Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN IX

MATA KULIAH HUKUM TATA RUANG

DETAIL TATA RUANG

OLEH : ADI PURNOMO SANTOSO, S.H., M.H.

RENCANA PEMBELAJARAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NASIONAL

2019
RENCANA DETIL TATA RUANG (RDTR)

Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) adalah rencana secara


terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi
dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. Ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2010 Pasal 59 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
menetapkan bahwa setiap RTRW kabupaten/kota harus menentukan
bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR nya.
Pertimbangan penetapan kawasan yang akan disusun RDTR harus
merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota.
Kawasan strategis kabupaten kota dapat disusun rencana detilnya apabila
merupakan kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau akan
direncanakan menjadi kawasan perkotaan. RDTR merupakan rencana
yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran
kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar
kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang
harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan
fungsional tersebut.
RDTR berfungsi sebagai kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten/kota berdasarkan RTRW, acuan untuk kegiatan pemanfaatan
ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam
RTRW, acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, acuan bagi
penerbitan izin pemanfaatan ruang, dan acuan dalam penyusunan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

PERENCANAAN TATA RUANG


Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan
rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata
ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan
muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang. Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai
strategis kawasan dan atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi
yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan.
Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai operasionalisasi
rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang
persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan
disusun untuk setiap blok atau zona peruntukan yang penetapan zonanya
dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci
tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang
sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum
tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui
perizinan pemanfaatan ruang. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan
sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan
ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan
ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin
maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi
pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.

AZAS DAN TUJUAN


 Azas
Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang
diselenggarakan berdasarkan asas:
a. Keterpaduan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan
mengitegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor,
lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.
b. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, maksudnya penataan
ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur
ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dan
lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar
daerah dan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.
c. Keberlanjutan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan
menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung (kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan yang berlangsung
padanya secara wajar, yang berimplikasi dengan kerusakan lingkungan
hidup) dan daya tampung (menyangkut kemampuan lingkungan hidup
untuk menyerap zat dan benda lainnya yang masuk pada badan
lingkungan hidup tersebut, dan berimplikasi dengan pencemaran
lingkungang hidup) lingkungan hidup dengan memerhatikan
kepentingan generasi mendatang.
d. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, maksudnya penataan ruang
diselenggrakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber
daya (SDA) yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya
tata ruang yang berkulitas.
e. Keterbukaan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan
memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.
f. kebersamaan dan kemitraan, maksudnya penataan ruang
diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
g. Perlindungan kepentingan umum, maksudnya penataan ruang
diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
h. kepastian hukum dan keadilan, maksudnya penataan runag
diselenggarakan dengan berlandaskan hukum atau ketentuan peraturan
perundang-rundangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak
dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian
hukum.
i. Akuntabilitas, maksudny penataan ruang dapat dipertanggungkan
jawabkan, baik prossnya , pembiayaannya, maupun hasilnya.

 Tujuan
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, yaitu :
a. Mewujudkan wilayah nasional yang aman, maksudnya situasi
masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan
terlindungi dari berbagai ancaman.
b. Mewujudkan wilayah nasional yang nyaman, yakni suatu keadaan
masyarakat dapat mengartikulasikan (berperan mewujudkan atau
mengaktualisasikan sesuatu dalam kehidupannya secara nyta) nilai
sosial budaya dan fungsinya dalam suasana yang tenang dan damai.
c. Mewujudkan wilayah nasional yang produktif, maksudnya proses
produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu
memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat,
sekaligus meningkatkan daya saing.
d. Mewujudkan wilayah nasional yang berkelanjutan, maksudnya kondisi
kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat
ditingkatkan, termasuk pula antisipasi untuk mengembangkan orientasi
ekonomi kawasan setelah habisnya SDA tak terbarukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://p4w.ipb.ac.id/kerjasama/penyusunan-rencana-detil-tata-ruang-rdtr-
kabupaten-pandeglang/

https://dokumen.tips/documents/makalah-hukum-tata-ruangdocx.html

http://p4w.ipb.ac.id/kerjasama/penyusunan-rencana-detil-tata-ruang-rdtr-
kabupaten-pandeglang/

https://hukumpress.blogspot.com/2016/09/makalah-perencanaan-
pembangunan-tata.html

https://ekkydarmawan1.wordpress.com/2014/10/22/izin-mendirikan-
bangunan/

Anda mungkin juga menyukai