Anda di halaman 1dari 16

HUKUM PENGANGKUTAN

Pertemuan Ke-4
Disusun Oleh :
Yulia Hesti, SH.,MH
BAB 1
HUKUM PENGANGKUTAN NIAGA
 Pengangkutan : Kegiatan memuat penumpang, atau barang kedalam alat
pengangkut, pemindahan penumpang atau barangketempat tujuan dengan alat
pengangkut dan menurunkan penumpang atau pembongkarang barang dari alat
pengangkut ditempat tujuan yang disepakati.

 Niaga : (padanan dari istilah dagang) kegiatan menjalankan usaha dengan cara
membeli barang dan menjualnya lagi, atau menyewakan barang, atau menjual jasa
dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.

 Tujuan kegiatan usaha pengangkutan adalah : Memperoleh keuntungan dan/atau


laba,

 Tujuan kegiatan perjanjian pengangkutan adalah memperoleh hasil realisasi yang


diinginkan oleh pihak-pihak, dan

 Tujuan kegiatan pelaksanaan pengangkutan adalah memperoleh keuntungan dan


tiba dengan selamat ditempat tujuan
A. KONSEP PENGANGKUTAN
1. Pengangkutan sebagai usaha (business)
Adalah kegiatan usaha dibidang jasa pengangkutan yang
menggunakan alat pengangkut mekanik, contoh : gerbong
untuk mengangkut barang, kereta untuk mengangkut
penumpang, pesawat cargo untuk mengangkut barang dll.

Perusahaan pengangkutan meliputi kegiatan usaha bidang jasa


:
a. Pengangkutan dengan kereta api (railway)
b. Pengangkutan dengan kendaraan bermotor umum (highway)
c. Pengangkutan dengan kapal laut, kapal penyeberangan, kapal
danau, dan kapal sungai (waterway) dan
d. Pengangkutan dengan pesawat udara (airway)
LANJUTAN
2. Pengangkutan Sebagai Perjanjian (Agreement)
 Didahului oleh kesepakatan atara pihak pengangkut dan pihak
penumpang atau pengirim
 Kesepakatan berisi :
Pengangkut :
Kewajiban : mengangkut penumpang atau barang sejak ditempat
pemberangkatan sampai ketempat tujuan yang telah disepakati dengan
selamat
Hak : pemperoleh sejumlah uang jasa/uang sewa yang disebut biaya
pengangkutan.
Penumpang :
Kewajiban : membayar sejumlah uang sebagai biaya pengangkutan
Hak : memperoleh pengangkutan sampai di tempat tujuan dengan
selamat
LANJUTAN
Perjanjian pengangkutan :
a. Bersiat lisan (tidak tertulis)
Didukung oleh dokumen pengangkutan muatan/Vracht Brief (Pasal 90 KUHD)
jika berupa barang, jika penumpang berupa karcis
Surat angkutan merupakan perjanjian antara pengirim atau ekspeditur dengan
pengangkut atau nahkoda, dan memuat selain apa yang telah diperjanjikan antara
pihak-pihak baik tentang selesainya pengangkutan, penggantian kerugian
bilamana terjadi kelambatan maupun lain-lain :
1. Nama dan berat atau ukuran barang yang diangkut, beserta merk-merk dan
jumlahnya
2. Nama orang kepada siapa barang dikirim
3. Nama dan tempat kediaman pengangkut
4. Jumlah biaya angkutan
5. Tanggal pengangkutan
6. Tanda tangan pengirim/ekspeditur.
LANJUTAN
b. Bersifat tertulis (perjanjian charter/charter party), ex :
pesawat udara mengangkut jamaah haji, carter kapal untuk
mengangkut barang dagangan.
Alasan :
a. Kedua pihak ingin memperoleh kepastian mengenai
kewajiban dan hak
b. Kejelasan perincian mengenai objek, tujuan dan beban
resiko pihak-pihak
c. Kepastian mengenai kapan, dimana, dan alasan apa
perjanjian berakhir
d. Menghindari konflik pelaksanaan perjanjian akibat ketidak
jelasan meksud yang dikehendaki pihak-pihak
3. Pengangkutan Sebagai Proses Penerapan (Applying Process)
Proses/serangkaian perbuatan :
pemutan kedalam alat pengangkut dibawa oleh pengangkut
menuju ketempat tujuan yang telah ditentukan pembongkaran
atau penurunan ditempat tujuan

Pengangkutan sebagai proses merupakan sistem yang mempunyai


unsur-unsur sistem :

a. Subjek pelaku pengangkutan : pihak-pihak dalam pegangkutan


dan pihak yang berkepentingan dengan pengangkutan
b. Status pelaku pengangkutan : khususnya pengangkut selalu
berstatus perusahaan perseorangan, persekutuan atau badan hukum
c. Objek pengangkutan : yaitu alat pengangkut, muatan dan biaya
pengangkutan serta dokumen pengangkutan
d. Peristiwa pengangkutan : proses terjadi pengangkutan
dan penyelenggaraan pengangkutan serta berakhir
ditempat tujuan
e. Hubungan pengangkutan : hubungan kewajiban dan hak
antara pihak-pihak dalam pengangkutan dan mereka
yang berkepentingan dengan pengangkutan
f. Tujuan pengangkutan : tiba dengan selamat ditempat
tujuan dan peningkatan nilai guna, baik barang dagangan
maupun tenaga kerja.
B. PENGANGKUTAN NIAGA

Pengangkutan niaga adalah penggunaan alat


pengangkutan oleh penumpang atau pengirim
untuk mengangkut penumpang atau barang
ketempat tujuan yang telah disepakati dengan
pembayaran sejumlah uang sebagai biaya atau
sewa
C. PENGATURAN PENGANGKUTAN
1. Pengaturan Hukum Pengangkutan
a. UU Pengangkutan
b. Perjanjian pengangkutan
c. Konvensi Internasional tentang pengangkutan
d. Kebiasaan dalam pengangkutan kereta api, darat perairan dan penerbangan
e. Peraturan hukum (rule o law)
 Asas hukum pengangkutan : merupakan landasan filosofis yang menjadi
dasar dalam menyatakan kebenaran, keadilan dan keputusan yang diterima
oleh semua pihak (filsafat hukum)
 Norma hukum : merupakan rumusan ketentuan dalam UU,
perjanjian,konvensi internasional, dan kebiasaan (mengatur dan menjadi
pedoman prilaku atau perbuatan pihak-pihak yang berkepentingan)
 Teori hukum : serangkaian ketentuan UU/perjanjian mengenai
pengangkutan yang direkonstruksikan sehingga menggambarkan proses
kegiatan pengangkutan (penerapannya disebut praktik hukum
pengangkutan)
2. UU Pengangkutan
a. UU Perkeretaapian : UU No. 13 Tahun 1992 tentang
Perkeretaapian (lembaran negara tahun 1992 No. 47;
tambahan lembaran negara no. 3479) dicabut dan
digantikan dengan UU No. 23 Tahun 2007, yang mulai
berlaku pada tanggal 25 April 2007
Pengangkutan ini didasarkan pada perjanjian Badan
Penyelenggara pengangkutan dan penumpang atau
pemilik barang. Karcis merupakan tanda bukti telah
terjadi perjanjian pengangkutan antara pengangkut dan
penumpang/pengirim (Pasal 132 dan 141 UU No. 23
Tahun 2007)
Karcis :
Diterbitkan atas nama (on name) artinya setiap pemegang
karcis yang namanya tercantum dalam karcis itu berhak
untuk diangkut.
Surat Pengangkut barang :
Diterbitkan atas nama (on name) artinya setiap pemegang
yang namanya tercantum pada surat pengangkutan barang
adalah pemilik dan berhak untuk menerima barang tersebut.

Karcis penumpang dan surat pengangkutan barang atas


nama tidak dapat dialihkan kepada pihak lain karena ada
kaitanya dengan asuransi yang melindungi hal terjadi
musibah.
b. UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan : UU No. 14 Tahun 1992 tentang lalu
lintas dan angkutan jalan (lembaran negara Tahun 1992 No. 49) digantikan
dengan UU No. 22 Tahun 2009 (lembaran Negara tahun 2009 No. 96)
berlaku sejak tanggal 22 juni 2009

Dalam UU yang baru kendaraan bermotor : setiap kendaraan yang digerakkan


oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas
rel.

Karcis penumpang dan surat pengangkutan barang diterbitkan atas nama (on
name) agar tidak dapat dialihkan kepada pihak lain karena ada kaitannya
dengan perlindungan asuransi.

Untuk trayek tetap lintas batas negara, antar kota antar propinsi dan antar kota
dalam propinsi harus dilengkapi dengan dokumen : tiket, tanda pengenal
bagasi, dan manifest (berisi semua informasi yang berkaitan dengan barang-
barang niaga)
c. UU Pelayaran : UU No. 21 Tahun 1992 digantikan dengan
UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Pelayaran : salah satu salah satu kesatuan sistem terdiri atas
pengangkutan diperairan, pelabuhan, keselamatan dan
keamanan serta perlindungan lingkungan maritim.
Pengangkutan diperairan : kegiatan mengangkut dan/atau
memindahkan penumpang dan/atau barang dengan
menggunakan kapal.
Syahbandar : Pejabat pemerintah di pelabuhan, yang diangkat
oleh Menteri Perhubungan untuk menjalankan dan
melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan Per
Uuan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
Mahkamah pelayaran adalah Panel ahli yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan, yang
bertugas untuk melakukan pemeriksaan lanjutan kecelakaan
kapal.
Karcis penumpang dan dokumen pengangkutan diperairan
merupakan tanda bukti telah terjadi pejanjian
pengangkutan diperairan antara perusahaan
pengangkutan peraiaran dan penumpang atau pemilik
barang, dengan pembayaran biaya pengangkutan.
Dokumen pengangkutan barang pada pengangkutan
diperairan disebut konosemen (bill of lading) : surat
tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal
laut yang juga merupakan tanda bukti kepemilikan
barang dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau
perjanjian pengangkutan barang melalui laut.
a. Air Waybill (pengangkutan dengan pesawat udara)

b. Railway Consignment Note (pengangkutan


menggunakan kereta api)
d. UU Pernerbangan : UU No 15 Tahun 1992 digantikan
dengan UU No. 1 Tahun 2009 Tentang penerbangan
melalui lembaran negara Tahun 2009 Nomor 1.
Perjanjian pengangkutan udara : perjanjian antara
pengangkut dan pihak penumpang dan/atau pengirim
kargo (semua barang yang dikirim melalui urdara) untuk
mengangkut penumpang dan/atau kargo dengan pesawat
udara dengan imbalan bayaran atau dalam bentuk
imbalan jasa yang lain.
Dokumen :
a. Tiket

b. Surat muatan udara (airway bill)

Anda mungkin juga menyukai