Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Hukum Bisnis

OLEH
TENRI ABENG
02220190281
Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam Transportasi

PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN TRANSPORTASI
Transportasi adalah suatu hasil karya yang dapat digunakan manusia dalam melakukan
aktivitasnya baik itu pekerjaan atau hiburan. Transportasi sangat dikenal jelas oleh semua lapisan
masyarakat
2. JENIS-JENIS TRANSPORTASI
Transportasi mempunyai banyak jenis mulai dari transportasi darat, laut, dan udara. Contoh : A.
Transportasi Darat Transportsi darat yaitu suatu alat yang fungsinya mengangkut dan
mempermudah aktivitas manusia yang hanya dapat digunakan di darat. Menurut kepemilikannya
dan daya tampungnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Pribadi, yaitu hanya dipergunakan hanya untuk keperluan pribadi seseorang. Contohnya,
Sepeda motor, dan Mobi
2. Umum, yaitu dipergunakan dan dinikmati oleh semua orang. Contohnya, becak, bajai, angkot,
bus, kereta api dan lain-lain. B. Transportasi Laut Transportsi laut yaitu suatu alat yang fungsinya
mengangkut dan mempermudah aktivitas manusia yang hanya dapat digunakan diperairan. Pada
umumnya transportasi ini kebanyakan untuk keperluan banyak orang. Contohya, Kapal Laut,
kapal selam dan lain sebagainya. C. Transportasi Udara Transportsi udara yaitu suatu alat yang
fungsinya mengangkut dan mempermudah aktivitas manusia yang hanya dapat digunakan di
udara. Dibandingkan dengan tranportasi yang lain, transportasi inilah transportasi tercepat dan
pada umumnya dipergunakaan dan dinikmati banyak orang. Contohnya adalah pesawat terbang,
Helikopter dan lain sebagainya
3. KEGUNAAN DAN PERAN TRANSPORTASI Adapun kegunaan transportasi adalah untuk
membantu kita agar dapat menjangkau daerah yang jauh maupun dekat dalam waktu yang
singkat dan tenaga yang lebih sedikit. Sedangkan peran transportasi dalam kehidupan manusia
sangat penting demi memenuhi kebutuhan. Kemajuan transportasi disuatu negara sekarang
merupakan salah satu faktor tolak ukur kemajuan ekonomi suatu negara dikarenakan peran
transportasi yang sangat penting dalam ekonomi maupun sektor lainnya.
4. TRANSPORTASI DALAM PEREKONOMIAN Sebagaimana kegunaan dan peran transportasi yang
diuraikan di atas salah satu perannya adalah dalam bidang perekonomian. Dalam pemenuhan
kebutuhan transportasi sangat berperan penting seperti dalam pengangkutan barang faktor
produksi dari penyedia faktor produksi untuk diolah menjadi sebuah barang produksi, kemudian
barang produksi itu diangkut untuk dipasarkan, dan aktivitas lain yang berhubungan dengan
kegiatan perekonomian, baik itu Rumah tangga Konsumen, Rumah Tangga Perusahaan/produsen,
Rumah tangga pemerintah dan Rumah tangga luar negeri. Kemajuan transportasi disuatu negara
biasanya mencerminkan kemajuan perekonomian suatu negara atau bisa dikatakan sangat
berkaitan erat.
PERMASALAHAN TRANSPORTASI Adapun permasalahan yang sering terjadi dalam kegiatan
transportasi antara lain:
1. Polusi Udara
2. Polusi Suara
3. Polusi Getaran
4. Sarana dan prasarana yang memperihatinkan
5. Kemacetan
6. Pelanggaran Hukum

3. PENGERTIAN HUKUM PIDANA DAN PERDATA Hukum pidana adalah hukum yang mengatur
tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum , perbuatan mana
di ancam dengan hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan.Hukum pidana
adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan yang merugikan kepentingan
umum.Asas berlakunya hukum pidana adalah asas legaliatas pasal 1(1) KUHP Hukum perdata ialah
aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang terhadap orang lain yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan masyarakat maupun pergaulan
keluarga. Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu hukum perdata material dan hukum
perdata formal. Hukum perdata material mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap
subjek hukum. Hukum perdata formal mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan
haknya apabila dilanggar oleh orang lain. 7. CONTOH KASUS PERDATA DAN PIDANASERTA
SOLUSINYA Adapun kasus pidana dan perdata yang berkaitan dengan transportasi adalah sebagai
berikut : “Andri menggunakan jasa pengangkut udara, tetapi jasa pengangkut udara tersebut tidak
merealisasikan apa yang dijanjikan sesuai kuitansi yang diberikan kepada Andri. Padahal kuitansi
tersebut sudah

ditandatangani oleh atasannya. Yang dijanjikan perusahaan tersebut adalah perusahaan berjanji
untuk memberikan ganti rugi atas keterlambatan penerbangan.” Adapun solusinya adalah sebagai
berikut : Definisi keterlambatan dalam penerbangan dapat kita temukan dalam Pasal 1 Angka 13
Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan(“UU Penerbangan”) yang berbunyi:
“Keterlambatan adalah terjadinya perbedaan waktu antara waktu keberangkatan atau
kedatangan yang dijadwalkan dengan realisasi waktu keberangkatan atau kedatangan.”
Keterlambatan angkutan udara merupakan salah satu kerugian yang diderita oleh penumpang
yang wajib menjadi tanggung jawab pengangkut (badan usaha yang melakukan kegiatan angkutan
udara) yang mengoperasikan pesawat udara. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 huruf e
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM.77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut
Angkutan Udara sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia No. PM.92 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan No.
PM 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara(“Permenhub
77/2011”). Kewajiban pengangkut untuk bertanggung jawab atas kerugian karena keterlambatan
juga disebut dalam Pasal 146 UU Penerbangan yang berbunyi: “Pengangkut bertanggung jawab
atas kerugian yang diderita karena keterlambatan pada angkutan penumpang, bagasi, atau kargo,
kecuali apabila pengangkut dapat membuktikan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh
faktor cuaca dan teknis operasional.” Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kuitansi adalah
surat bukti penerimaan uang. Akan tetapi dalam kasus ini perusahaan

pengangkut belum merealisasikan penyerahan sejumlah ganti rugi tersebut sebagaimana


diperjanjikan dalam kuitansi. Persetujuan sudah cukup membuktikan bahwa telah terjadi hubungan
keperdataan, dimana suatu perikatan telah timbul yang diakibatkan suatu perbuatan hukum
(rechtshandeling) antara satu orang atau lebih sebagaimana diatur dalam Pasal 1313 dan Pasal 1314
Kitab Undang- Undang Hukum Perdata(“KUH Perdata”). Perjanjian yang dibuat secara lisan/tidak
tertulis pun tetap mengikat para pihak, dan tidak menghilangkan hak dan kewajiban dari pihak yang
bersepakat. Jadi, jika perusahaan jasa pengangkut udara berjanji memberikan ganti rugi kepada Andri,
maka dalam hal ini telah tercipta suatu kesepakatan/persetujuan. Dalam hal perusahaan jasa
pengangkut udara tidak merealisasikan ganti rugi yang dijanjikan, perusahaan tersebut telah
melakukan wanprestasi atau cedera janji (Pasal 1243 KUH Perdata). Langkah hukum yang dapat Andri
lakukan adalah menggugat perusahaan tersebut atas dasar wanprestasi, dengan sebelumnya
melakukan somasi kepada perusahaan jasa pengangkut udara tersebut (Pasal 1238 KUH Perdata).
Wanprestasi ini dapat berupa: (i) tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan; (ii) melaksanakan yang
diperjanjikan tapi tidak sebagaimana mestinya; (iii) melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi
terlambat; atau (iv) melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Pihak yang
merasa dirugikan akibat adanya wanprestasi bisa menuntut pemenuhan perjanjian, pembatalan
perjanjian atau meminta ganti kerugian pada pihak yang melakukan wanprestasi. Ganti kerugiannya
bisa meliputi biaya yang nyata-nyata telah dikeluarkan, kerugian yang timbul sebagai akibat adanya
wanprestasi tersebut, serta bunga. 7
KESIMPULAN

Transportasi merupakan urat nadi perkembangan perekonomian nasional karena dengan adanya
transportasi segala aktivitas bisa berjalan dengan lancar. Kemajuan transportasi mencarminkan
perkembangan perekonomian pada suatu kawasan Transportasi juga tidak luput dari permasalahan-
permasalahan, mulai dari, polusi udara, polusi suara, polusi getaran, kemacetan sarana dan prasarana
yang buruk, kecelakaan lalu-lintas, serta kriminal dan permasalahan lainnya. Berbagai masalah yang
menyangkut transportasi bisa kategorikan dalam pelanggaran hukum perdata dan pidana, yang
penyelesaiannya dilakukan menurut hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai