Anda di halaman 1dari 2

Nama: Arya Andika

NPM: 2112011440

Resume Materi Hukum Pengangkutan

Pengertian Hukum Pengangkutan


Hukum pengangkutan adalah bidang hukum yang mengatur tentang peraturan dan tata cara
pengangkutan barang dan orang melalui berbagai jenis transportasi seperti darat, laut, dan udara.
Hukum pengangkutan mencakup berbagai aspek seperti hak dan kewajiban dari pengangkut,
pemilik barang, dan penumpang, serta tanggung jawab dalam hal kecelakaan, kerugian, atau
kerusakan yang terjadi selama proses pengangkutan. Hal ini termasuk ketentuan mengenai
kontrak pengangkutan, perlindungan terhadap kerugian, tata cara klaim, dan pembayaran ganti
rugi. Hukum pengangkutan sangat penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan selama
transportasi, serta menjaga keseimbangan antara kepentingan pengangkut, pemilik barang, dan
penumpan.

Dasar hukum pengangkutan


Pengangkutan menurut Undang Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

Pihak-pihak terkait dalam pengangkutan


Pihak dalam perjanjian pengangkutan. Mereka itu adalah pengangkut, pengirim, penumpang,
penerima, ekspeditur, agen perjalanan, pengusaha muat bongkar, dan pengusaha pergudangan.
Subjek hukum pengangkutan dapat berstatus badan hukum, persekutuan bukan badan hukum,
dan perseorangan.

Unsur-unsur hukum pengangkutan:


1. Ada sesuatu yang diangkut
2. Tersedianya kendaraan untuk melakukan pengangkutan
3. Ada tempat untuk dilalui oleh angkutan

Asas-asas hukum pengangkutan:


Asas hukum pengangkutan merupakan landasan filosofis yang diklasifikasikan menjadi dua
yaitu:
1. Asas yang bersifat public:
a) Asas manfaat
b) Asas usaha bersama
c) Asas adil dan merata
d) Asas seimbang
e) Asas kepentingan umum
f) Asas keterpaduan
g) Asas kesadaran hukum
h) Asas percaya pada diri sendiri
i) Asas keselamatan penumpang

2. Asas yang bersifat perdata :


a) Asas konsensualisme
b) Asas koordinatif
c) Asas campuran
d) Asas tidak ada hak retensi
e) Asas pembuktian

1) Asas Konsensualisme (concensualism) Menurut Pasal 1320 ayat (1) Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata disebutkan bahwa salah satu syarat sah perjanjian adalah terdapat kata
kesepatakan antara kedua belah pihak. Kesepatakan merupakan kesesuaian antara kehendak dan
pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak. Dalam teknis lapangnya hampir semua
perjanjian pengangkutan darat, laut dan udara dibuat secara tertulis, tetapi selalu didukung
dokumen pengangkutan
2) Asas Koordinasi Asas ini menuntut untuk menyamakan kedudukan antara pihak-pihak dalam
perjanjian pengangkutan.
3) Asas Campuran Dalam perjanjian pengangkutan terdapat campuran dari tiga jenis perjanjian,
yaitu pemberian kuasa dari pengrim kepada pengangkut, penyimpan barang dari pengirim
kepada pengangkut, dan melakukan pekerjaan pengangkutan yang diberikan oleh pengirim
kepada pengangkut.
4) Asas Tidak Ada Hak Retensi Asas ini bertujuan untuk mempermudah pengangkut dalam
menyediakan tempat penyimpanan, biaya penyimpanan, penjagaan dan perawatan barang.
5) Asas Pembuktian Dengan Dokumen Setiap pengangkutan selalu dibuktikan dengan dokumen
angkutan. Tidak ada dokumen angkutan berartti tidak ada perjanjian pengangkutan keuali jika
kebiasaan yang sudah berlaku umum, seperti : pengangkutan dengan angkutan kota (angkot),
angguna, dan lain-lain yang tanpa karcis atau tiket penumpang.

Anda mungkin juga menyukai