang/barang dari satu tempat
ke tempat yang lain dengan menggunakan alat transportasi umum/kendaraan bermotor
umum.

Perusahaan angkutan umum wajib mengangkut orang dan/ atau barang setelah
disepakati perjanjian angkutan dan/atau dilakukan pembayaran biaya angkutan oleh
penumpang dan/atau pengirim barang. Seperti halnya ekspeditur, perusahaan
angkutan umum juga wajib mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang atau
pengirim barang karena lalai dalam melaksanakan pelayanan angkutan.

Lalu, mengenai perizinannya, perusahaan angkutan umum yang menyelenggarakan


angkutan orang dan/atau barang wajib memenuhi perizinan berusaha dari pemerintah
pusat atau pemerintah daerah sesuai norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding)

Menurut Pasal 1 angka 6 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.59 Tahun


2021 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Terkait dengan Angkutan di
Perairan (“Permenhub 59/2021”), usaha jasa pengurusan transportasi (freight
forwarding) adalah kegiatan usaha yang ditujukan untuk semua kegiatan yang
diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui angkutan
darat, kereta api, laut dan/atau udara.

Usaha freight forwarding ini dapat mencakup:

a. penerimaan;
b. pengelolaan penyimpanan barang yang dilakukan di gudang tertutup maupun
gudang terbuka (lapangan penumpukan);
c. pemisahan atau sortasi;
d. pengepakan;
e. penandaan;
f. pengukuran;
g. penimbangan;
h. pengelolaan transportasi;
i. penerbitan dokumen angkutan barang melalui moda transportasi darat, laut, dan/
atau udara;
j. pengurusan penyelesaian dokumen;
k. pemesanan ruangan pengangkut;
l. pengiriman;
m. pengelolaan pendistribusian;
n. perhitungan biaya angkutan dan logistik;
o. klaim;
p. asuransi atas pengiriman barang;
q. penyelesaian tagihan dan biaya lainnya yang diperlukan;
r. penyediaan sistem informasi dan komunikasi;
s. penyediaan layanan logistik di pasar nasional dan internasional secara
konvensional dan/ atau elektronik;
t. penyediaan e-commerce, teknologi internet yang menggunakan sistem satelit
yang memungkinkan pelacakan real- time barang;
u. pengangkut kontraktual atau Non Vessel Operator Common Carrier (NVOCC);
dan
v. pengiriman dan/atau penerimaan barang khusus bawaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan jasa pengurusan transportasi melaporkan


kegiatan usaha kepada Gubernur dan Penyelenggara Pelabuhan dan/atau
Penyelenggara Bandar Udara atau Otoritas Transportasi lainnya.

Sehingga dapat dikatakan peran dari freight forwarding dalam hal ini adalah
mengerjakan tugas dan fungsi yang diberikan khusus oleh pengguna jasa untuk
terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang.

Anda mungkin juga menyukai