Anda di halaman 1dari 19

HUKUM PENGANGKUTAN

Oleh
Surajiman
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS HUKUM
2018/2019
A. PENDAHULUAN
• 1. Pengertian Pengangkutan
• Banyak para sarjana berpendapat ttg
pengertian (definisi) pengangkutan. Pendapat
tsb tentunya didasarkan atas sudut pandangan
masing2.
• Supaya bisa memahami secara lengkap dan
komprehensif, ada baiknya di sini dikemukakan
aspek-aspek apa saja yg ada dalam
pengangkutan tersebut.
• Pengangkutan, pada dasarnya terdapat 3
aspek, yaitu:
• (1). pengangkutan sebagai usaha (business);
• (2). pengangkutan sebagai perjanjian
(agreement); dan
• (3). pengangkutan sebagai proses penerapan
kegiatan (apply process).
• Pengangkutan sebagai Usaha (Business)
• Pengangkutan sbg usaha bisnis adalah kegiatan usaha di bidang
jasa pengangkutan dgn menggunakan alat pengangkutan
mekanik.
• Contohnya: gerbong KA, truk, pesawat kargo, dan kapal kargo
yg digunakan untuk mengangkut barang. Sedangkan Kereta
Penumpang, Bus, Pesawat Penumpang, dan Kapal Penumpang
untuk mengangkut penumpang.
• Kesemua alat mekanik di atas digunakan sebagai alat untuk
kegiatan usaha di bidang pengangkutan penumpang atau
pengangkutan barang guna memperoleh keutungan atau laba.
• Pengangkutan sebagai Perjanjian (Agreement)
• Pengangkutan sbg perjanjian didahului dengan kesepakatan pihak
pengangkut dan pihak penumpang atau pengirim.
• Kesepakatan tersebut berisi hak dan kewajiban pengangkut dan
penumpang atau pengirim.
• Pengangkut wajib mengangkut penumpang atau barang sejak di
tempat pemberangkatan sampai ke tempat tujuan yang telah disepakati
dengan selamat. Sebagai imbalan, pengangkut berhak memperoleh
sejumlah uang jasa atau uang sewa yang disebut biaya pengangkutan.
• Sedangkan kewajiban penumpang atau pengirim adalah membayar
sejumlah uang sebagai biaya pengangkutan dan memperoleh hak atas
pengangkutan sampai di tempat tujuan dengan selamat.
• Perjanjian pengangkutan pada dasarnya
dilakukan secara tidak tertulis (lisan), sebagai
alat buktinya ia didukung dengan dokumen
pengangkuta. Begitupun perjanjian
pengangkutan dapat dibuat secara tertulis yg
disebut dengan chater party.
• Pengangkutan sebagai Proses Penerapan (Applying
Process)
• Pengangkutan sebagai proses terdiri atas
serangkaian perbuatan mulai dari, pemuatan ke
dalam alat pengangkutan, kemudian dibawa oleh
pengangkut menuju ke tempat tujuan yang telah
ditentukan,dan pembongkaran atau penurunan di
tempat tujuan. Pengangkutan sebagai proses
merupakan sistem yang mempunyai unsur unsur
sistem, yaitu:
• (i). Subjek pelaku pengangkutan: Yaitu pihak pihak dalam pengangkutan
dan pihak yang berkepentingan dengan pengangkutan;
• (ii). Status pelaku pengangkutan: Khususnya pengangkut selalu berstatus
perusahaan perseorangan, persekutuan, atau badan hukum.
• (iii). Objek pengangkutan: Yaitu alat pengangkutan, muatan, dan biaya
pengangkutan, serta dokumen pengangkutan.
• (iv). Peristiwa pengangkutan: Yaitu proses terjadi pengangkutan dan
penyelanggaraan pengangkutan serta berakhir di tempat tujuan.
• (v). Hubungan pengangkutan: Yaitu hubungan kewajiban dan hak antara
pihak pihak dalam pengangkutan dan mereka yang berkepentingan
dengan pengangkutan
• (vii). Tujuan pengangkutan: Yaitu tiba dengan selamat di tempat tujuan
dan peningkatan nilai guna, baik barang dagangan maupun tenaga kerja.
• Berdasarkan konsep pengertian pengangkutan
beserta aspek-aspeknya, jika Sdr membaca
pengertian atau definisi dari pengangkutan yg
ditulis oleh para sarjana, maka Sdr dapat
merasakan dari sudut mana pengertian
pengangkutan tersebut dirumuskan.
• 2. Ruang Lingkup Hukum Pengangkutan
• Hukum pengangkutan yang dibahas dalam
matakuliah ini berada pada lingkup Hukum
Keperdataan (Hukum Bisnis), yaitu hukum
pengangkutan yg mengatur hubungan hukum
para pihak, tidak membahas hukum publiknya.
Kalaupun ada pembahasan bidang hukum
administrasinya maka sifatnya adalah minor,
bukan utama.
• 3. Pengaturan Pengangkutan
• Peraturan hukum pengangkutan adalah keseluruhan
peraturan hukum yang mengatur tentang jasa pengangkutan.
• Istilah peraturan hukum (rule of law) dalam definisi ini
meliputi semua ketentuan:
• (i). Undang undang pengangkutan;
• (ii). Pengangkutan;
• (iii). Konvensi internasional tentang pengangkutan;
• (iv). Kebiasaan dalam pengangkutan kereta api,darat,perairan,
dan penerbangan.
• Peraturan hukum tersebut meliputi juga : asas hukum, norma
hukum, teori hukum, dan praktik hukum pengangkutan.
• Asas hukum pengangkutan merupakan landasan filosofis
(fundamental norm) yang menjadi dasar ketentuan2
pengangkutan yang menyatakan kebenaran, keadilan, dan
kepatutan, seklaigus menjadi tujuan yang diharapkan oleh
semua pihak.
• Asas tersebut dijelmakan dalam bentuk ketentuan ketentuan
(rules) yang mengatur pengangkutan. Asas hukum sebagai
landasan filosofis ini digolongkan sebagai filsafat hukum (legal
philosofis) mengenai pengangkutan.
• Norma hukum pengangkutan merupakan rumusan
ketentuan-ketentuan dalam undang-undang,
perjanjian, konvensi internasional dan kebiasaan
yang mengatur tentang pengangkutan.
• Norma hukum pengangkutan berfungsi menjadi
pedoman perilaku atau perbuatan pihak pihak yang
berkepentingan dalam pengangkutan untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki yaitu tiba di
tujuan dengan selamat, aman, bermanfaat, nilai
guna meningkat dan menguntungkan semua pihak.
• Teori hukum pengangkutan adalah kajian
pengangkutan yang bertujuan untuk memperoleh
manfaat yang sama berguna bagi masyarakat dalam
mewujudkan kesejahteraan. Objek kajian
pengembangan tersebut meliputi ketentuan hukum
pengangkutan dan pengalaman nyata pihak yang
berkepentingan dengan pengangkutan. Melalui
perkajian tersebut akan diperoleh penemuan dan
pemahaman baru mengenai pengangkutan.
• Teori hukum pengangkutan merupakan serangkaian
ketentuan undang-undang atau perjanjian mengenai
pengangkutan yang dikonstuksikan sedemikian rupa
sehingga menggambarkan proses kegiatan
pengangkutan.
• Teori hukum pengangkutan menggambarkan secara
jelas konstruksi ketentuan undang-undang atau
perjanjian bagaimana seharusnya para pihak
berbuat sehingga sehingga tujuan pengangkutan itu
tercapai.
• Teori hukum pengangkutan merupakan serangkaian
ketentuan undang-undang atau perjanjian
mengenai pengangkutan yang dikonstuksikan
sedemikian rupa sehingga menggambarkan proses
kegiatan pengangkutan. Teori hukum pengangkutan
menggambarkan secara jelas konstruksi ketentuan
undang-undang atau perjanjian bagaimana
seharusnya para pihak berbuat sehingga sehingga
tujuan pengangkutan itu tercapai.
• Apabila teori hukum pengangkutan ini diterapkan pada
pengangkutan, maka penerapannya disebut praktik hukum
pengangkutan.
• Praktik hukum pengangkutan merupakan rangkaian peristiwa
mengenai pengangkutan. Rangkaian peristiwa tersebut
merupakan proses kegiatan mulai dari pemuatan ke dalam alat
pengangkut, pemindahan ke tempat tujuan/pembongkaran di
tempat tujuan proses rangkaian perbuatan ini dapat diamati
secara nyata pada tiap pelaksanaan pengangkutan. Dengan kata
lain teori hukum pengangkutan hanyalah mempunyai nilai guna
jika dilakukan melalui setiap pengangkutan yaitu kereta,
perairan dan udara.
• Praktik hukum pengangkutan adalah serangkaian
perbuatan nyata yang masih berlangsung atau
perbuatan yang sudah selesai dilakukan seperti
keputusan hakim atau yurisprudensi, dokumen barang.
• Praktik hukum pengangkutan menyatakan secara empiris
peristiwa perbuatan pihak-pihak sehingga tujuan
pengangkutan itu tercapai, dan ada pula yang tidak
tercapai. Tidak tercapainya tujuan karena terjadi
wanprestasi salah satu pihak atau karena keadaan
memaksa

Anda mungkin juga menyukai